Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Philosophy. Psychology. Religion
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.5490

The Relationship Between the Self Control and Self Regulated Learning in Students of the Faculty of Psychology and Educational Sciences at University


Hubungan antara Kontrol Diri dengan Self Regulated Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

self control students self regulated learning University of Muhammadiyah Sidoarjo relationship

Abstract

This study aims to determine the relationship between self-control and self-regulated learning in students of the Faculty of Psychology and Education at the University of Muhammadiyah Sidoarjo who have a tendency to have low levels of self-regulated learning. The population in this study were students of the eighth amounting to 463 students and the sample of this study was 210 students who were taken using cluster sampling technique. The data collection technique uses a psychological scale with a likert, namely the self-control scale and a self -regulated learning scale compiled by researchers based on aspects of the scale. The data analysis technique used is the Spearman rho assisted by JASP software. The results of data analysis obtained rxy = 0.694 with a significance value of 0.001 < 0.05, then the proposed hypothesis is accepted, which means that there is a significant positive relationship between self-control and self-regulated learning in eighth semester students of the Faculty of Psychology and Educational Sciences at the University of Muhammaadiyah Sidoarjo.

Highlights:

  • Relationship between self-control and self-regulated learning: The study explores the connection between self-control and self-regulated learning in students with low levels of self-regulated learning.
  • Sample and data collection: The study includes 210 eighth-semester students from the Faculty of Psychology and Education at the University of Muhammadiyah Sidoarjo. Data was collected using Likert scales developed by the researchers.
  • Statistical analysis and results: Spearman rho analysis with JASP software revealed a significant positive relationship (rxy = 0.694, p = 0.001) between self-control and self-regulated learning, confirming the proposed hypothesis.

Keywords: self-control, self-regulated learning, students, University of Muhammadiyah Sidoarjo, relationship

Pendahuluan

Pendidikan merupakan usaha yang dengan sadar dan sengaja dilakukan untuk meningkatkan dan memaksimalkan pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai bekal kehidupan di masyarakat [1]. Terdapat beberapa komponen yang menyusun pendidikan, yaitu tenaga pendidik, peserta didik, metode pendidikan, serta kurikulum dan materi pembelajaran [2]. Lebih lanjut, [2] mengemukakan bahwa peserta didik merupakan salah satu komponen dalam pendidikan yang menimba ilmu dengan tujuan untuk memaksmimalkan potensi yang dimiliki pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Salah satu jenjang pendidikan di Indonesia merupakan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah mengembangkan potensi yang dimiliki mahasiswa sehingga dapat memberikan sumbangsih berupa ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian ilmiah yang nantinya dapat berguna untuk kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi harus melewati proses belajar. Proses belajar ini membutuhkan peran penting self regulated learning [2].

Self regulated learning merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengelola pengalaman belajarnya secara baik dan efektif agar memperoleh hasil belajar yang optimal [3]. Self regulated learning sangat dibutuhkan peserta didik untuk mengoptimalkan kegiatan belajarnya, agar mendapatkan hasil akademik yang maksimal [4]. Rendahnya kemampuan self regulated learning pada mahasiswa akan menimbulkan dampak negatif seperti rendahnya performa akademik dan pencapaian prestasi akademik [5]. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [6] dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Self Regulated Learning dan Prokrastinasi Akademik Terhadap Prestasi Akademik” menambahkan bahwa rendahnya self regulated learning akan menyebabkan prokrastinasi akademik yang kemudian berdampak pada penurunan prestasi akademik.

Pendapat beberapa tokoh diatas sejalan dengan survey yang dilakukan peneliti terhadap 64 responden yang merupakan mahasiswa semester delapan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dalam survey tersebut didapatkan data bahwa terdapat kecenderungan kesulitan manajemen diri dalam belajar, yang digambarkan pada beberapa perilaku. Dalam hal ini, 50% responden menyatakan hanya akan belajar ketika mendapat tugas. Selain itu, 75% responden melakukan kegiatan belajar tergantung dengan suasana hatinya. Dalam proses belajar tersebut, 28,1% reponden menyatakan mudah bosan ketika belajar. 29,7% responden mengaku sering menunda tugas, 64,1% responden terkadang melakukan penundaan tugas. Lebih lanjut, sebanyak 43,5% mahasiswa mengalami penurunan nilai, dan 60,9% responden menyatakan bahwa nilai yang diperoleh tidak sesuai yang ditargetkan. Artinya, kesulitan manajemen diri dalam belajar yang ditandai dengan jadwal belajar tidak teratur dan perilaku menunda tugas, dan akan berdampak pada penurunan hasil akademik

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat self regulated learningindividu, diantaranya adalah kontrol diri [7]. Kontrol dirimerupakan kemampuan individu dalam mengatur perilaku, pikiran, serta keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dapat mengarahkannya pada tujuan yang positif [8]. Menurut penelitian [9] didapatkan hasil bahwa kontrol diriberpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar individu. Hal tersebut secara tidak langsung menjelaskan bahwa individu dengan kontrol diriyang baik cenderung mampu mengontrol proses belajarnya sehingga ia bisa menunjukkan performa terbaiknya dalam belajar. Hal tersebut didukung oleh pernyataan [10] bahwa individu yang memiliki kontrol diriyang baik maka individu tersebut akan mampu mengarahkan perilaku belajarnya dengan baik. Pendapat para tokoh tersebut sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap dosen dan beberapa mahasiswa semester delapan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat permasalahan terkait self regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Hal tersebut ditandai dengan rendahnya kontrol diri untuk fokus dan mengatur kegiatan belajar secara efektif dan efisien.

Berdasarkan asesmen awal berupa hasil survey dan wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kontrol diri mempengaruhi tingkat self regulated learning pada mahasiswa semester delapan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, sehingga peneliti tertarik untuk memfokuskan penelitian dan menggali lebih jauh hubungan antara kontrol diri dengan self regulated learning pada mahasiswa semester delapan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif [11] mendeksripsikan penelitian kuantitatif sebagai penelitian dengan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan metode pengumpulan data berupa instrument penelitian dengan analisis data yang bersifat kuantitatif yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Peneliti ingin menguji keterkaitan hubungan antara dua variabel sehingga penelitian ini adalah penelitian dengan tipe korelasional. Variabel yang diteliti adalah variabel kontrol diri dan variabel self regulated learning.

Penelitian ini menggunakan populasi mahasiswa FPIP semester delapan di UMSIDA yang berjumlah 463 mahasiswa. Sampel penelitian ini berjumlah 210 mahasiswa yang diambil dengan teknik cluster sampling.[11]menyebutkan bahwa cluster sampling merupakan metode pengambilan sampel yang membagi populasi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kategori atau karakteristik yang disebut cluster. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah dua skala psikologi yaitu skala kontrol diri dan skala self regulated learning yang mengacu pada skala likert. Skala tersebut disebarkan secara online melalui whatsapp dengan bantuan google form. Dibawah ini adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

Skala Kontrol Diri

No Aspek Indikator Aitem
Favorable Unfavorable
1 Cognitive control Mampu mencari dan mengelola informasi yang relevan dengan hal yang akan dihadapi 1, 13, 25 7, 19, 31 6
Mampu melakukan penilaian dengan mempertimbangkan kebermanfaatan 2, 14, 26 8, 20, 32 6
2 Behavioral control Mampu mengontrol perilaku yang akan dimunculkan 9, 21, 33 3, 15, 27 6
Mampu mengubah keadaan yang tidak menyenangkan 22, 34 4, 28 4
Mampu mengontrol stimulus yang akan dihadapi 5, 29 11, 23 4
3 Decision control Mampu memutuskan sesuatu berdasarkan kebermanfaatan 30 12, 24, 36 4
Total 14 16 30
Table 1.Blue Print Skala Kontrol Diri

Skala Self Regulated Learning

No Aspek Indikator Aitem
Favorable Unfavorable
1 Evaluasi diri Memilih kualitas tugas yang telah diselesaikan 1 1
Pemahaman terhadap lingkup belajar 2, 30 16, 44 4
Usaha dalam menyelesaikan tuntutan tugas 17, 45 3 3
2 Mengatur dan mengubah Mengatur ulang materi petunjuk untuk mengembangkan proses belajar 18, 46 32 3
3 Menetapkan tujuan dan perencanaan Menyusun urutan prioritas belajar 5 19 2
Menentukan waktu belajar 6, 34 20, 48 4
Menyelesaikan semua rencana aktivitas yang terkait dengan tujuan pendidikan 21, 49 35 3
4 Mencari informasi Mencari informasi yang berkaitan dengan tugas dari sumber-sumber lain saat mengerjakan tugas 22, 50 8 3
5 Menyimpan catatan dan memantau Mencatat hal-hal penting dalam pelajaran/diskusi 9, 37 23, 51 4
6 Mengatur lingkungan Mengatur lingkungan belajar agar proses belajar lebih nyaman, baik lingkungan fisik maupun psikologis 38 24, 52 3
7 Konsekuensi diri Mempersiapkan dan melaksanakan ganjaran/hukuman untuk kesuksesan dan kegagalan 25, 53 11, 39 4
8 Mengulang dan mengingat Mengingat-ingat materi pelajaran dengan suara keras/diam 26, 54 12 3
9 Mencari dukungan sosial Mencari bantuan dari rekan-rekan sebaya atau orang dewasa atau guru 13, 41 27, 47 4
10 Memeriksa catatan Membaca ulang kembali catatan ulangan atau buku teks 14, 42 28, 33 4
Total 25 20 45
Table 2.Blue Print Skala Self Regulated Learning

Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas skala dan validitas aitem. Validitas skala merupakan penilaian yang menggunakan rasio (logika) yang akan melibatkan beberapa penilai yang kompeten atau professional judgement untuk menyatakan bahwa suatu aitem adalah relevan dengan tujuan ukur skala [12], sedangkan validitas aitem menggunakan Corrected Aitem-Total Correlation dengan skor minimum 0.3, menggunakan bantuan SPSS. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach yang dihitung melalui bantuan SPSS 16 for windows. [12] menyatakan bahwa besarnya suatu koefisien reliabilitas berada dalam rentang antara 0 sampai 1.00. Reliabilitas suatu alat ukur dikatakan baik untuk dijadikan alat ukur jika nilai koefisien semakin mendekati angka 1.00. Sebaliknya, suatu alat ukur dikatakan tidak reliabel jika mendekati angka 0.

Dalam penelitian kuantitatif, uji asumsi merupakan syarat penting yang harus dilakukan sebelum menguji hipotesis penelitian. Uji asumsi yang dilakukan ialah uji normalitas dan uji linieritas. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi nya lebih dari 0.05, sehingga data dengan signifikansi kurang dari 0.05 dikatakan tidak berdistribusi normal. Peneliti melakukan analisis uji linieritas dengan bantuan program SPSS 16 for window. Kedua variabel dikatakan linier jika nilai signifikansi kurang dari 0.05, dan dikatakan tidak linier jika nilai signifikansi lebih dari 0.05. Setelah kedua uji asumsi terpenuhi, kemudian dilakukan uji hipotesis yang digunakan menggunakan analisis Spearman rho dengan bantuan software JASP yang digunakan untuk mengetahui sebarapa kuat hubungan antara kontrol diriterhadap self regulated learning. Nilai signifikansi dikatakan terdapat hubungan jika P < 0.05.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Validitas Aitem

No Aspek Semua Aitem Aitem Tidak Valid Aitem Valid Koefisien Korelasi aitem-total
1. Cognitive control 12 0 12 0.349 – 0.749
2. Behavioral control 18 4 14 0.301 – 0.760
3. Decision control 6 2 4 0.343 – 0.526
Total 36 6 30 0.301 – 0.760
Table 3.Validitas Skala Kontrol Diri

Berdasarkan uji validitas aitem pada skala kontrol diri didapatkan dari 36 aitem, terdapat 30 aitem yang valid dan 6 aitem yang gugur. Nilai validitas 30 aitem yang valid berada diatas standart yang bergerak dari 0.301 hingga 0.760 antara lain adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36. Sedangkan dari 6 aitem yang gugur memiliki nilai validitas dibawah standart yang bergerak dari 0.299 hingga -0.204 diantarnya adalah nomor 6, 10, 16, 17, 18, 35.

No Aspek Semua Aitem Aitem Tidak Valid Aitem Valid Koefisien Korelasi aitem-total
1. Evaluasi diri 12 4 8 0.433 – 0.508
2. Mengatur dan mengubah 4 1 3 0.380 – 0.700
3. Menetapkan tujuan dan perencanaan 10 1 9 0.304 – 0.694
4. Mencari informasi 4 1 3 0.356 – 0.611
5. Menyimpan catatan dan memantau 4 0 4 0.310 – 0.517
6. Mengatur lingkungan 4 1 3 0.372 – 0.740
7. Konsekuensi diri 4 0 4 0.372 – 0.633
8. Mengulang dan mengingat 4 1 3 0.380 – 0.569
9. Mencari dukungan sosial 4 0 4 0.356 – 0.621
10. Memeriksa catatan 4 0 4 0.310 – 0.694
Total 54 9 45 0.303 – 0.740
Table 4.Uji Validitas Self Regulated Learning

Tabel sebelumnya didapatkan hasil dari 54 aitem, terdapat 45 aitem yang valid dan 9 aitem yang gugur. Validitas 45 aitem yang valid memiliki nilai diatas standar yang bergerak dari 0.303 hingga 0.740 diantaranya adalah nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 52, 53, 54. Sedangkan dari 6 aitem yang gugur memiliki nilai validitas dibawah standart yang bergerak dari 0.277 hingga -0.282 diantarnya adalah nomor 4, 7, 10, 15, 29, 31, 36, 40, 43.

Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Jumlah Aitem Cronbach’s Alpha
Kontrol Diri 30 0.922
Self regulated Learning 45 0.945
Table 5.Koefisien Reliabilitas

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0 For Windows didapatkan bahwa koefisien reliabilitas alpha (Cronbach’s Alpha) pada skala kontrol diri sebesar 0.922 serta koefisien reliabilitas alpha (Cronbach’s Alpha) pada skala self regulated learning sebesar 0.945. Maka dengan demikian skala kontrol diri dan skala self regulated learning dinyatakan reliabel karena sesuai dengan standar ( > 0.700) untuk dapat dikatakan reliabel.

Uji Normalitas

Kontrol Diri Self Regulated Learning NormalitasSig > 0.05 Keterangan
Shapiro-Wilk 0.875 0.764 0.001 Data tidak terdistribusi normal
Table 6.Uji Normalitas

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan nilai Shapiro-wilk untuk variabel kontrol diri menunjukkan nilai sebesar 0.875, dan untuk variabel self regulated learning menunjukkan nilai sebesar 0.764 dengan Sig = 0.001 < 0.05, artinya data tidak terdistribusi normal.

Uji Linieritas

Variabel F Sig. Linier Sig < 0.05 Keterangan
Self regulated learning - kontrol diri 3.005E3 .000 Linier
Table 7.Hasil Uji Linieritas

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil dengan nilai F linierity sebesar 3.005E3 dengan signifikansi 0.000. Dengan demikian signifikansi 0.000 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kontrol diri dan variabel self regulated learning memiliki hubungan yang linier.

Variabel Spearman's rho p Keterangan
Kontrol Diri - Self Regulated Learning 0.694 *** < .001 Signifikan
* p < .05, ** p < .01, *** p < .001
Table 8.Deskripsi Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan nilai korelasi yang signifikan (p= 0.001< 0.05) antara skor kontrol diri dan self regulated learning, dengan besaran efek yang besar (r= 0.694). Artinya, terdapat korelasi positif antara kontrol diri dengan self regulated learning (p= 0.001< 0.05). Besaran efek kontrol diri terhadap self regulated learning tergolong besar (r= 0.694).

Pembahasan

Dari hasil pemaparan analisa data diatas, didapatkan hasil bahwa koefisien korelasi r = 0.694. dengan taraf signifikan 0.000. Hasil tersebut dapat disimpulkan adanya korelasi positif antara kontrol diri dengan self regulated learning.Artinya, mahasiswa yang memiliki kontrol diri yang tinggi cenderung memiliki self regulated learning yang tinggi pula, sedangkan mahasiswa yang memiliki kontrol diri rendah cenderung memiliki self regulated learning yang rendah. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [9] dalam penelitiannya didapatkan hasil bahwa variabel kontrol diriberpengaruh positif terhadap hasil belajar jika variabel self regulated learning dikendalikan. Artinya, kontrol diriakan mengendalikan self regulated learning, sehingga berpengaruh pada tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh. Lebih lanjut [13] menyatakan bahwa individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi cenderung memiliki tekad yang kuat untuk memulai serta fokus pada proses belajarnya.

Kontrol diri memiliki kontribusi sangat penting untuk mengarahkan perilaku pada tujuan yang konsekuensial dalam hidup [14]. Dalam ranah akademik, individu yang memiliki kontrol diri tinggi mampu memoderasi perasaan takut gagal, sehingga menurunkan tingkat prokrastinasi akademik [15]. Kontrol diri akan menumbuhkan motivasi dan optimisme yang tinggi [14]. Lebih lanjut [16] menambahkan bahwa individu yang mampu mengontrol dirinya mengalami peningkatan motivasi dan prestasi akademik yang lebih baik dibanding individu yang tidak mengontrol dirinya dalam belajar. Individu yang memiliki kontrol diri tinggi akan memahami bagaimana cara menangani potensi kesulitan dalam belajar secara konstruktif [13]. [17] menambahkan bahwa kontrol diri juga berhubungan positif dengan beberapa strategi belajar mandiri.

Penelitian yang dilakukan oleh [9] menyatakan hal serupa, bahwa aspek cognitive control dalam kontrol diri dapat mempengaruhi beberapa aspek pada self regulated learning yaitu mengatur dan mengubah, menetapkan tujuan dan perencanaan. Dalam hal ini, aspek cognitive control pada kontrol diri akan memungkinkan mahasiswa untuk memahami konsekuensi dan kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan ketika melakukan suatu tindakan, sehingga mahasiswa yang memiliki kontrol diri tinggi cenderung merencanakan dan melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal.

Aspek behavioral control pada kontrol diri berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam mengatur strategi belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat [2] yang menjelaskan bahwa behavioral control menjadikan individu mampu mempengaruhi bagaimana seseorang dalam mencari informasi, mencatat, menyimpan dan memeriksa cararn, serta mengulang dan mengingat materi. Dalam hal ini, indivudu yang memiliki aspek behavioral control yang baik akan memiliki strategi belajar yang baik pula.

Decision control merupakan aspek kontrol diri yang memungkinkan individu untuk memodifikasi perilaku berdasarkan nilai-nilai yang diyakini. Dalam proses belajar, [18] berpendapat bahwa decision control berhubungan dengan aspek self regulated learning pada bagian evaluasi diri serta penerapan konsekuensi. Dalam hal ini, mahasiswa yang memiliki aspek decision control yang baik akan mampu memodifikasi perilaku sehingga ia bisa melakukan kinerja terbaik ketika belajar.

Simpulan

Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil korelasi positif antara kontrol diri dan self regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Besar koefisien hubungan pada penelitian ini sebesar 0.694 serta taraf signifikansi 0.001< 0.05, yang menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Variabel kontrol diri akan mempengaruhi variabel self regulated learning. Artinya, mahasiswa dengan kontrol diri yang tinggi cenderung berpengaruh pada tingginya self regulated learning-nya, begitu pula mahasiswa dengan kontrol diri rendah akan berpengaruh pada rendahnya self regulated learning-nya.

References

  1. I. Ratnafuri and Muslihati, “Efektifitas Pelatihan Self Regulated Learning Dalam Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa di Masa Pandemi Covid-19,” Pros. Semin. Bimbing. dan Konseling, pp. 16–22, 2020.
  2. K. Kamar, M. Asbari, and A. Purwanto, “Kontribusi Pola Asuh Orangtua Demokratis , Kontrol Diri , Konsep Diri Terhadap Motivasi Belajar Pada Siswa,” JINoP (Jurnal Inov. Pembelajaran), vol. 6, no. 1, pp. 55–61, 2018.
  3. A. C. P. Harahap and S. R. Harahap, “Covid 19: Self Regulated Learning Mahasiswa,” Pendidik. dan Konseling, vol. 10, no. 1, pp. 36–42, 2020.
  4. U. Hasanah, S. Maria, and D. Lutfianawati, “Hubungan Regulasi Diri Dalam Belajar Dengan Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati,” J. Psikol. Univ. Muhammadiyah Lampung, vol. 1, no. 1, pp. 78–87, 2019.
  5. W. N. E. Saputra, A. Da Costa, and S. Alhadi, “Creative Solution Focused Counseling Models (CSFCM): Strategi Kreatif Untuk Mengembangkan Self-Regulated Learning Siswa,” J. Kaji. Bimbing. dan Konseling, vol. 3, no. 4, pp. 162–170, 2018, doi: 10.17977/um001v3i42018p162.
  6. P. Saraswati, “Self Regulated Learning Strategy, Academic Procrastionation and Academic Achievement,” J. Psikol. Ilm., vol. 9, no. 3, pp. 210–223, 2017.
  7. T. Kristiyani, Self-Regulated Learning (Konsep, Implikasi, dan Tantangannya Bagi Siswa di Indonesia), 1st ed. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2016.
  8. N. M. Pradnyaswari and L. K. P. A. Susilawati, “Peran Self Control dan Self Regulated Learning Terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA ),” J. Psikol. Udayana, vol. 6, no. 3, pp. 32–43, 2019, [Online]. Available: https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/52406.
  9. R. H. Hamonangan and S. Widyarto, “Pengaruh Self Regulated Learning dan Self Control Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia,” vol. 7, no. 1, 2019.
  10. R. D. Marsela and M. Supriatna, “Kontrol Diri : Definisi dan Faktor,” J. Innov. Couns. Theory, Pract. Res., vol. 3, no. 2, pp. 65–69, 2019, [Online]. Available: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling.
  11. Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
  12. S. Azwar, Reliabilitas dan Validitas (4th ed.). Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015.
  13. F. Opelt and M. Schwinger, “Relationships Between Narrow Personality Traits and Self-Regulated Learning Strategies: Exploring the Role of Mindfulness, Contingent Self-Esteem, and Self-Control,” AERA Open, vol. 6, no. 3, p. 233285842094949, 2020, doi: 10.1177/2332858420949499.
  14. N. J. Kelley, A. J. Finley, and B. J. Schmeichel, “After-effects of self-control: The reward responsivity hypothesis,” Cogn. Affect. Behav. Neurosci., vol. 19, no. 3, pp. 600–618, 2019, doi: 10.3758/s13415-019-00694-3.
  15. dkk (2019) Widhiastuti, “Academic Procrastination with Self-Control as Moderator,” Econ. Educ. Anal. J., vol. 8, no. 1, pp. 240–252, 2019, doi: 10.15294/eeaj.v10i2.
  16. C. E. Worick, “Beliefs about Self-control and Regulation: Do They Matter for College Performance?,” 2018, [Online]. Available: https://uknowledge.uky.edu/edp_etds/75/.
  17. M. Wolters, C. A., & Hussain, “Investigating grit and its relations with college students’ self-regulated learning and academic achievement,” . Metacognition Learn., vol. 3, pp. 293–311, 2015.
  18. W. Maqfiroh, Khusnul. Lestari, “Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal Berbasis Psikoterapi Islam Untuk Meningkatkan Kontrol Diri Siswa di MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang,” no. December, pp. 70–81, 2021.