Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.8123

Social Media, Friendships, and Financial Literacy Drive Millennial Investments


Media Sosial, Pertemanan, dan Literasi Keuangan Mendorong Investasi Milenial

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Millennials Investing Social Media Financial Literacy Friendships

Abstract

This study explores the factors influencing millennial interest in investing, focusing on social media usage, investment understanding, and friendships. Using a quantitative approach, data was gathered from 100 respondents through questionnaires and analyzed with IBM SPSS 16. The results indicate that social media usage, investment knowledge, and friendships each significantly affect millennials' interest in investing, both individually and collectively. These findings highlight the pivotal role of digital platforms, financial literacy, and social networks in shaping investment behaviors among millennials.

Highlight:

  1. Social media usage significantly influences millennials' investment interest.
  2. Investment understanding is crucial for millennials' investment decisions.
  3. Friendships play a key role in shaping millennial investment behaviors.

 

Keywoard:  Millennials, Investing, Social Media, Financial Literacy, Friendships

PENDAHULUAN

Generasi millenial saat ini tertarik dengan investasi di pasar modal. Pada Desember 2020 disebutkan oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah investor sebanyak 54,79% didominasi oleh investor yang berusia kurang dari 30 tahun. Kesadaran untuk berinvestasi akan terus meningkatkan jumlah perkiraan tersebut Factor motivasi, kemajuan teknologi dan literasi dapat dikatakan yang melatarbelakangi generasi millenial untuk berinvestasi. Semakin majunya evolusi dunia digital teknologi dan tingkat literasi yang baik tumbuh bersama generasi millenial [1] Investasi dalam pasar saham dapat menjadi salah satu pilihan dalam berinvestasi. Investasi adalah pilihan yang cerdas untuk menghidupkan harapan di masa yang akan datang dan agar aset tersebut dapat terhindar dari penurunan nilai secara signifikan amaupun tingkat inflasi.[2]

Perkembangan teknologi saat ini memiliki dampak besar pada perkembangan ekonomi suatu negara dan mendorong sektor bisnis untuk melakukan bisnis secara lebih efisien untuk mencapai hasil yang maksimal. [3] Investasi merupakan salah satu instrument pembangunan yang dibutuhkan oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun bangsa Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan pertumbuhan positif atas jumlah investor di pasar modal Indonesia per Mei 2019 sebesar 1.9 juta. [4]

Rendahnya minat berinvestasi dikalangan mahasiwa dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman investor dalam berinvestasi, ketidaktahuan modal untuk memulai berinvestasi dan motivasi dalam berinvestasi. Saat ini tingkat kesadaran investor masih perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan kesadaran tersebut perlu adanya sosialisasi secara terus menerus. [5]. Dalam era revolusi industri 4.0 ini, jaringan internet dapat digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi mengenai bentuk dan langkah melakukan investasi baik bagi pendatang baru maupun orang yang telah lama berkecimpung di bidang investasi. [6]

Pengertian literasi keuangan dapat disimpulkan bahwa suatu proses yang mengatur seberapa baik kemampuan individu dalam memahami konsep keuangan, menerapkan dan mengelola keuangan dengan baik sehingga dapat melakukan investasi. [7] Investasi juga dapat dipahami dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi juga disebut sebagai penanaman modal. [8] Perkembangan dan pergerakan pasar global menyebabkan pasar sahamIndonesia mengalami periode naik dan turun. Pergerakan tersebut salah satunya disebabkan oleh beberapa peristiwa besar seperti krisis yang terjadi di Asia tahun 1997/1998 dan krisis subprime mortgage di Amerika tahun 2007/2009.[9]. Meningkatkan minat masyarakat dengan edukasi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Edukasi ini akan bermanfaat untuk meningkatkan jumlah peminat dengan menambah pengetahuan berinvestasi di pasar modal. Mata kuliah pasar modal, seminar-seminar investasi, pelatihan pasar modal akan menigkatkan kesadaran individu akan pentingnya berinvestasi, cara berinvestasi serta pemahaman tentang pasar modal yang perlu diketahui calon investor.[10]

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kuantitatif. Tehnik pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan survei. Instrumen pengumpulan data yang yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket). [11]. Tujuan dari penelitian berikut yakni mengetahui pengaruh dari penggunaan media social, pemahaman investasi hubungan pertemanan baik secara parsial ataupun simultan terhadap minat generasi millenial dalam berinvestasi di pasar modal.

Sampel adalah bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh populasi . Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling [12]. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2018), Metode penelitian berbasis positivisme menganalisis populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan data dengan peralatan penelitian, dan kemudian memeriksa hasil secara kuantitatif dan statistik untuk menguji hipotesis..[13] Adapun populasidalam peneltitian ini adalah generasi millenial yang minat atau sedang berinvestasi di pasar modal. Jumlah generasi millenial tidak diketahui. Dan Sampel adalah bagian dari populasi yang akan di teliti oleh peneliti secara mendalam. Syarat utama dalam penelitian harus mewakili populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki suatu populasi, artinya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, penelitian dapat menggunakan sampel dalam populasi tersebut. Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing indikator dalam setiap varia- bel agar lebih mudah memahami pengukuran pada variabel yang diungkap. [14]

Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang objek atau fenomena tertentu. Dalam penelitian ini digunakan 5 tingkatan skala yaitu: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju [15]. objek yang diteliti menggunakan alat uji validitas dan reliabilitas sebagai alat ukurnya. Dalam penelitian ini menggunakan 100 responden untuk diteliti.

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Analisis Data Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, telah dilakukan penelitian terhadap generasi millenial yang berjumlah 100 orang. Untuk mengetahui data responden, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin

Gambaran umum mengenai generasi millenial berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-Laki 61 61.0 61.0 61.0
Perempuan 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Table 1.

Pada Tabel 3.1 dapat diidentifikasi bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 61 pengguna atau 61%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 39 pengguna atau 39%.

2. Karakteristik Responden berdasarkan usia

Gambaran umum mengenai generasi millenial berdasarkan usia adalah sebagai berikut :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 22-25 tahun 33 33.0 33.0 33.0
26-29 tahun 36 36.0 36.0 69.0
30-33 tahun 24 24.0 24.0 93.0
Table 2.
34-37 tahun 4 4.0 4.0 97.0
38-41 tahun 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Table 3.

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat diidentifikasi bahwa mayoritas responden pada penelitian ini adalah dengan usia 26-29 tahun yaitu sebanyak 36 pengguna atau 36% sedangkan responden yang berusia 22-25 tahun sebanyak 33 pengguna atau 33%, responden yang berusia 30-33 tahun sebanyak 24 pengguna atau 24%, responden yang berusia 34-37 tahun sebanyak 4 pengguna atau 4% dan responden yang berusia 38-41 tahun sebanyak 3 pengguna atau 3%.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan terakhir

Gambaran umum mengenai generasi millenial berdasarkan Pendidikan terakhir adalah sebagai berikut :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMA/SMK 63 63.0 63.0 63.0
Akademi/Diploma 12 12.0 12.0 75.0
S1 21 21.0 21.0 96.0
S2 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Table 4.

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas dapat diidentifikasi bahwa pada penelitian ini mayoritas responden menempuh pendidikan terakhir pada tingkat SMA yaitu sebanyak 63 pengguna atau 63%, untuk jumlah pengguna yang menempuh pendidikan terakhir pada tingkat Akademi/Diploma yaitu sebanyak 12 pengguna atau 12%, sedangkan jumlah pengguna yang menempuh pendidikan terakhir pada tingkat S1 yaitu sebanyak 21 pengguna atau 21%, danuntuk jumlah pengguna yang menempuh pendidikan terakhir pada tingkat S2 sebanyak 4 pengguna atau 4%.

1. Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan

Gambaran umum mengenai generasi millenial berdasarkan Status Pernikahan adalah sebagai berikut :

Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent
Valid Belum Menikah 84 84.0 84.0 84.0
Sudah Menikah 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Table 5.

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas dapat diidentifikasi bahwa pada penelitianini mayoritas responden berstatus belum menikah yaitu sebanyak 84 penggunaatau 84% dan yang berstatus sudah menikah sebanyak 16 pengguna atau sebesar 16%.

2. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Gambaran umum mengenai generasi millenial berdasarkan Pekerjaan adalah sebagai berikut :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pelajar/Mahasiswa 36 36.0 36.0 36.0
Karyawan Swasta 44 44.0 44.0 80.0
PNS 3 3.0 3.0 83.0
Wiraswasta 6 6.0 6.0 89.0
Lainnya 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Table 6.

Table 3. 4

Berdasarkan tabel 3.5 di atas dapat diidentifikasi bahwa pada penelitian ini mayoritas responden berstatus pekerjaan sebagai karyawan swasta yang berjumlah 44 responden atau sebanyak 44%, yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa berjumlah 36 responden atau sebanyak 36%, yang berstatussebagai PNS berjumlah 3 responden atau sebanyak 3%, yang berstatus wiraswasta berjumlah 6 responden atau sebanyak 6% dan pada bidang pekerjaan lainna berjumlah 11 atau 11%.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Penghasilan perbulan

Gambaran umum mengenai generasi millenial berdasarkan Penghasilan perbulan adalah sebagai berikut :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <Rp. 499.000 15 15.0 15.0 15.0
Rp.500.0001.499.000 -Rp.25 25.0 25.0 40.0
Rp.1.500.0002.499.000 -Rp.22 22.0 22.0 62.0
Rp.2.500.0003.999.000 -Rp.17 17.0 17.0 79.0
Rp.4.000.0004.999.000 -Rp.13 13.0 13.0 92.0
Table 7.
>Rp. 5.000.000 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Table 8.

Berdasarkan tabel 3.6 di atas dapat diidentifikasi bahwa pada penelitianini mayoritas responden berpenghasilan perbulan sebesar Rp. 1.500.000 – Rp. 2.499.000 yang berjumlah 25 atau sebesar 25%, yang berpenghasilan perbulan sebesar <Rp. 499.000 berjumlah 15 responden atau sebesar 15%, yang berpenghasilan perbulan sebesar Rp. 500.000

– Rp. 1.499.000 berjumlah 22 responden atau sebesar 22%, yang berpenghasilan Rp. 2.500.000 – Rp.3.999.000 berjumlah 17 responden atau sebesar 17%, yang berpenghasilan Rp. 4.000.000 – Rp. 4.999.000 berjumlah 13 responden atau sebesar 13%, dan yangberpenghasilan >Rp. 5.000.000 berjumlah 8 responden atau sebesar 8%.

Uji Instrument Penelitian

Standar instrumen valid menurut (Sugiyono, 2019) berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur itu valid. Kevalidan alat ukur berarti alat ukur tersebut dapat digunakan mengukur apa yang diukuroleh peneliti. Hal ini berarti alat ukur ini sudah sah mengukur apa yang mau diukur (objek) sudah tepat dan benar . Ada dua macam uji validitas yang sesuaidengan cara pengujiannya yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Pengujian juga dapat dilakukan dengan membandingkan rhitung dan rTabel. Suatu kuisioner dapat dikatakan valid apabila rHitung>rTabel menurut (Sugiyono, 2013) yang mana pertanyaan dalam kuisioner tersebut mampu untuk mengungkapkan apa yang ingin diukur dengan menggunakan bantuan program SPSS.

Variabel Item Variable Correlation(r- hitung) r-Tabel Sig. Keterangan
X1_1 .701 0,1654 0,000 Valid
XI X1_2 .655 0,1654 0,000 Valid
X1_3 .672 0,1654 0,000 Valid
X1_4 .637 0,1654 0,000 Valid
X2_1 .748 0,1654 0,000 Valid
X2_2 .686 0,1654 0,000 Valid
X2 X2_3 .730 0,1654 0,000 Valid
X2_4 .588 0,1654 0,000 Valid
X3_1 .714 0,1654 0,000 Valid
X3 X3_2 .767 0,1654 0,000 Valid
X3_3 .772 0,1654 0,000 Valid
X3_4 .685 0,1654 0,000 Valid
Y_1 .700 0,1654 0,000 Valid
Y Y_2 .742 0,1654 0,000 Valid
Y_3 .698 0,1654 0,000 Valid
Y_4 .697 0,1654 0,000 Valid
Table 9.

Hasil Uji Validitas

Berdasarkan Tabel 3.7 tersebut, diketahui bahwa semua pertanyaan pada indikator variabel Penggunaan Media Sosial, Pemahaman Investasi, Hubungan Pertemanan dan Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi menghasilkan nilai r hitung > r tabel (0,1654), dengan demikian pernyataan kuesioner yang mengukur variabel penelitian dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsisten alat ukur dalam penggunaannya. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok atau subjek yang diukur

belum berubah. Dengan demikian, reliabilitas menunjukkan konsistensisuatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama[19] . Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode alpha cronbach yakni dengan cara membandingkan nilai alpha dengan tabel alpha cronbach digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan benar atau salah, melakukan digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yangmengukur sikap atau perilaku. Berdasarkan (Sugiyono, 2019) item pengukuran dikatakan reliable jika memiliki koefisien alpha >

0.6. Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat sebagai berikut :

Variabel Nilai Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan
X1.1 .747 0,6 Reliabel
X1.2 .762 0,6 Reliabel
X1.3 .766 0,6 Reliabel
X1.4 .773 0,6 Reliabel
X2.1 .760 0,6 Reliabel
X2.2 .753 0,6 Reliabel
X2.3 .763 0,6 Reliabel
X2.4 .760 0,6 Reliabel
X3.1 .763 0,6 Reliabel
X3.2 .749 0,6 Reliabel
X3.1 .746 0,6 Reliabel
X3.4 .748 0,6 Reliabel
Y.1 .755 0,6 Reliabel
Y.2 .752 0,6 Reliabel
Y.3 .745 0,6 Reliabel
Y.4 .752 0,6 Reliabel
Table 10.

Uji Reliabilitas

Berdasarkan table 3.8 di atas, dari beberapa indicator variabel tersebut diketahui nilai koefisien reliabilitas cronbach alpha variabel Penggunaan Media Sosial, Pemahaman Investasi, Hubungan Pertemanan dan Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan reliabel.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji Kolmogorof- Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorof-Smirnov 0.05, maka berdistribusi normal dan sebaliknya. Atau dapat pula dengan melalui grafik.

Figure 1.

Berdasarkan gambar 3.1 di atas menunjukan bahwa sebaran data membentuk titik-titik yang mendekati garisdiagonal,makadapatdisimpulkanbahwa datatersebutberdistribusinormal.Uji linearitas adalah cara untukmengetahui status linear tidaknya suatudistribusi data penelitian. Uji linear dapat dilakukan dengan melihat TabelANOVA Table. Jika nilai signifikansi pada Linearity lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka hubungan antar variabeldinyatakan linear, sebaliknya apabilaLinearity lebih kecil dari 0,05 (<0,05) maka hubungan antara variabeldinyatakantidaklinear.

Uji linearitas adalah cara untuk mengetahui status linear tidaknya suatudistribusi data penelitian. Uji linear dapat dilakukan dengan melihat Tabel ANOVA Table. Jika nilai signifikansi pada Linearity lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka hubungan antar variabel dinyatakan linear, sebaliknya apabila Linearity lebih kecil dari 0,05 (<0,05) maka hubungan antara variabel dinyatakan tidak linear.

No Variabel F Sig.
1 Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi * Penggunaan Media Sosial 3.545 .651
2 Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi * Pemahaman Investasi 1.095 .515
3 Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi * Hubungan Pertemanan 2.358 .493
Table 11.

Table 3. 8

Berdasarkan Tabel 3.9 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai f hitung 3.545 dengan tingkat signifikansi 0.651>0.05 maka model regresi memiliki hubungan yang linier antara Penggunaan Media Sosial dengan Minat GenerasiMillenial dalam Berinvestasi. Kemudian nilai f hitung 1.095 dengan tingkat signifikansi 0.515>0.05 maka model regresi memilikihubungan yang linier antara Pemahaman Investasi dengan Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi. Selanjutnya nilai f hitung 2.358 dengan tingkat signifikansi 0.493>0.05 maka model regresi memiliki hubungan linier antara Hubungan Pertemanan dengan Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang benar dan baik adalah model tanpa terjadi heteroskedastisitas[20]. Heteroskedastisitas terjadi pada model regresi jika titik-titik pada Tabel Scatterplot membentuk pola tertentu, untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model regresi, maka dapat dilihat pada Scatterplot

Figure 2.

Berdasarkan Gambar 3.2 di atas menyatakan bahwa data yang menyebar secara acak, maka dapat disimpulkan bahwa homogeny atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji multikoliniearitas dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi yang cukup tinggi (signifikan) diantara variabel independent yang berjumlah lebih dari satu variabel. Untuk mendeteksinya dapat melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) yaitu nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance >0,10.

Coefficients a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Penggunaan Media Sosial .886 1.128
Pemahaman Investasi .885 1.130
Hubungan Pertemanan .937 1.067
a. DependentVariable: Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi
Table 12.

Berdasarkan Tabel 4.15 di atas, menunjukan bahwa hasil perhitungan nilai VIF lebih kecil dari 10 (<10) dan toleransi lebih besar dari 0,1 (>0,1), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel penjelas yang satu dengan variabel lainnya tidak saling berkolinearitas.

Uji Linear Berganda

Analisis regresi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengukurpengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Sarjono dan Julianita, 2011).Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesisyang tertuang dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

Unstandardized Coefficients

Model B Std. Error
(Constant) 3.205 2.128
Penggunaan Media Sosial .054 .079
Pemahaman Investasi .157 .104
Hubungan Pertemanan .557 .091
Table 13.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dijelaskan melalui rumus sebagai berikut :

Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3

Y = 3.205 + 0.054X 1 + 0.157X 2 + 0.557X 3

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diartikan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 3.205 menyatakan jika tidak ada 3 variabel bebas,maka Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi sebesar 3.183.

2. Nilai koefisien sebesar 0.054 menyatakan bahwa peningkatan Penggunaan Media Sosial sebesar 1 akan meningkatkan Minat GenerasiMillenial dalam Berinvestasi sebesar 0.054.

3. Nilai koefisien sebesar 0.157 menyatakan bahwa peningkatan Pemahaman Investasi sebesar 1 akan meningkatkan Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi sebesar 0.157.

4. Nilai koefisien sebesar 0.557 menyatakan bahwa peningkatan Hubungan Pertemanan sebesar 1 akan meningkatkan Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi sebesar 0.557.

Uji Hipotesis

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Dimana apabila nilai Fhitung lebih besar dari pada FTabel, maka terdapat alasan yang kuat dari hipotesis satu (H1) untuk diterima dan menolak hipotesisnol (H0), demikian sebaliknya.

Model F Sig.
Regression 17.553 .000
Table 14.

Berdasarkan Tabel 4. 17 di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh simultan dari ketiga variabel Penggunaan Media Sosial, PemahamanInvestasi, Hubungan Pertemanan terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai Sig. 0.000<0.05maka H1 diterima dengan ketentuan bahwa Fhitung > FTabel 17.553>2.75.

Uji Parsial

Model T Sig. Zero- order
Table 15.
(Constant)Penggunaan Media Sosial 2.1952.517 .031.014 .655
Pemahaman Investasi 6.275 .000 .545
Hubungan Pertemanan 1.764 .008 .017
Table 16.

Derajat keabsahan df = (n-k-1) = 100-3-1 = 96 dan tingkat taraf kepercayaan 5% a tau 0.05, maka nilai tTabel adalah sebesar 1.660. Berdasarkan Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa uji hipotesis secara individu atau parsial sebagai berikut :

1. Probabilitas .014<0.05 dengan persentase sebesar (65.5%), maka H1diterima, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh variabel Penggunaan Media Sosial terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi dengan ketentuan bahwa thitung>tTabel, 2.517>1.660.

2. Probabilitas .000<0.05 dengan persentase sebesar (54.5%), maka H1diterima, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh variabel Pemahaman Investasi terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi dengan ketentuan bahwa thitung>tTabel, 6.275>1.660.

3. Probabilitas .008<0.05 dengan persentase sebesar (1,7%), maka H1 diterima, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh variabel Hubungan Pertemanan terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi dengan ketentuan bahwa thitung>tTabel, 1.764>1.660.

A. Pengujian Hipotesis Pertama

Pengujian Hipotesis pertama adalah ada pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap keputusan pembelian. Pengujian hipotesis yang pertama ini dengan menggunakan uji t. Derajat keabsahan df = (n-k-1) = 100-3-1 = 96 dan tingkat taraf kepercayaan 5% atau 0.05, maka nilai tTabel adalah sebesar 1.660 adapun penjelasan pada masing- masing variabel sebagai berikut :

Penggunaan Media Sosial (X1). Nilai thitung dalam penelitian ini sebesar 2.517 dengan tingkat signifikansisebesar

0.014 lebih besar dari tTabel sebesar 1.660 dengan persentase sebesar dengan persentase sebesar (65.5%). Hal ini menunjukan bahwa terjadi penolakan H0 dan penerimaan H1 yang berarti terdapat pengaruh variabel Penggunaan Media Sosial (X1) terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi (Y).

B. Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian Hipotesis Kedua adalah ada pengaruh Pemahaman Investasi terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi. Pengujian hipotesis yang kedua ini dengan menggunakan uji t. Pemahaman Investasi (X2) Nilai thitung dalam penelitian ini sebesar 6.275 dengan tingkat signifikansisebesar 0.000 lebih besar dari tTabel sebesar 1.660 dengan persentase sebesar dengan persentase sebesar (54.5%). Hal ini menunjukan bahwa terjadi penolakan H0 dan penerimaan H1 yang berarti terdapat pengaruh variabel Pemahaman Investasi (X2) terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi (Y). C. Pengujian Hipotesis Ketiga Pengujian Hipotesis Ketiga adalah ada pengaruh Hubungan Pertemanan terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi. Pengujian hipotesis yang ketiga ini dengan menggunakan uji t. Hubungan Pertemanan (X3) Nilai t hitung dalam penelitian ini sebesar 1.764 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.008 lebih besar dari t tabel sebesar 1,660 dengan persentase sebesar dengan persentase sebesar (1.7%), hal ini menunjukan bahwa terjadi penerimaan H1 dan penolakan H0 yang berarti terdapat pengaruh variabel Hubungan Pertemanan (X3) terhadap Minat Generasi Millenial dalam berinvestasi (Y). D. Pengujian Hipotesis Keempat Pengujian Hipotesis Keempat adalah pengaruh Penggunaan Media Sosial, Pemahaman Investasi dan Hubungan Pertemanan Terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi di Pasar Modal, pengujian yang keempat ini dengan menggnakan uji F. Penggunaan Media Sosial, Pemahaman Investasi dan Hubungan Pertemanan Terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi di Pasar Modal Dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh simultan dari ketiga variabel Penggunaan Media Sosial, Pemahaman Investasi, Hubungan Pertemanan terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai sig. 0.045<0.05 maka H1 diterima dengan ketentuan bahwa Fhitung > FTabel 2.958 > 2.75.

B. Pembahasan Hasil Uji Analisis

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Minat Generasi Millenial Dalam Berinvestasi Di Pasar Modal

Dari tabel 3.12 hubungan variabel Penggunaan Media Sosial Terhadap Minat Generasi Millenial menunjukkan nilai signifikan maka dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel penggunaan media social berpengaruh terhadap minat generasi millenial. Hal ini menunjukkan penerimaan H1 yang berarti terdapat pengaruh variable penggunaan media social terhadap minat generasi millenial dalam berinvetasi. Penggunaan media social memberikan keuntungan bagi para investor dalam memilih cara untuk menjalankan sebuah investasi. Hal ini di karenakan sangat membantu para investor untuk mencari informasi mengenai jenis dan langkah-langkah berinvestasi sebelum membuat keputusan.

Variabel tersebut mempunyai 4 indikator diantaranya: berita up to date, aplikasi trading, mengikuti akun investasi dan sarana pengambilan keputusan. Hasil dari kuisioner yang telah di isi oleh responden terhadap ke empat indikator tersebut indikator yang mengikuti akun investasi lebih berpengaruh di bandingkan indikator lain nya karena persentase indikator tersebut sebesar 40%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nurlaela Anwar, 2018) menyatakan bahwa penggunaan media social mengambil peran penting dalam mempromosikan produk dan juga sebagai bagian dari sosialisasi serta membangun hubungan yang lebih dekat juga memberikan informasi yang terbaru secara berkala kepada investor. Hasil penelitian terbanyak yang memilih setuju terhadap penggunaan media social yang ditawarkan tentang “memudahkan calon investor dalam memperoleh informasi yang akurat tentang investasi di pasar modal” PengaruhPemahamanInvestasiTerhadapMinatGenerasiMillenialDalam BerinvestasiDiPasarModal

Dari tabel 3.12 hubungan variabel pemahaman investasi terhadap minat generasi millenial dalam berinvestasi di pasar modal menunjukkan nilai signifikan maka dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel pemahaman investasi berpengaruh terhadap minat generasi millenial. Hal ini menunjukkan penerimaan H1 yang berarti terdapat pengaruh variable pemahaman investasi terhadap minat generasi millenial dalam berinvetasi. Pemahaman mengenai investasi sangat diperlukan oleh setiap individu dalam melakukan sebuah transasksi investasi. Oleh sebab itu, mempelajari dasar-dasar investasi, jenis-jenis investasi dan keuntungan yang didapatkan dalam menjalankan investasi dipasar modal. Sehingga investor memahami akan sebuah pengambilan keputusan dalam melakukan sebuah investasi khususnya di pasar modal.

Variabel tersebut mempunyai 3 indikator diantaranya : sarana pendanaan, pengetahuan jenis instrument investasi, pengetahuan resiko yang akan terjadi. Hasil dari kuisioner yang telah di isi oleh responden terhadap ke empat indikator tersebut indikator aspek pengetahuan jenis instrument investasi yang lebih berpengaruh di bandingkan indikator lainnya. persentase indikator tersebut sebesar 57%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Firdhausa, 2020) berdasarkan hasil penelitian secara parsial pada dasarnya calon investor akan mencari tahu tentang edukasi investasi terlebih dahulu, edukasi investasi khususnya mengenai pasar modal diharapkan menstimulasi minat investasi saham setiap individu berpartisipasi. Pengetahuan yang memadai akan sebuah bidang yang dilakukan seseorang meningkatkan kepercayaan dirinya terhadap investasi saham hal tersebut dibuktikan dalam penelitian (Wibowo & Purwohandoko, 2018) yang menyatakan bahwa pengetahuan investasi berpengaruh terhadap minat berinvestasi di pasar modal.

Pengaruh Hubungan Pertemanan Terhadap Minat Generasi Millenial Dalam Berinvestasi di Pasar Modal

Dari tabel 3.12 hubungan variabel Hubungan Pertemanan terhadap Minal Generasi Millenial menunjukkan nilai signifikan maka dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel Hubungan Pertemanan berpengaruh terhadap Minat Generasi Millenial. Berdasarkan perhitungan di atas, penerimaan H1 yang berarti terdapat pengaruh variable Hubungan Pertemanan terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi di Pasar Modal.

Variabel tersebut mempunyai 4 indikator diantaranya : Lingkungan pertemanan yang positif, termotivasi untuk berinvestasi dengan circle pertemanan, jangkauan pertemanan lebih luas, membagikan informasi mengenai investasi. Hasil dari kuisioner yang telah di isi oleh responden terhadap keempat indikator tersebut indikator aspek termotivasi untuk berinvestasi dengan circle pertemanan yang lebih berpengaruh di bandingkan indikator lain nya, persentase indikator tersebut sebesar 65%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Desmita. 2009) masyarakat lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah di mengerti bahwa pengatruh teman-teman sebaya pada minat terkadang lebih besar daripada pengaruh keluarga. Hal ini berarti bahwa ketika masyarakat memiliki hubungan pertemanan dengan orang yang melakukan investasi di pasr midal maka masyarakat tersebut dapat memiliki minat untuk berinvestasi di pasar modal.

Pengaruh Penggunaan Media Sosial, Pemahaman Investasi dan Hubungan Pertemanan Terhadap Minat Investasi Generasi Millenial di Pasar Modal.

Dari tabel 3.11 hubungan variabel penggunaan media social, pemahaman investasi dan hubungan pertemanan terhadap minat generasi millenial di pasar modal menunjukkan nilai pengaruh atau signifikann sehingga dapat dipastikan melalui hasil tersebut bahwa variabel ketiga nya berpengaruh signifikan dan positif. Maka H1 diterima dengan ketentuan bahwa F hitung > F table.

Terdapat 4 indikator dari variabel tersebut yaitu membeli produk investasi, mereferensikan produk investasi, membandingkan dengan produk investasi lainnya, pencarian informasi produk investasi lebih dalam. Dari ke 4 indikator yang telah di isi oleh responden tersebut pencarian informasi produk investasi lebih dalam memiliki pengaruh yang tinggi sebesar 61%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Negara, 2020) menyatakan bahwa media social dan pengetahuan investasi secara simultan berpengaruh terhadap minat berinvestasi. Dalam dunia investasi pasti memiliki tingkat permasalahan yang beragam, ada banyak factor yang mempengaruhi minat generasi millenial. Selanjutnya hasil dari penelitian (Pranyoto, 2015) hubungan pertemanan berpengaruh signifikan terhadap minat generasi millenial dalam berinvestasi. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

: Penggunaan Media Sosial berpengaruh terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi. Pengujian tersebut diperoleh hasil yang menyatakan bahwa hipotesis dapat diterima dan terbukti pada pengujian hipotesis. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mastura, 2020) dan (Negara, 2020). Hasil yang menunjukkan bahwa Penggunaan Media Sosialberpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Generasi Millenial dalam Berinvestasi.

KES IMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :

Atas terselesaikannya penelitian ini maka penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh Bapak/Ibu dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, serta tidak lupa pula ucapan terimakasih sedalam-dalamnya yang ditujukan kepada kedua orang tua, sahabat dan rekan yang telah membantu saya hingga terselesaikan nya penelitian ini denganbaik hingga akhir.

References

  1. Y. S. Ratmojoyo, T. Supriyanto, S. Nugraheni, U. Pembangunan, and V. Jakarta, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berinvestasi Saham,” vol. 1, no. 2, pp. 115–131.
  2. N. H. Salsabilla, R. A. Utama, P. S. Riantiningrum, and S. A. Rahmawati, “Analisis Faktor Motivasi, Kemajuan Teknologi, dan Literasi Keuangan terhadap Minat Generasi Milenial dalam Berinvestasi Saham,” in Proc. Natl. Semin. Accounting, Financ. Econ., vol. 1, no. 7, pp. 73–79, 2021.
  3. A. K. Negara and H. G. Febrianto, “Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi dan Pengetahuan Investasi terhadap Minat Investasi Generasi Milenial di Pasar Modal,” Bus. Manag. J., vol. 16, no. 2, p. 81, 2020, doi: 10.30813/bmj.v16i2.2360.
  4. A. Mastura, S. Nuringwahyu, and D. Zunaida, “Pengaruh Motivasi Investasi, Pengetahuan Investasi dan Teknologi Informasi terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal (Studi pada Mahasiswa Fia dan Feb Unisma yang Sudah Menempuh Mata Kuliah Mengenai Investasi),” Jiagabi, vol. 9, no. 1, pp. 64–75, 2020.
  5. L. Zulaika and A. Nisa, “Pengaruh Pemahaman Investasi, Modal Minimal Investasi dan Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi di Pasar Modal,” Peta, vol. 2, no. 2, pp. 22–35, 2017, [Online]. Available: https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1215351039-1-HALAMAN_AWAL.pdf
  6. F. Firdhausa and R. Apriani, “Pengaruh Platform Media Sosial terhadap Minat Generasi Milenial dalam Berinvestasi di Pasar Modal,” Supremasi Huk., vol. 17, no. 2, pp. 96–103, 2021, [Online]. Available: http://www.ejournal.unis.ac.id/index.php/JSH/article/view/1227
  7. A. Darmawan, K. Kurnia, and S. Rejeki, “Pengetahuan Investasi, Motivasi Investasi, Literasi Keuangan dan Lingkungan Keluarga Pengaruhnya terhadap Minat Investasi di Pasar Modal,” J. Ilm. Akunt. dan Keuang., vol. 8, no. 2, pp. 44–56, 2019, doi: 10.32639/jiak.v8i2.297.
  8. E. Pranyoto and N. Y. Siregar, “Literasi Ekonomi, Hubungan Pertemanan, Sikap, Norma dan Kontrol Diri terhadap Minat Masyarakat Lampung untuk Berinvestasi di Pasar Modal,” J. Manaj. Dan Bisnis, vol. 5, no. 2, pp. 196–216, 2015.
  9. B. Setiawan, “Perbandingan Kinerja Pasar Modal Syariah dan Konvensional: Suatu Kajian Empiris pada Pasar Modal Indonesia,” J. Ilm. Ekon. Glob. Masa Kini, vol. 8, no. 1, pp. 35–40, 2017, [Online]. Available: http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/EGMK/article/view/234
  10. I. B. P. P. Putra and N. L. Supadmi, “Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Persepsi Mahasiswa, Modal Minimal dan Hubungan Pertemanan pada Minat Berinvestasi,” E-Jurnal Akunt., vol. 27, p. 1144, 2019, doi: 10.24843/eja.2019.v27.i02.p12.
  11. R. C. Pajar and A. Pustikaningsih, “Pengaruh Motivasi Investasi dan Pengetahuan Investasi terhadap Minat Investasi di Pasar Modal pada Mahasiswa FE UNY,” Profita, vol. 1, no. 2, pp. 1–16, 2017.
  12. T. Tafhamin and H. Widowati, “Table of Content Article Information,” Indones. J. Innov. Stud., vol. 15, pp. 1–13, 2021, doi: 10.21070/acopen.5.2021.1740.
  13. J. Riset, M. Prodi, M. Fakultas, and B. Unisma, “Vol. 12. No. 02 ISSN: 2302-7061,” vol. 12, no. 02, pp. 221–232, 2021.
  14. Isticharoh and Kardoyo, “Minat Investasi Diprediksi dari Motivasi Diri, Pengetahuan Investasi, dan Teknologi Media Sosial,” Econ. Educ. Anal. J., vol. 9, no. 3, p. 904, 2020, doi: 10.15294/eeaj.v9i3.42414.
  15. J. I. Bisnis, E. Hukum, E. Agustus, and R. Rosdiana, “Machine Translated by Google (Studi Komparatif Generasi Z dan Generasi Milenial),” vol. 22, pp. 111–121, 2020.