Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Medicine
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.7753

Prolonged Gadget Use May Delay Language Development in Young Children


Penggunaan Gadget Terlalu Lama Dapat Menunda Perkembangan Bahasa pada Anak

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
https://orcid.org/0000-0002-8375-5032

(*) Corresponding Author

Gadget use language development speech development toddlers cross-sectional study

Abstract

This study examines the relationship between gadget use duration and language and speech development in toddlers aged 3-5 years in Ketimang Village, Wonoayu. Using a cross-sectional analytic observational method, data were collected from 30 mothers through questionnaires on gadget use and developmental screening. The results indicated that most children using gadgets for over an hour showed doubtful language and speech development, but no significant relationship was found. The findings highlight the need for cautious gadget use among young children to prevent potential developmental delays. Ethical considerations, including anonymity and informed consent, were strictly observed.

 

Highlight: 

  1. Participants: 30 mothers with 3-5-year-old toddlers in Ketimang Village.
  2. Finding: Gadget use over one hour showed doubtful language development.
  3. Ethics: Ensured anonymity, confidentiality, and informed consent.

 

Keyword:  Gadget use, language development, speech development, toddlers, cross-sectional study

Pendahuluan

Gadget merupakan wujud nyata dari teknologi baru yang berisi berbagai aplikasi dan program yang menyenangkan seolah-olah sudah menjadi sahabat bagi anak-anak, bahkan bisa membuat anak terbiasa duduk manis berjam-jam bermain gadget.[1] Gadget hadir dalam berbagai variasi yang membuat anak selalu ingin menggunakannya. Sehingga dapat menyebabkan mereka kecanduan gadget yang dapat menimbulkan keinginan untuk bermain gadget secara terus menerus. Selain itu membuat mereka sulit untuk berinteraksi dengan lingkungannya, dan anak menjadi malas ketika diminta untuk melakukan aktivitas lain.[2] Menurut [2] tahap awal kehidupan masa kanak-kanak adalah antara usia 3-6 tahun dan disebut sebagai prasekolah pada tahap ini anak-anak akan lebih sering bermain, lebih aktif, memiliki tenaga, rasa keingintahuan yang lebih dan semakin berani untuk mencoba hal-hal baru yang sebelumnya tidak ia temui ketika di rumah.[3]

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menunjukkan bahwa dari seluruh pengguna gadget, 25,2% merupakan pengguna internet berusia 5-9 tahun. Anak-anak telah terpapar perangkat seluler sejak mereka berusia kurang dari 1 tahun dan sebagian besar telah memiliki perangkat seluler sejak usia 4 tahun. Hasil riset lainnya menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara dengan pengguna media sosial paling aktif di Asia. Pada tahun 2013, penggunaan gadget pada anak usia 3-5 tahun sekitar 38%. Pada tahun 2015, meningkat lagi menjadi 80%. Gadget digunakan sebagai sarana bermain bagi anak, sedangkan 23% orang tua mengaku anaknya suka menggunakan gadget.

Menurut penelitian Oktafia yang didapatkan hasil bahwa terdapat anak usia 2 sampai 4 tahun telah menghabiskan waktunya di depan layar selama 1 jam 58 menit perharinya dan anak usia 5 hingga 8 tahun menghabiskan waktu di depan layar selama 2 jam 21 menit setiap harinya.[4] Asosiasi dokter anak, mengatakan agar bayi usia 0-2 tahun lebih diuntungkan jika tidak terpapar perangkat elektronik, sedangkan balita usia 3-5 tahun sebaiknya dibatasi penggunaan perangkat elektronik hanya 1 jam setiap hari, dan anak usia 6-18 tahun selama 2 jam sehari-hari. Namun kenyataannya di Indonesia masih banyak anak yang melebihi anjuran pemakaian sebanyak 4-5 kali. Penggunaan perangkat elektronik dalam waktu lama dapat berdampak buruk pada kesejahteraan anak-anak, selain radiasi yang berbahaya, penggunaan yang berlebihan dapat memengaruhi tingkat agresi mereka.[5] Perilaku anak dalam menggunakan gadget memiliki dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya dapat menambah pengetahuan anak tentang banyak hal, mengenal banyak gambar dan tulisan, berbagai warna, kemampuan anak dalam mengolah informasi, kemampuan mengingat, dan penalaran sederhana serta berkomunikasi.[6] Dampak buruknya dapat menganggu kesehatan maupun tumbuh kembang anak. Anak menjadi terlalu lama menghabiskan waktu di depan layar gadget membuat interaksi sosial anak juga terganggu.[7] Salah satu faktor atau rangsangan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah kecenderungan anak untuk bermain dengan perangkat elektronik. Perangkat elektronik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis alat teknologi yang berkembang pesat dan memiliki tujuan yang berbeda. Contoh perangkat elektronik termasuk ponsel, iPhone, komputer pribadi, laptop, dan tablet.[8]

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur telah melakukan pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-72 bulan. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan hasil perkembangan normal sesuai dengan usia sebanyak 53%, meragukan sebanyak 13%, dan penyimpangan perkembangan sebanyak 34%. Sebanyak 10% terdapat pada aspek motorik kasar seperti berjalan, duduk, sebanyak 30% motorik halus seperti menulis, memegang, sebanyak 44% bicara bahasa dan sebanyak 16% sosialisasi kemandirian. [9] Keterampilan bahasa anak prasekolah sangat penting untuk interaksi sosial dan keberhasilan akademis mereka. Selama tahun-tahun awal kehidupan, anak-anak belajar menguasai fonetik, kosa kata, dan tata bahasa. Bahasa memungkinkan anak-anak mengekspresikan kebutuhan mereka dengan orang lain dan berpartisipasi dalam pembelajaran budaya dengan cara yang luar biasa.

Masalah keterlambatan bahasa pada anak adalah masalah yang cukup serius dan perlu segera ditangani, karena merupakan salah satu pemicu kelainan perkembangan yang paling umum diamati pada anak-anak. Anak memiliki kemampuan luar biasa untuk meniru tindakan orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua mereka. Anak yang berada pada rentang usia 1-3 tahun sangat pandai menirukan apa yang dilakukan orang tuanya, salah satunya adalah menggunakan gadget orang tuanya untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan gadget dengan perkembangan bahasa dan bicara.[10]

Metode

Penelitian ini yaitu jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan gadget dengan perkembangan bahasa dan bicara. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita di desa Ketimang, Wonoayu. Sampel sebanyak 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi ibu yang mempunyai balita usia 2-5 tahun, ibu tidak bekerja, ibu yang bersedia dan anak sedang dalam kondisi yang sehat. Penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner intensitas penggunaan gadget dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan di Desa Ketimang. Analisis yang dilakukan dengan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan yang digunakan p<0.05.

Etika penelitian penulis mendapat rekomendasi dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan permintaan ijin ke Dinas Kesehatan Sidoarjo untuk mendapatkan persetujuan dalam mengambil data dengan menitik beratkan pada permasalahan etika berupa Tanpa Nama (Anonimity)yaitu untuk menjaga kerahasiaan identitas pasien, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden pada lembar pengumpulan data, tapi cukup dengan inisial atau kode. Kerahasiaan (Confidentiality)yaitu kerahasiaan informasi yang diberikan subjek terjamin oleh peneliti dan tidak akan disampaikan ke pihak lain yang tidak terkait dengan peneliti. Peneliti juga akan memberikan lembar informed consent dan penjelasan lengkap mengenai penelitian ini. Jika subjek penelitian menolak maka peneliti tidak akan memaksa kehendak dan akan memperhatikan hak-hak subjek.

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Umur anak
2-3 tahun 6 20
3-4 tahun 15 50
4-5 tahun 9 30
Pendidikan ibu
SMA 23 77
Sarjana 7 23
Gadget yg digunakan
HP 30 100
Usia anak mulai menggunakan gadget
1 tahun 2 7
2 tahun 15 50
3 tahun 13 43
Berapa hari penggunaan gadget dalam satu minggu
1 hari /minggu 1 3
2 hari/minggu 1 3
3 hari/minggu 14 46
Setiap hari 14 46
Aplikasi yang digunakan anak
Youtube 24 80
Tiktok 3 10
Game 3 10
Jumlah 30 100
Table 1.Karakteristik Responden

Tabel 1 menunjukkan bahwa setengah (50%) dari responden berada pada rentang usia 3-4 tahun. Pendidikan terakhir responden sebagian besar (76,6%) yakni SMA. Gadget yang digunakan responden (100%) yakni Smartphone/Handphone. Setengah dari responden (50%) mengaku anaknya mulai menggunakan gadget sejak usia 2 tahun. Hampir setengah dari responden (46,6%) menggunakan gadget setiap hari dalam satu minggu dan sebagian besar (80,0%) aplikasi yang digunakan responden adalah youtube.

Durasi penggunaan gadget Frekuensi (n) Presentase (%)
<1 jam/hari 13 2%
>ijam/hari 17 57%
jumlah 30 100%
Table 2.Durasi penggunaan Gadget

Tabel 2 dapat diketahui bahwa setengah dari responden (57%) menggunakan gadget yakni dengan durasi > 1 jam/hari.

Perkembangan Bahasa dan bicara Frekuensi (n) Presentase (%)
sesuai 2 7%
meragukan dan penyimpangan 28 93%
jumlah 30 100%
Table 3.Perkembangan Bahasa dan bicara anak

Pada table 3 dapat diketahui bahwa hampi seluruhnya (93,3%) perkembangan bicara dan bahasa anak yakni dalam kategori meragukan dan penyimpangan.

Table 4 Hubungan durasi penggunaan gadget dengan perkembangan bahasa dan bicara

Durasi penggunaan Gadget Perkembangan Bahasa dan Bicara Total P value
Sesuai Meragukan dan Penyimpangan
<1jam/hari 969,2% 430,8% 13 100% 0,1000
>1 jam/hari 1270,6% 529,4% 17 100%
total 21 9 30
Table 4.

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari perkembangan Bicara daan Bahasa yang sesuai lebih banyak pada anak yang menggunakan gadget >1jam/hari. Dan perkembangan Bicara dan Bahasa yang menyimpang < 1jam/hari. Hasil Uji statistik dengan Chi-Square didapatkan p value 0,1000(nilai sig > 0,005) artinya tidak ada hubungan antara durasi penggunaan gadget dengan perkembangan Bahasa dan bicara anak pra sekolah di desa Ketimang.

Penelitian ini menyatakan bahwa anak yang mengggunakan gadget lebih dari satu jam, sebagian besar perkembangan bicara dan bahasa meragukan tetapi dari hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan durasi penggunaan gadget dengan perkembangan bicara dan bahasa. Hal ini bisa dikarenakan banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan bicara dan bahasa anak. Pada data umum diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan terakhir di jenjang SMA yang berarti tingkat menengah. Menurut penelitian [11], ibu dengan kualifikasi akademik yang lebih tinggi cenderung aktif terlibat dan menggunakan gadget sebagai alat pendidikan yang menyenangkan sehingga anak cenderung memperoleh keterampilan seperti membaca, menulis, berhitung, dan sebagainya dengan lebih mudah dan menyenangkan, sehingga meningkatkan perkembangan anak.[12]

Stimulasi perkembangan anak tidak normal dikarenakan ketergantungan gadget, yang ditandai dengan anak-anak yang resisten berpisah dengan gadgetnya. Ketika anak-anak mengembangkan ketergantungan pada gadget, mereka cenderung lebih suka menyendiri dan berjuang untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Seharusnya orang tua lebih fokus untuk mendampingi anaknya dan bermain secara aktif dirumah sehingga perkembangan anak tercapai sesuai usia.[13]

Bimbingan yang tidak memadai dari orang tua yang memiliki pemahaman terbatas dan disibukkan dengan kewajiban pekerjaan mereka, sehingga anak-anak diberikan akses tidak terbatas ke perangkat elektronik. Tingkat pemahaman ini dapat dipengaruhi oleh pendidikan terakhir orang tua.[14]

Berdasarkan penelitian Vitraningsih (2022) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu kurangnya anak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang tau atau keluarga. Bahwa anak yang sedang dalam masa pertumbuhan akan selalu memperhatikan ucapan komunikasi dan sikap dari keluarga atau orang tuanya, disini orang tua akan dicontoh oleh anak termasuk salah satunya bagaimana orang tua selalu asik dan tidak mengerti waktu untuk menggunakan gadget .[15]

Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak kecil dapat memengaruhi perkembangan kemampuan bicara dan bahasa mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memantau dan terlibat dengan anak-anak secara dekat saat mereka menggunakan gadget untuk menghindari efek negatif. Karena sebagian besar aplikasi yang ditemukan di perangkat ini tidak dimaksudkan untuk mendorong interaksi antara orang tua dan anak. [15]

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulannya bahwa sebagian besar anak yang mengggunakan gadget lebih dari satu jam perkembangan bicara dan bahasa meragukan tetapi tidak ada hubungan.

References

  1. S. Oktaviani, J. Nisa, and U. Baroroh, "Hubungan Antara Penggunaan Gadget Dengan Perkembangan Balita," Indones. J. Kebidanan, vol. 3, no. 2, p. 44, 2019, doi: 10.26751/ijb.v3i2.738.
  2. R. N. Suherman, Q. Saidah, C. Nurhayati, T. Susanto, and N. Huda, "The Relationship Between Parenting Style and Gadget Addiction Among Preschoolers," Malaysian J. Med. Health Sci., vol. 17, no. 1, pp. 117-122, 2021.
  3. M. A. A. Gunawan, "Hubungan Durasi Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Sosial Anak Prasekolah di TK PGRI 33 Sumurboto, Banyumanik," Undergraduate thesis, Universitas Negeri Semarang, 2017.
  4. D. P. Oktafia, N. Y. Triana, and R. L. Suryani, "Durasi Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Pada Anak Usia Pra Sekolah: Literatur Review," J. Kesehat., vol. 4, no. 1, pp. 31-47, 2021.
  5. N. Nurmalina and D. Gusman, "The Impacts of Smartphones on Early Childhood Language Development," Al-Ishlah J. Pendidik., vol. 13, no. 3, pp. 1680-1687, 2021, doi: 10.35445/alishlah.v13i3.765.
  6. Sowmya ASL and E. Manjuvani, "Usage of Electronic Gadgets Among Preschool Children," Int. J. Home Sci., vol. 5, no. 2, pp. 1-5, 2019, [Online]. Available: www.homesciencejournal.com.
  7. V. Rahul, M. Balaram Naik, P. Karunakar, and M. Jayadev, "Effect of Gadget Use on Dental Health in Children," J. Conserv. Dent., vol. 16, no. 4, pp. 363-367, 2013, [Online]. Available: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23956527/.
  8. Z. Novianti, R. Novianti, and M. Garzia, "The Role of Preschool in Using Gadgets for Digital Natives Generation," JPUD - J. Pendidik. Usia Dini, vol. 15, no. 2, pp. 221-238, 2021, doi: 10.21009/jpud.152.02.
  9. J. Ruauw, S. Rompas, and L. Gannika, "Stimulasi Motorik Dengan Perkembangan Fisik Pada Anak Usia 3-5 Tahun," J. Keperawatan, vol. 7, no. 2, pp. 1-8, 2019, doi: 10.35790/jkp.v7i2.24470.
  10. A. M. Mappapoleonro and Chairunnisa, "The Effect of Gadget Toward Early Childhood Speaking Ability," Indones. J. Early Child. Educ. Stud., vol. 7, no. 2, pp. 85-90, 2018.
  11. J. Kesehatan Tujuh Belas Jurkes and D. R. Wati, "Gadget dan Pengaruhnya Pada Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Pada Anak Usia Dini: Literature Review," J. Kesehatan Tujuh Belas, vol. 2, no. 2, pp. 228-233, 2021.
  12. Z. A. Zahra, S. Widiastuti, and D. Argarini, "Hubungan Durasi Dan Intensitas Penggunaan Gadget Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah di Wilayah RW 14," Mahesa Malahayati Health Student J., vol. 2, no. 3, pp. 453-461, 2022, doi: 10.33024/mahesa.v2i3.6003.
  13. K. B. Suryawan and L. T. Merijanti, "Bermain Aplikasi Gadget Berhubungan Dengan Keterlambatan Perkembangan Bicara dan Bahasa Pada Balita," J. Biomedika dan Kesehat., vol. 4, no. 4, pp. 157-163, 2021, doi: 10.18051/jbiomedkes.2021.v4.157-163.
  14. Y. Jafri and L. Defega, "Gadget dengan Perkembangan Sosial dan Bahasa Anak Usia 3-6 Tahun," Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, vol. 3, no. 1, pp. 76-83, 2020.
  15. R. A. Septyani, P. Lestari, and A. Suryawan, "Penggunaan Gadget pada Anak: Hubungan Pengawasan dan Interaksi Orang Tua Terhadap Perkembangan Bicara dan Bahasa Anak," Golden Age J. Ilm. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, vol. 6, no. 3, pp. 121-130, 2021, doi: 10.14421/jga.2021.63-02.