Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Philosophy. Psychology. Religion
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.5477

Sense Of Community and Academic Procrastination in Students


Sense Of Community dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Academic procrastination sense of community elementary school teacher education quantitative correlational research

Abstract

This research was conducted because of the phenomenon where academic procrastination in students with individual characteristics likes to delay doing academic assignments. This study aims to determine whether there is a relationship between sense of community and academic procrastination in Elementary School Teacher Education students at the University of MuhammadiyahSidoarjo. This type of research is quantitative correlational with a population of 891 students. The sample used is 276 students. With the sampling technique proportionate stratified random sampling. Data collection techniques used the Academic Procrastination scale and the Sense Of Community scale. Academic Procrastination scale reliability test of 0.925. The results of the validity test of the Academic Procrastination scale showed as many as 34 valid items from 36 items. The results of data analysis using Correlation product moment showed r = -0.205, p = 0.001 which means the hypothesis is accepted. The higher the sense of community, the lower the Academic Procrastination. The effective contribution of Sense of community to Academic Procrastination is 5.8 percent.

Highlights:

  • Relationship: Explore connection between sense of community and academic procrastination in teacher education students.
  • Sample and data collection: 891 students, 276 sample, proportionate stratified random sampling, Academic Procrastination and Sense of Community scales.
  • Findings: Negative correlation (r = -0.205, p = 0.001) found; higher sense of community linked to lower academic procrastination. Sense of community contributes 5.8% to explaining procrastination.

Keywords: academic procrastination, sense of community, elementary school, teacher education, quantitative correlational research

Pendahuluan

Masa perkuliahan, dimana masa-masa bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa diharuskan untuk bersungguh-sungguh menyelesaikan studi nya secara tepat waktu. Akan tetapi mahasiswa seringkali beranggapan bahwa masa-masa kuliah adalah masa-masa yang berat. Pada masa ini mahasiswa mempunyai banyak tuntutan dalam pemenuhan tugas akademis[1]. Akibat dari banyaknya tuntutan tersebut, menyebabkan mahasiswa suka menunda mengumpulkan tugas akademik dan malas mengerjakan tugas, serta banyak yang menghindari tugas dengan meninggalkan tugas tersebut dan memilih keluar dengan hal-hal yang tidak penting.

Seseorang yang melakukan prokastinasi akademik menghabiskan waktu untuk menyiapkan diri dengan berlebihan, hal tersebut mengakibatkan seseorang gagal dalam mengerjakan sekaligus menyelesaikan tugasnya. Fenomena seperti itu yang dinamakan dengan perilaku penundaan. [2]prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan penundaan dalam penyelesaian tugas akademisnya. [2]Hal tersebut didasarkan pada aspek-aspek prokrastinasi akademik :pendundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam pengerjaan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.Menurut pangestuti[3]Lama nya waktu dalam mengerjakan tugas bisa menjadi karakteristik utama seseorang yang mengalami prokastinasi akademik.

[4]prokrastinasi akademik yang terjadi kepada mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengarah ke tingkat sedang hingga tinggi, mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik dalam kategori sedang mendapat presentase sebesar 77%, dan 23% dalam kategori tinggi. Prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa perempuan lebih tinggi dari pada prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa laki-laki dengan perolehan presentase sebesar 60,23% dan 39,77%. Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan maka bisa disimpulkan bahwa mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik, berupa penundaan pengerjaan tugasdarikampus, keterlambatan dalam mengerjakan tugasakademik, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan berbagaiaktivitas lain yang lebih menyenangkan.

Menurut Ghufron & Risnawita [5] faktor yang dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik pada seseorang antara lain faktor internal (dari dalam) danfaktoreksternal (dariluar), faktor internal meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis. Sedangkan faktor eksternal meliputi peergroup, pola asuh orangtua, tugas yang banyak, sarana dan prasarana untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas akademik, kondisi lingkungan yang bebas terhadap prokrastinasi akademik. Hal ini sesuai dengan penelitian prati, cicognani & albanesi[1]membuktikan bahwa sense of community (SOC)bertautan dengan kesejahteraan serta kepuasan mahasiswa. Ketika mahasiswa melakukan berbagai kegiatan dikampus, mereka akan memiliki perasaan yang baik. senseof community (SOC) yang rendah dapat mengurangi rasa kesejahteraan serta kepuasan pada mahasiswa, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas.

Menurut Wighting, Nisbet, Spaulding[5] sense of community bagian yang sangat penting dari keberhasilan akademik siswa. Hal ini karena proses pembelajaran juga efektif ketika sekolah menyediakan lingkungan sosial yang positif dengan rasa kebersamaan yang kuat. Memiliki rasa kebersamaan sangat penting dalam suatu komunitas karena dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan meningkatkan hubungan antar anggota.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas, peneliti hendak menjalankan studi lebih lanjut dengan mengajukan judul “Hubungan antara Sense Of Community dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, yang memiliki tujuan untuk menganalisis sejauh mana ragam dalam satu variabel berhubungan dengan ragam lainnya [6]. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang berjumlah 891 Mahasiswa. Berdasarkan rujukan sampel tabel kretcie morgan, dari populasi yang berjumlah 891 mahasiswa didapatkan sampel berjumlah 276 Mahasiswa.

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling. Teknik proportionate stratified random sampling ialah sebuah teknik yang biasa digunakan ketika populasi memiliki anggota/elemen yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional menurut [7]. Alasan menggunakan teknik ini karena pada pengambilan anggota populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah skala psikologi berupa skala prokrastinasi akademik dan skala Sense Of Community dengan model skala likert. UntukPenyusunan Skala sense of community mengadopsi skala dari penelitian terdahulu[8]. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 18.0 for windows.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SOC PA
N 276 276
Normal Parametersa,b Mean 45.1014 83.6341
Std. Deviation 7.61414 9.11663
Most Extreme Differences Absolute .087 .050
Positive .087 .031
Negative -.040 -.050
Kolmogorov-Smirnov Z 1.444 .830
Asymp. Sig. (2-tailed) .031 .497
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Table 1.Uji Normaliitas

Dari hasil tabel output SPSS diatas, maka signifikansi pada variabel Y prokrastinasi sebesar 0.497 > 0.05. Berdasarkan keputusan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov di atas, data dikatakan berdistribusi normal. Sedangkan pada variable X Sense Of Communitysebesar 0.031 < 0.05. Sesuai pada dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-smirnov diatas, maka disimpulkan data berdistribusi tidak normal.

ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
SOC * PA Between Groups (Combined) 4293.187 43 99.842 1.988 .001
Linearity 926.501 1 926.501 18.451 .000
Deviation from Linearity 3366.686 42 80.159 1.596 .017
Within Groups 11649.973 232 50.215
Total 15943.159 275
Table 2.Uji Linearitas

Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai F Linierity sebesar 18,451. Dengan signifikansi 0,000. Hasil signifikansi yang didapatkan tersebut dapat menunjukkan bahwa korelasi linier, karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

Correlations
SOC PA
Spearman's rho SOC Correlation Coefficient 1.000 -.205**
Sig. (2-tailed) . .001
N 276 276
PA Correlation Coefficient -.205** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 276 276
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Table 3.Uji Hipotesis

Gambaran tabel diatas menunjukkan hasil koefisien korelasi -0.205 dengan taraf signifikansi 0.001 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variable X Sense Of Community dan variable Y Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .241a .058 .055 7.40306
a. Predictors: (Constant), PA
b. Dependent Variable: SOC
Table 4.Sumbangan Efektif

Pada gambar tabel menunjukkan koefisien determinasi sebesar 0.058 (R Square) yang menjelaskan bahwa didalam penelitian ini variable X Sense Of Community memengaruhi secara efektif sebesar 5.8% terhadap variabel Prokrastinasi Akademik. Hasil ini didapatkan dari penjabaran R Square sebesar 0.058 x 100 % = 5.8%, sisanya 94.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak menjadi fokus pada studi penelitian ini.

Kategori Skor Subyek
SOC PA
∑ Subjek % ∑ Subjek %
Sangat Rendah 13 5% 20 7%
Rendah 68 25% 51 18%
Sedang 120 43% 104 38%
Tinggi 56 20% 80 29%
Sangat tinggi 19 7% 21 8%
Jumlah 276 100% 276 100%
Table 5.Kategori Skor Subjek

Berdasarkan tabel kategorisasi skor subjek di atas, skala Sense of communitymemiliki kesimpulan yakni terdapat 13 mahasiswa mempunyai Sense Of Communitysangat rendah, 68 mahasiswa mempunyai Sense Of Community rendah, 120 mahasiswa mempunyai Sense Of Communitysedang, 56 mahasiswa mempunyai Sense Of Community tinggi, dan 19 mahasiswa mempunyaiSense Of Community sangat tinggi.

Sedangkan skala Prokrastinasi Akademik memiliki kesimpulan kategorisasi skor subjek yakni, terdapat 20 mahasiswa mengalami Prokrastinasi Akademikpada tingkat sangat rendah, 51 mahasiswa mengalami Prokrastinasi Akademikpada tingkat rendah, 104 mahasiswa mengalami Prokrastinasi Akademik pada tingkat sedang, 80 mahasiswa mengalami Prokrastinasi akademik pada tingkat tinggi, dan ada 21 mahasiswamengalami Prokrastinasi Akademik pada tingkat sangat tinggi.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi negatif antara Sense Of Community dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan koefisien korelasi -0.205 dengan taraf signifikansi 0.001, sehingga hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, dimana jika sense of community meningkat maka prokrastinasi akademik menurun. Begitu juga sebaliknya, jika sense of community menurun maka prokrastinasi akademik meningkat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh [1]dijelaskan bahwa korelasi antara sense ofcommunity dan prokrastinasi akademik sebesar -0.312 dengan p = 0.000 kurang dari 0.01, artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara sense of community dengan prokrastinasi akademik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian [5] menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara Sense of Community(SOC )dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Subjek penelitian Sense Of Communityrata-rata berada pada kategori tinggi dengan jumlah sebanyak 112 subyek atau 90,32%. Subjek penelitian prokrastinasi akademik rata-rata berada pada kategori rendah dengan jumlah sebanyak 97 subyek atau 78,23%.

Menurut steel [9] mengatakan bahwa penundaan lazim dilingkungan akademik. Dengan 80-95% mahasiswa mengaku sengaja menunda pekerjaan yang harus di selesaikan. Dengan demikian, banyak peneliti telah melihat penyebab penundaan sehingga intervensi yang tepat dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya penundaan pada mahasiswa. Subjek pada penelitian [9] melibatkan 32 mahasiswa Universitas di Filiphina , 24 perempuan dan 8 laki-laki. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi Sense of community secara keseluruhan menunjuk ke korelasi sedang dengan timeliness of response (n2 = 444, ns). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa komunitas kelas memiliki efek pada penundaan. Secara khusus mahasiswa dengan Sense Of Community tinggi cenderung memposting lebih awal di ODF. Sehingga, mereka yang memiliki keterlibatan yang lebih dalam dengan anggotanya tidak akan melakukan penundaan.

Menurut McMillan & chavis [10]menyatakan terdapat beberapa aspek sense of communityyaitu dan Shared emotional connection. Mahasiswa bisa belajar dengan maksimal jika dirinya merasa aman dan nyaman secara fisik maupun psikologisnya. Mahasiswa memiliki sense of community tinggi mampu Mendorong munculnya perasaan nyaman mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akademisnya.

Mahasiswa memiliki :membership in a community (keanggotaan), perasaan bahwa seseorang telah berinvestasi untuk menjadi anggota komunitas untuk menciptakan dan memelihara rasa keterkaitan dalam komunitas tersebut. Seperti mahasiswa dengan anggota komunitasnya. pada saat mahasiswa beserta anggotanya saling peduli terhadap anggota lain mengenai pembelajaran akademis, mereka akan saling membantu untuk memperbaiki nilai-nilai akademisnya seperti belajar dan mengerjakan tugas bersama. Dengan begitu mereka akan lebih bersemangat sehingga bisa mengerjakan dan mengumpulkan tugas secara tepat waktu. Dengan adanya proses kerjasama mereka mampu menciptakan rasa keterkaitan antar anggota dalam komunitas yang mampu mengurangi tingkat prokrastinasi pada mahasiswa.Influence (pengaruh), Kekuatan seorang individu untuk mempengaruhi anggota lainnya. Sebagai Mahasiswa pasti memiliki keinginan agar anggotanya sama-sama memiliki semangat belajar yang tinggi dengan cara mendorong anggota lain supaya terus tumbuh semangatnya, seperti mengajak mereka belajar bersama, membantu teman yang kesulitan dalam proses pengerjaan tugas, membertitahu resiko jika tidak mengerjakan serta menyelesaikan tugas secara tepat waktu . Dengan begitu mereka akan terbiasa untuk menyelesaikan tugas akademisnya secara tepat waktu. I(integritas dan pemenuhan kebutuhan), memiliki perasaan bahwa kebutuhan anggota akan dipenuhi melalui sumber daya yang diterima melalui anggota. Mahasiswa akan semangat belajar jika kebutuhannya terpenuhi seperti dukungan/support dari anggotanya. Mereka percaya bahwa masa depan mereka dating dari dukungan orang lain, sehingga sulit bagi mereka untuk menunda mengerjakan tugas jika mengingat hal tersebut. Dengan adanya dukungan dari orang lain mereka akan terus semangat belajar dan menyelesaikan tugas akademis nya tepat waktu. Shared emotional connection (berbagi hubungan emosional), Hubungan emosional dalam komunitas yang dibentuk oleh interaksi positif, berbagi cerita dan pengalaman. Mahasiswa yang memiliki komunitas pasti akan sering melakukan sharing serta berbagi cerita masalah akademis kepada anggotanya, seperti berbagi keluh kesah mengenai masalah akademis, masalah itulah yang mengakibatkan mahasiswa malas serta menunda mengerjakan tugas akademis.. Mereka akan saling sharing mengenai masalah tersebut. Dengana danya sharing tersebut mereka mampu memecahkan masalah, sehingga mereka bisa bersemangat dan tidak menunda mengerjakan tugas akademis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil bahwa sense of communitymemberikan sumbangan efektif pada Prokrastinasi Akademik sebesar 5,8%. Berarti sebesar 94,2% dipengaruhi faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti konformitas[11], smartphone addiction [12], intensitas mengakses facebook [13], perfeksionisme [14], dan kecerdasan spiritual [15].

Limitasi pada penelitian ini peneliti hanya menggali satu variabel X yaitu variabel sense of communitydan tidak meneliti faktor lain yang dapat berkorelasi dengan Prokrastinasi Akademik sedangkan ada variabel lain yang dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik.

Simpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara Sense of community dengan Prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengumpulan data dengan koefisien korelasi sebesar -0.236 dengan taraf signifikan 0.000 kurang dari 0.05. Sumbangan efektif sense of ccommunity dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sebesar 5.6% dan sisanya 94.4% yang dipengaruhi oleh faktor lain.

References

  1. E. W. Maryam, G. R. Affandi, and V. Rezania, “Sense of community dan self-regulated learning sebagai prediktor pada prokrastinasi akademik mahasiswa universitas muhammadiyah sidoarjo,” J. An-nafs, vol. 4, no. 2, pp. 182–100, 2019, doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
  2. M. N. Ghufron and R. S. Rini, Teori-teori psikologi, II. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.
  3. M. Julyanti and S. Aisyah, “Hubungan antara kecanduan internet dengan warnet di kecamatan medan kota,” J. Divers., vol. Vol. 1, no. No. 2, pp. 17–27, 2015.
  4. D. Pratiwi citra, “Prokrastinasi akademik pada mahasiswa universitas muhammadiyah sidoarjo,” 2017.
  5. W. Purwantika, I. Setyawan, and J. Ariati, “Hubungan antara sense of community dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi Universtas diponegoro Semarang,” J. karya Ilm. S1 Undip, vol. 8, pp. 1–8, 2013.
  6. S. Azwar, Metode penelitian. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2011.
  7. Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2016.
  8. W. Widyastuti and E. W. Maryam, “Sense of Community dan Wellness pada Mahasiswa (Studi pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo),” Psycho Idea, vol. 17, no. 1, p. 1, 2019, doi: 10.30595/psychoidea.v17i1.2877.
  9. E. S. A. Gadong and M. R. Chavez, “Procrastination and sense of community: Patterns and relationships in a blended learning setting,” J. Institutional Res. South East Asia, vol. 14, no. 1, pp. 5–16, 2016.
  10. E. W. Maryam, “Gambaran Sense Of Community Pada Karyawan Bagian Administrasi Di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,” Psikologia J. Psikol., vol. 2, no. 1, pp. 52–64, 2017, doi: 10.21070/psikologia.v2i1.756.
  11. R. R. Cinthia and E. R. Kustanti, “Hubungan antara konformitas dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa,” Empati, vol. 6, no. 2, pp. 31–37, 2017.
  12. D. Tanaya, “Hubungan Smartphone Addiction Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa / Siswi Pengguna Smartphone Di Sma N 105 Jakarta,” Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2017.
  13. M. E. Sinaga, “Hubungan antara intensitas mengakses facebook dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa,” Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2010.
  14. P. E. Wattimena, “Hubungan antara perfeksionisme dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa di fakultas psikologi,” Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2015.
  15. Y. D. Christanti and R. N. Anwar, “Hubungan Prokrastinasi Akademik Dengan Kecerdasan Spiritual Generasi Milenial,” J. Pegagogik, vol. 06, no. 01, pp. 31–65, 2019.