Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2687

Remodeling of Discovery Inquiry Learning in Improving Students' Interest and Quality of Learning in Islamic Subjects in Junior High Schools


Remodelling Pembelajaran Discovery Inquiry Dalam Meningkatkan Minat Dan Kualitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Indonesia

(*) Corresponding Author

Remodelling discovery inquiry

Abstract

This article aims to determine the interest and quality of student learning in Islamic subjects at SMPN 1 Gedangan if using the modeled discovery inquiry learning. In this study, it was conducted directly in the field with the research subjects of 8E grade students of SMPN 1 Gedangan. The results obtained from this study are the increase in students' interest in learning after doing the Discovery Inquiry learning modeling seen in the enthusiasm of students in learning and carrying out various tasks given by the teacher, up from low interest (68.18% students) and moderate (31.81% students). ), to be of high interest (100% of students). While the quality of learning can be judged from the scores achieved by students, the average increased from 6.05 to 9.2 which proves that this model is quite effective for the learning process.

Pendahuluan

Pendidikan Agama Islam dalam konteks pendidikan nasional, diajarkan pada pendidikan formal di semua jenjang, mulai dari pendidikan usia dini. SD, TK, SMP, SMA/SMK, hingga perguruan tinggi.[1] Pendidikan atau pedagogi [2] memiliki tujuan, disamping terkait pengetahuan dan ketrampilan, juga sikap religius yang diwujudkan melalui Pendidikan Agama Islam. Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi tujuan utama.[3]

Guru PAI merupakan sosok yang sangat menentukan kualitas suatu pendidikan, sehingga tidaklah mengherankan jika guru mendapat sorotan yang berlebih, bila terjadi penurunan nilai ujian nasional (ujian akhir) hingga semakin besarnya kenakalan yang dilakukan oleh siswa. Semua hal itu dibebankan pada guru dan nampaknya semua kalangan menaruh harapan yang sangat besar pada guru. [4] Realitas menunjukkan kurang bervariasinya metode atau cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru menyebabkan siswa merasa jenuh dan tidak tertarik lagi dengan pelajaran yang di berikan. Akar masalahnya, berati terletak pada kinerja dan budaya kerja guru yang masih harus terus ditingkatkan, karena guru sebagai penggerak utama dalam pembelajaran. [5]

inquiry discovery learning, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan untuk mencari atau memahami informasi.[6] Pembelajaran penemuan ini bisa memberi peserta didik kesempatan yang luas untuk mencari, menemukan, serta merumuskan konsep dari materi pembelajaran.[7] Discovery merupakan model pembelajaran, yaitu suatu rangkaian belajar yang mengikut sertakan kemampuan siswa secara maksimal dengan tujuan untuk mencari serta menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan juga analitis. Sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya sendiri dengan rasa percaya diri. [8] Dengan remodeling pembelajaran Inquiry Discavery berbasis masalah yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan, di harapkan pembelajaran PAI menjadi lebih menarik, minat belajar siswa meningkat, kelas menjadi lebih kondusif, kualitas belajar siswa menjadi lebih meningkat.[9] Tujuan lain remodeling discovery inquiry ini ialah untuk meletakkan dasar sekaligus menambah pola berfikir ilmiah bagi peserta didik.[10] serta mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.[11] Inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian remodeling pembelajaran discovery inquiry pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Gedangan

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Penelitian ini beda dengan penelitian pendidikan yang lain dikarenakan tujuannya yaitu mengembangkan suatu produk berdasarkan uji coba yang kemudian direvisi sampai dihasilkan produk layak pakai.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ditentukan secara purposive, yakni siswa-siswi kelas 8E SMPN 1 Gedangan. Peneliti menentukan apa yang akan di tuju, siapa, apa, serta dimana tempat yang akan dilakukan tempat penelitian.

Jenis Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa kuantitatif dan kualitatif, berasal dari sumber primer dan sekunder. Data kualitatif berupa kategori minat belajar siswa, rendah, sedang dan tinggi, sedangkan data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa.

  1. Data primer : yaitu sumber yang memberikan informasi langsung dari tangan pertama. Yang termasuk data primer ini yaitu keseluruhan siswa-siswi SMPN 1 Gedangan. [12]
  2. Data sekunder: merupakan data yang diperoleh dari sumber lain [13] yang termaksud dalam data ini yaitu kepala sekolah serta guru-guru SMPN 1 Gedangan dan masyarakat setempat.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu : test, Observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Dalam penenelitian ini teknik analisa yang dipakai yaitu kuantitatif, untuk menganalissi kemampuan kognitif siswa dari hasil pres test dan post test. Juga analisis kualitatif, dengan tahapan-tahapan dalam analisis data :

  1. Reduksi data
  2. Display data
  3. Berikan simpulan dan verivikasi data

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMPN 1 Gedangan penelitian ini dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada pada metode Borg and Gall sebagai berikut :

Analisis Kebutuhan

Pemilihan materi dan analisis kebutuhan didasarkan pada hasil observasi yang dilakukan peneliti ke dalam lokasi penelitian. Hasil dari observasi ini dijadikan sebagai dasar dalam mengembangkan produk penelitian. Hasil observasi menunjukkan bahwa materi yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah Hasil observasi peneliti terhadap siswa di lokasi penelitian yaitu SMPN 1 Gedangan menghasilkan analisis karakteristik siswa. Siswa memasuki usia 13-14 tahun, sehingga berdasarkan perkembangan kognitif maka siswa SMP sudah masuk dalam tahap operational formal.

Tahap Desain Produk

Pada tahap ini peneliti memperoleh sumber pustaka untuk dijadikan referensi dalam merancang RPP. RPP dibuat dengan memuat kaidah-kaidah discovery learning. Langkah selanjutnya adalah dengan menyiapkan bahan-bahan sebagai evaluasi dalam RPP yang dikembangkan, yakni angket yang disebarkan kevalidator-validator ahli dan uji manfaat produk berupa RPP.

Tahap Validasi dan Evaluasi

Validasi terdiri dari 2 bagian yakni uji validitas produk dan uji validitas soal post test Untuk itu peneliti meminta bantuan pada 2 staf guru yang mana adalah guru mata pelajaran Agama islam di SMPN 1 Gedangan yaitu ibu nadhia serta bapak mujib Validasi soal post test dimaksudkan untuk memperoleh penilaian, masukan, saran untuk perbaikan, penyempurnaan perangkat, sedangkan dari segi produk validasi atau penilaian produk bertujuan untuk memperoleh data akurat yang digunakan untuk melakukan revisi (perbaikan), menetapkan tujuan keefektifan, kevalidan, dan kepraktisan produk yang dihasilkan.

Tahap Produk Akhir

Produk yang telah melalui proses penilaian atau tahap validasi dengan hasil valid, kemudian dilakukan tahap uji coba lapangan. Uji lapangan dimulai pada tanggal 2 April 2021 dengan pre test pada kelas kontrol yaitu kelas 8E SMPN 1 Gedangan pada jam pelajaran ke 1 yaitu pada pukul 08.00-09.40 WIB. Dengan jumlah siswa 22 anak. Sesuai dengan agenda peneliti, materi pertama yang diajarkan adalah pengenalan “Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah”. Siswa juga diminta untuk mengerjakan latihan 1 dan 2 pada bahan ajar. Selama proses pembelajaran siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa berperan aktif dalam menemukan konsep yang harus dikuasai oleh siswa serta diharapkan juga siswa mampumengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah, danmemperhatikan pendapatnya, menumbuhkan sikap obyektif, jujur,hasrat ingin tahu, terbuka dan lain sebagainya.[14]

Lalu setelah dilakukannya tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan Semangat belajar siswa semakin meningkat serta Anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri.[15] ini terlihat dari proses pembelajaran yang berlangsung. Terlihat dari cara siswa mengamati atau mendengarkan materi pelajaran yang di ajarkan. Awalnya sebelum di remodelling belum ada nilai yang cukup memuaskan tercatat 15 anak dinilai kurang memuaskan dari segi minat belajar sehingga nilainya kurang memuaskan serta hanya 7 orang yang memiliki minat belajar sedang. Akan tetapi setelah di remodelling dapat dilihat semua anak di kelas yang berjumlah 22 anak mengalami kenaikan minat belajar. Lebih jelasnya bisa dilihat dari hasil observasi selama pembelajaran PAI di tabel berikut :

No Nama Minat Belajar Siswa (kategori Rendah, Sedang, Tinggi) TERJADI KENAIKAN MINAT
YA TIDAK
Sebelum Remodeling Setelah Remodeling
1 Adam Bayu Rendah Naik x
2 Agung hariono Rendah Naik X
3 Andika febriansyah Rendah Naik X
4 Anggun Prastiwi Rendah Naik X
5 Arsya akbar Rendah Naik X
6 Ditasya nanda R. Rendah Naik X
7 Dona valerina Rendah Naik X
8 Fanni adzwar Sedang Naik X
9 Fikri bagus Sedang Naik X
10 Hafidzah intan C Rendah Naik X
11 Irma maylany Rendah Naik X
12 It’haf radinka Sedang Naik X
13 Keysya putri Rendah Naik X
14 Kheyza arfella Sedang Naik X
15 M. jalaludin Rendah Naik X
16 Moh. Nur shokibul Rendah Naik X
17 Muhammad iam M Rendah Naik X
18 Moch. Rizki H Rendah Naik X
19 Nashwa atha Sedang Naik X
20 Nova ariani Rendah Naik X
21 Raachmad Effendi Sedang Naik X
22 Raffi azizu pratama Sedang Naik X
Jumlah Minat Rendah 15 0
Miat Sedang 7 0
Minat Tinggi 0 22
Prosentase Kenaikan Minat 100%
Table 1.Tabel Observasi

Tabel tersebut menunjukkan terjadi peningkatan minat belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran Inqury Discaver diremodeling, yakni dari minat yang rendah 68,18% dan sedang 31,81% menjadi minat tinggi 100%

Kualitas pembelajaran juga semakin bagus. Ini bisa dilihat dari kualitas proses belajar mengajar yang berlangsung dan hasil belajar yang diraih oleh siswa. Terutama hasil pre test dibandingkan dengan hasil post test pada pertemuan ke 2 dan 3 materi tentang materi pembelajaran Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah dengan Rata-Rata nilai yang mulanya pada pertememuan ke 2 hanya 8,9 menjadi 9,2 di pertemuan yang ke 3

Kesimpulan

Perkembangan kualitas belajar siswa di SMPN 1 Gedangan Sidoarjo terlihat meningkat setelah Discovery Inquiry learning diremodeling. Peningkatan tersebut diperoleh melalui hasil pre dan post tes. Peningkatan minat belajar siswa setelah dilakukan pemodelan pembelajaran Discovery Inquiry terlihat pada antusias siswa dalam belajar dan melaksanakan berabagai tugas yang diberikan guru, naik dari 68,18% siswa minat belajar rendah dan 31,81% siswa minat sedang menjadi 100% siswa memiliki minat tinggi. Sedangkan kualitas belajar bisa diniliah dari nilai yang diraih siswa, rata rata naik dari 6,05 menjadi 9,2 yang membuktikan model ini cukup efektif digunakan untuk proses pembelajaran. Dilakukannya penelitian ini diharapkan bisa menaikkan nilai-nilai akhlak siswa, hingga mencapai akhlakul karimah, mengaplikasikan yang terangkum dalam cita-cita setiap muslim[16]

References

  1. Abd. Rahman Bahtiar, PRINSIP-PRINSIP DAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, Jurnal Tarbawi,2016
  2. Ahmad Faisal Hadziq, Model-model Pembelajaran dalam Persepektif Pendidikan Agama Islam, Jurnal Aksioma Ad-Diniyah, Vol 5 No.2, (2017)
  3. Marasudin siregar, Metodologi pengajaran Agama, (Semarang: Fakultas tarbbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2003), hlm. 181
  4. Isa Anshori,(2007), “Standar Kualitas Guru Masa depan”, KHAZANAH, 13, (9), September 2007, 4. http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/39661
  5. Isa Anshori, “Penerapan Nilai Budaya Kerja: Peluang dan Tantangan dalam Peningkatan Kinerja Madrasah”, CENDEKIA: Jurnal Pendidikan dan Humaniora, 2 (3), Desember 2018, 191-201
  6. Trianto, op., .cit., hlm. 135
  7. Bruner, Jerome, S. (1961). The act of Discovery. Massachusetts, USA:Harvard Educational Review. Hlm. 31 (1): 21-32
  8. W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), 84
  9. Isa Anshori, Problem-Based Learning Remodelling Using Islamic Values Integration and Sociological Research in Madrasas, International Journal of Instruction, April 2021, Volume 14, Number 2. 421-442.
  10. Hamruni, op., hlm. 143-144
  11. Imam Syafi’i, Optimalisasi Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas IV melalui Pendekatan Inquiry- Discovery di Islamiyah Butoh, jurnal pendidikan, Vol. 5 – No. 1, year (2021)
  12. Winarto Surahmat, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung : Tarsito, 1994),134
  13. Ibid,134
  14. Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 1998), Cet. V, hlm. 76
  15. B. Suryosubroto, Proses belajar mengajar di Sekolah, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2002), Cet.1, Hlm. 191-192
  16. Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam (konsep dan perkembangan pemikirannya), (Jakarta: Raja Grafindo persada, 1999), cet.3, hlm. 38