Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.8588

Uncovering Employee Engagement in the Power of Leadership, Communication, and Teamwork Study


Mengungkap Keterlibatan Karyawan dalam Studi Kekuatan Kepemimpinan, Komunikasi, dan Kerja Sama Tim

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Servant leadership Communication Teamwork Employee engagement Organizational development

Abstract

This study investigates the impact of servant leadership, communication, and teamwork on employee engagement at PT Irawan Djaja Agung, aiming to address a gap in research regarding their combined influence in Indonesian organizations. Through a quantitative survey of 70 employees and analysis using Smart-PLS Version 3.0, the research finds significant positive relationships between servant leadership, communication, teamwork, and employee engagement. The results highlight the importance of nurturing supportive leadership, enhancing communication channels, and fostering teamwork to bolster employee engagement. Organizational leaders are urged to consider implementing recognition and reward systems, while employees are encouraged to strengthen interpersonal relationships for improved collaboration. Further research could delve into additional factors affecting employee engagement in similar contexts.

 

Highlight: 

  1. Synergy of Leadership, Communication, Teamwork.
  2. Quantitative Analysis with Smart-PLS.
  3. Actionable Insights for Organizational Improvement.
   

 

Keyword:  Servant leadership, Communication, Teamwork, Employee engagement, Organizational development

Pendahuluan

Di dalam sebuah perusahaan, sumber dayanmanusia merupakannaset yang memegang peranan sangat pentingnkarena memberikan dampaknbesar terhadap kinerjanperusahaan. Tingginya kinerja karyawan mampu menentukan daya saing perusahaan. Karyawan dalam suatu perusahaan akan saling terlibat dalam mewujudkan tujuan perusahaan [1]. Keterlibatan karyawan ini dianggap sebagai keterikatan (employee engagement) yang bersifat positif dengan pekerjaan mereka. Karyawan yang terikat dalam suatu perusahaan akan lebih produktif dan lebih bersemangat dan berusaha tetap berada di perusahaan untuk waktu yang lama. Namun ketika karyawan memiliki minat yang rendah terhadap keterikatan suatau perusahaan akan menyebabkan perusahaan kekurangan sumber datya manusia. Karyawan yang memiliki keterikatan rendah tidak akan memiliki semangat dalam bekerja hal ini menyebabkan proses produksi memakan waktu lama. Karywan yang memiliki keterikatan rendah biasanya juga akan bekerja dengan sekedarnya lalu pulang begitu saja, sehingga dianggap tidak progresif. Employee engagement seorang karyawan akan meningkat karena adanya kenyamanan karyawan dalam pekerjaannya [2] Kenyamanan karyawan dan lingkungan kerja yang positif akan membuat karyawan berah dan terikat.Deminterwujudnya harapanntersebutnperusahaannperlunmelakukan hal-hal yang mengedepankan kepentingan karyawan dengan cara memperhatikan kenyamanan karyawan.

UntuknmewujudkannEmployee Engagementnantar karyawan dan pemimpin menunjangnkinerja tinggi, makanServant Leadership, Komunikasi, dan Team Work adalah variabel yang dilakukan pengamatan berdasarkan hasil survey lapangan di PT. Irawan Djaja Agung. EmployeenEngagement adalahntingkat komitmenndan keterlibatannseorang karyawannterhadap organisasintempat karyawannbekerja [3].Keterlibatannkaryawan mengekspresikannsecara fisiknkognitif, dannemosionalnselamanmenggunakan perannyankinerja adalahnsuatu hasil yang dicapainkarenantermotivasi dengannpekerjaan dan puasndengan pekerjaannyang merekanlakukan. Tiap individu cenderungnakan dihadapkannpada hal-halnyangnmungkin tidakndiduga sebelumnya dindalam prosesnmencapai kebutuhan yangndiinginkannsehingga melaluinbekerja dannpertumbuhan pengalamannseseorangnakannmemperolehnkemajuanndalam hidupnya. [4].

Servant Leadership adalah suatu kepemimpinannyang berawal darinperasaan tulusnyang timbulndari dalam hatinyangnberkehendaknuntuknmelayani, nyaitu untuknmenjadinpihaknpertamanyangnmelayani [2]. Servant leadershipndapat membuatnkaryawan merasanterlibat karenansuatu pemimpinnyang mengayomi, mengutamakan kebutuhannorang lainnsehingga membuankaryawannmerasandihargai dannmenciptakan suasanankekeluargaan di tempat kerjanyangnmenyebabkannkaryawan lebihnantusias, termotivasindan berkontribusinpenuh terhadapnhasil pekerjaan [5]. servantnleadership dapatnmenjadi alternatifnkepemimpinan dinpendidikan tinggindalam masa perubahannorganisasi, dimanandimensi dalamngaya kepemimpinannini pentingnuntuk diterapkan [6].

Komunikasi dalam suatu organisasi adalah system yang ditentukan oleh tujuan, proses, operasional dan struktur dalam suatu organisasi itu sendiri [7]. Tujuan dari komunikasi organisasi untuk memeperlancar kinerja karyawan dan dampaknya terhadap terselesaikannya tujuan dari suatu perusahaan. Komunikasi diartikan sebagai pertukaranninformasi antaranpengirim informasindan penerima sertanadanya intervendi ataunpresepsi antara individu-individunyang terlibat [8]. komunikasinberarti prosesnpengiriman ataunbertukar informasi, npikiran, atau pendapatndari satu orangnke orang lain. Di dalamnkomunikasi harusnterdapat sumber, npenerima, npesan, dannsaluran komunikasi. Bahwa organisasinsaat ini menggunakannmedia cetaknuntuk salurannkomunikasi informasindan beritaninternal [9].

Team Worknmerupakan sekelompoknorang dalam suatu tim yang memiliki kemampuan, pengalaman atau pengetahuan yang berkumpul bersaam dengan tujuan mentelesaikan suatu pekerjaan yang sama [10]. Team work juga diartikan sebagai praktik dalam bekerja dengan peran yang beragam yang terlibat dalam suatu komunikasi intens dan kontruksif [11]. Dengan adanya team work bias menjalin erat hubungan antar karyawan satu dengan karywan lainnya guna mencapai tujuan bersama [12]. Permasalahn team work dalam suatunpegawai diperusahaan diantaranya sebagainberikut : (1) masih ada pegawai yangnbermalas - malasan dalamnbekerja ketika adankaryawan baru sehingganlebih banyak bersantaindaripadanbekerja (2) masihnada pegawai mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingannkelompok dalamnmelaksanakan tugasnya (3) jika adaikesalahan dalamibekerja tim, ketua tim kurang iinisiatif untukimemperbaikinya, (4) masih kurangnyaipegawai dalamimemunculkan ide–ide baruidalam penyelesaianitugas hal ini juga berkaitanidengan perilakuikerja inovatif. Disininterlihat masihnkurangnya tanggungnjawab, inisiatifndalam menyelesaikannpekerjaan dannkreatif dalam melaksanakannpekerjaannya [4].

Berdasarkan penelitian terdahulu juga ada ketidakkonsistenan hasil penelitian atau research gap. .Hasilipenelitian terdahulu menunjukkanibahwa adaipengaruh yangisignifikan antaraiServantiLeadership terhadapiEmployee Engagement baik secara kuantitas maupun kualitas [13]. Ada sebuah penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara kedua variabel, Servant Leadership terhadap Employee Engagement [14] . Ada penelitian menyimpulkan bahwa komunikasi secara parsial berpengaruh terhadap Employee Engagement [15]. Namun bertolakibelakangidenganihasilipenelitianiyang menyimpulkan bahwa Komunikasi tidak berpengaruh terhadap EmployeeiEngagement [16]. Ada penelitian yang menyatakan bahwa variabel teamworkiyangiberpengaruh secaraiparsial danisecara signifikaniterhadapiemployeeiengagement [17]. Ada penelitian menyimpulkan bahwa teamwork secara parsial tidak terdapatipengaruh yangisignifikan terhadapiemployee engagement [18].

Terkait dengan permasalahaniyang terjadi yang didasarkan atasiresearch gap, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperkokoh hasil dengan judul Analisis Pengaruh Servant Leadership, Komunikasi, dan Team Work Terhadap Employee Engagement di PT Irawan Djaja Agung Sidoarjo.

Rumusanmasalah : Analisis Pengaruh Servant Leadership, Komunikasi, dan TeamWork terhadap Employee Engagement di PT Irawan Djaja Agung Sidoarjo

PertanyaanPenelitian : Apakah Servant Leadership, Komunikasi, dan TeamWork berpengaruh terhadap Employee Engagement di PT Irawan Djaja Agung Sidoarjo?

Kategori SDGs : Sesuai dengan kategori SDGs 9 yaitu industri, inovasi dan infrastruktur

Employee Engagement (Y)

Employeenengagement merupakan suatu keterikatan karyawan dalam suatu perusahaan sebagai tanda antusias seorang karyawan dalam bekerja dan merasa engage sehingga memberikan dampak positif terhadap perushaann[17]. Employee engangemen juga dapat diartikan sebagai suatu keterikatan yang penting karena karyawan terlibat secara positif untruk tetap pada suatu pekerjaan atau perusahaan dalam jangka yang lama [19]. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa employye engagement merupakan suatau usaha yang dibentuk perusahaan agar karyawan merasa aman dan dapat meningkatkan produktivitas karyawan itusendiri agar adapat bertahan di dalam perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur employee engagement yaitu [20]:

Semangat (Vigor) yaitu tingginya tingkat energi karyawan dan tingginya mental saat bekerja sepert tidak mudah merasa lelah dan sungguh sungguh dalam mengerjakan pekerjaan.

Dedikasi (Dedication) yaitu pengabdian diri seorang karyawan untuk keberhasilan perusahaan yang di tandai dengan antusiasme seorang karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Perhatian penuh (absortion) yaitu konsentrasi yang dimiliki karyawan serta bahagia dan menikmati pekerjaanya.

Servant Leadership (X1)

Servant Leadership meruapakan suatu kepemimpinan yang menempatkan atau memprioritaskan bawahannya dengan tulus dan menyelesaikan masalah bersama serta saling membantu untuk mewujudkan tujuan dari perusahaan [19]. Servant leadership yaitu suatu kepemimpinan yang lebih mementingkan kebutuhan yang dipimpinnya dibandingkan dengan dirinya sendiri serta memiliki keterbukaan satu sama lain [14]. Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa servant leadership dapat diartikan sebagai sifat kepemimpinan yang baik dan mampu mengayomi serta menjadi harapan bagi setiap bawahan. Indikator yang digunakan untuk mengukur servant leadership antara lain [21] :

Kasih Sayang (Love) yaitu sistem kepemimpinannyang mengasihinberdasarkan kasihnsayangnyang berartinmelakukan hal yangnbaik pada waktunyang tepat untuk alasan yang benar.

Pemberdayaann(Empowerment) yaitunmempercayakan kekuasaan pada orangnlainnatau mendengarkan saran dari para follower

Visi (Vision) yaitu arah kemana suatu organisasinakan dibawah oleh pemimpin.

Kerendahan Hatin(humility) yaitunkeefektifan pemimpin yang dilihat dari kerendahan hati dengan menunjukkannrasa hormatnterhadap bawahan.

Kepercayaan (Trust) yaitu pemimpin yang memiliki kelebihan dan dipilih secara langsung oleh bawahan untuk dipercaya sebagai pemimpin

Pada temuan terdahulu menunjukkanibahwa adaipengaruh yangisignifikan antaraiServantiLeadership terhadapiEmployee Engagement baik secara kuantitas maupun kualitas [13]. Ada sebuah penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara kedua variabel, Servant Leadership terhadap Employee Engagement [14]

Komunikasi (X2)

Komunikasi merupakannproses pertukaran informasi dari orang satu keoran lainya untuk mencapai tujuan baik secara verbal maupun non verbal, lisan, tulisan dan bisa sepihak maupun dua arah [17]. Komunikasi dalam perusahaan memegang peran penting sebagai proses penyelesaian masalah selama bekerja yang di sebabkan karena perbedaan individu karena komunikasi yang terjadi di tempat kerja mengubahnprilaku orangnlain dan meminimalisir adanya kesalahpahaman [18]. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkannbahwa komunikasi adalah suatu tindakan dalam mengelolah pesan agar tersampaikan terhadap lawan bicara atau penerima informasi guna mencapai kesepahaman antara pengirm dan penerima pesan. Indikator yang digunakan untuk mengukur komunikasi yaitu [22] :

Keterbukaannmerupakan sikapnjujur, rendahnhati dan adil serta menerima pendapatndari orang lain.

Empati yaitu kemampuannuntuk memahami perasaannorang lain dalam suatu kondisi

Dukungan yaitu suatunbentuk perhatiannyang diterima indivisunbaik secara perseorangannmaupun kelompok.

Rasa Positif yaitunbersikap baik saatnmengutarakan pendapatnbaik gagasannyang bertentangan maupunnmendukung

Kesetaraan yaitu sikap siap menerima anggota komunikasi lain dengan setara atau menghargai pendapat pihak lain

Pada penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa komunikasi secara parsial berpengaruh terhadap Employee Engagement [15]. Namun bertolakibelakangidenganihasilipenelitianiyang menyimpulkan bahwa Komunikasi tidak berpengaruh terhadap EmployeeiEngagement [16]

Team Work (X3)

Team work adalahnsalah satunsarana terbaikndalam mengarahkanndari berbagai talentandan bisa memberinsolusi yangninovatif dalam suatunpendekatan [10]. Team work juga disebut sebagai suatu kerja sama seseorang dengan lainnya didalam sebuah tin agar dapat bekerja secara kooperatif, saling mendukung dan menyalurkan gagasan demi mencapai tujuan bersama [18]. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa team work merupakan sekelompok orang tertentu yang mempunyai gagasan untuk mendatangkan solusi permasalahan secara kritis dan mempunyai strategi tim untuk mewujudkan tujuannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur team work antara lain [23]:

Tanggung jawab bersama yaitu memberikan tanggung jawab dan menyelesaikan suatu persoalan dengan bersama-sama

Saling berkontribusi, yaitu memberikan kontribusinyang baiknsesama karyawan lain baikndalam bentuk pikirannmaupun tenaga.

Pengarahannkemampuan secaranmaksimal, yaitunmengarahkan ataunpercaya kemampuan dari masing-masing team dan membuat kerjasama yang berkualitas.

Komunikasi yang efektif, yaitunmembangun komunikasindan memberikanndukungan kepada temannantar tim.

Pada hasil temuan penelitian terdahulu menyatakan bahwa variabel teamworkiyangiberpengaruh secaraiparsial danisecara signifikaniterhadapiemployeeiengagement [17]. Ada penelitian menyimpulkan bahwa teamwork secara parsial tidak terdapatipengaruh yangisignifikan terhadapiemployee engagement [18]

Metode

Jenis penelitian yang dilakukanipada penelitian iniiadalah penelitian kausal atau hubungan sebab akibat antar variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun pendekatan yang digunakaniadalah pendekatanikuantitatif. Penelitian kuantitaif merupakan sebuahnmetode penelitian yangnmemakai data berupanangka yangnditambahkan penekanan terhadapnpengukuran hasilnyang objektifndisertai analisis statistik [24]. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang mana meliputi Servant Leadership (X1), Komunikasi (X2), Teamwork (X3) sebagaiivariabel bebas, dan Employee Engagement (Y) sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini yaitu Karyawan yang ada di PT Irawan Djaja Agung Sidoarjo. Teknik pengambilannsampel pada penelitiannini menggunakannteknik total sampling atau teknik sampling sensus dimana dalam teknik ini seluruh populasi dipilih untuk dijadikan sampel [24]. Pertimbangan dalam pengambilan sampel tersebut memudahkan peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Karyawan yang ada di PT Irawan Djaja Agung Sidoarjo berjumlah 70 karyawan maka sampel pada penelitia ini juga sebanyak 70 responden [24]. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu data primer melalui kuisioner yang dibagikan kepada responden dengan menggunakan pengukuran likert. Teknis Analisis datandalam penelitiannini menggunakan analisisnpartial least Square (PLS) dengan program smart-PLS versi 3.0 dengan uji outer model dan inner model.

Kerangka konsep pengaruh antara variabel dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

Figure 1.Kerangka Konseptual

Keterangan :

H1 : Terdapat pengaruh positf dan signifikan dari Servant Leadership terhadap Employee Engagement PT Irawan Djaja Agung Sidoarjo

H2 : Terdapat pengaruh positf dan signifikan dari Komunikasi terhadap Employee Engagement PT Irawan Djaja Agung Sidoarjo

H3 : Terdapat pengaruh positf dan signifikan dari Team Workterhadap Employee Engagement PT Irawan Djaja Agung Sidoarjo

Employee Engagement(Y)

Employeenengagement merupakan keterikatan karyawan dengan dampak positif dan merasa bertanggung jawab pada suatu pekerjaan secara personal untuk mewujudkan tujuaniperusahaan daniberupaya selarasidengan tujuan perusahaan untuk terlaksananya pencapaian yang dapat dilakukan karyawan mewujudkan kinerja yang ulet, berdedikasi tinggi, dan merasa nyaman dalam bekerja [25]. Indikator yang digunakan untuk mengukur employee engagement yaitu [20]:

Semangat (Vigor) yaitu tingginya tingkat energi karyawan dan tingginya mental saat bekerja sepert tidak mudah merasa lelah dan sungguh sungguh dalam mengerjakan pekerjaan.

Dedikasi (Dedication) yaitu pengabdian diri seorang karyawan untuk keberhasilan perusahaan yang di tandai dengan antusiasme seorang karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Perhatian penuh (absortion) yaitu konsentrasi yang dimiliki karyawan serta bahagia dan menikmati pekerjaanya.

Servant Leadership(X1)

Servant Leadership adalah suatu kepemimpinan yang mementingkan kebutuhan karyawan dan mampu memberikan kejelasan tugas dan mengarahkan tim kerja serta memilikiikeinginanikuat untuk melayani danimemimpin, dan yangiterpenting adalah mampu menggabungkan keduanyaisebagai halisaling memperkuat secara positif [26]. Indikator yang digunakan untuk mengukur servant leadership antara lain [21] :

Kasih Sayang (Love) yaitu sistem kepemimpinannyang mengasihinberdasarkan kasihnsayangnyang berartinmelakukan hal yangnbaik pada waktunyang tepat untuk alasan yang benar.

Pemberdayaann(Empowerment) yaitunmempercayakan kekuasaan pada orangnlainnatau mendengarkan saran dari para follower

Visi (Vision) yaitu arah kemana suatu organisasinakan dibawah oleh pemimpin.

Kerendahan Hatin(humility) yaitunkeefektifan pemimpin yang dilihat dari kerendahan hati dengan menunjukkannrasa hormatnterhadap bawahan dan memuji karyawan apabila menyelesaikan tugas dengfan baik.

Kepercayaan (Trust) yaitu pemimpin yang memiliki kelebihan dan dipilih secara langsung oleh bawahan untuk dipercaya sebagai pemimpin.

Komunikasi (X2)

Komunikasi adalah sebuah proses pertukaran informasi dimana ketika seseorang atauibeberapaiorang, kelompok, organisasi, danimasyarakat menyampaikan ide, gagasan baik secara langsung maupun tidak langsung agar tercapainya kesepahaman, mewujudkan tujuan dan membentuk sikap organisasi yang baik [27]. Indikator yang digunakan untuk mengukur komunikasi yaitu [22] :

Keterbukaannmerupakan sikapnjujur, rendahnhati dan adil serta menerima pendapatndari orang lain.

Empati yaitu kemampuannuntuk memahami perasaannorang lain dalam suatu kondisi

Dukungan yaitu suatunbentuk perhatiannyang diterima indivisunbaik secara perseorangannmaupun kelompok.

Rasa Positif yaitunbersikap baik saatnmengutarakan pendapatnbaik gagasannyang bertentangan maupunnmendukung

Kesetaraan yaitu sikap siap menerima anggota komunikasi lain dengan setara atau menghargai pendapat pihak lain

Team Work (X3)

Team Work merupakan usaha suatu tim untuk mencapai tujuan bersama dan mampu bekerja secara nyaman, sesuai talaneta dan dapat memberi ide untuk suatu pendekatan dalam mewujudkan tujuan bersana [27]. Indikator yang digunakan untuk mengukur team work antara lain [23]:

Tanggung jawab bersama yaitu memberikan tanggung jawab dan menyelesaikan suatu persoalan dengan bersama-sama

Saling berkontribusi, yaitu memberikan kontribusinyang baiknsesama karyawan lain baikndalam bentuk pikirannmaupun tenaga.

Pengarahannkemampuan secaranmaksimal, yaitunmengarahkan ataunpercaya kemampuan dari masing-masing team dan membuat kerjasama yang berkualitas.

Komunikasi yang efektif, yaitunmembangun komunikasindan memberikanndukungan kepada temannantar tim.

Hasil dan Pembahasan

Analisis Pengukuran Outer Model

Analisis pengukuran outer model berfungsi untuk mengetahui validitas dan reabilitas. Outer model memiliki beberapa tahapan yaitu validitas convergen dan composit reliability.[28]

Validitas konvergen digunakan untuk mengetahui sejauh mana indikator dapat menjelaskan variabel laten. Semakin tinggi nilai validitas konvergen maka dap a t dikatakan semakin tinggi pula indikator mampu menjelaskan variabel laten. Nilai outer loading dianggap signifikan harus > 0,70. Maka apabila nilai outer loading < 0,70 indikator harus dieliminasi kemudian dilakukan pengukuran ulang [28] . Pada pengujian awal didapatkan bahwa indikator dari Servant Leadership (X1) yaitu kepercayaan (X1.5) dan indikator komunikasi (X2) yaitu kesetaraan memiliki nilai < 0,70 maka indikator tersebuh harus dieliminasi. Setalah dilakukan pengukuran ulang dan mendapatkan nilai outer loading yang sudah memenuhi validitas konvergen dengan hasil yang disajikan dalam tabel 1.

Servant Leadership (X1) Komunikasi (X2) Team Work (X3) Employee Engagement (Y)
X1.1 0,824
X1.2 0,847
X1.3 0,897
X1.4 0,866
X2.1 0,792
X2.2 0,862
X2.3 0,764
X2.4 0,807
X3.1 0,827
X3.2 0,880
X3.3 0,736
X3.4 0,853
Y.1 0,818
Y.2 0,871
Y.3 0,774
Table 1.Nilai Outer Loading

Sumber : Output Smart-PLS data diolah (2023)

Nilai Avarage Variance Extracted juga merupakan salah satu metode untuk emngukur validitas konvergen. Keriteria AVE dapat dikatakan baik apabila memiliki nilai > 0,5. Berdasarkan tabel 2. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai AVE dalam penelitian ini dapat dikatakan memiliki variabel diskriminan yang baik.

Average Variance Extracted (AVE)
Servan t Leadership (X1) 0,737
Komunikasi (X2) 0,651
Team Work (X3) 0,682
Employee Engagement ( Y ) 0,676
Table 2.Nilai Average Variance Extracted (AVE)

Sumber : Output Smart-PLS data diolah (2023)

Composite Reability merupakan pengujian untuk menunjukan akurasi dan konsisten instrument saat mengukur konstruk. Jika nilai composite reability dan cronbach’s Alpha > 0,7 maka konstruk tersebut bisa dikatakan reliabel [28] . Pada tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai semua konstruk mempunyai nilai composite reability dan cronbach’s Alpha > 0,7 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel laten reliabel.

Cronbach's Alpha Composite Reliability
Servant Leadership (X1) 0,884 0,918
Komunikasi (X2) 0,823 0,882
Team Work (X3) 0,842 0,895
Employee Engagement (Y) 0,759 0,862
Table 3.Hasil Uji Composite reliability dan Cronbach’s alpha

Pengukuran Model Analisis Inner Model

Analisis pengukuran inner model merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel laten. Model pengukuran Inner model dapat dilakukan dengan cara melihat nilai R-Square, dan uji Koefisien jalur untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen [29].

Nilai R-Square digunakan untuk menilai seberapa besar variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. R-Square dapat diktakan kuat apabila melebihi > 0,67, dikatakan moderat apabila > 0,33 dan dikatakan lemah apabila < 0,33. Berikut hasil pengukuran nilai r-square yang menunjukkan nilai untuk variabel keputusan pembelian:

R Square
Employee Engagement (Y) 0,713
Table 4.Hasil Uji R-square

Sumber : Output Smart-PLS data diolah (2023)

Dari tabel 5. variabel Servant Leadership(X1), Komunikasi(X2) dan Team Work (X3) mampu menjelaskan pengaruhnya sebesar 71,3% terhadap Variabel Employee Engagement (Y). maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh sisanya sebesar 29,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Nilai 0,713 menunjukkan bahwa model struktural penelitian ini dikatakan model struktur kuat karena memiliki nilai R-Square > 0,67

Nilai path koefisien digunakan untuk menjelaskan taraf nyata pada saat pengujian hipotesis. Uji koefisien jalur dapat dilihat dari nilai original sampel, nilai t-statistik dan nilai p values. Nilai original sampel dapat dikatakan sesuai dengan arah hipotesis dan memiliki pengaruh positif apabila nilai tersebut berada di angka positif. Nilai t-statistic akan menunjukkan signifikansi suatu model dapat digunakan untuk melihat pengaruh hipotesis hubungan antara variabel eksogen dan variabel endogen [30]. Suatu variabel laten eksogen dapat dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel laten endogen jika nilai t-statistic > t-tabel. Berdasarkan =5% dengan arah pengujian (two-tiled) dengan nilai (K=3) dan degree of freedom (df= n-k = 67) maka diperoleh T-tabel sebesar 1,667 yang artinya hipotesis diterima apabila t-statistic > 1,667. Sedangkan untuk nilai p values hipotesis dapat dikatakan diterima apabila p values < 0,05. Dari analis data yang telah dilakukan hasil T-Statistic dan P Values yang diperoleh dari bootstrapping diperlihatkan pada tabel 5.

Original Sample (O) T Statistics (|O/STDEV|) P Values Hipotesis
Servant Leadership (X1) -> Employee Engagement (Y) 0.159 2,948 0.003 Signifikan
Komunikasi (X2) -> Employee Engagement (Y) 0,580 7,836 0.000 Signifikan
Team Work (X3) -> Employee Engagement (Y) 0.306 3,538 0.000 Signifikan
Table 5.Nilai Uji Path Coefficient

Sumber : Output Smart-PLS data diolah (2023)

Nilai t-statistic variabel Servant Leadership sebesar 2,948 lebih besar dari nilai t-tabel yaitu 1,667 dengan nilai signifikasi (0,003 < 0,05) serta memiliki pengaruh positif sebesar 0,159 atau 15,9% terhadap Employee Engagement. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima yang artinya secara parsial variable Servant Leadership berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Employee Engagement.

Nilai t-statistic variabel Komunikasi sebesar 7,836 lebih besar dari nilai t-tabel yaitu 1,667 dengan nilai signifikasi (0,000 < 0,05) serta memiliki pengaruh positif sebesar 0,580 atau 58% terhadap Employee Engagement. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima yang artinya secara parsial variable Komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Employee Engagement.

Nilai t-statistic variabel Team Worksebesar 3,538 lebih besar dari nilai t-tabel yaitu 1,667 dengan nilai signifikasi (0,000 < 0,05) serta memiliki pengaruh positif sebesar 0,306 atau 30,6% terhadap k Employee Engagement. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima yang artinya secara parsial variable Team Work berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Employee Engagement.

Servant Leadership berpengaruh terhadap Employee Engagement di PT Irawan Djaja Agung

Berdasarkan hasil analisis path koefisien membuktikan bahwa Servant Leadershipberpengaruh terhadapEmployee engangement di PT Irawan Djaja Agung. Adapun pengaruhnya yaitu positif dan signifikan. Maka dapat disimpulkan apabila hipotesis pertama diterima yang artimya semakin baik Servant Leadership maka akan meningkatkan Employee Engagement. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner pada karyawan PT Irawan Djaja Agung mendapatkan hasil bahwa indikator visi menjadi faktor utama dalam mempengaruhi Employee Engangement karena karyawan beranggapan bahwa pemimpin memiliki tujuan yang tepat dan memiliki arah yang baik di masa depan. Indikator kerendahan hati pada Servant leadership menjadi faktor pendukung dalam mempengaruhi employee engangement di PT irawan Djaja Agung karena dengan adanya pemimpin yang rendah hati dan sering memuji akan menjadikan karyawan merasa dihormati. Selanjutnya indikator kepercayaan menjadi faktor yang mendukung peningkatan employee engagement karena dengan adanya pemimpin yang mampu mendengarkan karyawan menjadika karyawan tersebut merasa di percaya dan merasa diberi kepercayaan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya selanjutnya indikator love juga menjadi factor yang menyebabkan adanya employee engagement karena karyawan beranggapan bahwa pemimpinnya dapat memberikan dukungan dan perhatian seperti menyemangati ketika bekerja sehingga dapat membentuk employee engagement.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang membuktikan bahwa servant leadership memiliki pengaruh terhadap employee engagement [2] . Penelitian lainnya juga membuktikan bahwa servant leadership berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap employee engangement [13] .

Komunikasi berpengaruh terhadap Employee Engagement di PT Irawan Djaja Agung

Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa komunikasi berpengaruh terhadap Employee engangement di PT Irawan Djaja Agung . Adapun pengaruhnya yaitu positif dan signifikan. Maka dapat disimpulkan apabila hipotesis kedua diterima yang artinya semaikin baik komunikasi yang terjalin antar karyaan maupu pemimpin dapat meningkatkan employee engagement di PT Iraan Djaja Agung . Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner indikator empati pada komunikasi menjadi faktor utama yang mendukung meningkatnya employee engagement di Pt Irawan Djaja Agung karena dengan adanya rasa empati akan menjadikan karyaan saling membantu sehingga menciptakan rasaa aman dalam bekerja. Selanjutnya indikator rasa positif pada variabel komunikasi mempengaruhi peningkatan employee engagement karena dengan adanya kemampuan untuk mengutarakan pendapat dapat menjadikan seorang karyaan lebih merasa dibutuhkan ide dan merasa didengar, selanjutnya idikator keterbukaan menjadi faktor pendukung untuk meningkatkan employee engagement karena dengan adanya sikap saling mendengarkan dan menghargai perbedaab pendapat satu sama lain akan menjadikan seorang karyaan lebih dianggap dan dimengerti dalam suatu tempat kerjanya. Selanjutnya indikator dukungan pada variabel komunikasi menjadi faktor peningkatan employee engangemebt karena dengan adanya support dari rekan kerja akan membentuk semangat dari para karyawan sehingga tumbuh rasa yang nyaman dan meningkatkan employee engagement.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang membuktikan bahwa komunikasi memiliki pengaruh terhadap employee engagement [8] . Penelitian lainnya juga membuktikan bahwa komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap employee engagement [15] .

Team work berpengaruh terhadap Employee Engagement di PT Irawan Djaja Agung

Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa team work berpengaruh terhadap Employee engangement di PT Irawan Djaja Agung . Adapun pengaruhnya yaitu positif dan signifikan. Maka dapat disimpulkan apabila hipotesis ketiga diterima yang artinya semaikin baik Team Work yang terjalin antar karyawan maka dapat meningkatkan employee engagement . B erdasarkan hasil penyebaran kuisioner I ndikator saling berkontribusi pada variabel team work menjadi faktor utama yang menyebabkan employee engagement karena dengan adanya saling berkontribusi akan menjadikan pekerjaan semakin ringan sehingga menciptakan pekerjaan yang cmudah dan cepat selesai, selanjutnya indikator komunikasi yang efektif menjadi faktor pendukung yang dapat membentuk employee engagement karena dengan adanya komunikasi dan pemberian dukungan antar tim dapat menjadikan anggota tim bersemangat dalam menyelesikan pekerjaannya. Indikator tanggung jawab menjadi faktor pendukung yang menciptakan employee engangement karena dengan adanya anggota tim yang bertanggung jawab akan menjadikar tugas terselesaikan dengan baik karena setiap anggota memiliki rasa mampu menyelesaikan. Indikator Pengarahan n kemampuan secara n maksimal menjadi faktor yang meningkatkan employee engagement dikarenakan pembagian tugas yang sesuai dengan kemapuan akan menjadikan karyawan tidak merasa terbebani dalam suatu tugas sehingga mereka mampu bekerja secara maksimal dan meningkatkan employee engagement.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang membuktikan bahwa Team work memiliki pengaruh terhadap employee engangement [4] . Penelitian lainnya juga membuktikan bahwa Team work berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap employee engagement [10] .

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa variabel servant leadership berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap employee engagement di PT Irawan Djaja Agung. Artinya semakin baik servant leadership akan menjadikan karyawan merasa nyaman dan meningkatkan employee engagement. Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap employee engangement di PT Irawan Djaja Agung, maka dapat disimpulkan komunikasi menjadi kenyamanan antar karyaawan saat bekerja sehingga dapat menciptakan employee engangemeny Berdasarkan penelitian Team work berpengaruh terhadap employee engagement di PT Irawan Djaja Agung. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya tim yang saling support akan menjadikan seorang karyawan yang bertanggung jawab dan meningkatkan Employee engangement.

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan peneliti berharap agar pimpinan lebih memperhatikan karyawannya dengan cara memberikan dukungan ataupun reward sebagai bentuk apresiasi ketika karywawan berhasil memberikan kinerja terbaiknya. Selanjutnya untuk karyawan diharapkan untuk lebih meningkatkan hubungan antar teman kerja agar dapat lebih mudah bertukar informasi maupun pikiran. Keterbatasan dalam dalam penelitian ini yaitu penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu Servnt Leadership, komunikasi, Team work dan employee engagement sebagai variabel dependen nya. Sehingga peneliti berharap peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel variabel independent lainnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi employee engagement.

References

  1. T. W. Afrianty, A. Kusumaningtias, and M. C. W. Sulistyo, "Implementasi Servant Leadership Serta Dampaknya Terhadap Sikap Kerja Karyawan," Niagawan, vol. 9, no. 2, pp. 144, 2020, doi: 10.24114/niaga.v9i2.19040.
  2. K. Jaya, "Pengaruh Implementation of Servant Leadership Terhadap Organizational Citizenship Behavior Melalui Job Crafting and Employee Environmental Engagement Sebagai Variabel Mediasi," Agora, vol. 10, no. 1, pp. 1, 2022.
  3. F. Susanto and G. Suryamarchia, "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Employee Engagement Di Hotel Ibis Style Di Surabaya Fredi," pp. 1–23, 2019.
  4. T. Wahyono, "Pengaruh Job Enrichment, Reward Dan Teamwork Terhadap Employee Engagement Pada Pt Nusantara Berlian Motor," J. Community Res. Serv., vol. 6, no. 1, pp. 18, 2022, doi: 10.24114/jcrs.v6i1.32805.
  5. S. C. Agatha and M. A. B. Go, "Pengaruh Servant Leadership Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Employee Engagement Di Restoran Shaburi & Kintan Buffet Surabaya," J. Manaj. Perhotelan, vol. 7, no. 2, pp. 63–74, 2022, doi: 10.9744/jmp.7.2.63-74.
  6. R. Gustiamtomo and V. Firdaus, "Servant Leadership, Motivation, and Training in Volunteer Performance Through Loyalty as Intervening Variables," pp. 1–17, 2022.
  7. I. Margaretha, D. Kartika, P. M. Perhotelan, F. Ekonomi, and U. K. Petra, "Intrinsic Reward," pp. 502–517.
  8. O. B. Jua and U. Farida, "Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Employee Engagement Karyawan Ekspedisi Anteraja Cabang Ponorogo," J. Ekon. Manaj. dan Akuntans, vol. 10, no. 1, pp. 1–52, 2022, doi: 10.21608/pshj.2022.250026.
  9. R. Resdiana and M. H. Aima, "Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Terhadap Employee Engagement Pegawai (Studi Kasus Pada Sekretariat Kabinet)," J. SWOT, vol. VII, no. 1, pp. 76–88, 2017.
  10. R. Istiqomah, Pardiman, and Khalikussabir, "Pengaruh Organizational Justice dan Team Work Terhadap Employee Engagement Pada Karyawan Koperasi Unit Desa (KUD) Pakis," J. Ilm. Ris. Manaj., vol. 10, no. 10, pp. 37–48, 2021.
  11. E. A. Vitayanti and V. Firdaus, "Incentives, Work Motivation, and Teamwork on Employee Work Productivity," 2023.
  12. H. Umma and V. Firdaus, "Change Management, Leadership Competence, Organizational Culture and Its Implications for the Work Behavior of Tanggulangin District Employees," pp. 1–11, 2023.
  13. H. Kwistianus, "Pengaruh Servant Leadership Terhadap Employee Empowerment, Organizational Culture Dan Competitive Advantage Pada Universitas Di Surabaya," Bus. Account. Rev., vol. 3, no. 2, pp. 201–210, 2015.
  14. L. Gatuwari, Hardjono, and R. W. Aguastin, "Servant Leadership: Sebuah Gaya Kepemimpinan Yang Mengayomi dan Melayani, Ditinjau Dari Penyesuaian Sosial," J. Ilm. Psikol. Candrajiwa, vol. 6, no. 2, pp. 126–133, 2021.
  15. P. Karunia and A. S. P. Hadi, "Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Employee Engagement Di PT. Mastersystem Infotama," Pros. Hub. Masy., pp. 42–48, 2022.
  16. N. A. S. Ningrum, D. Abdurrahman, and A. Irfani, "Pengaruh Komunikasi Internal dan Imbalan Terhadap Employee Engagement," Pros. Manaj., pp. 930–935, 2017.
  17. H. Tannady et al., "Analysis Of The Role Of Team Work And Team Communication On Employee Performance Of Futures Trading Brokerage Companies Analisis Peran Team Work Dan Team Communication Terhadap Performa Karyawan Perusahaan Pialang Perdagangan Berjangka," Manag. Stud. Entrep. J., vol. 3, no. 5, pp. 2975–2986, 2022.
  18. Y. Mahmudin and Nofritar, "Pengaruh Komunikasi, Hubungan Kerja Dan Teamwork Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Semangat Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan Pln Sungai Lansek Kabupaten Sijunjung," J. Sci. Educ. Manag. Bus., vol. 1, no. 2, pp. 139–151, 2022.
  19. M. S. Aziez and S. P. Nugroho, "Value Jurnal Ilmiah Akuntansi Keuangan Dan Bisnis Pengaruh Servant Leadership Dan Human Capital Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Employee Engagement Sebagai Variabel Mediasi," Value J. Ilm. Akunt. Keuang. dan Bisnis, vol. 4, no. 1, pp. 100–116, 2023.
  20. A. N. Adi and N. Fithriana, "Employee Engagement (Pada Sektor Bisnis Dan Publik)," 2018.
  21. Burhanuddin, A. Supriyanto, and E. Adi, "Budaya Organisasi dan Kepemimpinan," 2018.
  22. S. Wahyuning, "Pengantar Komunikasi Organisasi," Anal. Standar Pelayanan Minimal Pada Instal. Rawat Jalan di RSUD Kota Semarang, vol. 3, pp. 103–111, 2015.
  23. Sukrispiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia. Indomedia Pustaka, 2019.
  24. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Edisi Ke-2. Cv. ALFABETA, 2018.
  25. N. Riana and L. Anatan, "Pengaruh Servant Leadership Terhadap Job Performance Melalui Employee Engagement Di Interkultural Edukasi Partner Bandung," Deriv. J. Manaj., vol. 17, no. 1, pp. 135–153, 2023.
  26. C. Amanda Savitri, N. Luh Putu Nia Anggraeni, and D. Firman Santosa, "Analisis Faktor Employee Engagement Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Sinkona Indonesia Lestari," J. Manaj. dan Organ., vol. 14, no. 2, pp. 110–124, 2023, doi: 10.29244/jmo.v14i2.44680.
  27. M. D. Setiani, A. K. Djaelani, and M. Khoirul, "Pengaruh Komunikasi dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember," J. Ris. Manaj., vol. 9, no. 6, pp. 108–122, 2020.
  28. D. Garson, Partial Least Squares Regional & Structural Equation Models, 2018, doi: 10.1201/b16017-6.
  29. A. D. Santosa and D. S. Rahardjo, PLS Dan GeSCA Dalam Analisis Kuantitatif, 2021.
  30. R. S. Hamid and S. Anwar, "Structural Equation Modeling," vol. 13, no. 1, 2019.