Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.5655

Leadership, Work Culture, and Job Stress Effects on Employee Performance: A Quantitative Study


Kepemimpinan, Budaya Kerja, dan Dampak Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kuantitatif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Leadership Work Culture Job Stress Employee Performance Quantitative Study

Abstract

This research aims to investigate the impact of leadership, work culture, and job stress on employee performance in a total sampling of 100 respondents from a private organization. The study employs a quantitative approach, utilizing a multiple linear regression analysis with SPSS 22. The findings reveal that leadership has a positive and significant influence on employee performance, as does work culture. However, job stress, while positively related, does not exhibit significant effects on employee performance. These results provide valuable insights for organizations seeking to enhance employee performance through effective leadership and fostering a positive work culture.

Highlights:

  • Leadership positively influences employee performance.
  • Positive work culture is a significant factor in improving employee performance.
  • Job stress, while relevant, lacks significant impact on employee performance.

Keywords: Leadership, Work Culture, Job Stress, Employee Performance, Quantitative Study

PENDAHULUAN

Perkembangan perusahaan otomotif pada Indonesia.sangat pesat serta mengarah tinggi tiap tahunnya, bersamaan dengan kebutuhan serta permintan warga akan sarana transportasi yang sesuai atau memadai. Terlihat pada samakin ramainya jalan raya dan lalu lintas yang semakin padat oleh kendaran’bermotor.Perkembangan industri otomotif semakin pesat, khususnya motor roda dua. Hal ini terlihat di beberapa tahun terakhir ini dimana terjadi peningkatan jumlah permintaan sepeda motor yang relatif tinggi sehingga menyebabkan kondisi persediaan di beberapa dealer sepeda motor menjadi terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya lajupertambahan kendaraan roda serta permintaan yang semakin meningkat. Perkembangan kehidupan masyarakat, semakin komplek berbagai bidang.membemtuktingkat.masyarakat yang sibuk hari ini,semakin meningkat. Tingkat kegiatan yang tinggi ini,disertai dengan tingkat mobilitas. Masyarakat tinggi juga. Tingkat tinggi mobilitas,disertai dengan padat jumlah orang dikota membuat orang semakin,membutuhkan alat transportasi yang peraktis dan mudah di kendarai pada wilayah tersebut Padat,dan nyaman dipergunakan. Satu alat transportasi yang praktis,serta nyaman digunakan ialah alat transportasi sepeda motor. berserta diikuti dengan terbentuk dan tumbuhnya industri-industri baru yang terus-menerus berusaha.semaksimal mungkin buat memperoleh serta mempertahankan pangsa pasar yang ada. Dalam mencapai tujuan perusahaan PT. Trito Agung Motor Sidoarjo merupakan penyedia pelayanan dan penjualan berbagai macam motor merk HONDA,Permintan,pasar terhadap kandaraan bermotor yang begitu meningkatnya menghadapi para perodusen otomotif sepeda motor buat saling berpacuh memperoleh produk.yang berupaya mencukupi semua parmintaan calon pembeli[1].

METODE

A. Definisi Operasional

1. Kepemimpinan

Perilaku seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang yang ada disekitarnya[2].

2. Budaya Kerja

Nilai-nilai sosial atau suatu keseluruhan pola prilaku diperusahaan yang berkaitan dengan akal dan budi karyawan harus ditaati dalam melakukan suatu pekerjaan[3].

3. Stres Kerja

Tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan dalam jangka waktu tertentu [4].

4. Kinerja Karyawan

Jumlah pekerjaan yang dihasilkan karyawan dalam menyelsaikan pekerjaannya [5].

B. Populasi Dan Sampel

a) Populasi : Populasi yang digunakan dalam penelitian ini 100 Karyawan adalah seluruh karyawan pada PT. Trito Agung Motor Sidoarjo.

b) Sampel : menggunakan teknik penelitian non probability sampling dengan menggunakan metode total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua populasi digunakan sebagai sampel [6].

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis data : Jenis data yang digunakan medote kuantitatif dalam penelitihan ini merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner tentang sikap dan pendapat responden dan mengunakan analisis data SPSS.

2. Sumber data : Penelitian ini mengunakan data sekunder adalah data atau,informasi yang dikumpulkan dari sumber yang teIah ada. Berupa gambaran,umum perusahaan, struktur,organisasi perusahaan, jumlah karyawan, jurnal ataupun artikel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel penelitian. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut diolah dengan menggunakan,jenis skala interval dan skala pengukurannya,menggunakan skaIa likert. skala likert digunakan untuk mengukur,sikap pendapat persepsi,seseorang atau keIompok.tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara,spesifik oleh penelitian yang selanjutnya disebut,sebagai variabel penelitian. instrumen penelitian yang menggunakan skala likert memberikan alternatif jawaban atau instrumen penelitian yang memiliki gradasi dari yang sangat positif sampai negatif[7].

E. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

Valid ialah perangkat tersebut agar dapat,dipergunakan buat,memperkirakan apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan sesuatu,ukuran yang memberikan,tingkat ke absahan ( vaIiditas ) sebuah alat ukur. Suatu bagian atau variabel penelitian dapat dikatakan valid apabila nilai rhitung˃ rtabel dan tidak valid apabila nilai rhitung<rtabel. Sedangkan untuk mengukur instrumen yang Reliabilitas butir pertanyaan diketahui menggunakan cara membandingkan Cronbach’s alpha atau alpha hitung dengan alpha tabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s alpha > 0,60 . Demikian pada sebaliknya, maka dinyatakan tidak reliabel[7].

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini mengunakan Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi supaya data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan dengan mengunakan apilikasi software SPSS 22 dengan kriteria pengujian sebagai berikut ini :

1. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas : pelaksanaan uji normalitas dapat memakai uji,Kolmogorov-Smirnov, menggunakan,kriteria yang berlaku yaitu apabila hasil signifikansi > 0,05 yang,berarti residual,berdistribusi normal[8].

b) Uji Heteroskedastisitas : Uji heterokedastisitas boleh dilakukan dengan memakai,uji Glejser. Kriteria yang berlaku artinya,apabila niIai sigifikan ujit > 0,05, maka varian,residual sama (homokedastisitas) atau tidak terjadi,heterokedastisitas[8].

c) Uji Multikorelasi : Multikorelasi bisa dilihat dari nilai VIF (variance-inflating faktor). apabila,nilai VIF<10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas, apabila nilai VIF>10 maka,terjadi gejala multikolonearitas[8].

d) Uji Autokorelasi : dilakukan dengan menggunakan uji Durbin- Waston (D-W), dengan tingkat kepercayaan α = 5% Apabila D- W terletak antara -2 sampai dengan +3 maka tidak ada autokoelasi[7].

e) Uji Linearitas : Uji Iinearitas boleh dipergunakan dengan,test of Iinearity. Kriteria yang,valid adaIah apabila nilai,signifikansi pada Iinearity ≤ 0,05[7].

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi berganda digunakan untuk menduga bagaimana situasi naik turun variabel dependen. Apabila dua atau lebih variabel independen menjadi faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Maka pada penelitian ini rekreasinya sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

G. Uji Hipotesis

Uji hipotesis untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak maka digunakan perhitungan uji statistik sebagai berikut:

a) Uji t (Uji Parsial)

Uji t atau uji parsial memberikan ke seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individu pada membuktikan variabel dependen. menggunakan tingkat signifikan 5%, dengan cara mebandingkan apabila thitung Lebih besar dari thitung Maka artinya Ha diterima dan Ho ditolak, demikian sebaliknya[9].

b) Uji F ( Uji Simultan)

Pengujian untuk Uji F atau simultan munujukan apakah variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dengan cara membadingkan apabila nilai Fhitung lebih besar dari Fhitung maka hipotesis dapat ditolak, demikian sebaliknya[9].

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Variabel Item R hitung r tabel Keterangan
Kepemimpinan X1.1 0,777 0,1966 Valid
X1.1.1 0,614 0,1966 Valid
X1.2 0,536 0,1966 Valid
X1.2.1 0,429 0,1966 Valid
X1.3 0,658 0,1966 Valid
X1.3.1 0,605 0,1966 Valid
X1.4 0,529 0,1966 Valid
X1.4.1 0,466 0,1966 Valid
Budaya Kerja X2.1 0,542 0,1966 Valid
X2.1.2 0,613 0,1966 Valid
X2.2 0,592 0,1966 Valid
X2.2.2 0,363 0,1966 Valid
X2.3 0,622 0,1966 Valid
X2.3.2 0,522 0,1966 Valid
X2.4 0.456 0,1966 Valid
X2.4.2 0,528 0,1966 Valid
Stres Kerja X3.1 0,657 0,1966 Valid
X3.1.3 0,773 0,1966 Valid
X3.2 0,670 0,1966 Valid
X3.2.3 0,834 0,1966 Valid
X3.3 0,803 0,1966 Valid
X3.3.3 0,812 0,1966 Valid
X3.4 0,848 0,1966 Valid
X3.4.3 0,871 0,1966 Valid
Kinerja Karyawan Y1 0,638 0,1966 Valid
Y1.1 0,532 0,1966 Valid
Y2 0,478 0,1966 Valid
Y2.1 0,336 0,1966 Valid
Y3 0,466 0,1966 Valid
Y3.1 0,326 0,1966 Valid
Y4 0,391 0,1966 Valid
Y4.1 0,390 0,1966 Valid
Y5 0,331 0,1966 Valid
Y5.1 0,410 0,1966 Valid
Table 1.Hasil Uji Validitas

Berdasarkan tabel 1 diatas, diketahui bahwa semua pertanyaan pada indikator variabel kepemimpinan (X1), budaya kerja (X2), stres kerja (X3), dan kinerja karyawan (Y) dapat dinyatakan valid, hal ini dikarenakan memiliki nilai korelasi diatas Rhitung yakni 0,1966 (>0,1966) dengan menggunakan signifkan 5%. Sehingga semua item pertanyaan diatas dapat dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Item Cronbach’sAlpha Jumlah Pertanyaan Keterangan
X1 0,725 8 Reliabel
X2 0,637 8 Reliabel
X3 0,911 8 Reliabel
Y 0,613 10 Reliabel
Table 2.Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa variabel kepemimpinan (X1) sebesar 0,725 variabel budaya kerja (X2) sebesar 0,637 variabel stres kerja (X3) sebesar 0,911 dan variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 0,613 Dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang mengukur variabel pada penelitian ini dapat dikatakan reliabel.

B. Uji Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Figure 1.Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 1 diatas, penelitian menunjukkan bahwa grafik normal probability plot memberikan pola distribusi normal dikarenakan terlihat titik-titik menyebar mendekati garis diagonal.

b). Uji Linieritas

Variabel Sig. linearity Keterangan
Kepemimpinan 0,21 Linier
Budaya Kerja 0,123 Linier
Stres Kerja 0,188 Linier
Table 3.Hasil Uji Linieritas

Berdasarkan tabel 3 diatas, nilai linierity pada variabel kepemimpinan dengan kinerja karyawan memperoleh nilai linearity sebesar 0,21 (0,000 < 0,05), pada variabel budaya kerja dengan kinerja karyawan memperoleh nilai linearity sebesar 0,123 (0,000 < 0,05), pada variabel stres kerja dengan kinerja karyawan memperoleh nilai linearity sebesar 0,188 (0,000 < 0,05). Dari semua variabel tersebut nilai sig. Linearity < 0,05. Maka bisa disimpulkan bahwa semua variabel independen dengan variabel dependen memiliki hubungan yang linier.

c). Uji Autokrelasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. ErroroftheEstimate Durbin-Watson
1 ,672a ,451 ,434 2,041 1,564
Table 4.Hasil Uji Autokrelasi

Berdasarkan tabel 4 diatas menyatakan bahwa nilai untuk Durbin Watsonnya 1,564 yang berada rentang -2 sampai dengan +3 maka tidak terjadi autokorelasi.

d) Uji Heterosikedasitas

Figure 2.

Berdasarkan hasil gambar 2 diatas maka diketahui titik-titik data yang digunakan pada penelitian ini meyebar disekitar angka 0 dari garis sumbu Y. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tidak terjadi gejala heteroskedasitas.

e) Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
KepemimpinanBudaya KerjaStres Kerja ,539,605,850 1,8541,6521,176
Table 5.Hasil Uji Multikolinieritas

Berdasarkan tabel 5 diatas menyatakan nilai tolerance value lebih tinggi dari pada 0,10 atau VIF lebih kecil dari pada 10 sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficient Standardized Coefficients
B Std.Error Beta
1 (Constant)KepemimpinanBudaya KerjaStres Kerja 22,204,208,310,129 3,034,094,104,030 ,228,291,356
Table 6.Analisis Regresi Linier Berganda

Pada Tabel 6 diatas, berdasarkan persamaan regresi linier berganda dengan rumus :

Y= a + b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3

Y= 22,204 + 0,208 + 0,310 + 0, 129

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

Uji t atau uji parsial memberikan ke seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individu pada membuktikan variabel dependen.pada uji t, nilai t hitung akan dibandingkan menggunakan nilai t tabel dengan tingkat signifikan 5%

Model UnstandardizedCoefficients StandardizedCoefficients T Sig.
B Std.Error Beta
1 (Constant)KepemimpinanBudaya KerjaStres Kerja 22,204,208,310,129 3,034,094,104,030 ,228,291,356 7,3192,2132,991,338 ,000,002,004,290
Table 7.Hasil Uji t (Parsial)

a) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

Pada variabel kepemimpinan ,nilai t hitung yang dihasilkan adalah 2,213 lebih besar dari Ttabel 1,660 maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

b) Pengaru h budaya kerja terhadap kinerja karyawan

Pada variabel budaya kerja ,nilai t hitung yang dihasilkan adalah 2.991 lebih besar dari Ttabel 1,660 maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

c) Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan

Pada variabel stres kerja, nilai t hitung yang dihasilkan adalah 0,338 lebih kecil Ttabel 1,660 maka Ha ditolak dan Ho diterima , artinya variabel stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

2 . Uji F (Simultan)

Model Sum of Square Df MeanSquare F Sig.
1 Regression 328,997 3 109,666 26,317 .000b
Residual 400,043 96 4,167
Total 729,040 99
Table 8.Hasil Uji F (Simultan)

Berdasarkan tabel 8 diatas diperoleh Fhitung sebesar 26,317. berdasarkan tabel F dengan taraf signifikan 5% diketahui Ftabel dengan dF1= k-1= 3-1 dan dF2=n-k-1= 100-3-1= 96, maka Ftabel (dF1)(dF2) =2,70 Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh Fhitung = 26,317 dan Ftabel 2,70, maka Fhitung ˃ Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kepemimpinan, budaya kerja, stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

3 . Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std.Error of the Estimate
1 ,672a ,451 ,434 2,041
Table 9.Korelasi Determinasi (R2)

Berdasarkan tabel 9 diatas, didapatkan R2 sebesar 0,451 atau 45,1%. hal ini menunjukkan bahwa 45,1% kinerja karyawan terhadap PT. Trito Agung Motor Sidoarjo dipengaruhi kepemimpinan, budaya kerja, dan stres kerja. sedangkan 54,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

4. Pembahasan

Hasil dari penelitian yang ada di atas dapat diketahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan, budaya kerja, dan stres kerja terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan aplikasi pengolahan data SPSS :

1.  Kepemimpinan (X1) berpengaruhterhadap kinerja karyawan (Y)

Hasil penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo. Kepemimpinan berperan dalam meningkatkan kinerja karyawan, apabila pemimpin dapat memberikan arahan yang baik kepada karyawan agar tujuan perusahaan bisa tercapai. Variabel kepemimpinan dengan nilai yang paling dominan didukung dari indikator kemampuan mengambil keputusan, yang berarti PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo pemimpin dalam mengambil keputusan secara tepat dan cepat tentang produk yang akan dipasarkan, PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo dapat memberikan tanggung jawab, Apabila kinerja karywan mengalami masalah dalam menjalankan tugasnya, maka pemimpin dapat memberikan arahan sesuai peraturan yang ada kepada karyawan agar dapat meningkatkan tujuan perusahaan. Sedangkan nilai yang terendah yaitu pada indikator kemampuan mengendalikan emosi, hal ini disebabkan karena pemimpin kurang dapat mengadalikan emosinya saat bekerja. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan[10]. Penelitian lain yang dilakukan juga membuktikan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan[11].

2. Budaya kerja (X2) berpengaruh terhadap k inerja karyawan (Y)

Hasil penelitian ini membuktikan pada hipotesis kedua bahwa budaya kerja berpengruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tirto Agung Motor Sidorjo. dengan adanya budaya kerja dapat mencapai tingkat kinerja yang makin baik tersebut diharapkan yang bersumber dari perilaku setiap individu yang terkait. Variabel budaya kerja didukung dengan nilai paling dominan dari indikator kerjasama dengan rekan kerja, yang berarti kemampuan karyawan berintraksi dalam bekerja sama terhadap suatu kegiatan yang dilakukan saat bekerja. Sedangkan nilai yang terendah yaitu pada indikator displin kerja, hal ini disebabkan karena karyawan PT. Tirto agung Motor sidoarjo kurang  mengikuti peraturan yang dipegang teguh dalam melakukan aktivitas yang ada diperusahaan.Hasil penelitian ini didukung oleh pembuktikan bahwa budaya kerja  berpengaruh terhadap kinerja karyawan[12]. Penelitian lain yang dilaukan juga membuktikan budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan[13].

3. Stres kerja (X3) berpengaruhterhadap k inerja karyawan (Y)

Hasil penelitian ini membuktikan pada hipotesis ketiga bahwa stres kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo. Apabila stres kerja yang berlebihan dan tekanan yang bersifat negatif dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dalam menghadapi tuntutan perkerjaan yang diberikan maka dapat membuat terjadinya penurunan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil korelasi penelitian ini menujukan bahwa hasil yang mempengaruhi stres kerja dengan nilai paling dominan dari indikator ketegangan dalam bekerja, yang berarti tekanan fisik dan psikis yang dialami karyawan yang mempengaruhi emosi dan proses konsentrasi karyawan dalam bekerja. Sedangkan nilai yang terendah yaitu pada indikator terget pekerjaan, hal ini disebabkan karena karyawan dalam mencapai jumlah pekerjaan yang diberikan dan mampu mencapai terget dalam jangka waktu tertentu.Hasil penelitian ini didukung oleh pembuktikan bahwa stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan[14]. Penelitian lain yang dilakukan juga membuktikan bahwa stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan[15].

4. K epemimpinan (X1), budaya kerja (X2), dan stres kerja (X3) berpengaruh secara bersama-sama terhadap k inerja karyawan (Y)

Hasil penelitian ini membuktikan pada hipotesis keempat bahwa kepemimpinan, budaya kerja, dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo. Hal ini menujukan bahwa kepemimpinan yang cukup baik dapat mengelola dan mengordinasikan pekerjaan lebih sesuai dengan kebutuhan karyawan , budaya kerja yang cukup baik sehingga karyawan mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan, dan serta desakan pekerjaan yang banyak tersebut, bukan menutup kemungkinan bahwa perusahaan mengalami stres kerja yang dialami para karyawan PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo. Hasil penelitian ini di dukung oleh Hasibuan (2018) yang membuktikan bahwa kepemimpinan dan budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan[11]. Penelitian ini yang dilakukan Ahmad (2019) yang membuktikan bahwa stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan[15].

SIMPULAN

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo karena kepemimpinan dapat dinilai ketika pemimpin dapat mengarahkan atau membimbing karyawan, kepemimpinan berperan dalam meningkatkan kinerja karyawan, apabila kepemimpinan baik maka akan berpengaruh kepada kinerja karyawan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo dimana budaya kerja itu baik, maka kinerja karyawan akan meningkat. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo karena berkomitmen untuk tetap menyelesaikan tugas yang diberikan dalam jangka waktu tertentu, hal ini berarti stres kerja mempengaruhi kinerja namun pengaruhnya hanya sedikit dan tidak begitu berdampak banyak pada kinerja karyawan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat menyatakan bahwa kepemimpinan, budaya kerja, dan stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Tirto Agung Motor Sidoarjo.

References

  1. S. Maharani Dagi, "Evaluasi Lokasi Eksisting Shelter Dan Karakteristik Pengguna Bus Rapid Transit (Brt) . Retrieved From Evaluasi Lokasi Ek Trans-Semarang Pada Dua Koridor Pelayanan Di Kota Semarang," Skripsi, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta, 2014.
  2. Wasiman, "Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Swasta Di Kota Batam," Jurnal Akrab Juara, 2018, p. 12.
  3. M. L. Ramdhani, "Pengaruh Budaya Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor," 2019, p. 3.
  4. M. W. Lestari, "Pengaruh Stres Kerja, Konflik Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perumda Air Minum Tirta," Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 2020, pp. 100-110.
  5. N. Q. Adha, "Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember," Jurnal Penelitihan Ipteks, 2019, pp. 47-62.
  6. Sugiono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mlxed Methods)," Alfabeta, Cv, 2020.
  7. M. Y. Mashudi, "Pengaruh Insentif, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Pt. Sung Hyun Indonesia Di Pasuruan," Jurnal Bisnis, Manajemen & Perbankan, 2018, pp. 1-94.
  8. C. K. Sangki, "Lingkungan Kerja, Budaya Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Outsourcing Pada Grapari Telkomsel Manado," Jurnal Emba, 2014, pp. 539-549.
  9. Sugiono, "Metode Penelitian Manajemen," Alfabeta, Bandung, 2016.
  10. S. T. Andayani, "Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja," Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2014, p. 47.
  11. S. B. Hasibuan, "Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja," Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2018.
  12. R. S. Winarto, "Pengaruh Budaya Kerja Dan Komitmen Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perawat Di Rumah Sakit Milik Pemerintah," Jurnal Ilmiah Methonomi 6, 2020, pp. 21-30.
  13. A. R. Siregar, "Pengaruh Budya Kerja Dan Jam Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Latexindo Toba Perkasa Binjai," Universitas Medan Area, 2019, pp. 1-80.
  14. K. J. Cahyana, "Pengaruh Budaya Organisasi, Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai," E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2016.
  15. B. T. Ahmad, "Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Fif Group Manado," Jurnal Emba, 2019, p. 2813.