Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Engineering
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.5982

Concrete Road Development: Financiers' and Environmental Perspectives in Sidoarjo District


Pembangunan Jalan Beton Pemerintah Kabupaten Sidoarjo: Perspektif Pembiaya dan Lingkungan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Sidoarjo District Government Concrete Road Construction financiers environment qualitative research

Abstract

Development planning in developing countries still has a major role as a tool to encourage and control the development process more quickly and purposefully. The 2005-2024 RPJP states that one of the development missions is to realize a beautiful and sustainable Indonesia, and infrastructure development will lead to the concept of improving services for improving environmental quality in the future. In supporting economic and social activities in Sidoarjo Regency, it is necessary to improve good infrastructure facilities. The Sidoarjo district government made a policy for how access roads between villages and sub-districts are made with concrete road patterns. Concrete roads connecting villages and sub-districts can facilitate the flow of goods and people (increase mobility) by implementing efficient patterns of distribution services that can reach growth nodes. In this study using a qualitative research approach, with data analysis methods used to answer the first and second objectives used qualitative descriptive analysis.

Highlights: 
  • Improved infrastructure: The concrete road development policy aims to enhance access between villages and sub-districts, facilitating the flow of goods and people, and improving mobility.
  • Financial perspectives: The study explores the views of financiers regarding the concrete road development policy and its implications for funding and investment.
  • Environmental considerations: The research investigates the environmental impacts of the concrete road development policy, focusing on sustainability and the concept of improving environmental quality in the region's future development.
Keywords: Sidoarjo district government, concrete road development, financiers, environment, qualitative research.

Pendahuluan

Pembangunan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan atau perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembangunan bangsa ( nation building ) (SP Siagian, 1973). Dalam setiap aktivitas pembangunan akan selalu ada trade-off . Di satu sisi pembangunan mewujudkan pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain pembangunan bisa menurunkan kualitas lingkungan. Hal ini menjadi catatan permasalahan pembangunan dalam RPJMN 2004 – 2009. Kerusakan lingkungan yang terjadi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu pencemaran air dan tanah, bertambahnya konsentrasi gas rumah kaca (gas karbon dioksida, gas metan, dll), perubahan fungsi lahan, pengalihan DAS (Daerah Aliran Sungai) , dan sebagainya. Kerusakan tersebut tidak selalu menimbulkan dampak yang segera, namun akumulasinya bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem, seperti terjadinya bencana alam dan perubahan iklim ( climate change ). Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka kualitas lingkungan yang ada akan mengalami degradasi dan berdampak buruk bagi generasi selanjutnya.

Infrastruktur Pekerjaan Umum (Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya) mempunyai peran strategis dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, memberi kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, serta bagi peningkatan kualitas lingkungan hidup. Infrastruktur seperti prasarana air bersih, sanitasi dan drainase akan meningkatkan kualitas lingkungan masyarakat. Demikian juga penyediaan permukiman yang layak huni serta prasarana pengendalian banjir dan prasarana jalan yang terpelihara baik akan meningkatkan kualitas lingkungan. Selain itu dalam proses pembangunan infrastruktur hendaknya memperhatikan atau tidak rusaknya lingkungan; misalnya pembangunan jalan yang mengubah fungsi lahan tanam/resapan air menjadi beton dan pembangunan waduk/bendungan yang mengubah alur sungai alami, tipe TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah yang open dumping dan dapat mencemari air tanah dan lingkungan sekitar. Hal ini mesti diupayakan penanganan dampaknya. Sementara itu, terkait dengan fenomena perubahan iklim, infrastruktur juga berperan dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim ( climate change ) terhadap lingkungan seperti banjir, kekeringan, longsor, dan lain-lain.

Perencanaan pembangunan pada negara berkembang masih mempunyai peranan yang besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan secara lebih cepat dan terarah . Menurut Sjafrizal , Ada tiga alasan mengapa perencanaan pembangunan masih tetap perlu digunakan pada negara berkembang . Pertama , karena mekanisme pasar belum berjalan secara sempurna ( market failure ), dikarenakan kondisi masyarakat yang belum merata pada aspek Pendidikan dan menyebabkan belum mampu bersaing dengan golongan yang sudah maju dan mapan . Di samping itu , keterbatasan sarana dan prasarana penghubung antar wilayah membuat informasi tidak tersebar secara merata . Kedua , adanya ketidak pastian masa depan sehingga perlu disusun perencanaan pembangunan untuk mengantisipasi kemungkinan situasi buruk yang timbul di kemudian hari . Ketiga , agar dapat memberikan arahan dan koordinasi yang lebih baik terhadap para pelaku pembangunan , baik dari kalangan pemerintah , swasta maupun masyarakat secara keseluruhan sehingga dalam jangka waktu Panjang akan terwujud proses pembangunan yang terpadu , bersinergi , dan saling menunjang satu sama lain.

Pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dijalankan di Indonesia mengacu pada konsep pembangunan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan kurang memperhatikan aspek lingkungan. Padahal pembangunan ekonomi sangat tergantung pada keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sebagai contoh dampak bencana banjir menyebabkan terhentinya aktivitas perekonomian yang menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Pertimbangan faktor lingkungan telah diatur sejak lama seperti dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 , dan UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta juga ditindaklanjuti dalam RPJMN II (2010-2014). Dalam RPJP 2005-2024 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan adalah mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari, dan pembangunan infrastruktur akan mengarah pada konsep peningkatan pelayanan bagi peningkatan kualitas lingkungan di masa depan.

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk memahami suatu fenomena yang ada dengan cara cara tertentu secara jelas dan sistematis dengan harapan memberikan hasil yang maksimal sehingga dapat menjadi sebuah tulisan yang mempunyai nilai ilmiah . Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif . Menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2007:5) penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada . Penggunaan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah terhadap realisasi pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Sidoarjo.

Metode

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif . Menurut , Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2012:4), mendefinisikan “ Metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan perilaku yang dapat diamati . Menurut mereka , pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic ( utuh )”. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui implementasi pembangunan infrastruktur jalan beton di Kabupaten Sidoarjo .

Metode analisis data yang dipergunakan untuk menjawab tujuan yang pertama dan kedua digunakan analisis deskriptif kualitatif . Analisis deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan cara mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Sanapiah,1999:20). Metode analisis deskriptif kualitatif merupakan metode analisis data dengan memberikan penggambaran beserta penjelasan yang sistematis dan akurat berdasarkan data dan fakta yang diperoleh di lapang mengenai hubungan antara fenomena-fenomena yang terjadi di lapang ( Singarimbun dan Effendi, 1987). Analisis data deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk memberikan gambaran terhadap data yang diperoleh , baik data primer maupun data sekunder . Analisa data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit - unit, melakukan sintesa , menyusun ke dalam pola , memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari , dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Hasil dan Pembahasan

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Sidoarjo merupakan wilayah terkecil di Provinsi Jawa Timur.Kabupaten Sidoarjo memiliki luas wilayah 71.424,25 Ha yang berada diantara dua sungai besar yaitu sungai Surabaya dan sungai Porong sehingga terkenal dengan sebutan Kota Delta. Kabupaten Sidoarjo saat ini memiliki kemajuan dan perkembangan yang pesat , terutama di bidang perdagangan , industri dan usaha kecil menengah . Secara geografis Kabupaten Sidoarjo terletak diantara 112,5° - 112,9° bujur timur dan 7,3° - 7,5° lintang selatan . Batas- batas Kabupaten Sidoarjo yaitu Sebelah utara Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, Sebelah Selatan Kabupaten Pasuruan , Sebelah Timur Selat Madura, Sebelah Barat Kabupaten Mojokerto. Segi topografis kabupaten Sidoarjo topografinya terbagi atas tiga kelas , yaitu 0-3 meter merupakan daerah pantai dan pertambakan yang berair asin / payau berada di belahan timur 29,99%, 3-10 meter merupakan daerah bagian tengah sekitar jalan protokol yang berair tawar 40,81%, 10-25 meter terletak di daerah bagian barat 25,20%. Dengan jumlah kecamatan yang mencapai 18 kecamataan dan 31 kelurahan , Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah yang secara administratif cukup terjangkau . Baik jangkauan antar kecamatan atau kelurahan maupun dari kecamatan ke ibu kota Kabupaten . Sehingga wilayah administrasi dapat saling bekerja sama dengan baik .

Kabupaten Sidoarjo di periode ini , dipimpin oleh Bupati Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor ) dan wakil Bupati Subandi . Dengan moto kerja keras dan kerja cerdas , Pemerintah Kabupaten ( Pemkab ) Sidoarjo memaksimalkan pos anggaran keuangan APBD 2022-2024 , pada kepentingan masyarakat langsung , s eperti proyek infrastruktur jalan beton , perbaikan jalan rusak , pembangunan PJU, pengerukan kali, bantuan modal usaha kelompok ibu-ibu ( Kurma ), subisidi modal usaha Kurda Sayang dan proyek lainnya yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat . Perencanaan tersebut bukan tanpa alasan , karena memang Kabupaten Sidoarjo merupakan kawasan pemukiman yang padat industri dan penduduk , dengan keharusan sinergi dari Pemkab sendiri . Pendekatan yang bersifat holistic harus dilakukan untuk bisa mendorong tiga aspek , yaitu kelancaran aktivitas ekonomi dengan mapannya insfrastruktur jalan , keberlangsungan industri kecil , menengah dan besar dengan dukungan kemudahan perizinan dan subsidi modal usaha dan yang ketiga membangun SDM unggul dengan pemerataan akses Pendidikan.

Dalam menunjang aktivitas ekonomi dan so s ial di Kabupaten Sidoarjo , maka diperlukan perbaikan sarana prasarana yang baik . Pemkab Sidoarjo membuat sebuah kebijakan untuk bagaimana akses jalan penghubung antar desa maupun kecamatan di buat dengan pola jalan beton . Pola betonisasi sudah berjalan sejak tahun 2022 dan akan terus dilanjutkan di tahun 2023 ini . Langkah tersebut didukung dengan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023 sebesar 300 miliar rupiah untuk proyek betonisasi . Pemaksimalan proyek betonisasi jalan di kabupaten sidoarjo diharapkan semua pihak turut mendongkrak kemajuan industri dan perdagangan di Kabupaten Sidoarjo . Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir puluhan ruas jalan telah di beton . Tahun 2022 ada 17 ruas yang sudah dibeton , diantaranya : Jalan Krian – Kemangsen , Pabean – Ngingas , Wonoayu –Candi Negoro , Panjunan – Suko (dana alokasi khusus ), Panjunan – Suko ( Desa Masangan Kulon , Sukodono ), Krembung – Kepadangan , Semambung – Sedati Gede , Sidorejo – Barengkrajan , Pawindo – Jatikalang , Tulangan – Kepadangan , Kepadangan – Bulang , Simpang tiga Tulangan , Betro – Kalanganyar , Gedangan–Betro, Pilang–Tulangan, Kebonagung–Kemasan, Pabean–Wadungasri.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBM dan SDA) Pemkab Sidoarjo Dwi Eko Saptono menyampaikan, tahun 2023 ruas jalan yang akan dibeton diantaranya: Jalan Raya Desa Banjarsari - Desa Damarsari (Kecamatan Buduran), JL Raya Desa Sukolegok (Kecamatan Sukodon o ) - Desa Geluran ( Kecamatan Taman), Desa Ngingas - Desa Tropodo ( Kecamatan Waru ), Desa Betro ( Kecamatan Sedati ) - Desa Damarsi ( Kecamatan Buduran ), JL Raya Desa Kedondong - Tulangan ( Kecamatan Tulangan ), JL Raya Desa Durungbedug ( Kecamatan Candi) - Desa Sudimoro ( Kecamatan Tulangan ), Desa Durungbedug ( Kecamatan Candi) - Desa Medalem ( Kecamatan Tulangan ) serta Desa Kedungbanteng - Desa Banjarpanji (Kecamatan Tanggulangin). Selain itu, untuk wilayah barat ada JL Raya Desa Tarik - Mliriprowo (Kecamatan Tarik), Desa Bringinbendo - Desa Tanjungsari (Kecamatan Taman) serta Desa Krembung - Desa Mojoruntut (Kecamatan Krembung). Khusus untuk Jalan Raya Desa Krembung - Desa Mojoruntut ada dua ruas yang akan dilakukan betonisasi jalan .

Berdasarkan pembangunan rencana tersebut , maka wilayah studi jalur jalan betondi kabupaten Sidoarjo bisa dimaksimalkan pemanfaatan ruangnya yang di peruntukkan bagi pemukiman, industri, fasilitas umum, dan kawasan pertanian (jalur hijau). Karena Kabupaten Sidoarjo ini sendiri menyimpan potensi ekonomi tinggi, dengan jumlah penduduk lebih dari 2,2 juta orang dengan tingkat mobilitas sangat padat, yang memiliki latar belakang mulai dari pekerja swasta, wirausaha, petani, nelayan hingga pengrajin UMKM semua membutuhkan infrastruktur pendukung.

Perkembangan jumlah penduduk dan segala aktivitasnya di daerah sisi perkotaan Surabaya semakin meningkat , dan mengakibatkan daerah perkotaan dan pinggiran Surabaya mengalami perkembangan fisik dan ekonomi. Perkembangan fisik dan ekonomi tersebut tidak semata-mata diakibatkan oleh adanya pembangunan jalan beton di penghubung desa dan kecamatan , tetapi juga akibat pengaruh perkembangan Kabupaten Sidoarjo itu sendiri. Namun tidak dapat disangkal apabila secara makro, perkembangan fisik dan ekonomi Kabupaten Sidoarjo merupakan akibat dari keberadaan jalan beton penghubung desa dan kecamatan . Proyek betonisaso Sidoarjo diselenggarakan dengan maksud untuk mewujudkan pemerataan pembangunan , percepatan ekonomi dan industri serta hasil-hasilnya serta keseimbangan pengembangan wilayah, khususnya wilayah Gerbangkertosusila, wilayah Indonesia Bagian Timur, dan wilayah Indonesia pada umumnya, dengan memperhatikan keadilan dan kesejahteraan, meningkatkan efisiensi pelayananan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah Kabupaten Sidoarjo yang sudah tinggi tingkat perkembangannya . Hal itu merupakan akibat keberadaan jalan beton di Sidoarjo secara makro, sedangkan dalam lingkup mikronya yaitu pengaruh jalan beton percepatan ekonomi dan industry bagi masyarakat lokal .

Ada beberapa dampak, yaitu dampak langsung dan dampak tak langsung. Dampak langsungnya adalah dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungannya seperti emisi akibat kendaraan bermotor, kebisingan, polusi udara, dan getaran-retaran. Sedangkan dampak tak langsungnya adalah dampak terhadap indikator ekonomi kabupaten , seperti nilai lahan, sewa lahan, penggunaan lahan, dan lain-lain. Jalur jalan beton Sidoarjo melintasi daerah pelosok kabupaten , sehingga dalam perkembangan tata ruangnya terjadi perubahan penggunaan lahan (transformasi lahan) dari lahan pertanian ke lahan non pertanian. Adanya transformasi lahan ini akan mengakibatkan perubahan harga lahan, sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Drabkin, bahwa perubahan harga lahan akan terjadi akibat adanya proses transformasi dari lahan pertanian ke lahan industri dan kawasan kabupaten . Hal ini dapat pula mempengaruhi struktur dan bentuk kota yang apabila tidak dilakukan pengendalian penggunaan lahan dapat mengakibatkan perkembangan pemanfaatan ruang yang tidak terkendali, seperti yang dikatakan oleh Larry S. Bourne, jaringan jalan bukan hanya tempat menjalarnya perkembangan kota tetapi juga berpengaruh terhadap rencana dan fungsi dari elemen-elemen struktur kota.

Jalan beton penghubung desa dan kecamatan dapat memperlancar arus lalu lintas barang dan orang (meningkatkan mobilitas) dengan menerapkan pola efisiensi jasa distribusi yang dapat menjangkau simpul-simpul pertumbuhan. Dengan kata lain, pembangunan jalan beton dapat meningkatkan aksesibilitas bagi produsen dengan konsumen (pasar) dan antara tempat tinggal dengan tempat bekerja. Hal ini merangsang tumbuhnya berbagai kegiatan pembangunan fisik (industri, perumahan, rekreasi dan lainnya) di kawasan yang sudah ada perbaikan infrastruktur sarana dan prasarana . Pernyataan ini sesuai juga dengan yang dikatakan oleh Donald Appleyard ( Evaluating the Social and Envi ronment impacts cf Transport Investment diedit oleh E de Boer, 1986:51) bahwa t r ansportasi juga menyediakan pasar, karena transport membangkitkan penggunaan lahan, terutama di titik-titik perpotongan jalan (interchange). la berpendapat fenomena-fenomena yang sering dijumpai adalah adanya shopping centers yang berkelompok di persimpangan jalan bebas hambatan, penggunaan lahan yang bersifat komersial berkumpul di sekitar transit station, industri-industri yang tumbuh dan berkembang di sekitar bandara dan pelabuhan laut. Akan tetapi semuanya itu menurut Appleyard, tidak terlepas dari hubungan sebab-akibat perkembangan guna lahan (land use).

Keberadaan jalan beton Sidoarjo yang melalui desa dan kecamatan di Kabupaten Sidoarjo berpengaruh terhadap berbagai kegiatan di wilayah tersebut, terutama di sekitar jalur jalan pengumpan (feeder road) dan penghubung ( access road) dalam menghubungkan simpul-simpul koleksi dan distribusi yang ada di dalam dan di luar wilayah Kabupaten Sidoarjo . Dengan demikian aksesibilitas di daerah ini akan meningkat dan hal ini akan merangsang perubahan penggunaan lahan ke arah kegia tan yang lebih bersifat ekonomi . Secara umum peruntukan lahan di kawasan sekitar jalan yang sudah dilakukan proyek betonisasi , sedikit-banyaknya dipengaruhi oleh aktivitas kegiatan jalan beton ini, terutama pada pintu-pintu akses penghubung jalan kabupaten . Keadaan ini dapat terlihat dengan munculnya beberapa kegiatan industri, lahan kosong yang dimanfaatkan menjadi perumahan yang semakin meningkat , dan bangunan sentra perdagangan setelah jalan beton di bangun secara massif .

Fenomena tersebut dapat dimanfaatkan dan akan menguntungkan secara finansial oleh kaum pemodal antara lain: Mendorong pertumbuhan ekonom i Kabupaten di sekitar Sidoarjo ; Mendorong meningkatnya tenaga kerja bila dik aitkan dengan adanya industri ; Meningkatnya kegiatan transportasi bila dikaitkan dengan pengangkutan barang-barang hasil produksi dari industri ; Meningkatnya daerah-daerah permukiman ; dan geliatnya program UMKM yang telahdicanangkan oleh Pemkab Sidoarjo .

Time-space compression merupakan kata kunci yang disampaikan Harvey untuk menunjukkan kondisi yang kini dihayati orang mengenai waktu dan ruang . Time-space compression tersebut dapat dikatakan merupakan sebuah perspektif tertentu manusia masa kini yang terkait erat dengan kemajuan material yang menyentuh hampir segala aspek kehidupan . Adapun kemajuan material itu bersangkut paut dengan capaian teknologi yang bertarnbah hari bertarnbah canggih . Dalam pandangan Harvey, capaian teknologi tersebut tidak terpisahkan dari modus produksi kapitalis . Ada tiga gambaran modus produksi kapitalis yang diangkat Harvey dari gagasan Marx, yaitu bahwa (1) kapitalisme selal u berorientasi pada pertumbuhan (growth-oriented), (2) pertumbuhan yang maksimal mengandaikan adanya eksploitasi terhadap buruh , dan (3) kapitalisme pada dasamya membutuhkan suatu kondisi dinamis dan inovatif secara teknologis dan organisatoris . Adanya serangkaian inovasi yang tiada henti dalam bidang transportasi dan telekomunikasi menyajikan suatu kondisi yang menomorsatukan dipercepatnya segala sesuatu . Segala sesuatu yang dipercepat ini berjalan beriringan dengan runtuhnya batas-batas ruang spasial . Harvey mengemukakan bahwa waktu dan ruang merupakan kategori dasar keberadaan manusia .

Sedangkan , penguasaan atas uang , waktu , dan ruang me mbentuk mata rantai yang substansial dari kekuatan sosial yang ada . Dijel askan oleh Harvey , bahwa pencatat waktu dan peta yang akurat yang disertai dengan penguasaan atas w aktu dan ruang merupakan elemen yang sangat penting dalam rangka mencari keuntungan ( menumpuk uang sebanyak-banyaknya ) . Di sini , terkandung konsep bahwa waktu sungguh berharga dalam kaitan dengan eksplorasi terhadap uang . Mengenai hal ini , Harvey menggaris bawahi dua hal penting . Pertama , ditemukan dan dikembangkannya ukuran waktu dan ukuran ruang dalam bisnis . Pada mulanya , kalender dan ukuran waktu hanya sebatas digunakan para biarawan un tuk menjamin kedisiplinan hidup religius . Kemudian , digunakan para borjuis demi pengorganisa sian kota-kota abad pertengahan demi temuan-temuan baru dan kerja sekular . Adapun mengenai ruang , pemetaan bola dunia yang semakin detail dan menyeluruh , membuka jalan bagi usa ha-usaha penggunaan ruang-ruang secara eksklusif . Kedua , pada akhirnya disadari pula penting nya mengubah terus-menerus cara penggunaan dan pemahaman waktu dan ruang dalam kaitan dengan pencarian keuntungan (profit ).

Harvey mengun gkapkan bahwa dua tiga dekade terakhir ini tata kehidupan manusia ditandai oleh intensifikasi di dalam mengalami waktu dan ruang . Kondisi ini berdampak serius pada perilaku ekonomi-politik dan kehidupan sosial budaya . Harvey menunjukkan adanya pergeseran-pergeseran dalam ranah kehidupan sosial manusia . Pergeseran mencolok ter jadi dalam ranah ekonomi-politik yang disebut sebagai pergeseran dari sistem fordisme ke sistem akumulasi fleksibe l . Harvey lebih jauh menegaskan bahwa kesementaraan yang muncul dalam kondisi time-space dan kapitalisme lanjut mengandung arti hilangnya rasa akan masa depan (the loss of sense of the future). Sebagai akibat dari serangkaian percepatan dalam waktu perputaran . Hilangnya rasa akan masa depan tersebut menimbulkan rasa was-was dan ketidaknyamanan . Dalam kondisi semacam ini , muncul kecenderungan dan sentimen yang melawannya yang dapat dikatakan sebagai usaha mencari aman atau sekuritisasi (securitization). Di sini , dijalankan serangkaian teknik untuk mengitung masa depan pada saat ini , untuk melawan dan menghindari kejutan-kejutan di masa depan (future shocks). Dapat dikatakan bahwa semakin sementara kondisinya , semakin orang mencart sesuatu yang abadi , sesuatu yang lebih memberi jaminan keamanan .

Namun demikian , bukan berarti dengan jatuhnya batas-batas ruang itu atau dengan terjadinya annihilation of space through time, arti penting dari ruang menjadi merosot (decreasing). Dalam prose s yang terjadi dalam kapitalisme , pengurangan batas-batas spasial memberikan kekuatan dan kesempatan untuk mengeksploitasi ruang yang ada secara maksimal . Nilai atau arti dari ruang justru meningkat (increasing), Terlebih lagi , penguasaan atas ruang merupakan suatu kondisi yang penting dalam perjuangan kelas . Mobilitas geografis dan desentralisasi melawan suatu bentuk yang lebih tradisional dan terpusat . Sementara itu , perpindahan kapital (capital flight), deindustrialisasi di sejumlah negara dan industrialisasi di sejumlah negara lainnya , ditambah perusakan kelas pekerja tradisional akibat berkembangnya modus-modus bekerja secara baru menjadi kekuatan besar untuk suatu transformasi sosial yang berdimensi spasial .

Menurut Harvey, begitu batas-batas ruang terhapuskan, manusia menjadi lebih sensitif terhadap hal-hal yang menyangkut apa yang dikandung dan terjadi dalam ruang-ruang yang ada (bahkan yang "tersisa" sekalipun) di dunia. Dalam hal ini, Harvey menyebut munculnya strategi-strategilokaldalammencobabertahan di dalam arus kapitalisme global. Strategi-strategi itu sangat khas berkenaan dengan tempatnya atau lokasinya. Situasi seperti ini dapat diungkapkan dengan suatu kondisi di mana kualitasplace (tempat/lokasi) berdiri-mencuat sedemikian rupa di tengahmeningkatnyaabstraksispace (ruang). Semakinruangspasialdisadari dan dirasakan menyata (dan menyapu wama-wami kebhinekaan pernik muka bumi berikut penghuninya) semakin penting pula kualitas fragtmentasi yang terjadi berkaitan dengan jati diri, identitas dan aksisosial-Iokal. Dengan kata lain, begitu dunia ini terasa menyusut, setiap kekuatan lokal berlomba dalam menerapkan strategi-strategi yang menempatkannya begitu spesial di dalam globalisasi. Jadi, dalamderap bola dunia yang semakin menjadi satu muncul gerakan militan untuk menunjukkan identitas lokal tertentu. Identitas lokal diteguhkan dalam berkembangnya abstrak diruang spasial (sebagai konsekuensi dan kuatnya perspektivisme). Inilah konsekuensi geopolitis dari peta mental yang terbangun pada diri manusia masa kini.

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas , dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. Jalur jalan beton Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu jalan atau akses keluar - masuk moda perekonomian di Kabupaten , yang penting peranannya bagi rencana pengembangan Kabupaten Sidoarjo . Hal ini disebabkan oleh fungsi Kabupaten Sidoarjo sebagai daerah yang mengayomi kepentingan masyarakat langsung , s eperti proyek infrastruktur jalan beton , perbaikan jalan rusak , pembangunan PJU, pengerukan kali, bantuan modal usaha kelompok ibu-ibu ( Kurma ), subisidi modal usaha Kurda Sayang dan proyek lainnya yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat
  2. Pembangunan lokasi jalan beton di kabupaten Sidoarjo akan menimbulkan perubahan penggunaan lahan yang dimaksimalkan kaum pemodal atau investor untuk membangun perumahan , sentra industri , dan berbagai fasilitas umum .
  3. Jika hal tersebut terjadi, maka aka nada pembukaan lapangan pekerjaan baru, perputaran ekonomi wilayah , dan akan berdampak terhadap modernisasi Kabupaten Sidoarjo ( wilayah masa depan).
  4. Meningkatnya kegiatan transportasi bila dikaitkan dengan pengangkutan barang-barang hasil produksi dari sentra industri
  5. Mendorong laju pertumbuhan ekonom i pedesaan di sekitar Kabupaten Sidoarjo.

References

  1. Bogdan, R. dan Taylor, S.J. 1975. Introduction to Qualitative Research Methode. New York: John Willey dan Sons
  2. Faisal, Sanapiah. 1999. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  3. Harvey, David. 2004. Space of Neoliberalization: towards a theory of uneven geographical development. Munchen: Department of Geography University of Heidelberg
  4. Harvey, David. 1997. The Condition of Posmodernity. Cambridge : Basill Blackwell
  5. Miles, B.B. dan A.M. Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press
  6. Muluk, M.R. Khairul . 2006. Desentralisasi&Pemerintahan Daerah. Malang: Mayumedia Publishing
  7. Moleong, Lexy S. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya
  8. Riyandi dan Deddy Supryadi Baratakusumah. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Soehartono, Irwan
  9. Sjafrizal. 2009. Teknik Praktis Penyususnan Perencanaan Pembangunan Daerah. Padang: Baduose Media
  10. Suryono, Agus. 2004. Pengantar Teori Pembangunan. Universitas Negeri Malang. Malang
  11. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung; Alfabeta.
  12. Suryono, Agus. 2001. Teori dan Isu Pembangunan, Malang; UM Press