Abstract
Aging is accompanied by physiological changes and an increased prevalence of acute and chronic diseases, leading to a decline in organ function and a reduced ability to adapt to environmental factors. Occupational therapy, encompassing activities related to personal care, recreation, and productivity, holds significance for individuals. This study aimed to identify the needs and analyze the situation of elderly residents at the Budi Sosial Foundation's Elderly Home. The four-stage methodology involved situational analysis, health assessments, and physical activity education sessions. The implementation phase included simulation and assistance, where participants were engaged in arranging popsicle sticks into frame shapes. Monitoring and evaluation were conducted to assess the effectiveness of the health assessments and physical activity education, with all 17 (100%) active elderly participants observed. The results demonstrate the potential benefits of occupational therapy in promoting physical activity and overall health among elderly individuals. These findings imply the importance of integrating occupational therapy interventions to enhance the well-being and functional abilities of the elderly population.
Highlights:
- Occupational therapy: A beneficial intervention for elderly individuals' well-being and functional abilities.
- Physical activity promotion: Enhancing the overall health and adaptability of the aging population.
- Health assessment: Evaluating the effectiveness of occupational therapy interventions in elderly care.
Keywords: aging, occupational therapy, physical activity, health assessment, elderly population
PENDAHULUAN
Okupasi merupakan Pekerjaan yang mengacu pada aktivitas dan tugas kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai dan berarti bagi seseorang. Pekerjaan dapat mencakup perawatan diri (yaitu perawatan pribadi, mobilitas), rekreasi (yaitu kegiatan sosial, olahraga) dan produktivitas (bermain, sekolah, pekerjaan, mengurus rumah tangga). Tujuan terapi okupasi terapi okupasi adalah untuk memungkinkan orang untuk berpartisipasi aktivitas kehidupan sehari-hari [1].
Penuaan didefinisikan sebagai bagian dari kehidupan di mana perubahan fisiologis disertai dengan peningkatan prevalensi akut dan kronis penyakit terjadi secara progresif. Penurunan fungsi organ, serta pemborosan organ, jaringan, dan sel, mengurangi kemampuan lansia untuk beradaptasi dengan faktor lingkungan. Penurunan kapasitas biologis dan fisiologis individu merupakan bagian tak terelakkan dari penuaan. Penuaan adalah proses yang berdampak negatif pada banyak sistem kehidupan. Baik fisiologis dan anatomis perubahan proses penuaan juga menyebabkan gangguan fungsional pada individu. Dalam pengertiannya, kualitas hidup terdiri dari seperti kesejahteraan fisik dan keuangan individu, partisipasi sosial, partisipasi dalam kegiatan waktu senggang, stabilitas psikologis dan emosional keluarga, dan lingkungan sosial [2].
Riset mengidentifikasi efektivitas berbagai berbasis bukti intervensi yang dapat digunakan dalam lingkup terapi okupasi (OT), diantaranya bertujuan untuk meningkatkan dukungan sosial dan kualitas hidup terkait kesehatan pada umur 60 tahun. Lansia yang lebih tua sering mengalami kesulitan dengan keterlibatan sosial, sehingga meningkatkan risiko mereka untuk isolasi sosial yang berhubungan dengan penurunan kualitas yang berhubungan dengan kesehatan dari kehidupan, mobilitas fungsional, serta peningkatan kesepian, penurunan kognitif, atau gangguan fisik lainnya yang merugikan efek psikologis [3]. Partisipasi sosial dapat memfasilitasi peningkatan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan, mengurangi kesepian, serta penurunan kognitif yang lambat dan fisik yang merugikan lainnya dan efek psikologis yang berkaitan dengan penuaan dan akhir hidup transisi. Secara keseluruhan, bahwa terapi okupasi menemukan bukti kuat terhadap efektivitas intervensi aktivitas fisik, sedang bukti untuk efektivitas emosional dan pribadi intervensi berbasis, dan bukti campuran untuk dukungan eksternal intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi sosial dalam orang tua [4].
METODE
Kegiatan Terapi Okupasi Untuk Meningkatkan Produktivitas Lansia Dengan Membuat Bingkai Photo Panti Werdha Batam pada lansia yang diikuti oleh seluruh lanjut usia di Panti Werdha Yayasan Budi Sosial yang mampu dan mau mengikuti kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan lansia yang sedang dalam pengobatan yang tidak dianjurkan untuk mengikuti kegiatan ini tidak diikutsertakan. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 14 April 2023. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi 4 tahapan yaitu :
Tahap identifikasi
Tahap ini merupakan tahap analisis situasi dan analisis kebutuhan di Panti Werdha Yayasan Budi Sosial, kegiatan ini diikuti seluruh penghuni Panti Werdha Yayasan Budi Sosial yang mampu dan mau mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan dan edukasi aktifitas fisik. Peserta kegiatan ini didampingi oleh petugas panti werdha bersama dokter, dosen dan juga Mahasiswa Profesi Ners Universitas Awal Bros sebagai fasilitator.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penjelasan kepada lanjut usia tentang rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Fasilitator menyiapkan beberapa alat yang diperlukan untuk menunjang kelancaran kegiatan. Pada tahap ini dilakukan penjelasan kegiatan kepada lansia dan dilakukannya simulasi kerajinan tangan dari stik es krim. Pada tahap ini akan dijelaskan langkah langkah dalam pembuatan kerajinan tangan serta menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti stik es krim, lem, steples pita.
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelakasanan kegiatan terapi okupasi dilakukan dengan cara simulasi dan pendampingan yang dimulai dengan menyiapkan semua alat dan bahan yang akan dilakukan. Selanjutnya lansia diminta untuk mengambil stik es krim dilem kemudian susun sesuai bentuk seperti bingkai. Menempelkan pita dibagian bawah untuk mempercantik kerajinan tangan. Selanjutnya meminta lansia untuk memberikan pita dibagian atas agar dapat di gantung di dinding. Setelah selesai hasil kerajinan tangan stik es krim yang dibuat oleh lansia siap untuk dipajang/ditempel didinding
Tahap Evaluasi
Pada tahap ini merupakan tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan edukasi aktifitas fisik. Evaluasi kegiatan ini dilakukan dengan mengobservasi selama kegiatan berlangsung. Hasil observasi didapatkan seluruh peserta yaitu 17 (100%) lansia aktif mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai. Lansia tampak antusias dengan kegiatan yang dilakukan karena merupakan kegiatan yang baru pertama kali dilakukan di panti Werdha Yayasan Budi Sosial. Seluruh lansia tampak bahagia, bersemangat selama mengikuti kegiatan dan lansia mengalami peningkatan pengetahuan dari sebelumnya hanya 1 (5,8%) lansia dengan tingkat pengetahuan yang kurang baik menjadi 12 (70,6%) lansia dengan pengetahuan baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kegiatan Terapi Okupasi Untuk Meningkatkan Produktivitas Lansia Dengan Membuat Bingkai Photo Panti Werdha Batam dilakukan pada hari Jumat, 14 April 2023. Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakan yang telah ditentukan bersama lanjut usia yang berada di panti Werdha Yayasan Budi Sosial. Sebanyak 17 (100%) lanjut usia sangat aktif mengikuti Kegiatan Terapi Okupasi Untuk Meningkatkan Produktivitas Lansia Dengan Membuat Bingkai Photo Panti Werdha Batam.
Materi kegiatan membuat kerajinan tangan yang diarahkan sesuai dengan kerajinan yang akan dibuat. Lansia aktif mengikuti kegiatan kerajinan tangan yang diberikan mahasiswa ners bersama dengan dosen Prodi Profesi Ners Universitas Awal Bros. Lansia yang ikut dalam kegiatan berjumlah 17 orang, Lansia mampu mengerjakan kegiatan kerajinan tangan yang diarahkan mahasiswa ners. Waktu pelaksanaan kegiatan membuat kerajinan tangan diselesaikan tepat waktu. Hasil observasi lansia tampak semangat dan gembira melakukan kegiatan tersebut Karena kegiatan tersebut baru pertama kali dilakukan dipanti werdha sehingga menambah pengalaman lansia dalam berkarya.
Pembahasan
Dalam terapi okupasi, okupasi mengacu pada aktivitas bermakna yang dilakukan individu. Bidang okupasi meliputi seluruh aktivitas kehidupan manusia. Keseimbangan antara pekerjaan berhubungan positif dengan kesehatan pribadi, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Namun, ketidakseimbangan pekerjaan dapat menyebabkan penyakit dan ketidakbahagiaan. Ketidakseimbangan pekerjaan berarti stres atau kebosanan karena tingkat keterlibatan kerja yang tidak tepat. Ada hubungan negatif antara kesejahteraan dan ketidakseimbangan pekerjaan [5].
Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh okupasi terhadap tingkat stres pada lansia di Panti Werdha Ranomuut. Saran lebih meningkatkan mutu kesehatan terhadap lansia, terutama lansia yang mengalami stres dengan cara memberikan berbagai terapi seperti terapi okupasi [6].
Keterlibatan dalam pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan orang dewasa yang lebih tua untuk melakukan, menjadi, memiliki, dan menjadi. Melakukan aktivitas yang bertujuan, merenungkan apa yang diungkapkan tentang diri sendiri dan berhubungan dengan orang lain semuanya menginformasikan identitas pekerjaan seseorang. Identitas dibentuk melalui pekerjaan sehari-hari dalam konteks sosial, dan individu berusaha untuk memahami siapa mereka, siapa mereka dan ingin menjadi apa mereka melalui cerita yang koheren tentang aktivitas mereka. Ketika seorang lanjut usia untuk sementara dilarang berpartisipasi dalam pekerjaan yang berarti karena peristiwa kehidupan yang signifikan, gangguan pekerjaan akan terjadi. Kehilangan pekerjaan selanjutnya dapat berdampak signifikan pada perasaan kompetensi dan harga diri seseorang dan mereka mungkin kehilangan kesadaran diri [7].
SIMPULAN
Kegiatan Terapi Okupasi Untuk Meningkatkan Produktivitas Lansia Dengan Membuat Bingkai Photo Panti Werdha Batam dilakukan pada hari Jumat, 14 April 2023. Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakan yang telah ditentukan bersama lanjut usia yang berada di panti Werdha Yayasan Budi Sosial. Sebanyak 17 (100%) lanjut usia sangat aktif mengikuti Kegiatan Terapi Okupasi Untuk Meningkatkan Produktivitas Lansia Dengan Membuat Bingkai Photo Panti Werdha Batam.
References
- CL Lysack, "Proses intervensi terapi okupasi dengan orang dewasa lanjut usia," dalam Terapi Okupasi dengan Orang Dewasa Lanjut Usia: Mempromosikan Kualitas Hidup melalui Praktik Kolaboratif, edisi ke-4, ES Padilla dan RW Lundstrom, Eds. Louis, MO: Elsevier, 2016, hlm. 86–96. doi: 10.1016/B978-0-323-06776-8.00016-5.
- O. Altuntaş, B. Torpil, dan M. Uyanik, "Occupational Therapy for Lansia," INTECH, 2017, hlm. 196–206. doi: 10.5772/intechopen.69472.
- NJ Donovan dan D. Blazer, "Isolasi Sosial dan Kesepian pada Orang Dewasa Tua: Tinjauan dan Komentar Laporan Akademi Nasional," American Journal of Geriatric Psychiatry, vol. 28,no.12, hlm. 1233–1244, Des. 2020, doi: 10.1016/j.jagp.2020.08.005.
- SA Boamah, R. Weldrick, T.-SJ Lee, dan N. Taylor, "Isolasi Sosial Di Antara Orang Dewasa Tua dalam Perawatan Jangka Panjang: Tinjauan Penjajakan," Jurnal Penuaan dan Kesehatan, vol. 33, no. 7–8, hlm. 618–632, 2021, doi: 10.1177/08982643211004174.
- DR Anaby, CL Backman, dan T. Jarus, "Mengukur Keseimbangan Kerja: Eksplorasi Teoritis Dua Pendekatan," Jurnal Terapi Okupasi Kanada, vol. 77, no. 5, hlm. 280–288, Des. 2010, doi: 10.2182/cjot.2010.77.5.4.
- VD Kallo, "Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi terhadap Penurunan Stres pada Lansia di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado," e-Journal Keperawatan (e-Kp), vol. 3, no. 2, hlm. 1–7, 2015.
- F. Mulholland dan J. Jackson, "Pengalaman Orang Dewasa Tua dengan Kecemasan dan Depresi Hidup di Komunitas: Penuaan, Pekerjaan, dan Kesejahteraan Mental," British Journal of Occupational Therapy, vol. 81, no. 11, hlm. 657–666, 2018, doi: 10.1177/0308022618777200.