Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.3.2020.1184

The Effect of Application of Teacher Centered Learning, Cooperative Learning and E-Learning Methods on Students' Understanding of Accounting Learning


Pengaruh Penerapan Metode Teacher Centered Learning, Cooperative Learning Dan E-Learning Terhadap Pemahaman Mahasiswa Pada Pembelajaran Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Teacher Centered Learning Cooperative Learning Student Understanding Learning E-learning Accounting

Abstract

This research aims to know the influence of the application of a method of teacher centered learning cooperative learning and E-learning againt understanding a student on the learning accounting. The variables examined in this study is teacher centered learning, cooperative learning and understanding a student. This study used a quantitative approach with the collection of data technique using the questionnaire. Sample is all the accounting students semester 6 and 8 had embarked on a course called accounting as many as 200 students .The method of analysis data used in this research was multiple linear regression. Based on the research and discussion done, can be summed up and can be concluded  The application of teacher centered learning cooperative learning and E-learning to depend on the understanding a student on the learning accounting partial and simultaneous

I. Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, wawasan serta meningkatkan martabat dalam kehidupan. Manusia berhak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai perkembangannya. Pendidikan ini diperoleh melalui proses dari pendidikan dasar, menengah, sampai perguruan tinggi. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan akan sangat berguna bagi kehidupan akan datang manakala setiap orang mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan pendidikan didapatnya selama ini. Manusia harus memahami bahwa pendidikan yang didapatnya selama ini bukan hanya sekadar formalitas belaka. Namun lebih dari itu, pendidikan akan sangat menentukan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sejatinya dipupuk dari tingkat dasar.

Kegiatan proses belajar mengajar, seorang pendidik harusnya memahami langkah-langkah yang harus ditempuh didalam proses pembelajaran yang meliputi : tahap permulaan, tahap pembelajaran, dan tahap penilaian serta tindak lanjut. Tahap permulaan merupakan tahap untuk mengkondisikan mahasiswa agar dapat mengikuti pembelajaran secara kondusif. Pengajaran merupakan tahap inti dalam tahap proses pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran memegang peranan penting [1]. Sistem pembelajaran yang baik mampu memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk membuka potensi dirinya dalam menginternalisasikan knowledge, skills dan attitudes serta pengalaman belajar sebelumnya [2].

Untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar, maka perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta harus mampu membekali mahasiswa pemahaman baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik melalui pembelajaran di kelas sesuai dengan profesi yang telah dipilih. Dalam hal ini, dosen dituntut untuk tidak hanya memberi pemahaman materi kepada mahasiswa mengenai mata kuliah bersangkutan tetapi juga memotivasi mahasiswa serta mengembangkan potensi yang mereka miliki agar mereka dapat menjadi pribadi yang berkualitas. Pembelajaran TCL (Teaching Centerd learning) yang berpusat kepada dosen sudah tidak lagi sesuai dengan capaian pembelajaran mengingat perkembangan tekhnologi yang semakin canggih, diharapkan mahasiswa bisa mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen.

Metode Teacher Centered Learning yaitu model pembelajaran dengan bentuk ceramah pada saat mengikuti kuliah atau mendengarkan ceramah, mahasiswa hanya sebatas memahami sambil membuat catatan. Dosen menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. metode pembelajaran tradisional yakni metode pembelajaran berpusat pada dosen (teacher centered learning/ TCL) masih sering dipilih dosen sebagai metode pembelajaran yang paling efektif untuk mengajar di kelas. Menurut [3] menjelaskan Metode cooperative learning merupakan suatu proses pembelajaran yang dibagi kedalam kelompok kecil sehingga mereka dapat bekerja sama dalam kelompok dan belajar satu sama lainnya. Dijelaskan Schul (2011) menjelaskan perbedaan utama antara pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran kolaboratif atau kerja kelompok adalah bahwa pembelajaran kooperatif setiap siswa harus memiliki tugas di tangan dan harus berbagi tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab untuk keberhasilan kelompok. [4] menjelaskan metode Cooperative Learning diperkenalkan secara luas sebagai alternatif pendekatan pengajaran pada perguruan tinggi. Cooperative Learning diartikan sebagai suatu kelompok kecil yang terdiri dari peserta didik yang heterogen, yang bekerja sama untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar.

Metode pembelajaran ini merupakan alternatif yang ditawarkan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada model pembelajaran tradisional. Berbagai peneliti menunjukkan bahwa selain dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, Cooperative Learning juga dapat meningkatkan kemampuan noncognitive seperti self-esteem, perilaku, toleransi dan dukungan bagi mahasiswa.

E-learning adalah salah satu model atau metode pembelajaran yang sedang digiatkan oleh pemerintah, khususnya di bidang pendidikan. Pembelajaran e-learning ini merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yaitu jaringan Internet. [5] menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Penggunaan e-learning sudah banyak digunakan oleh sekolahsekolah atau lembaga pendidikan yang ingin memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan prestasi dan kemampuan anak didiknya. Kemampuan (ability) mahasiswa dalam proses pembelajaran adalah sejauh mana mahasiswa tersebut dapat mengerti dan memahami materi ajar yang disampaikan oleh dosen. Banyak hal yang dapat di jadikan tolak ukur dalam melihat kemampuan mahasiswa dalam memahami materi ajar. Pemanfaatan pembelajaran e-learning adalah salah satu upaya yang bisa di terapkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa memahami materi ajar dalam perkuliahan.

Faktor kemampuan mahasiswa dalam memahami materi ajar dibagi menjadi 3 aspek pokok yang dikemukakan oleh [6] yaitu kemampuan pemahaman kognitif yaitu menekankan pada aspek intelektual dan memiliki jenjang dari yang rendah sampai yang tinggi. Pemahaman secara kognitif ini meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek kemampuan pemahaman yang kedua adalah afektif yaitu sikap, perasaan emosi dan karakteristik moral yang diperlukan untuk kehidupan di masyarakat. Dimensi ketiga dari aspek pemahaman ini adalah pemahaman secara psikomotorik yaitu pemahaman yang menekankan pada gerakan - gerakan jasmaniah dan kontrol fisik.

Pendidikan akuntansi di Indonesia adalah sistem dan konsep dasar pendidikan akuntansi yang seharusnya merupakan citra realitas ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Indonesia itu sendiri. Akuntansi sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori, bidang praktek berkepentingan dengan masalah bagaimana praktek dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi. Untuk memperoleh suatu pengetahuan terhadap teori akuntansi yang mendalam maka pengetahuan akan dasar-dasar akuntansi merupakan suatu kunci utama.

Permasalahan pedagogik yang dikritik dalam pendidikan akuntansi adalah hubungan dengan cara mengajar sebagai berikut ini (a) Banyak menekankan pada proses penghapalan; (b) Tidak banyak menggunakan pengalaman di luar kelas, seperti magang, studi-studi lapangan, kunjungan-kunjungan bisnis di luar negeri; (c) Kurangnya memberikan keahlian berpikir yang cukup relevan kepada mahasiswa; (d) Terlalu banyak lecturing, menekankan pada materi buku teks dan cara pembelajaran konvensional lainnya; (e) Keengganan untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif seperti bekerja team, penugasan dengan perusahaan-perusahaan nyata, analisis kasus, dan lain-lain; (f) Terlalu menyederhanakan masalah dengan melihat permasalahan-permasalahan akuntansi sebagai sesuatu yang terstruktur dan sudah jelas [7].

Berdasarkan Framework of Development of Accounting Education Research yang dikeluarkan oleh the American Accounting (AAA) yang menyatakan adanya kebutuhan riset khusus dalam pendidikan akuntansi mengenai pengaruh demografi terhadap prestasi akademik mahasiswa. Oleh karena itu, lingkup demografi pun diempiriskan sesuai dasar penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa ternyata faktor budaya merupakan salah satu dimensi dari demografi mampu mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi yang menyatakan bahwa ada banyak perbedaan mengenai budaya dalam berperilaku, namun sama-sama berlaku, cara berpikir, memahami, dan berperilaku budaya.

Penelitian Moerista (2015) menunjukkan hasil bahwa penerapan metode Cooperative Learning akan meningkatkan pemahaman mahasiswa pada pembelajaran akuntansi. Sedangkan hasil yang berbeda ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh [4] dimana belum cukup signifikan mempengaruhi peningkatan pemahaman mahasiswa pada pembelajaran akuntansi

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mahasiswa dalam pembelajaran akuntansi. Oleh karena itu, dalam penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengajukan judul “PENGARUH PENERAPAN METODE TEACHER CENTERED LEARNING,COOPERATIVE LEARNING, DAN E-LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI”.

II. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kebenaran dan pengetahuan yang bersifat ilmiah melalui prosedur metodologi penelitian yang sudah ditetapkan, jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif, karena menggunakan data penelitian yang berupa angka-angka dan di analisis menggunakan statistik [9]. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel dan mengembangkan teori serta hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam yang terjadi.

Berdasarkan obyek penelitian yang diambil oleh peneliti maka dapat diketahui lokasi daripada pelaksanaan penelitian ini bertempatkan di Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial yang beralamatkan di Jl. Mojopahit No.666B Sidoarjo, Jawa Timur

Tabel 1 Variabel, Indikator, D an Skala Pengukuran

Jenis Variabel Indikator Skala
Teacher Centered Learning (X1) Terfokus pada dosen dan dosen yang berperan aktifMahasiswa mengerjakan tugas sendiriDosen yang tidak berkualitas berpengaruh terhadap kepandaian mahasiswaDosen yang menentukan topic yang akan dipelajariDosen mengevaluasi pembelajaran mahasiswaSuasana kelas selalu tenang Skala Likert
Cooperative Learning(X2) Mahasiswa harus memiliki persepsi bahwa mereka memiliki tujuan bersamaMahasiswa harus memiliki tanggung jawab terhadap mahasiswa lain dalam kelompoknyaMahasiswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompokMahasiswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan kerja samaMahasiswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual yang ditangani dalam kelompok Skala Likert
E-learning (X3) PerencanaanPerancangan dan Pembuatan MateriPenyampaianInteraksiEvaluasi Skala Likert
Pemahaman Mahasiswa Akuntasi (Y) Kemampuan membuat jurnalDapat membedakan Laporan keuanganMengerti AnggaranMampu menerangkan dan menjelaskan HPP Skala Likert

Sumber: Data yang diolah (20 20 )

Menurut [9] populasi adalah wilayah yang generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. populasi yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi semester 6 dan 8 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang telah menempuh metode e-learning sebanyak 439 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel secara proportional stratified random sampling digunakan dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang representatif dengan melihat populasi yang representatif. Maka, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 199,6 mahasiswa, sehingga dibulatkan menjadi 200 siswa

Jenis data kuantitatif merupakan data yang dapat diukur dengan skala numerik (angka) dan diolah dengan menggunakan rumus - rumus statistik dan software SPSS. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Sumber data primer dalam penelitian ini di dapat dari penyebaran angket yang berisi kuesioner

  • Pendekatan Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
  • Jenis dan Sumber Data
  • MetodeAnalisis Data

Analisis regresi merupakan suatu metode statistik yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini metode analisis yang di gunakan untuk menjawab hipotesis yang tertuang dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis menggunakan uji t yaitu dengan menggunakan uji signifikan.Jika nilai Signifikan lebih dari 0,05 alpha, maka berarti ada alasan untuk menerima hipotesis satu (H1) dan menolak hipotesis nol (H0), Demikian sebaliknya

III. Hasil PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah 200 mahasiswa akuntansi semester 6 dan 8 telah menempuh metode e-learning. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan beberapa kuesioner kepada mahasiswa. Klasifikasi responden yang ditanyakan pada kuesioner ini antara lain jenis kelamin, usia, dan usia. Besaran prosentase masing-masing karakter responden ada pada tabel berikut ini.

Tabel 2 .

Deskripsi Karakteristik responden

Klasifikasi Sampel %
Jenis kelamin
Perempuan 166 83%
Laki-laki 34 17%
Usia
18 – 25 Tahun 200 100%
26 – 32 Tahun 0 0%
>33 Tahun 0 0%

Sumber : data diolah (2020)

Berdasarkan hasil jawaban dari 200 responden yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian, terdapat sebanyak 34 responden (17%) berjenis kelamin laki – laki dan sebanyak 166 responden (83%) berjenis kelamin perempuan. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah responden dengan jenis kelamin perempuan dan hal ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin wanita pada umumnya lebih peduli terhadap menangani kesehatan dirinya dibanding responden berjenis kelamin laki-laki, kemudian berusia 18 s/d 25 tahun yaitu sebanyak 200 orang (100,0 %). Hal ini dikarenakan responden yang ditentukan peneliti sedang menempuh jenjang pendidikan S1 (sarjana) yang rata-rata berusia 18 s/d 25 tahun

B. Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 3

Regresi Linier Berganda

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.222 1.859 2.272 .024
Teacher Centered Learning .170 .062 .180 2.736 .007
Cooperative Learning .400 .061 .429 6.509 .000
E-Learning .023 .056 .025 4.419 .016
a. Dependent Variable: Pemahaman Mahasiswa

Sumber : Olah data SPSS (2020)

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a + + + +e

Y= Pemahaman mahasiswa Akuntasi

a = Intersep atau konstanta

b1 = koefisien regresi X1

b2 = koefisien regresi X2

b3 = koefisien regresi X3

X1 = Teacher Centered Learning

X2 = Cooperative Learning

X3 = E-learning

e = Standart Error (tingkat kesalahan)

Y = 4,222 + 0,170 X1 + 0,400 X2 + 0,023 X3 + e

Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan beberapa hal antara lain :

a merupakan nilai konstanta yang bernilai positif 4,220. Hal ini menunjukkan jika variabel Teacher Centered Learning (X1), Cooperative Learning (X2), dan E-learning (X3) naik atau berpengaruh dalam satu satuan, maka variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi (Y) juga akan naik.

Koesfisien bernilai positif (0,170) antara Teacher Centered Learning (X1) dengan variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi (Y). Dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan positif. Maka dapat disimpulkan bahwa jika variabel Teacher Centered Learning mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi akan mengalami kenaikan sebesar 0,170 satuan. Hal ini berarti semakin baik Teacher Centered Learning maka akan meningkatkan Pemahaman mahasiswa Akuntasi.

Nilai koefisien bernilai positif (0,400) antara variabel Cooperative Learning (X2) dan variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi (Y) yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Maka dapat disimpulkan bahwa Jika variabel Cooperative Learning mengalami kenaikan satu satuan maka variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi akan mengalami kenaikan sebesar 0,400 satuan. Hal ini berarti semakin baik Cooperative Learning maka Pemahaman mahasiswa Akuntasi juga akan meningkat

  • Konstanta (a)
  • Teacher Centered Learning (X1)
  • Cooperative Learning (X2)
  • E-learning (X3)

Nilai koefisien bernilai positif (0,023) antara variabel E-learning (X3) dan variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi (Y) yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Maka dapat disimpulkan bahwa Jika variabel E-learning mengalami kenaikan satu satuan maka variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi akan mengalami kenaikan sebesar 0,023 satuan. Hal ini berarti semakin baik E-learning maka Pemahaman mahasiswa Akuntasi juga akan meningkat

C. Hasil Uji Hipotesis

Tabel 4

Analisi parsial (t)

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.222 1.859 2.272 .024
Teacher Centered Learning .170 .062 .180 2.736 .007
Cooperative Learning .400 .061 .429 6.509 .000
E-Learning .023 .056 .025 4.419 .016
a. Dependent Variable: Pemahaman Mahasiswa

Sumber : Olah data SPSS (2020)

Dari hasil tampilan output SPSS diatas dapat dilihat bahwa:

  • Pada Variabel Teacher Centered Learning nilai signifikan sebesar 0,007 dibawah 0,05 yang berarti terdapat pengaruh secara parsial terhadap Pemahaman Mahasiswa
  • Pada Variabel Cooperative Learning nilai signifikan sebesar 0,000 dibawah 0,05 yang berarti terdapat pengaruh secara parsial terhadap Pemahaman Mahasiswa
  • Pada Variabel E-Learning nilai signifikan sebesar 0,016 dibawah 0,05 yang berarti terdapat pengaruh secara parsial terhadap Pemahaman Mahasiswa

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terlihat variabel Teacher Centered Learning nilai signifikan sebesar 0,007 dibawah 0,05 yang berarti terdapat pengaruh secara parsial Teacher Centered Learning terhadap Pemahaman Mahasiswa akuntansi. Koesfisien bernilai positif (0,170) antara Teacher Centered Learning (X1) dengan variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi (Y). Dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan positif. Hal ini berarti semakin baik Teacher Centered Learning maka akan meningkatkan Pemahaman mahasiswa Akuntasi.

Teacher Centered adalah pembelajaran di kelas yang perencanaan dan instruksi berpusat pada dosen. Dalam metode ini seorang pengajar (baik guru maupun dosen) sangatlah berperan dalam memberikan bahan ajar untuk murid-muridnya. Dengan adanya metode Teacher Centered Learning mahasiswa menerima pembelajaran yang ditransfer oleh dosen [10].

Hasil penelitian ini mendukung penelitian [11] menunjukkan hasil bahwa metode pembelajaran Teacher Centered Learning sebagai metode pembelajaran lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar mahasiswa. Hal ini karenakan proses pembelajaran Teacher Centered Learning, dikuasai sepenuhnya oleh dosen sehingga suasana kelas menjadi kondusif dan materi yang disampaikan bisa lebih di cerna oleh mahasiswa. Contoh pelaksanaan metode Teacher Centered Learning di Prodi Akuntansi Umsida yaitu seperti Dosen memaparkan materi di depan mahasiswa, mahasiswa fokus pada materi yang di jelaskan oleh dosen. Terkadang juga sebelum metode pembelajaran ini terjadi, beberapa dosen telah mengirimkan sebuah materi berupa Power Point yang bertujuan agar mahasiswa bisa lebih siap untuk melakukan proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terlihat variabel Cooperative Learning nilai signifikan sebesar 0,000 dibawah 0,05 yang berarti terdapat pengaruh secara parsial Cooperative Learning terhadap Pemahaman Mahasiswa akuntansi. Nilai koefisien bernilai positif (0,400) antara variabel Cooperative Learning (X2) dan variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi (Y) yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Hal ini berarti semakin baik Cooperative Learning maka Pemahaman mahasiswa Akuntasi juga akan meningkat

Menurut [12] pembelajaran kooperatif adalah suatu kelompok kecil mahasiswa yang bekerja sama untuk menyelesaikan masalah, merampungkan tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama. Sedangkan Cooperative Learning adalah metode belajar berkelompok yang dirancang oleh dosen untuk memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok itu terdiri atas beberapa orang mahasiswa, yang memiliki kemampuan akademik yang beragam.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian [8] menunjukkan hasil bahwa penerapan metode Cooperative Learning akan meningkatkan pemahaman mahasiswa pada pembelajaran akuntansi. Sedangkan hasil yang berbeda ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh [4] dimana belum cukup signifikan mempengaruhi peningkatan pemahaman mahasiswa pada pembelajaran akuntansi. Contoh pelaksanaan metode Cooperative Learning di Prodi Akuntansi Umsida yaitu dosen Umsida memberikan sebuah tugas dan membagi mahasiswa antar kelompok guna untuk memecahkan sebuah masalah yang diberikan oleh dosen. Lalu dosen memberikan waktu untuk antar kelompok mengemukakan pendapatnya. Dengan cara ini maka mahasiswa lebih banyak berdiskusi, berani mengemukakan pendapat, menciptakan mahasiswa lebih aktif dan kreatif, dan setelah lulus mampu berkompetisi yang baik di dunia kerja.

  • Pengaruh Teacher Centered Learning terhadap pemahaman mahasiswa
  • Pengaruh Cooperative Learning terhadap pemahaman mahasiswa
  • Pengaruh E-Learning terhadap pemahaman mahasiswa

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terlihat variabel E-Learning nilai signifikan sebesar 0,016 dibawah 0,05 yang berarti terdapat pengaruh secara parsial E-Learning terhadap Pemahaman Mahasiswa akuntansi. Nilai koefisien bernilai positif (0,023) antara variabel E-Learning (X3) dan variabel Pemahaman mahasiswa Akuntasi (Y) yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Hal ini berarti semakin baik E-Learning maka Pemahaman mahasiswa Akuntasi juga akan meningkat

Pemahaman e-learning sebagai media yang menggunakan internet diantaranya e-learning adalah ''penggunaaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan". [5] E-learning atau internet enable learning menggunakan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula

Hasil penelitian ini mendukung penelitian [13] membuktikan bahwa metode e-learning mempermudah dalam pendalaman materi dan ujian Materi Termodinamika Teknik mahasiswa Jurusan Teknik Mesin FPTK UPI. Contoh pelaksanaan metode e-learning di Prodi Akuntansi Umsida dengan cara dosen memberikan tugas melalui aplikasi kuliah online Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu Elearning Umsida. Dengan aplikasi ini, dosen akan lebih mudah memberikan materi atau tugas untuk mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya fokus belajar di Kelas, namun bisa belajar dimanapun mereka berada. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan mahasiswa bisa lebih mudah memahami materi dan lebih mudah untuk mengakses tugas yang diberikan oleh dosen

VII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

  • Penerapan Teacher Centered Learning berpengaruh terhadap pembelajaran Akuntansi dengan nilai signifikan yang berarti terdapat pengaruh secara parsial Teacher Centered Learning terhadap Pemahaman Mahasiswa
  • Penerapan Cooperative Laerning berpengaruh terhadap pembelajaran Akuntansi dengan nilai signifikan yang berarti terdapat pengaruh secara parsial Cooperative Learning terhadap Pemahaman Mahasiswa pada pembelajaran akuntansi
  • Penerapan E-Learning berpengaruh terhadap pembelajaran Akuntansi dengan nilai signifikan yang berarti terdapat pengaruh secara parsial E-Learning terhadap Pemahaman Mahasiswa

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian analisis data penulis dapat mengajukan rekomendasi atau saran beberapa hal sebagai berikut :

  • Untuk dosen : disarankan untuk lebih mengembangkan bahan kuliah atau silabus, dan menstimulus mahasiswa serta menjadi fasilitator dalam meningkatkan keaktifan dan kreatifitas sehingga bisa meningkatkan kompetensinya
  • Untuk mahasiswa : disarankan untuk lebih memberikan dukungan, dorongan, dan bantuan antar sesama anggota agar bisa berkembang secara akademik, kognitif, dan sosial
  • Untuk peneliti selanjutnya : disarankan untuk lebih dilakukan studi komparatif antara kelas yang menerapkan metode cooperative learning, student-centered learning dan case-based learning, dan kelas yang tidak menerapkan metode pembelajaran tersebut, sehingga efektivitas penerapan metode pembelajaran dapat lebih terdeteksi. Di samping itu untuk pengujian statistik perlu ditambahkan variabel kontrol. Dalam proses pembelajaran ini kasus belum optimal tereksplor karena keterbatasan akses mahasiswa

References

  1. Marno, dan Idris, M. 2012. Strategi dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: ArRuzz
  2. Nasution, S. 2013. Didaktis Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
  3. Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Meningkatkan Kecerdasan Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  4. Mutmainah, Siti. 2008. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Berbasis Kasus Yang Berpusat Pada Mahasiswa Terhadap Efektivitas Pembelajaran Akuntansi Keperilakuan. Jurnal Universitas Tanjung Pura Pontianak
  5. Rosenberg. Marc J. 2015. Beyond E-Learning – Approaches and Technologies to Enhance Organizational Knowledge, Learning, and Performance. Pteiffer. Amerika
  6. Bloom, Benyamin S. 2013. Taxonomy of Educational Objective. New York: Longman
  7. Jogiyanto, 2015. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi
  8. Moerista, Jeany Vidya. 2015. Pengaruh Penerapan Metode StudentCentered Learning,Cooperative Learning, Case-Based Learning Terkait PemahamanMahasiswa Pada Pembelajaran Akuntansi Keperilakuan. Jurnal Fakultas Ekonomi & Bisnis,Universitas Dian Nuswantoro Semarang
  9. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
  10. Santrock, John W, 2012 Educational Psychology, Texas: Hill Company. Inc
  11. Ramdhani, Muhammad Alif. 2014. Perbandingan Strategi Pembelajaran Teacher Centered Learning Dengan Student Centered Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Tarikh Siswa Kelas Viii Smp Muhammadiyah 4 Surakarta. Jurnal Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
  12. Huda Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
  13. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  14. Sumardi, Kamin dan Dedi Supriawan. 2017. Model Pembelajaran E-Learning (LMS) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Termodinamika Teknik