Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Food Science
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.7114

Life Cycle Assessment of Sugar Industry Supply Chain: A Comprehensive Analysis of Environmental Impacts


Penilaian Siklus Hidup Rantai Pasokan Industri Gula: Analisis Komprehensif Dampak Lingkungan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Food Wastage Supply Chain Management Environmental Impacts Life Cycle Assessment Sugar Industry

Abstract

This scientific article aims to address the pressing issue of food wastage, known as "mubazir pangan," in Indonesia and its adverse effects on society, economy, and the environment. Focusing on the sugar industry, the study utilizes Life Cycle Assessment (LCA) to comprehensively analyze the environmental impacts of each process in the Supply Chain Management (SCM). Data collection involves literature studies, raw material usage, production, and product distribution. The LCA reveals significant greenhouse gas emissions, acidification, and eutrophication in the supply chain activities. The results shed light on the need for optimal handling of food wastage, proposing alternative improvements derived from expert interviews at PT. Pabrik Gula. Through Analytical Network Process, the best improvement alternatives are identified to mitigate the industry's impacts. The findings contribute to sustainable practices and environmental conservation in the sugar industry, providing valuable insights for related professionals and stakeholders.

Highlight:

  • The study addresses the pressing issue of food wastage in Indonesia and its adverse social, economic, and environmental impacts, emphasizing the need for effective handling and reduction strategies.
  • The research identifies the factors contributing to food wastage and explores their interconnections, aiming for a comprehensive approach to manage food wastage.
  • Using Life Cycle Assessment (LCA), the study analyzes the environmental impacts of the sugar industry's Supply Chain Management (SCM), highlighting significant greenhouse gas emissions, acidification, and eutrophication in various stages.

Keyword: Food Wastage, Supply Chain Management, Environmental Impacts, Life Cycle Assessment, Sugar Industry

Pendahuluan

Definisi foodwastage menurut Siaputra (2019) merupakan makanan layak konsumsi yang mengalami pembuangan baik sebelum atau sesudah masa kadaluarsanya. Makanan sisa yang akhirnya terbuang karena tidak dapat terkonsumsi atau merupakan bahan makanan yang terbuang dikarenakan adanya kelalaian ketika proses produksi, pengolahan, dan distribusi.

Definisi foodwastagemenurut FAO (2015) adalah makanan hasil sisa konsumsi yang terbuang karena kelalaian ketika proses produksi, pengolahan, dan distribusi. Klasifikasi foodwastedibagi menjadi 2 macam yaitu berdasarkan waktu dan tingkat kemungkinannya.

Sedangkan foodwastagemenurut Ishangulyyev (2019)adalah makanan yang dibeli dan dimasak namun tidak dikonsumsi, limbah makanan dalam tahap konsumsi dapat secara efektif dengan upaya dimasa depan. Ada 4 kriteria yang mempengaruhi foodwastage ukuran dan komposisi, pendapatan, budaya dan faktor demografis.

Area munculnya foodwastagemenurut Betz (2015) dan Gustavsson (2011) juga berbeda, food loss sering terjadi pada saat proses pemanenan dan proses, sedangkan food waste terjadi pada saat distribusi serta penjualan di retail, food service dan pada saat dikonsumsi, di mana perbedaan tersebut terlihat pada gambar 1.

Figure 1.Perbedaan area timbulnyafood waste dan food loss

Proses Produksi Gula Pasir

Dalam proses produksi gula mencakup tahap ekstraksi diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan). Menurut Singgih (2012), proses produksi gula pada Pabrik Gula Sidoarjo yaitu dengan proses doublesulfitasi alkalis continue dan menghasilkan gula dengan jenis SHS sebagai produknya. Sebelum tebu diolah tentunya tebu yang digunakan memiliki beberapa kriteria diantaranya manis, bersih dan segar. Apabila salah satu dari tiga kriteria tersebut tidak memenuhi maka tebu tidak akan diolah.

Berikut merupakan proses pembuatan gula yang terbagi dalam beberapa tahap dengan beberapa stasiun, yaitu yang pertama stasiun gilingan, dimana pada stasiun gilingan ini terjadi proses pemerahan atau mengekstraksi tebu untuk mendapatkan nira mentah dengan jumlah yang sebanyak banyaknya dan menghasilkan ampas tebu yang sedikit mungkin. Selanjutnya proses kedua yaitu pada stasiun gilingan dimana pada stasiun ini merupakan proses memurnikan atau mnghilangkan zat zat selain gula yang terkandung didalam nira mentah untuk mendapatkan nira encer dengan kualitas dan kuantitas yang bagus. Setelah itu yaitu stasiun penguapan yang mana pada stasiun ini dilakukan proses penguapan air yang sebanyak banyaknya yang terkandung dalam nira encer tanpa merusak sukrosa yang terkandung didalamnya yang dilakukan seefektif dan seeffisien mungkin untuk mendapatkan nira kental dengan kadar brix 60 – 65%. Stasiun berikutnya yaitu stasiun masakan yang merupakan penguapan kedua. Pada stasiun ini akan dilakukan proses memasak nira kental atau proses kristalisai yaitu mengkristalkan sukrosa yang terkandung di dalam nira kental untuk mendapatkan kristal sukrosa yang murni dan seragam. Pada proses pemasakan ini dapat dilakukan pemasakan ke masakan A, Masakan C, dan Masakan D. Selanjutnya yaitu stasiun puteran, dimana pada stasiun ini menggunakan centrifugal untuk memisahkan kristal sukrosa dengan larutan induknya. Stasiun yang terakhir yaitu stasiun penyelesaian, yang akan dilakukan proses pengeringan dan pengayakan gula. Pasda stasiun ini dilakukan pengeringan dikarenakan kristal gula yang keluar dari stasiun puteran masih dalam keadaan basah sehingga perlu dilakukan pengeringan dengan dibawa ke talang goyang, dan kemudian gula kering yang keluar dari talang getar dilakukan pengemasan.

Tinjauan Pustaka dan landasan Teori

A. Green Supply Chain Management

Definisi Green Supply ChainManagement (GSCM) dalam penelitian Djunaidi, dkk (2018) adalah suatu upaya dalam jaringan rantai pasok untuk memasukkan isu isu lingkungan yang menyangkut secara kesuluruhan rantai pasok meliputi pemasok, manufaktur, konsumen dan logistik umpan balik dalam sebuah rantai pasok. Konsep Green Supply ChainManagement (GSCM) adalah mengintegrasikan pengelolaan rantai pasok guna penyelamatan lingkungan mulai dari proses perancangan dan pengembangan produk, seleksi pemasok dan proses pengadaan, proses manufaktur, distribusi produk, sampai dengan daur ulang pada masa akhir hidup produk. Konsep ini akan meningkatkan keseimbangan antara kinerja pemasaran dengan permasalahan lingkungan yang tidak hanya berorientasi pada long-term survival tetapi juga berdampak untuk long-term profitability, dimana image perusahaan serta keuntungan kompetititf akan ditingkatkan pada masa yang akan datang (Azari, Baihaqi, dan Bramanti 2018).

B. Life Cycle Assesment

Life CycleAssesment (LCA) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk menganalisa dampak lingkungan yang terjadi akibat suatu industri dalam berlangsungnya proses proses pembuatan produk. Life CycleAssesment (LCA) memiliki kelebihan untuk menganalisa dampak lingkungan yang sering terjadi pada proses proses yang terkait dalam daur hidup suatu produk (Wahyudi, 2017).

Metode Penelitian

Metode penelitian ini terdiri dari studi literatur,pengumpulan data penggunaan bahan baku, data produksi, dan data distribusi produk yang akan dianalisa menggunakan metode Life CycleAssesment untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari masing masing kegiatan pada industri gula tersebut. Setelah diketahui nilai dampak pada masing masing aktivitas maka akan dilanjutkan pembuatan alternatif perbaikan yang dimana alternatif perbaikan tersebut didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak yang ekspert pada bidangnya di PT. Pabrik Gula. Pihak tersebut yaitu kepala bagian pabrikasi serta kepala bagian distribusi dan pemasaran. Setelah dilakukan wawancara maka dilakukan pemilihan alternatif perbaikan yang terbaik dengan cara melakukan pengisisan kuisioner dari pihak yang ekspert dan dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode Annalitic Network Processuntuk mendapatkan rekomondasi perbaikan yang tepat untuk mengurangi dampak pada industri gula . Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dari perhitungan dan analisa data yang didapatkan, serta menjawab rumusan masalah yang telah dirancangkan. Selain itu juga dilakukan pemberian saran terhadap hal-hal yang mungkin dapat diperbaiki ataupun hal yang kurang dalam penulisan ini.

Hasil dan Pembahasan

A. Life CycleAssesment (LCA)

Untuk mengetahui dampak terhadap lingkungan ang akan ditimbulkan dari limbah yang akan dihasilkan, konsumsi energi yang digunakan serta bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan produk. Pada gambar 2 ini merupakan system boundary, melingkupi semua proses mulai dari proses pengadaan bahan baku dan bahan enolong yang digunakan, proses roduksi gula pasir yang menghasilkan jenis produk gula shs, serta proses distribusi produk yang merupakan penyebaran dan pendistribusian produk jadi.

2) Goal and scope

Figure 2.Ruang Lingkup LCA

2) Life Cycle Inventory

Pada lifecycleinventorydilakukan pengumpulan data mulai dari data pengadaan bahan baku, proses produksi yang melipuuti pengguaan bahan baku, energi serta limbah yang dihasilkan dan pada proses distribusi meliputi pendistribusian.

3) Life Cycle Impact Assesment

LCIA dilakukan menggunakan perhitungan dengan menentukan dampak yang akan ditimbulkan.

No Kategori Dampak Penjelasan
1 Gas Rumah Kaca Dimana energi dari sinar matahari tidak dapat terpantul keluar bumi. Pada keadaan normal energi matahari yang diadsorbsi bumi akan dipantulkan kembali dalam bentuk infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun karena adanya gas rumah kaca sebagian infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan dikembalikan ke bumi.
2 Asidifikasi Dikenal sebagai hujan asam terjadi ketika emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida bereaksi di atmosfer dengan air, oksigen, dan oksidan hingga terbentuk berbagai senyawa asam
3 Eutrophikasi Penurunan kualitas air yang disebabkan oleh pembebanan gizi, yang menyebabkan pergeseran dalam komposisi spesies dan peningkatan produktivitas biologis seperti ganggang. Nitrogen dan fosfor adalah dua zat yang paling terlibat dalam eutrophikasi.
Table 1.Uraian Kategori Dampak

Dalam tabel 1 dilakukan perhitungan dampak yang ditimbulkan berdasarkan kategori dampaknya yaitu pada GRK yang dihasilkan di pabrik gula dianalisis berdasarkan kandungan CO2, N2O, dan CH4 yang dikonversi menjadi CO2-eq. Dampak terhadap asidifikasidianalisis berdasarkan kandungan SO2, NOx, dan NH3 yang dikonversi menjadi SO2-eq, Sedangkan dampak eutrofikasi berdasarkan kandungan NOx, NH3, PO43- dan Nutrien (N dan P) yang dikonversi menjadi PO43—eq.

Figure 3.Perhitungan Emisi Pada Pengadaan Barang

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa pada proses pengadaan bahan baku menghasilkan dampak terhadap rumah kaca sebesar 37.919.479,40 ton CO2 dan asidifikasi sebesar 3.221,94 ton SO2.

Figure 4.Perhitungan Emisi Pada Produksi

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa pada proses produksi gula pasir menghasilkan dampak terhadap rumah kaca sebesar 11.211.395,03 ton CO2 , asidifikasi sebesar 492.915,17 ton SO2 dan eutrophikasi sebesar 11.115,25 ton PO43- .

Figure 5.Perhitungan Emisi Emisi Pada Proses Distribusi

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa pada proses distribusi produk menghasilkan dampak terhadap rumah kaca sebesar 344.197.619 ton CO2 dan asidifikasi sebesar 28.801,24 ton SO2.

4) Interpretasi Hasil

Dari hasil perhitungan dampak menggunakan life cycle assesment dapat diketahui bahwa pada ruang lingkup pada pengadaan bahan baku yang memiliki kontribusi besar terhadap lingkungan yaitu gas rumah kaca (GRK) dengan jumlah 37.919.479,40 ton CO2 asidifikasi sebesar 3.221,94 ton SO2 dan eutrophikasi sebesar 0 ton PO43-. Emisi terbesar pada proses pengadaan bahan baku bersumber dari penggunaan solar untuk transportasi pengiriman bahan baku dari supplier ke PT. Pabrik Gula. Pada proses produksi yang memiliki kontribusi besar terhadap lingkungan yaitu gas rumah kaca (GRK) dengan jumlah 11.211.395,03 ton CO2 yang bersumber dari energi listrik, ampas tebu, limbah cair, dan blotong. Pada asidifikasi yaitu dengan jumlah 492.915,17 ton SO2 serta eutrophikasi sebesar 11.115,25 ton PO43- yang berasal dari belerang, blotong, energi listrik, dan limbah cair. Pada roses distribusi yang memiliki kontribusi besar terhadap lingkungan yaitu pada gas rumah kaca (GRK) dengan jumlah 344.197.619, asidifikasi sebesar 28.801,24 ton SO2, serta pada eutrophikasi sebesar 0 ton PO43-. Emisi terbesar pada proses distribusi ini berasal dari pembakaran penggunaan bahan bakar solar untuk pengiriman produk.

Kesimpulan

Aktivitas supplychain industri gula yang meliputi proses pengadaan bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi menghasilkan dampak diantaranya efek gas rumah kaca, asidifikasi dan eutrophikasi. Total dampak pada proses pengadaan bahan baku yaitu sebesar 37.919.479,40 ton CO2 pada gas rumah kaca, 3.221,94 ton SO2 pada asidifikasi. Pada proses produksi sebesar 11.211.395,03 ton CO2 pada gas rumah kaca, 492.915,17 ton SO2 pada asidifikasi dan 11.115,25 ton PO43- pada eutrophikasi. Sedangkan pada proses distribusi sebesar 344.197.619 ton CO2 pada gas rumah kaca, 28.901,24 ton SO2 pada asidifikasi.

References

  1. D. P. Ariyani, Asim, "Pengaruh Kualitas Produk dan Keputusan Pembelian terhadap Keputusan Pembelian Kedai Kopi Kulo Cabang Metland Cileungsi: Studi Kasus Pelanggan Kedai Kopi Kulo Cabang Metland Cileungsi", JIA SANDIKTA, vol. 6, no. 8, pp. 8-15, 2020.
  2. S. Azari, I. Baihaqi, and G. W. Bramanti, "Identifikasi Resiko Green Supply Chain Management di PT. Petrokimia Gresik", Jurnal Sains dan Seni Pomits, vol. 07, no. 01, 2018.
  3. B. Barilla Center for Food and Nutrition, "food waste", Healthy and Sustainable Food Systems, 2019 - books.google.com.
  4. A. Betz, "Food waste in the Swiss food service industry - Magnitude and potential for reduction", Waste Management, vol. 35, pp. 218-226, 2015.
  5. C. A. Sidhi, I. Vanany, and N. I. Arvitrida, "Food Waste in Supply Chains: A Literature Review", Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management Bangkok, Thailand, March 5-7, 2019.
  6. A. Chin, A. Thoo, "Green Supply Chain Management Environmental Collaboration And Sustainability Performance", Procedia, 2015.
  7. M. Djunaidi, "Identifikasi Faktor Penerapan Green Supply Chain Management Pada industri Furniture Kayu", Jurnal Teknik Industri, vol. 19, no. 01, Feb. 2018.
  8. FAO, "FAO, IFAD, and WFP. The state of food insecurity in the world 2015: meeting the 2015 international hunger targets: taking stock of uneven progress", academic.oup.com, 2015.
  9. J. Gustavson et al., "Global Food Losses and Food Waste", FAO, 2011.
  10. Heriyanto, "Green Supply Chain Management Pada UKM Kuliner Di Kota Palembang: Evaluasi Untuk Implementasi", Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora, vol. 07, no. 01, 2017.
  11. R. Ishangulyyev, S. Kim, and S. H. Lee, "Understanding Food Loss and Waste, Why Are We Losing and Wasting Food?", Jurnal from Department of Information, Turkmen Agricultural Institute, Dashoguz 746300, Turkmenistan, 2017.
  12. R. J. Kathlya, E. L. Paramita, "Kepuasan Pelanggan Sebagai Pemediasi Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Loyalitas Pelanggan", E-MABIS: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, vol. 21, no. 2, pp. 105-112, 2020.
  13. Portonews.com, "Kementan : jangan food waste untuk ketahanan pangan", https://www.portonews.com/2020/laporan-utama/kementan-jangan-food-waste-untuk-ketahanan-pangan/#:~:text=Diketahui%2C%20berdasarkan%20data%20yang%20ada,penduduk%20Indonesia%20masih%20kekurangan%20gizi, 2020.
  14. B. Puspitasari, N. Budi, and K. Hanan, "Analisa Pemilihan Supplier Ramah Lingkungan Dengan Metode Analitycal Network (ANP) Pada PT Kimia Farma Plant Semarang", Jurnal Teknik Industri, vol. XI, no. I, Jan. 2016.
  15. Z. Putlely et al., "Structural Equation Modeling (SEM) untuk Mengukur Pengaruh Pelayanan, Harga, dan Keselamatan terhadap Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Angkutan Umum Selama Pandemi Covid-19 di Kota Ambon", Indonesian Journal of Applied Statistics, vol. 4, no. 1, pp. 1-13, 2021.
  16. S. Rachman, A. C. Adi, "Peramalan Produksi Gula Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Pada PG Candi Baru Sidoarjo", Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 02, no. 04, Apr. 2018.
  17. H. Siaputra, N. Christianti, G. Amanda, "Analisa Implementasi Food Waste Management Di Restoran ‘X’ Surabaya", Jurnal Manajemen Perhotelan, vol. 5, no. 1, p. 119, 2019.
  18. L. Mosses Singgih, "Green Productivity", Institut Teknologi Sepuluh November, 2012.
  19. A. Susanty, "Penilaian Implementasi Green Supply Chain Management di UKM Batik Pekalongan Dengan Pendekatan Green SCOR", Jurnal Ilmiah Teknik Industri, vol. 16, no. 01, Jun. 2017.
  20. S. Heri Yamin, "Structural Equation Modeling Belajar Lebih Mudah Teknik Analisis Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS", Jakarta, Salemba Infotek, 2009.
  21. A. Yohanes, "Analytic Network Process (ANP)", Jurnal Dinamika Teknik, vol. 08, no. 02, Jul. 2014.