Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.8054

Transparency and Accountability Deficits in Indonesian Orphanage Financial Reporting


Defisit Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pelaporan Keuangan Panti Asuhan di Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Financial Reporting Non-Profit Organizations ISAK 35 Compliance Transparency Accountability

Abstract

Non-profit organizations play a critical role in society, yet their financial reporting practices often lack the rigor of for-profit entities. This study examines the financial reporting of the Darul Aitam Orphanage Foundation, focusing on its compliance with ISAK 35 standards and its implementation of transparency and accountability principles. Despite the importance of these principles for trust and efficiency, a knowledge gap exists regarding their application in non-profit orphanages. The research employs a qualitative descriptive method, utilizing primary and secondary data from monthly reports, and collects data through observations, interviews, and documentation. Findings reveal that the Darul Aitam Orphanage Foundation has not adopted ISAK 35 standards and fails to fully implement transparency and accountability in its financial reporting. The financial records are rudimentary, noting only cash inflows and outflows, and lack detailed information needed by external stakeholders. These results underscore the need for improved financial practices in non-profit organizations to enhance accountability and transparency, thereby fostering greater trust and support from stakeholders.

Highligt:

 

  1. The Darul Aitam Orphanage Foundation's financial reports do not adhere to ISAK 35 standards.
  2. The orphanage's financial practices lack comprehensive transparency and accountability.
  3. Enhanced financial reporting practices are necessary for better external analysis and stakeholder trust.

 

Keywoard: Financial Reporting, Non-Profit Organizations, ISAK 35 Compliance, Transparency, Accountability

PENDAHULUAN

Pesantren adalah lembaga pendidikan islam tertua yang ada di Indonesia, pesantren mempunyai kontribusi penting dalam upaya menyediakan pendidikan kepada masyarakat Indonesia khususnya pendidikan keagamaan. Dengan hadirnya pesantren ini mampu memberikan banyak manfaat bukan hanya sekedar menjadi lembaga pendidikan saja tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama dan sosial keagamaan [1]. Termasuk juga salah satunya adalah yayasan panti asuhan, semakin berkembangnya zaman, membuat yayasan panti asuhan terdorong untuk memperbaiki sistem tata kelolanya. Saat ini banyak sekali yayasan panti asuhan yang dalam membina anak asuhnya mengikuti metode seperti di pesantren, tidak hanya sekedar memberi tempat tinggal saja tetapi juga menjamin pendidikan umum dan agama bagi para anak asuhnya [2]. Perbedaannya ada pada biaya operasional, jika pesantren biasanya masih membebankan biaya kepada wali murid, sedangkan yayasan panti asuhan biaya operasionalnya dipenuhi dari para donatur atau sukarelawan. Maka, dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa panti asuhan atau yayasan termasuk dalam kategori organisasi nonlaba. Karena tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan keuntungan atau laba, tetapi untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat [3].

Organisasi nonlaba adalah organisasi layanan masyarakat yang tidak terlalu berorientasi pada keuntungan pribadi atau mencari banyak laba. Organisasi ini biasanya didirikan oleh masyarakat atau dikelola oleh sektor swasta.

Sumber pendanaan yang diperoleh dari organisasi nonlaba berasal dari sumbangan para donatur yang tidak mengharapkan pengembalian keuntungan atau timbal balik atas dana yang diberikan. Meskipun pada dasarnya organisasi nonlaba tidak bertujuan untuk menghasilkan keuntungan, tetapi tetap saja organisasi nonlaba harus mempunyai anggaran atas keuangan. Karena organisasi nonlaba memiliki tanggungan untuk membayar gaji karyawan, membayar tagihan listrik dan telepon, dan urusan keuangan lainnya. Jadi, sangat perlu bagi organisasi nonlaba untuk memperhatikan laporan keuangannya [4].

Dalam menyusun laporan keuangan, organisasi nonlaba mempunyai pedoman tersendiri yang sebelumnya mengacu pada PSAK 45 “Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba”, namun DSAK IAI (Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia) telah mengubah dan menetapkan ISAK 35 “Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba” pada tanggal 26 september 2018 yang dapat digunakan oleh yayasan atau organisasi nonlaba untuk menyusun laporan keuangan. ISAK 35 ini berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada 1 Januari 2020 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2018). Jadi, dapat disimpulkan bahwa meskipun tujuan utama organisasi nonlaba bukan untuk mencari keuntungan, tetapi tanggung jawab keuangannya harus diperhatikan dengan baik dan benar sesuai dengan standar laporan keuangan yang berlaku yaitu ISAK 35 [5]. Hal ini dikarenakan untuk menjaga kepercayaan para donatur terhadap yayasan dan juga untuk mentaati regulasi pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 28 tahun 2004 pasal 52 tentang kewajiban pelaporan keuangan, serta untuk mewujudkan terciptanya prinsip transparansi dan akuntabilitas [6].

Transparansi adalah prinsip bersikap terbuka dan jujur ​​kepada publik tentang sesuatu yang menjadi hak bersama untuk secara umum dan menyeluruh atas apa yang dipertanggungjawabkan dalam mengelola sumber daya yang diamanahkan. Sedangkan akuntabilitas adalah bentuk kemampuan individu atau kelompok untuk memberikan jawaban kepada otoritas tertinggi atas suatu organisasi sebagai upaya individu atau kelompok dalam menjadi bagian dari masyarakat umum pada suatu organisasi [7]. Transparansi dan akuntabilitas adalah prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, penerapan tata kelola yang baik mutlak diperlukan dengan tujuan untuk meningkatkan dan membangun kepercayaan masyarakat kepada suatu organisasi. Pencapaian pemerintahan yang bersih, jujur dan baik secara umum harus didasarkan pada prinsip keterbukaan dan transparansi, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, penghormatan terhadap supremasi hukum, demokrasi, daya tanggap dan keterbukaan terhadap partisipasi publik [8].

Salah satu contoh organisasi nonlaba yang berada di Kecamatan Beji adalah Yayasan Panti Asuhan Darul Aitam. Berdasarkan biografi yang terdapat pada laman facebook Yayasan Darul Aitam, yayasan ini menjalankan tugas dalam pelayanan di bidang penyantunan, rehabilitasi, bimbingan, pengembangan dan resosialisasi pada anak-anak yatim piatu atau terlantar. Yayasan Darul Aitam adalah salah satu yayasan besar yang ada di Pasuruan, para santrinya berasal dari berbagai daerah. Donatur dan sukarelawannya banyak yang berasal dari luar kota bahkan sampai luar negeri. Dengan demikian, semakin besar sebuah organisasi, apalagi organsasi nonlaba yang dana operasionalnya berasal dari sumbangan para donatur, tentunya tuntutan atas laporan keuangan yang transparan dan akuntabel juga semakin besar. Namun dalam pelakanaannya, Yayasan Darul Aitam masih menggunakan laporan keuangan yang sederhana sebatas laporan penerimaan dan pengeluaran kas bulanan saja. Padahal seharusnya Yayasan Darul Aitam sudah harus menggunakan standar akuntansi laporan keuangan berdasarkan ISAK 35 demi terwujudnya transparansi dan akuntabilitas.

Fenomena yang pernah terjadi adalah munculnya asumsi miring dari masyarakat sekitar atas penggunaan dana keuangan yayasan oleh para pengurus. Namun hal ini telah dibantah langsung oleh salah satu pendiri yayasan Darul Aitam, Alm.Hj.Khudlori dalam salah satu pidatonya di acara istighosah rutin yang mengatakan bahwa tidak ada kecurangan yang terjadi, semua berjalan sesuai dengan amanah para donatur. Pernyataan ini kemudian dibuktikan dengan semakin majunya pembangunan Yayasan Darul Aitam serta peningkatan mutu dan kualitas belajar para anak asuh. Untuk itu, demi menjawab keragu-raguan masyarakat yang pernah terjadi, penulis melakukan penelitian yang berjudul “Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Laporan Keuangan Pesantren Berdasarkan Isak 35 Tahun 2020”.

Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui standar laporan keuangan yang dipakai oleh Yayasan Darul Aitam; (2) Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pada Yayasan Darul Aitam.

METODE

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, Metode deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filosofi postpositivisme yang digunakan untuk mengkaji kondisi objek alam (bukan eksperimen) dengan peneliti sebagai instrumennya [9]. Trigulasi (gabungan) adalah kunci teknik pengumpulan data, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi [10].

Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara kepada beberapa sumber. sedangkan data kuantitatif berupa angka dalam bentuk laporan keuangan. Peneliti mengumpulkan sumber data berupa data primer dan sekunder pada saat pengumpulan sumber data.

Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi dengan sumber secara langsung yang berhubungan dengan laporan keuangan.

Sumber data sekunder pada penelitian ini yaitu data transaksi penerimaan dan pengeluaran (Buku kas) Darul Aitam bulan Januari hingga Maret 2022 beserta data aset tetapnya [11].

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara yang tidak terstruktur. teknik wawancara yang dilakukan hanya dengan garis besar pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti akan memperhatikan dengan seksama apa yang dikatakan oleh informan terpilih, kemudian berdasarkan analisis tanggapan informan, peneliti akan mengajukan pertanyaan selanjutnya agar lebih terarah pada tujuan. Dengan tujuan untuk memperoleh kejelasan dari tanya jawab, maka akan digunakan alat perekam suara seperti perekam dari handphone yang berkaitan dengan materi penyusunan laporan keuangan [12].

Observasi ini peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung pada ojek penelitian di panti asuhan Darul Aitam.

Dalam penelitian ini, dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti adalah dokumen yang memiliki kaitan dengan obyek penelitian seperti laporan keuangan dan laporan kegiatan yang ada di panti asuhan Darul Aitam

Teknik Analisis Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, sesuai dengan teknik pengumpulan data. Semua informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber dibaca dan dianalisis. Analisis data dapat dimulai segera setelah pengumpulan data dimulai di lapangan, tetapi analisis intensif baru dimulai setelah pengumpulan data selesai. Pengumpulan data dilakukan sejak saat survey sampai ke lokasi penelitian, dan peneliti dapat merancang langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya berdasarkan data awal yang terkumpul [13].

Reduksi data mencakup meringkas dan memfokuskan pada apa yang penting, serta mencari tema dan pola. Akibatnya, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data tambahan. Alat elektronik seperti komputer dapat membantu untuk mereduksi data dengan memberikan kode pada aspek tertentu. Reduksi data dapat dilakukan dengan menghilangkan informasi yang tidak penting dari wawancara dengan berbagai narasumber yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan panti asuhan Darul Aitam [14].

Data dapat disajikan dalam bentuk teks naratif, biasanya dalam bentuk deskripsi singkat, bagan, hubungan kategori, bagan alur, dan sejenisnya. Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk peta konsep berdasarkan hasil berbagai kegiatan seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi [15].

Peneliti akan mengambil kesimpulan terkait standar laporan keuangan yang digunakan panti asuhan Darul Aitam serta transparansi dan akuntabilitas laporan keuangannya. Awalnya, data dari wawancara, observasi, dan dokumentasi disusun menjadi satu dokumen. Data yang terkumpul dipilah dan dikelompokkan menurut klasifikasi yang telah ditentukan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik kesimpulan. Hasil pengumpulan data juga dapat dinyatakan sebagai teks naratif, sehingga memungkinkan untuk ditarik kesimpulan. Kemudian, untuk mencapai kesimpulan yang rinci, maka harus mencari makna dari masalah yang akan dibahas. Kegiatan tersebut merupakan upaya yang terus menerus, berulang, dan berkelanjutan untuk mencapai hasil sesuai dengan permasalahan yang dibahas [16].

HASIL dan PEMBAHASAN

Laporan keuangan panti asuhan Darul Aitam yang selama ini berjalan adalah laporan sederhana yang berupa kegiatan operasional panti atau catatan yang memberikan laporan tentang aktivitas organisasi yang berhubungan dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dari laporan kegiatan operasional tersebut, panti asuhan Darul Aitam menyusun laporan bulanan yang meliputi seluruh transaksi baik kas masuk maupun kas keluar yang terjadi setiap hari. Dalam laporan ini juga tercantum rekapitulasi keuangan selama periode 1 bulan tersebut [17]. Untuk pengeluaran kas, panti asuhan Darul Aitam mengelompokkannya menjadi 2, yaitu :

1. Pengeluaran kebutuhan umum

Laporan keuangan ini mencantumkan pengeluaran yang dipergunakan untuk kebutuhan berskala besar, seperti pembayaran gaji guru, membeli peralatan, memperbaiki kerusakan bangunan, kendaraan dan lain-lain.

2. Pengeluaran kebutuhan harian

Laporan pengeluaran harian mencatat pengeluaran yang terjadi setiap hari, berupa perbelanjaan bahan konsumsi di pasar. Laporan keuangan yang digunakan sampai saat ini adalah laporan keuangan turun temurun dari awal berdirinya panti asuhan. Format laporan keuangan ini tidak pernah mengikuti perubahansesuai standar aturan yang berlaku.

Ada 5 komponen yang harus dipakai dalam penyusunan laporan keuangan menurut analisis umum laporan

keuangan, antara lain :

1. Laporan posisi keuangan

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal

4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan kuangan

Semua unsur ini sangat membantu pemakai laporan keuangan internal dan eksternal untuk mengevaluasi suatu perusahaan melalui laporan keuangannya. Laporan keuangan ini berguna bagi pihak internal dalam mengambil keputusan keuangan yang diperlukan perusahaan. Laporan tersebut bisa dipakai untuk mengevaluasi kinerja organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya bagi pihak eksternal. Yang paling utama adalah pihak donatur yang telah memberi kepercayaan organisasi dalam mengelola uang sumbangan yang diberikan donatur secara sukarela. Jika laporan keuangan yang disajikan organisasi benar dan lengkap, maka dengan hal ini tingkat kepercayaan donatur dapat meningkat sehingga organisasi akan lebih mudah mencukupi kebutuhan operasional organisasi.

Diantara kelima unsur tersebut, panti asuhan Darul Aitam hanya menyusun laporan hasil kegiatan atau buku kas, yang mana di dalam laporan tersebut hanya menyajikan pemasukan dan pengeluaran harian secara umum. Organisasi tidak menyusun laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, laporan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan ISAK 35 paragraf 09, organisasi nonlaba harus mematuhi penyajian, struktur, dan standar minimum isi laporan keuangan ketika menyajikan laporan keuangan. Untuk tujuan penyusunan laporan keuangan, ISAK 35 menguraikan petunjuk dan prosedur akuntansi yang mencakup pengukuran, pengakuan, penyajian, dan pengungkapan.

Laporan penghasilan komprehensif adalah dokumen yang dibuat oleh suatu organisasi untuk merangkum hasil keuangannya selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Laporan tahunan yang mencakup daftar semua donatur dan jumlah yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, harus dibaca untuk melihat seluruh pendapatan dan pengeluaran organisasi [18].

Pengguna laporan keuangan akan sangat terbantu jika organisasi nonlaba menyusun laporan komprehensif, karena dalam memahami dari mana asal kas masuk dan keluar menjadi lebih mudah dan lebih jelas. Laporan penghasilan komprehensif panti asuhan Darul Aitam periode Januari-Maret 2022 berisikan informasi perihal beban dan pendapatan yang dijalankan oleh organisasi. Berikut adalah laporan penghasilan komprehensif panti asuhan Darul Aitam periode Januari-Maret 2022

Panti Asuhan Darul Aitam
Laporan Penghasilan Komprehensif
Periode Januari-Maret 2022
Catatan
TANPA PEMBATASAN DARI PEMBERI SUMBER DAYA
Pendapatan -
Sumbangan tanpa pembatasan Rp 62,966,000.00
Jasa layanan -
Penghasilan investasi jangka pendek -
Penghasilan investasi jangka panjang -
Pendapatan lain-lain -
Total Pendapatan Rp 62,966,000.00
Beban
Gaji Rp (35,838,000.00)
Telepon, air dan listrik Rp (836,000.00)
Peralatan Rp (13,090,000.00)
Perlengkapan Rp (1,930,000.00)
Konsumsi Rp (8,665,800.00)
Kesehatan Rp (200,000.00)
Kendaraan Rp (3,290,000.00)
Lain-lain Rp (13,805,000.00)
Total Beban Rp (77,654,800.00)
Surplus (defisit) Rp (14,688,800.00)
Penghasilan komprehensif lain -
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF Rp 14,688,800.00
Table 1.Laporan penghasilan komprehensif

Dari tabel terebut dapat diketahui bahwa pendapatan dari donatur pada periode Januari-Maret 2022 sebesar Rp. 62.966.000, sedangkan beban yang ditanggung organisasi sebesar Rp. 77.654.800. Jadi, secara keseluruhan panti asuhan Darul Aitam mengalami surplus Rp. 14.688.800.

Panti asuhan Darul Aitam tidak mencantumkan laporan arus kas dalam laporan keuanganya. Pada laporan keuangan tersebut haanya menyajikan buku kas harian. Sedangkan persyaratan yang telah di atur dalam ISAK 35, laporan keuangan berorientasi nonlaba harus menyediakan laporan arus kas. Tujuan laporan arus kas ini adalah untuk menentukan saldo akhir organisasi dan menunjukkan pendapatan dan pengeluaran pada tahun berjalan [18] . Berikut adalah arus kas panti asuhan Darul Aitam periode Januari-Maret 2022.

Panti Asuhan Darul Aitam
Laporan Arus Kas
Periode Januari-Maret 2022
Catatan
AKTIVITAS OPERASI -
Kas dari sumbangan Rp 62,966,000.00
Peneriman lain-lain
Kas yang dibayarkan untuk operasional Rp 77,654,800.00
Kas neto dari aktivitas operasi Rp 14,688,800.00
ATIVITAS INVESTASI
-
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi -
AKTIVITAS PENDANAAN
-
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan -
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS Rp 14,688,800.00
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE Rp 16,720,000.00
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE Rp 31,408,800.00
Table 2.Laporan arus kas

Laporan arus kas panti asuhan Darul Aitam diatas telah sesuai ISAK 35, yang mana mampu memberikan informasi pengelolaan dana oleh organisasi sebesar Rp. 62.966.000. Seluruh kegiatan organisasi di danai oleh dana tersebut dengan total Rp. 77.654.800, menyisakan organisasi dengan surplus sebesar Rp. 14.688.800. Jadi, dapat diketahui saldo kas akhir organisasi, yaitu Rp. 31.408.800.

Laporan keuangan panti asuhan Darul Aitam tidak menyediakan informasi perubahan modalnya dari tiap periode. Hanya menyertakan rekapitulasi saldo dalam laporan bulanan yang berfluktuasi setiap bulannya, akibatnya para pengguna laporan keuangan tidak dapat menentukan surplus atau defisit periode berjalan. [19] Untuk memastikan kelengkapan unsur-unsur dalam laporan keuangan dan mempermudah penentuan surplus atau defisit aset organisasi untuk periode berjalan, organisasi harus menyusun laporan perubahan aset neto yang sesuai dengan standar ISAK 35 [20]. Di bawah ini merupakan laporan perubahan aset neto panti asuhan Darul Aitam.

Panti Asuhan Darul Aitam
Laporan Perubahan Aset Neto
Periode Januari-Maret 2022
Catatan
ASET NETO TANPA PEMBATASAN DARI PEMBERI SUMBER DAYA -
Saldo awal Rp 16,720,000.00
Surplus (defisit) periode berjalan Rp (14,688,800.00)
Aset neto yang dibebaskan dari -
Pembatasan
Saldo akhir Rp 2,031,200.00
TOTAL ASET NETO Rp 2,031,200.00
Table 3.Laporan Perubahan Aset Neto

Pada laporan perubahan aset bersih (neto) panti asuhan Darul Aitam 2022 yang sesuai dengan standar ISAK 35, disajikan perihal perubahan aset neto pada periode Januari-Maret 2022 senilai Rp. 2.031.200.

Panti Asuhan Darul Aitam
Laporan Posisi Keuangan
Periode Januari-Maret 2022
Catatan
ASET -
Aset lancar -
Kas dan setara kas Rp 2,031,200.00
Perlengkapan -
Piutang -
Aset lancar lain -
Investasi jangka pendek -
Total Aset Lancar Rp 2,031,200.00
Aset tidak lancar
Tanah -
Bangunan -
Properti investasi -
Investasi jangka panjang -
Aset tetap -
Total Aset Tidak Lancar -
TOTAL ASET Rp 2,031,200.00
LIABILITAS -
Liabilitas Jangka Pendek -
Pendapatan diterima dimuka -
Utang jangka pendek -
Total Liabilitas Jangka Pendek -
Liabilitas Jangka Panjang -
Utang jangka panjang -
Liabilitas imbalan kerja -
Total Liabilitas Jangka Panjang -
TOTAL LIABILITAS -
ASET NETO
Perubahan - Aset neto tanpa pembatasan -
Perubahan – Aset neto dengan pembatasan -
TOTAL ASET NETO Rp 2,031,200.00
TOTAL LIABILITAS DAN ASET NETO Rp 2,031,200.00
Table 4.Laporan Posisi Keuangan

Pada laporan posisi keuangan panti asuhan Darul Aitam periode Januari-Maret 2022 menunjukkan hasil sebesar Rp. 2.031.200 pada kas dan setara kas. Karena Panti Asuhan Darul Aitam tidak mempunyai utang sepanjang bulan Januari sampai Maret 2022, maka tidak ada kewajiban organisasi yang perlu dimasukkan dalam laporan status keuangan. Jadi, total aset yang dimiliki panti asuhan Darul Aitam sebesar Rp. 2.031.200.

Laporan keuangan panti asuhan Darul Aitam tidak mencantumkan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan akan menjadi utuh jika terdapat catatan atas laporan keuanga 20.000.000 [21]. Berikut adalah laporan keuangan panti asuhan Darul Aitam periode Januari-Maret.

Empat laporan keuangan yang berupa laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset bersih, laporan arus kas, dan laporan posisi keuangan merupakan informasi yang hilang yang akan dijelaskan secara menyeluruh dalam catatan yang disajikan.

Catatan A : Sumbangan eksternal merupakan sumbangan tanpa pembatasan

Keterangan D K
Kas Rp 62.966.000
Sumbangan Rp 62.966.000
Table 5.Catatan atas laporan keuangan

Catatan B : Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk seluruh kebutuhan panti

Keterangan Jumlah
Gaji Rp 35,838,000.00
Telepon, air dan listrik Rp 836,000.00
Peralatan Rp 13,090,000.00
Perlengkapan Rp 1,930,000.00
Konsumsi Rp 8,665,800.00
Kesehatan Rp 200,000.00
Kendaraan Rp 3,290,000.00
Lain-lain Rp 13,805,000.00
Total pengeluaran Rp 77,654,800.00
Table 6.Catatan laporan posisi keuangan

Peneliti melakukan studi dokumen dan wawancara untuk memperoleh data terkait yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan yang diterapkan di panti asuhan Darul Aitam. Wawancara ini dilakukan bersama narasumber yaitu bendahara umum panti asuhan Darul Aitam yang juga merupakan anggota komite sekolah panti.

Panti Asuhan Darul Aitam sudah memiliki SOP pengelolaan keuangan, namun masih bersifat internal dan belum sepenuhnya menerapkan prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan. Peneliti meringkas SOP tersebut dengan sebagai berikut :

1. Sistem pembelian produk atau pengadaan barang dan jasa

2. Sistem penerimaan dari donatur

3. Sistem pembayaran karyawan

4. Sistem penganggaran

Membangun kepercayaan di antara semua pemangku kepentingan adalah tujuan dari penerapan prinsip transparansi dalam anggaran kegiatan yang direncanakan. Panti asuhan Darul Aitam meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dengan mengungkapkan informasi selama proses perencanaan tahunan kegiatan operasional panti. Keterbukaan panti asuhan Darul Aitam dalam proses perencanaan dan pelaksanaan bertujuan agar anggaran yang akan digunakan untuk satu tahun ajaran menjadi transparan sehingga guru, karyawan dan wali santri dapat bekerjasama untuk menjalankan kegiatan panti sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Panti asuhan Darul Aitam hanya mempunyai auditor internal yang biasanya rutin melakukan pengauditan pada setiap akhir tahun ajaran. Prosedur untuk meninjau laporan keuangan yang melibatkan tim audit yaitu memeriksa laporan keuangan dan melakukan wawancara dengan pihak yang bertanggung jawab mengelola keuangan yaitu bendahara. Bertambahnya tingkat kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk memilih kebijakan tertentu merupakan manfaat yang signifikan dari transparansi anggaran [22].

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

Seluruh transaksi yang terjadi pada laporan keuangan yayasan panti asuhan Darul Aitam ditulis dengan sederhana yang hanya mencatat kas masuk dan kas keluar saja.

1. Yayasan panti asuhan Darul Aitam belum menggunakan standar ISAK 35

2. Tidak sepenuhnya menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas

Hal ini bisa dilihat dari pencatatan keuangan yang sangat sederhana dan minim informasi sehingga pihak eksternal cukup kesulitan dalam menganalisa laporan keuangan panti. Laporan keuangan yang dibuat hanya bisa digunakan oleh pihak internal saja.

References

  1. S. Zulhimma, "Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia," Jurnal Darul Ilmi, vol. 1, no. 2, pp. 166, 2013.
  2. A. Syawal and M. Sailan, "Peranan Panti Asuhan dalam Pembentukan Moral Anak (Studi Pada Yayasan Panti Asuhan Bustanul Islamiyah, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar)," Jurnal Tomalebbi, vol. 2, no. 3, pp. 34, 2015.
  3. Ni’mah et al., "Pengaruh Transparansi Keuangan Terhadap Efektivitas Anggaran pada Kantor UPT DPPKD Pandeglang Provinsi Banten," Jurnal Ilmu Keuangan dan Perbankan (JIKA), vol. 9, no. 2, pp. 148, 2018.
  4. W. Lukman, "Sosialisasi di Panti Asuhan dalam Membentuk Tingkah Laku Anak (Kasus di Panti Asuhan Abadi Aisyiyah Kecamatan Soreang, Kota Parepare)," Universitas Hasanuddin, 2012.
  5. Ikatan Akuntan Indonesia, "ISAK 35 Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba," 2018.
  6. Diviana, "Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba Berdasarkan ISAK 35 pada Masjid Baitul Haadi," Jurnal Akuntansi dan Manajemen, vol. 15, no. 2, pp. 114, 2020.
  7. F. F. Albugis, "Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara," Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, vol. 4, no. 3, pp. 81, 2016.
  8. N. Maulidiyah and Darno, "Pengaruh Transparansi Dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Terhadap Kepercayaan Donatur Di Yayasan Sosial Keagamaan," Neraca: Jurnal Akuntansi Terapan, vol. 1, no. 1, pp. 2, 2018.
  9. F. Elna, "Penerapan ISAK 35 Tentang Laporan Keuangan Organisasi Nonlaba (Studi Kasus pada Gereja Katolik ST. Petrus Kwala Bekala Medan," Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, 2020.
  10. D. I. Ula, "Penerapan ISAK 35 pada Masjid Baitul Hidayah Puger Jember," 2021.
  11. N. Maulidiyah and Darno, "Pengaruh Transparansi Dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Terhadap Kepercayaan Donatur Di Yayasan Sosial Keagamaan," Neraca: Jurnal Akuntansi Terapan, vol. 1, no. 1, pp. 2, 2018.
  12. Ni’mah et al., "Pengaruh Transparansi Keuangan Terhadap Efektivitas Anggaran pada Kantor UPT DPPKD Pandeglang Provinsi Banten," Jurnal Ilmu Keuangan dan Perbankan (JIKA), vol. 9, no. 2, pp. 148, 2018.
  13. Nurdarmasih, "Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Sistem Pemberian Kredit Mutranin pada Dadia Tangkas Kori Agung Desa Pakraman Bila Bajang, Kecamatan Kubutambahan," JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi), vol. 10, no. 1, pp. 210, 2019.
  14. M. F. Azmi, "Pengaruh Komponen Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Competitive Advantage Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2016-2018)," vol. 2, pp. 1-22, 2022.
  15. Setiadi, "Implementasi ISAK 35 (Nir Laba) Pada Organisasi Non Laba (Masjid, Sekolah, Kursus)," Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya, vol. 6, no. 2, pp. 94, 2021.
  16. R. E. Saputri, "Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pertanggungjawaban Organisasi Nirlaba (Studi Kasus pada Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT 10-74 Klaten," Universitas Sanata Dharma, 2020.
  17. H. D. Setyawan, "Pengaruh Prinsip Keadilan, Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Terhadap Produktivitas Sekolah (Persepsi Guru SMP N Mertoyudan Magelang)," Universitas Negeri Semarang, 2015.
  18. F. Shafratunnisa, "Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan kepada Stakeholders di SD Islam Binakheir," Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2015.
  19. W. Sujarweni, "Analisis Laporan Keuangan," Pustaka Baru Press, 2017.
  20. I. Ulum, "Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital Dengan Ib-Vaic Di Perbankan Syariah," vol. 7, no. 1, pp. 185-206, 2015.
  21. Sutedjo, "Persepsi Stakeholders Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Sekolah (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Standar Nasional Kabupaten Kediri)," Universitas Diponegoro, 2009.
  22. Nurdarmasih, "Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Sistem Pemberian Kredit Mutranin pada Dadia Tangkas Kori Agung Desa Pakraman Bila Bajang, Kecamatan Kubutambahan," JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi), vol. 10, no. 1, pp. 210, 2019.