Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.8243

Key Financial Metrics Drive Company Value in Indonesia's Retail Sector


Metrik Keuangan Utama Mendorong Nilai Perusahaan di Sektor Ritel Indonesia

Unniversitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Company value financial metrics retail industry asset turnover profitability

Abstract

This study investigates the influence of key financial metrics on the value of retail companies in the Indonesian service industry from 2019-2020. Using multiple linear regression analysis on data from 18 companies, the research finds that Total Asset Turnover, Net Profit Margin, and Equity Multiplier positively impact company value, while Return on Investment and Return on Equity do not. These findings suggest that improving asset utilization, profitability margins, and equity leverage can enhance company value, providing valuable insights for company management and investors.

Highlights:

1. Total Asset Turnover, Net Profit Margin, and Equity Multiplier increase company value.
2. Return on Investment and Return on Equity don't significantly affect value.
3. Improve asset utilization, profitability margins, and equity leverage to enhance value.

Keywords: Company value, financial metrics, retail industry, asset turnover, profitability

Pendahuluan

Pada Era Perdagangan di Indonesia saat ini mengalami kondisi perkembangan yang mengharuskan mereka beroperasi secara efisien dan efektif sebagai upaya atas peningkatan kondisi perusahaan menghasilkan keuntungan. Di dalam kesuksesan tercapainya persetujuan Maka terdapat peran manajer yang dituntut dalam mengelola asset perusahaan untuk meraih laba yang tinggi akan menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan sejenis. Direktur harus menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mendorong Perusahaan berkembang serta perusahaan dapat tercapai suatu tujuan secara khusus pada industri eceran dalam industri jasa [1]. Seiring berkembangnya jaman, perusahaan memunculkan inovasi-inovasi baru dalam meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan perdagangan eceran dalam industri jasa. Tapi pada kenyataanya era saat ini, khususnya pada perusahaan eceran mengalami persaingan yang sangat ketat terutama pada penjualan secara online.

Pada saat ini perusahaan eceran memodifikasi dan memberikan perubahan dan inovasi dengan cara mudah, yang dapat dijangkau oleh semua masyarakat khususnya Indonesia dalam membeli suatu kebutuhan pada perusahaan eceran sehingga pelaku dalam perusahaan Mampu memberikan kekayaan atau keuntungan secara maksimal khususnya bagi para pemilik saham sehingga memaksimalkan nilai pasar dan meningkatkan keuntungan dapat terwujud atas nilai saham yang berkaitan. Nilai merupakan suatu keinginan jika memiliki sifat yang positif dan dapat diartikan dapat memberikan keuntungan sehingga pihak yang berkepentingan memperoleh kemudahan bagi seluruh rakyatk yang berkaitan dengan memaksimalkan nilai-nilai tersebut [2]. Peran investor tersebut dapat berdampak pada perkembangan dan pertumbuhannya perusahaan tetapi harus diketahui bahwa investor tidak secara keseluruhan memiliki minat untuk memberikan investasi ke dalam suatu perusahaan hal ini dikarenakan investor menilai beberapa aspek sebelum memutuskan melakukan investasi di dalam suatu perusahaan.

Nilai perusahaan tersebut sebagai kekuatan yang terdapat pada organisasi yang menggambarkan kondisi perusahaan bagi pihak eksternal misalnya bagi calon investor, pengamat ekonomi, masyarakat umum serta pemangku kepentingan lainnya [3]. Nilai perusahaan memberikan gambaran keadaan yang sesungguhnya terjadi di dalam suatu perusahaan di mana salah satu aspek yang dinilai ialah harga saham yang tentunya diberlakukan secara umum bagi perusahaan yang terdaftar di pasar terbuka. Dimana dapat diartikan, semakin tinggi nilai pada perusahaan tersebut, maka semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan harga yang akah dibayar oleh calon pembeli jika suatu peruusahaan dijual. Dimana faktor yang sangat mempengaruhi nilai perusahaan adalah saham, kapasitas perusahaan di dalam memperoleh keuntungan kebijakan dividen, skala perusahaan, kebijakan hutang serta pertumbuhan organisasi.

Suatu metode yang dilaksanakan agar dapat menganalisa kinerja nilai perusahaan ialah analisa berdasarkan rasio keuangan untuk membantu dalam mengukur keberhasilan perusahaan dan dapat menilai baik buruknya keputusan keuangan yang diambil [3]. Rasio keuangan merupakan suatu cara analisis data dengan cara melakukan perhitungan mendasar pada teknik kuantitatif yang bertujuan agar dapat menilai kinerja perusahaan berdasarkan keuangan berdasarkan hitungan laba rugi dan neraca yang terdapat di dalam perusahaan. Secara dasar hasil keuangan tersebut dihitung dengan cara melakukan pengukuran atas kinerja di dalam perusahaan dengan menggunakan data transaksi keuangan seperti, laporan laba rugi, neraca keuangan, laporan arus kas, dan laporan lainnya. Penelitian terdahulu perpendapat, nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh Total Asset Turnover (TATO), Return On Investment (ROI), Equity Multiplier, dan Return On Equity (ROE).

Di dalam riset ini sampel yang diukur oleh peneliti adalah pada perusahaan industri ritel hal ini karena industri ritel memunculkan perilaku pembelian saat ini berbeda-beda permasalahan yang terjadi adalah munculnya pembelian secara online bagi konsumen hal ini tentunya akan berpengaruh secara tidak langsung bagi perusahaan ritel tersebut sehingga perusahaan harus mengikuti trend yang terjadi di lapangan untuk mengikuti perilaku pembelian konsumen tersebut akan tetapi juga banyak perusahaan ritel yang menutup usahanya karena tidak mampu mengikuti perkembangan perilaku konsumen yang terjadi [1]. Permasalahan yang sedang terjadi saat ini perusahaan industri ritel dapat berdampak atas kinerja perusahaan ritel satu dengan yang lainnya umumnya pada penjualan hasil produk-produk manufaktur sehingga hal ini akan memerlukan respon positif supaya perusahaan ritel dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi sehingga di dalam penjualannya perusahaan selalu dapat mengelola sumber daya yang efisien dan efektif di dalam setiap aktivitasnya [1].

Total Asset Turnover (TATO) sebagai pengukuran kapasitas perusahaan untuk memperoleh penjualan yang diukur dengan aktiva yang terdapat di dalam perusahaan. Jika ditunjukkan di dalam rasio ini semakin baik maka perusahaan dapat mengelola asetnya secara efektif [4]. Research gap yang terdapat di pada riset ini sesuai dengan hasil riset yang diperoleh untuk membandingkan hasil riset berkaitan dengan Total Asset Turnover (TATO) adalah ditunjukkan oleh hasil penelitian oleh [5], menunjukkan hasil riset bahwa Total Asset Turnover (TATO) tidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan kemudian hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh hasil penelitian dari Adita, (2018) menujukkan hasil yang berbeda yaitu Total Asset Turnover (TATO) mampu mempengaruhi nilai perusahaan, berkaitan dengan hasil yang berbeda tersebut maka menjadi sumber ketertarikan bagi penelitian sekarang untuk dijadikan penelitian ulang mengenai Total Asset Turnover pada nilai perusahaan.

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi. [3] NPM juga diartikan sebagai perbandingan laba bersih dengan penjualan, semakin besar rasio ini, semakin baik dikarenakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dalam penjualan yang cukup tinggi dan menekan biaya-biaya dalam perusahaan [6]. Research gap yang terdapat di dalam penelitian ini sesuai dengan hasil riset yang di dapatkan untuk membandingkan hasil penelitian berkaitan dengan Net Profit Margin (NPM) adalah ditunjukkan oleh hasil penelitian oleh [5], menunjukkan hasil riset bahwa Net Profit Margin (NPM) mampu mempengaruhi nilai perusahaan kemudian hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh hasil penelitian dari [7] menujukkan hasil yang berbeda yaitu Net Profit Margin (NPM) tidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan, berkaitan dengan hasil yang berbeda tersebut maka menjadi sumber ketertarikan bagi penelitian sekarang untuk dijadikan penelitian ulang mengenai Net Profit Margin (NPM) terhadap nilai perusahaan.

Return On Investment (ROI) dalam analisis keuangan yaitu sebagai suatu analisa finansial yang sifatnya dapat mengukur secara keseluruhan, rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang dipakai sebagai pengukuran kapasitas organisasi untuk menginvestasikan aset yang dipakai secara keseluruhan di dalam memperoleh keuntungan operasional [8]. Research gap yang terdapat di dalam penelitian ini sesuai dengan hasil riset yang di dapatkan untuk membandingkan hasil penelitian berkaitan dengan Return On Investment (ROI) adalah ditunjukkan oleh hasil penelitian oleh [9], menunjukkan hasil riset bahwa Return On Investment (ROI) tidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan kemudian hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh hasil penelitian dari [10] menujukkan hasil yang berbeda yaitu Return On Investment (ROI) mampu mempengaruhi nilai perusahaan, berkaitan dengan hasil yang berbeda tersebut maka menjadi sumber ketertarikan bagi penelitian sekarang untuk dijadikan penelitian ulang mengenai Return On Investment (ROI)) terhadap nilai perusahaan.

Equity Multiplier atau Asset Leverage merupakan sebuah kajian bagaimana perusahaan menggunakan utang untuk pembiayaan asset Equity Multiplier merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan total aktiva dengan total modal sendiri [11]. Research gap yang terdapat di dalam penelitian ini sesuai dengan hasil riset yang di dapatkan untuk membandingkan hasil penelitian berkaitan dengan Equity Multiplier adalah ditunjukkan oleh hasil penelitian oleh [12], menunjukkan hasil riset bahwa Equity Multiplier tidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan kemudian hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh hasil penelitian dari [13] menujukkan hasil yang berbeda yaitu Equity Multiplier mampu mempengaruhi nilai perusahaan, berkaitan dengan hasil yang berbeda tersebut maka menjadi sumber ketertarikan bagi penelitian sekarang untuk dijadikan penelitian ulang mengenai Equity Multiplier terhadap nilai perusahaan

Return On Equity (ROE) umumnya dihitung menggunakan kinerja berdasarkan akuntansi dan dihitung sebagai laba bersih perusahaan dibagi dengan ekuitas pemegang saham. Dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan pengembalian atas ekuitas saham biasa yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham. Research gap yang terdapat di dalam penelitian ini sesuai dengan hasil riset yang di dapatkan untuk membandingkan hasil penelitian berkaitan dengan Return On Equity (ROE) adalah ditunjukkan oleh hasil penelitian oleh [12], menunjukkan hasil riset bahwa Return On Equity (ROE) tidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan kemudian hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh hasil penelitian dari [14] menujukkan hasil yang berbeda yaitu Return On Equity (ROE) mampu mempengaruhi nilai perusahaan, berkaitan dengan hasil yang berbeda tersebut maka menjadi sumber ketertarikan bagi penelitian sekarang untuk dijadikan penelitian ulang mengenai Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan

Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Menurut [15] nilai perusahaan sebagai harga yang bersedia di bayar Bagi pembeli jika perusahaan tersebut menjual seluruh asetnya apabila perusahaan memiliki nilai yang semakin tinggi maka semakin tinggi juga nilai kemakmuran yang dimiliki oleh pemilik perusahaan. [16] memberikan penjelasan yakni enterprise value atau seringkali dikenal dengan nilai perusahaan adalah Memberikan gambaran di dalam menilai perusahaan bagi pasar saham secara menyeluruh. Nilai perusahaan diukur menggunakan Tobin’s Q karena setidaknya mampu memberi gambaran mengenai aspek fundamental perusahaan dan pandangan pasar terhadap perusahaan (sejauh mana pihak luar termasuk investor memberi penilaian terhadap perusahaan).

Dalam penelitiannya menghasilkan bahwa Total Asset Turnover (TATO) secara pasial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham (HS). Dan Return On Equity Du Pont (ROE-DP) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham (HS) [9]. Variabel Net Profit Margin (NPM), Return Of Asset, dan Debt to Equity ratio berpengaruh positif dn signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Total Asset Turn Over dan Earning per share tidak berpengaruh terhadap Price to Book Velue pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek periode 2010-2016 [5]. Berdasarkan hasil pengujian nilai signifikan disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap return Saham, dimungkinkan karena beberapa faktor kondisi perekonomian dalam periode 2007-2008 terjadi krisis global (Sunardi, Harjono 2010). Berdasarkan uraian diatas, peneliti menganalisis Total Assets Turn Over, Net Profit Margin, Return On Investment, Equity Multiplier, Return On Equity yang masih terdapat inkonsistensi hasilnya dari satu peneliti kepeneliti lainnya dan ingin menjelaskan lebih lanjut mengenai, “Pengaruh Total Assets Turn Over, Net Profit Margin, Return On Investment, Equity Multiplier, Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Sub Sektor Perusahaan Perdagangan Eceran dalam Industri Jasa yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2019-2020)

Metode

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian yang diteliti ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2017). Maka dari penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Return On Invesstment, Equity Multiplier, Return On Equity sebagai variabel independen dan Nilai Perusahaan sebagai variabel dependen.

B. Lokasi Penelitian

Peneliti tidak secara langsung dalam melakukan penelitian pada perusahaan terkait karena data yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses secara resmi pada galeri Bursa Efek Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

C. Indikator Variabel

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen atau Variabel terikat yang dalam penelitian ini disebut dengan variabel Y adalah suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Nilai perusahaan.

Rumus yang digunakan sebagai berikut [17]:

Dimana;

Tobin’s Q = Nilai perusahaan

EMV= Nilai pasar ekuitas

EBV= Nilai buku dari total ekuitas

D= Total hutang

EMV (Equity Market Value) didapatkan dari jumlah perkalian jumlah saham yang beredar dan harga saham penutupan yang terjadi pada akhir periode rumus yang dapat diambil ialah:

EBV (Equity Book Value) didapatkan dari total selisih kewajiban dan aktiva perusahaan perhitungan rumus dapat dilakukan dengan:

2. Variabel Independen (X)

Variabel Independen atau variabel bebas pada penelitian ini disebut dengan variabel X yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab utama timbulnya variabel dependen [18] dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah:a. Total Asset Turnover (TATO)

Total Asset Turnover rasio ini mempunyai pengertian yaitu sebagai rasio yang dipakai untuk melakukan analisis seluruh aset yang berputar yang ada di dalam perusahaan dan pengukuran total penjualan yang didapatkan dari setiap rupiah aset perusahaan [3].

b. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin dalam penelitian ini berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah dipotong dengan biaya dan pajak [19].

c. Return On Investmen (ROI)

Return On Investmen adalah rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi [3].

d. Equity Multiplier

Equity Multiplier mengukur rasio asset perusahaan yang dimiliki pemegang saham, dan juga untuk mengukur berapa banyak ekuitas yang digunakan dalam sumber pembiayaan [13].

e. Return On Equity

Return On Equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak (EAT), semakin tinggi nilai ROE, semakin maka semakin baik posisi perusahaan tersebut [3].

D. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam meneliti penelitian ini adalah Perusahaan Eceran dalam Industri Jasa di Indonesia pada periode 2019-2020 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik sampling non probability dengan metode purposive sampling yang disa diartikan dengan penentuan sampel dengan penentuan tertentu [20]. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan Perdagangan Eceran dalam Industri Jasa di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek indonesia pada tahun 2019-2020.

2. Perusahaan Perdagangan Eceran dalam Industri Jasa di Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode penelitian 2019-2020.

3. Perusahaan yang memiliki data dan laporan keuangan secara lengkap yang dibutuhkan pada saat meneliti dalam mata uang Rupiah pada tahun 2019-2020.

Maka dengan itu sampel diatas diperoleh pada penelitian ini, yaitu:

Pada Penelitian ini dari 18 perusahaan yang akan diteliti yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Sehingga apabila jumlah sampel dikalikan pada periode amatan yaitu 2 tahun maka memperoleh sebanyak 36 pengamatan (18x2=36).

E. Jenis dan Sumber Data

Dalam Penelitian, jenis data yang yang akan digunakan bersifat kuantitatif. Menurut [20] kuantitatif adalah data penelitian yang dinyatakan berupa angka yang dapat dihitung secara langsung dan menunjukan nilai terhadap besaran atas variabel yang diwakilnya. Data pada penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berada pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang berupa laporan tahunan pada perusahaan Sub Sektor Perdagangan Eceran Industri dan Jasa pada tahun 2019-2020.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian mengunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi non participan. Observasi non participan [20]. Data yang digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder yang berasal dari laporan tahunan (annual report) perusahaan perdagangan Eceran Industri dan Jasa pada periode 2019-2020.”

G. Teknik Analisis

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah suatu pengujian yang menunjukkan distribusi yang normal pada sebuah penelitian normalitas di dalam penelitian ini dengan cara mengindikasikan titik-titik yang tersebar di dalam gambar normal distribusi plot sehingga dapat ditentukan data yang terjadi normalitas [21].”

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas merupakan syarat untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas [22]. Apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 0,10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0.10 maka dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan supaya data dapat diketahui apakah terjadi variansi yang tidak sama di dalam satu pengamatan model regresi. pada karena menggambarkan suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya yang membentuk pola tertentu.

4. Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan supaya dapat diketahui taraf kesalahan atau variabel pengganggu yang terdapat di dalam suatu model Penelitian pada satu periode dan periode sebelumnya [22].

5. Analisis Regresi Linier Berganda.

Menurut [23], “analisis regresi linear diuji guna memprediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikan atau diturunkan.”

H. Uji Hipotesis

Dilaksanakan dengan cara menggunakan uji t parsial di mana ditentukan tingkat kesalahan masing-masing yang dapat ditoleransi adalah 5% sehingga dapat menunjukkan pengaruh pada variabel bebas terhadap terikatnya.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Analisis

1. Uji Multikolinearitas

Hasil pengujian multikolinearitas dapat ditunjukkan masing-masing ialah:

Sumber : Output SPSS.

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Zero-order Pasrtial Part Tolarance VIF
1 (Constant)
TATO_X1 0.451 0.501 0.392 0.654
NPM_X2 0.488 0.460 0.350 0.854
ROI_X3 0.459 0.193 0.133 0.773
E.M_X4 -0.267 -0.361 -0.262 0.910
ROE_X5 0.017 -0.336 -0.241 0.731
a. Dependent Variable: N.P_Y
Table 1.Multikolinearitas

Sesuai dengan yang tertera di dalam variabel Penelitian bahwa secara keseluruhan variabel bebas yang ditunjukkan pada tabel tersebut maka nilainya kurang dari 10 dan nilai toleransi lebih dari 0,1 hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas

2. Uji Heteroskedastisitas

Pemeriksaan heteroskedastisitas dilakukan untuk memeriksa apakah di dalam model regresi yang dianalisis terjadi heterokedastisitas dalam analisis yang dilakukan ini.:

Figure 1.Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian menunjukkan nilai yang tersebar dari titik-titik distribusi pada sumbu 0 hari ini menunjukkan bahwa data tidak terjadi heteroskedarfisitas

3. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan agar data dapat diketahui tingkat kenormalannya dengan cara menganalisis grafik distribusi titik-titik Apakah mengikuti garis diagonal atau tidak:

Figure 2.Normalitas

Dari grafik yang dihasilkan tersebut di atas dinilai bahwa titik distribusi mengikuti garis diagonal hal ini dapat diindikasikan yakni penggunaan data yang normal terdapat di pada riset ini.

4. Uji Autokorelasi

Tujuan dari pengujian ini adalah data dapat diasumsikan Apakah terdapat variabel pengganggu yang terjadi antar periode:

Model Durbin-Watson
1 1.910
Table 2. Uji Durbin Watson Autokorelasi

Nilai tersebut sesuai dengan persamaan autokorelasi sehingga kelayakan data di dalam penelitian ini adalah baik karena tidak terdapat korelasi positif maupun negatif sesuai dengan persamaan yang dihasilkan.

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Penjelasan hasil regresi ganda ialah :

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.569 1.956 3.358 0.002
TATO_X1 0.205 0.065 0.484 3.169 0.004
NPM_X2 0.212 0.075 0.379 2.834 0.008
ROI_X3 0.059 0.055 0.151 1.078 0.290
E.M_X4 -0.220 0.104 -0.274 -2.117 0.043
ROE_X5 -0.125 0.064 -0.282 -1.951 0.060
Table 3. Koefisien Regresi

Hasil regresi yang didapat:

Y = 0.816 + 0.032X1 + 0.135 X2 - 0.005X3 + e

Di dalam koefisien regresi pada variabel komisaris independen (X1) Menunjukkan hasil koefisien yang positif adalah sejumlah 0,032 hal ini mengindikasikan bahwa apabila komisaris independen ditingkatkan satu satuan maka terjadi pengaruh searah yang akan meningkatkan intelektual capital disculture begitu juga sebaliknya.

Di dalam koefisien regresi pada variabel konsentrasi kepemilikan (X2) menunjukkan hasil koefisien yang positif adalah sejumlah 0,135 hal ini mengindikasikan bahwa apabila konsentrasi kepemilikan ditingkatkan satu satuan maka terjadi pengaruh searah yang akan meningkatkan intelektual capital disculture begitu juga sebaliknya.

Di dalam koefisien regresi pada variabel Ukuran Perusahaan (X3) menunjukkan hasil koefisien yang negatifadalah sejumlah 0,0005 hal ini mengindikasikan bahwa apabila ukuran perusahaan ditingkatkan satu satuan maka terjadi pengaruh tidak searah yang akan menurunkan intelektual capital disculture begitu juga sebaliknya.

B. Uji Hipotesis

1. Analisa Koefisien Determinasi (R²)

Hasil koefisien determinasi dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Model R R Square
1 0.736 0.542
Table 4. Analisa Koefisien Determinasi

Analisis koefisien yan diperoleh 0.542 atau 54,2% dan sisanya 47.8% dijelaskan oleh variabel bebas lainnya di luar model pengujian ini. Yang artinya pengaruh total asset turnover, net profit margin, return on investment, equity multiplier, dan return on equity terhadap nilai perusahaan sebesar 54,2% sedangkan sisanya sebesar 47.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

“Pengujian secara parsial pada riset ini mampu ditunjukkan hasil:”

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.569 1.956 3.358 0.002
TATO_X1 0.205 0.065 0.484 3.169 0.004
NPM_X2 0.212 0.075 0.379 2.834 0.008
ROI_X3 0.059 0.055 0.151 1.078 0.290
E.M_X4 -0.220 0.104 -0.274 -2.117 0.043
ROE_X5 -0.125 0.064 -0.282 -1.951 0.060
Table 5. Hasil Uji t

1. Pengujian Hipotesis 1

Uji pengaruh Total Asset Turnover (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y) sebesar 0.004 (0.004 <  0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih kecil dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel Total Asset Turnover mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

2. Pengujian Hipotesis 2

Uji secara parsial dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh dari uji pengaruh Net Profit Margin (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y) sebesar 0.008 (0.008 <  0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih kecil dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel Net Profit Margin mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

3. Pengujian Hipotesis 3

Uji secara parsial dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh dari uji pengaruh Return On Invesstment (X2) terhadap Nilai Perusahaan(Y) sebesar 0.290 (0.290 0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih besar dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel Return On Invesstment tidak mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan

4. Pengujian Hipotesis 4

Uji pengaruh Equity Multiplier (X3) terhadap Nilai Perusahaan(Y) sebesar 0.043 (0.043 0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih kecil dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel Equity Multiplier mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

5. Pengujian Hipotesis 5

Uji secara parsial dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh dari uji pengaruh Return On Equity (X2) terhadap Nilai Perusahaan(Y) sebesar 0.060 (0.060 0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih besar dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel Return On Equity tidak mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

C. Pembahasan

Total Asset Turnover Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.

Sesudah hasil uji hipotesis terbukti bahwa hasil uji secara parsial dengan melihat nilai uji pengaruh Total Asset Turnover (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y) sebesar 0.004 (0.004 < 0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih kecil dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya variabel Total Asset Turnover mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil dalam riset ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilaksanakan oleh [24] yang menyatakan bahwa asset turnover berpengaruh terhadap nilai perusahaan, penelitian yang sejalan juga dilakukan oleh hasil riset pada penelitian oleh [9] dengan hasil asset turnover berpengaruh terhadap harga saham. Rasio peputaran Total Asset Turnover (TATO) sapat digunakan untuk menilai seberapa efektifnya perusahaan dalam memanfaatkan asset yang dimiliki untuk meningkatkan penjualan. Meningkatnya rasio perputaran Total Asset Turnover (TATO) menunjukan perusahaan sudah menggunakan asetnya seproduktif mungkin sehingga memperoleh penilaian yang bauk dari investor. Perusahaan yang mempunyai kinerja yang optimal merupakan perusahaan yang mampu mengelola asetnya secara efektif dan mampu memperoleh keuntungan bersih yang tinggi dengan cara melaksanakan perputaran aset secara tepat dan cepat sehingga akan dapat memberikan laba yang optimal

Net Profit Margin (NPM) Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.

Sesudah hasil uji hipotesis terbukti bahwa hasil uji secara parsial dengan melihat nilai uji pengaruh Net Profit Margin (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y) sebesar 0.008 (0.008 < 0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih kecil dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya variabel Net Profit Margin mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Hasil dalam riset ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilaksanakan oleh [5] yang menyatakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh terhadap nilai perusahaan, penelitian yang sejalan juga dilakukan oleh hasil riset pada penelitian oleh [9] dengan hasil Net Profit Margin berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Nilai Perusahaan. Net Profit Margin(NPM) menunjukan pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Apabila perubahan pada Net Profit Margin(NPM) maka dapat mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan, sebagaimana pada indikasinya dari Net Profit Margin(NPM) yang semakin tinggi menunjukan bahwa penjualan pada perusahaan juga tinggi dan mampu mengelola penjualannya dengan baik untuk digunakan menjadi laba perusahaan yang akan meningkatkan nilai perusahaan, begitupun sebaliknya.

Return On Investment Tidak Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.

Sesudah hasil uji hipotesis terbukti bahwa hasil uji secara parsial dengan melihat nilai uji pengaruh Return On Investment (X3)terhadap Nilai Perusahaan (Y) sebesar 0.290 (0.290 > 0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih besar dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya variabel Return On Invesstment tidak mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Namun asil dalam riset ini didukung hasil penelitian yang dilaksanakan oleh [9] yang menyatakan bahwa Return On Investment tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, penelitian yang memiliki hasil berbeda dilakukan oleh hasil riset pada penelitian oleh [10], dengan hasil Return On Investment berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Return On Investment (ROI) adalah net earning power ratio. Return On Investment (ROI) adalah sebuah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih [25]. ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara menyeluruh dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah seluruh aktiva yang tersedia pada perusahaan. Return On Investmenttidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena secara keseluruhan perusahaan tidak bergantung secara penuh pada aktivitas investasi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal sehingga adanya nilai perusahaan yang meningkat tidak selalu diimbangi dengan aktivitas in vestasi yang tingi namun juga banyak pertimbangan seperti aktivitas operasional.

Equity Multiplier Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.

Sesudah hasil uji hipotesis terbukti bahwa hasil uji secara parsial dengan melihat nilai uji pengaruh Equity Multiplier (X3) terhadap Nilai Perusahaan(Y) sebesar 0.043 (0.043 0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih kecil dari standart signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya variabel Equity Multiplier mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan,, Hasil dalam riset ini didukung oleh hasil penelitian yang dilaksanakan oleh [9] yang menyatakan bahwa Equity Multiplier berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. Equity Multiplier menggambarkan seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan dengan total aktiva perusahaan atau seberapa besar aktiva dibiayai oleh hutang. EM pada perusahaan membandingan aset dengan modal ssekaligus menggambarkan ukuran laba dan resiko. EM bisa menjadi petunjuk bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui seberapa besar kerugian yang timbul sebagai akibat kegagalan pengelolaan asetnya. Dimana jika EM dilakukan dengan baik juga berpengaruh agar nilai saham tidak mengalami penurunan. Maka EM berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.

Return On Equity Tidak Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.

Sesudah hasil uji hipotesis terbukti bahwa hasil uji secara parsial dengan melihat nilai uji pengaruh Return On Equity (X2) terhadap Nilai Perusahaan(Y) sebesar 0.060 (0.060 0,05). Hasil yang didapatkan dari pengujian tersebut lebih besar dari standard signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0.05) artinya Return On Equity tidakmampu mempengaruhi secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasi ini sejalan dengan hasil riset oleh [14] bahwa Return on Equity tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Return On Equity (ROE) merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Yang diwakili oleh rasio-rasio Return On Asset dan Return On Equity secara langsung mempengaruhi pemegang saham. Dengan asumsi, jika ROA dan ROE mempunyai nilai yang besar hal ini menunjukan kinerja perusahaan bagus sehingga harga saham akan mengalami kenaikan, dan akan mempengaruhi nilai perusahaan.Return on equitytidakmampu mempengaruhi nilai perusahaan karena naik turunnya ekuitas tidak selalu berbanding lurus dengan pendapatan yang diterima sehingga hal ini akan mempengaruhi nilai perusahaan. Karena ekuitas pada perusahaan tidak hanya dimanfaatkan untuk memperoleh pendapatan pada suuatu periode namun ekuitas diamnfaatkan untuk jangka panjang..

Simpulan

Total Asset Turnover berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. Hasil ini juga didukung hasil riset terdahulu oleh [24] dan [9]. Peningkatan total perputaran aset akan menjadi indikasi bahwa perusahaan menggunakan asetnya lebih produktif. Perputaran aset menunjukkan kecepatan di mana aset dikonversi atau diubah menjadi penjualan dan pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan.

Net Profit Margin berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. Hasil ini juga didukung oleh hasil riset oleh dari [5] dan [9]. Pengaruh TATO terhadap nilai perusahaan tersebut dikarenakan bahwa penjualan pada perusahaan juga tinggi dan mampu mengelola penjualannya dengan baik untuk digunakan menjadi laba perusahaan yang akan meningkatkan nilai perusahaan, begitupun sebaliknya

Return On Invesstment tidak berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. Hasil ini juga didukung oleh hasil riset oleh [9]. Hasil yang menunjukkan ROI tidak mempengaruhi nilai perusahaan karena pada perusahaan ini secara keseluruhan tingginya investasi tidak selalu dapat meningkatkan keuntungan hal ini karena perusahaan megandalkan berbagai sumber untuk meningkatkan nilai perusahaan salah sartunya adalah penjualan. Return On Investmenttidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena secara keseluruhan perusahaan tidak bergantung secara penuh pada aktivitas investasi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal sehingga adanya nilai perusahaan yang meningkat tidak selalu diimbangi dengan aktivitas in vestasi yang tingi namun juga banyak pertimbangan seperti aktivitas operasional.

Equity Multiplier berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. Hasil ini juga didukung oleh hasil riset oleh [9]. EM bisa menjadi petunjuk bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui seberapa besar kerugian yang timbul sebagai akibat kegagalan pengelolaan asetnya. Dimana jika EM dilakukan dengan baik juga berpengaruh agar nilai saham tidak mengalami penurunan. Maka EM berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

Return On Equity tidak berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. Hasil ini juga didukung oleh hasil riset oleh [14], Return On Equitytidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena di dalam perusahaan sesuai dengan pengamatan bahwa jika nilai ekuitas meningkat maka tidak selalu diikuti nilai perusahaan yang meningkat hal ini karena investor tidak hanya menilai tingginya ekuitas saja namun juga dianalisis dengan keuntungan dan pengembalian investasi nya. Return on equitytidakmampu mempengaruhi nilai perusahaan karena naik turunnya ekuitas tidak selalu berbanding lurus dengan pendapatan yang diterima sehingga hal ini akan mempengaruhi nilai perusahaan. Karena ekuitas pada perusahaan tidak hanya dimanfaatkan untuk memperoleh pendapatan pada suuatu periode namun ekuitas diamnfaatkan untuk jangka panjang.

References

  1. Krisnando and S. H. Sakti, "Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Moderasi," Jurnal Akuntansi dan Manajemen, vol. 16, no. 1, pp. 82–93, 2019.
  2. Tika and M. Pabundu, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
  3. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015.
  4. S. S. Harahap, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015.
  5. D. D. Wahyu, "Analisis Pengaruh Net Profit Margin, Return on Assets, Total Assets Turnover, Earning per Share dan Debt to Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan," Universitas Diponegoro Semarang, 2018.
  6. Andreas and Savitri, "The Effect of Tax Socialization, Tax Knowledge, Expediency of Tax ID Number and Service Quality on Taxpayers Compliance with Taxpayers Awareness as Mediating Variables," Procedia - Social and Behavioral Sciences, vol. 211, pp. 163–169, 2015.
  7. S. A. Rahmawati, "Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin Terhadap Price to Book Value pada Perusahaan Sub Sektor Tourism, Restaurant, dan Hotel yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2019," Jurnal Inovasi Mahasiswa Manajemen, vol. 1, no. 3, pp. 279–289, 2021.
  8. Munawir, Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty, 2017.
  9. N. Sunardi, "Kinerja Perusahaan Pendekatan Du Pont System Terhadap Harga dan Return Saham (Perusahaan yang Tergabung dalam Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017)," Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma, vol. 1, no. 3, 2018.
  10. L. Julianti, "Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Investment (ROI), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Nilai Perusahaan pada Sub Sektor Perdagangan Besar di Bursa Efek Indonesia," Jurnal Finacc, vol. 2, no. 10, 2018.
  11. D. Kusmayadi, "Analisis Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Equity Multiplier Terhadap Return on Equity (Sensus pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)," Jurnal Ichsan Gorontalo, vol. 3, no. 4, 2008.
  12. A. Nurbaiti, "Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015)," Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 4, no. 1, 2017.
  13. A. F. A. Anshori, "Pengaruh Profit Margin, Assets Utilization, dan Equity Multiplier Terhadap Tingkat Efisiensi pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2015," Jurnal Profita, ed. 1, 2017.
  14. D. Erawati, E. Shenurti, and S. N. Kholifah, "Analisis Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Corporate Social Responsibility (CSR) yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur," Jurnal Akuntansi dan Manajemen, vol. 19, no. 1, 2022.
  15. S. Husnan and E. Pudjiastuti, Manajemen Keuangan Teori dan Praktek. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, 2002.
  16. R. Nurlela and Islahudin, "Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating," Simposium Nasional Akuntansi XI, 2008.
  17. Lastanti, "Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating," Simposium Nasional Akuntansi XI, 2004.
  18. V. W. Sujarweni, Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta, 2015.
  19. P. K. Purnomo and L. P. Widianingsih, "The Influence of Environmental Performance on Financial Performance with Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure as a Moderating Variable: Evidence from Listed Companies in Indonesia," Review of Integrative Business and Economics, vol. 1, no. 1, pp. 57–69, 2012.
  20. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.
  21. A. Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi, 2005.
  22. I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro, 2011.
  23. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfa Beta, 2019.
  24. A. Adita and W. Mawardi, "Pengaruh Struktur Modal, Total Assets Turnover, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2016)," Jurnal Studi Manajemen Organisasi, vol. 15, 2018.
  25. B. Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed. 4. Yogyakarta: BPFE, 2010.