Abstract
The purposeofthispaper is todeterminetherelationshipbetweenself-controlandmeeting the needs of students with school organizations atSMK X Pandaan, where there are problems due to lack of school organization. The population used in this study was 270 while the sample of this study was 152 students who were carried out at SMK X Pandaan. In determining the subject with the stratified random sampling technique, two psychological scales with the Likert scale model were used to collect data in this study, namely the self-control scale of the behavioral scale of compliance with school rules. Data analysis was performed using the statistical test technique of Pearson Flow Moment Correlation. The results of the data analysis of this study indicate that there is a significant positive relationship between self-control and compliance with school rules and the performance of SMK X Pandaan students of 0.37. at a significance level of 0.001 (<0.005). the results of hypothesis testing indicate that the hypothesis can be accepted. The results showed that students' self-control according to school regulations was mostly moderate at SMK X Pandaan.
Highlights:
- The purpose of the study: To determine the relationship between self-control and meeting the needs of students with school organizations at SMK X Pandaan.
- Sample and data collection: The study included 152 students from a population of 270, using the Likert scale model to measure self-control and compliance with school rules.
- Findings: There is a significant positive relationship (0.37) between self-control and compliance with school rules among SMK X Pandaan students, indicating the importance of self-control in maintaining school regulations.
Keywords: self-control, compliance with school rules, SMK X Pandaan, students, relationship.
Pendahuluan
Sekolah adalah salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh individu untuk semua perspektif kehidupan, baik untuk kehidupan individu maupun aktivitas publik. Melalui sebuah pelatihan, setiap individu dapat membuat beberapa kapasitas keilmuan dan membentuk karakter diinginkan. Kemampuan intelektual dan pembentukan karakter bisa dibentuk dari dunia pendidikan melalui sekolah formal. Dengan bantuan pendidikan, siswa dapat belajar tentang diri mereka sendiri, memahami orang-orang di sekitar mereka dan lebih dekat dengan lingkungan di sekitar mereka [1]. Tujuannya untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup mandiri, dan dapat terus belajar [2]. Fase ini, remaja memiliki tugas perkembangan yang dimana perubahan fisik terjadi sangat cepat dan mencapai klimaks. Selama periode ini, ada ketidakseimbngan dan ketidakstabilan emosional dalam banyak hal. Ia mencari jati diri, karena saat ini posisinya tidak jelas. Pola hubungan sosial mulai berubah [3]. Menurut[4] kepatuhanadalah kecenderungan dan kesediaan seseorang untuk memuaskan dan menerima permintaan, baik itu datang dari penanggung jawab atau yang bersifat mutlak sebagai sebuah tata tertib atau perintah tanpa syarat.Aspek dari kepatuhan menurut [5] meliputi mempercayai (belief), menerima (accept), melakukan (act).
Persoalan-persoalan kepatuhan ini banyak diberitakan oleh media massa. Salah satunya oleh Detiknews.com pada tanggal 08 Februari 2019, yang mengatakan bahwa ada siswa yang dikeluarkan atau dipindahkan di sekolah karena siswa dianggap telah melakukan pelanggaran berat, salah satunya adalah membawa minuman keras dan narkoba. Oleh karena itu, dasar pelanggaran ini pihak sekolah kemudian mengambil keputusan tegas. Keempat siswa harus pindah sekolah atau di berikan sanksi tidak naik kelas oleh pihak sekolah [6]. Berdasarkan fenomena yang ada dalam penelitian, masih terdapat banyak santri yang masih belum patuh terhadap aturan yang disebabkan oleh faktor internal yaitu dari segi kondisiemosi, kesadarandiri, tanggungjawab, penalaran moral serta pula dilihat dari segi kontrol diri yang dimana dipengaruhi faktor eksternal yaitu perilaku teman sebaya, keteladanan guru, keteladanan pengurus organisasi sekolah, penegakan aturan serta hukuman[7].
Berdasarkan hasil wawancara pada subjek dapat disimpulkan bahwa masih ada masalah utama yang sedang dialami oleh siswa adalah salah satu kurangnya patuh terhadap peraturan sekolah. Ketidakpatuhan siswa terhadap peraturan sekolah terbukti dengan masih banyak siswa yang keluar kelas dan duduk di depan kelas serta terlambat datang ke sekolah. Hal tersebut termasuk ke dalam perilaku siswa yang menerima jika individu tersebut menerima konsekuensi pada peraturan sekolah yang dilanggar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati,tampak bahwa kepatuhan siswa terhadap aturan dipengaruhi oleh faktor internal seperti keadaan emosi, kesadaran diri, tanggung jawab, pemikiran moral dan kontrol diri, serta faktor eksternal, seperti perilaku teman sebaya, keteladanan guru, contohnya seperti keteladanan pengurus organisasi sekolah, kepatuhan terhadap aturan dan hukum [7]. Berkenaan dengan kontrol diri, memperkuat bahwa kontrol diri merupakan hal yang mempengaruhi kepatuhan[8].
Kontrol diri ialah kemampuan untuk mengontrol dan mengelola perilaku sesuai dengan keadaan dan kondisi. Ketika membuat keputusan, seseorang akan berusaha menampilkan perilaku yang dianggap paling tepat bagi dirinya, yakni perilaku yang dapat menyelamatkan dari respon negatif lingkungan[9]. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan seseorang yang beralasan secara kognitif untuk terlibat dalam perilaku terstruktur untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu yang diinginkan [10]. Kontrol diri sendiri memiliki 2 aspek yaitu kesadaran diri pribadi yang memfokuskan pada aspek kontrol perilaku, kontrol kognitif yang mengelolah informasi serta mengontrol keputusan [10].
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ramdani di SMK Negeri 3 Tanah Grogot tentang hubungan antara kontroldiri dan kepatuhan terhadap aturan sekolah mengungkapkan hubungan positif antara kontrol diri dengan kepatuhan terhadap aturan sekolah. Artinya, bahwa semakin tinggi kontrol diri,semakin baik kepatuhan seseorang terhadap peraturan sekolah[11]. Remaja yang memiliki kontrol diri yang besar justru akan ingin mengendalikan diri setiap kali dihadirkan pada keadaan yang tidak seimbang dengan asumsi siswa sehingga cara bersikap dan perasaan yang pesimis akan mampu dikendalikan atau bahkan dihindari. Terlebih jika remaja mendapatkan dukungan dari lingkungan sosialnya, maka siswa akan semakin kontrol internal[10].
Metode Penelitian
Berdasarkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi. Korelasi ialah kumpulan teknik untuk mengukur hubungan antara kedua variabel. Pendekatan kuantitatif dimaknai sebagai metode penelitian yang didasari dari beberapa prinsip dasar meliputi sebuah kejadian nyata yang dapat diamati, bersifat relatif tetap, dapat diukur dan spesifik. Untuk bisa diteliti dan diambil sampel pada populasi tertentu pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis datanya bersifat kuantitatif/statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat [12]. Menurut [13] Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang bisa dijadikan bahan tercetusnya ide oleh seorang penelitiuntuk bisa dipelajari sehingga mendapatkan informasi mengenai hal tersebut,kemudian ditarikkesimpulannya.Variabel yang digunakan dalam penelitian initaituvariabel Kontrol Diri yang ditandai dengan (X) dan variabel Perilaku Kepatuhan yang ditandai dengan (Y)
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa SMK X Pandaan yang berjumlah 270 siswa, dengan penentu total sampel dari populasi digunakan tabel issac dan michael dengan taraf kesalahan 5%. Di dalam tabel Issac dan Michael, jumlah populasi 270 sampel yang didapatkan sebesar 152 siswa.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik stratified random sampling. Dikatakan stratified random sampling karena populasinya memiliki anggota yang tidak homogen dan berstratifikasi [13]..
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kontrol diri dan skala perilaku kepatuhan. Hasil reliabilitas menunjukkan koefisien reliabilitas pada skala Kontrol Diri dengan N = 44 dan jumlah aitem 36, maka diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,906 sedangkan Hasil menunjukkan koefisien reliabilitas skala Perilaku Kepatuhan dengan n = 44 dan jumlah aitem 24, maka didapat nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,874.Metode yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah teknik statistik dengan menggunakan Correlation Product Moment.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
KontrolDiri | Perilaku Kepatuhan | ||
N | 152 | 152 | |
Normal Parametersa,b | Mean | 55,16 | 64,87 |
Std. Deviation | 7,152 | 4,975 | |
Most Extreme Differences | Absolute | ,085 | ,132 |
Positive | 0,85 | ,132 | |
Negative | -,047 | -,118 | |
Kolmogrov-SmirnovZ | 1,052 | 1,632 | |
Asymp.Sig. (2-tailed) | ,218 | ,010 |
Hasil menunjukkan koefisien reliabilitas skala Perilaku Kepatuhan dengan n = 44 dan jumlah aitem 24, maka didapat nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,874. Sedangkan variabel perilaku kepatuhan memiliki nilai signifikan < 0,05 yaitu 0,010. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa sebaran data pada dua variabel penelitian berdistribusi tidak normal.
Sum of Squares | Df | Mean Square | F | Sig. | |||
PK*KD | Betwen Groups | (Combined) | 1423,533 | 30 | 47,451 | 2,481 | ,000 |
Linearity | 695,914 | 1 | 695,914 | 36,392 | ,000 | ||
Deviation from Linearity | 727,619 | 29 | 25,090 | 1,312 | ,156 | ||
Within Groups | 2313,835 | 121 | 19,123 | ||||
Total | 3737,368 | 151 |
Data uji linearitas dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai F sebesar 36,392 dan signifikansi 0,000. Oleh karena itu, nilai signifikansi < 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan linear.
KontrolDiri | Kepatuhan | |||
Spearman’s rho | KonrolDiri | CorrelationCoefficient | 1,000 | ,374** |
Sig.(2-tailed) | ,000 | |||
N | 152 | ,152 | ||
Perilaku Kepatuhan | CorrelationCoefficient | ,374** | 1,000 | |
Sig. (2-tailed) | ,000 | |||
N | 152 | 152 |
Hasil uji hipotesis pada table diatas menunjukkan bahwa koefisienkorelasi (rxy)0,374 dengan signifikansi 0,000. Karna signifikansi <0,05,makahipotesisditerima, yang artinya terdapat hubungan positif antara kedua variabel dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, semakin tinggi kontrol diri, maka semakin tinggi pula perilaku kepatuhan. Disisi lain, semaki lemah kontrol diri maka akan semaki lemah perilak kepatuhan.
Uji | Perhitungan | Sangat Kecil | Kecil | Sedang | Besar |
Korelasi | Koefisien korelasi(r) | <0,1 | 0,1 – 03 | 0,3 – 0,5 | >0,5 |
Spearman’sRho | <0,1 | 0,1 – 0,3 | 0,3 – 0,5 | >0,5 | |
Kendall’stau | <0,1 | 0,1 – 0,3 | 0,3 – 0,5 | >0,5 | |
Regresi majemuk | Koefisien korelasi majemuk(R) | <0,1 | 0,1 – 0,3 | 0,3 – 0,5 | >0,5 |
Berdasarkan hasil dari data diatas, pengaruh kontrol diri terhadap perilaku kepatuhan sama dengan menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,374 yang menjelaskan bahwaaarah hubunganantarakontroldiri (x) dengan perilakukepatuhan (y) adalah positif. Yangdimana ditandai bahwa hubungan antarkedua variabelbesaran efeknya tergolong sedang[14].
Kategorisasi | Kontrol Diri | Kepatuhan | ||
Σsubjek | % | Σsubjek | % | |
Sangat Rendah | 94 | 61,8% | 3 | 2,0% |
Rendah | 37 | 24,3% | 47 | 30,9% |
Sedang | 9 | 5,9% | 49 | 32,2% |
Tinggi | 9 | 5,9% | 33 | 21,7% |
Sangat Tinggi | 3 | 2,0% | 20 | 13,2% |
Jumlah | 152 | 100% | 152 | 100% |
Berdasarkan tabel kategorisasi skor subjek diatas menunjukkan bahwa kontroldiridengan perilaku kepatuhan pada siswa SMK X Pandaan beradapadakategorisedang.
Pembahasan
Berdasarkan dari analisa data, menunjukkan adanya hubungan antara Kontrol Diri dengan Kepatuhan pada siswa SMK X yang menunjukkan hasil bahwa ada hubungan positif dan signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perolehan data koefisien korelasi = 0,374 denganhasil signifikansi 0,000 <0,05, artinya dapat dikatakan bahwa ada hubunganpositifyangsignifikan antara KontrolDiridengan Kepatuhanpada siswaSMK, sehingga hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Hipotesis yang diajukan memberikan penjelasan bahwa ada hubungan positif yang signifikanantara Kontrol Diri dengan Kepatuhan pada siswa SMK X. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan hubungan antara Kontrol diri dengan Perilaku Kepatuhan SMK X. Adanya hubungan positif menunjukkan bahwa semakin tinggi KontrolLDiri, maka semakin tinggi nilaiKKepatuhan pada siswa SMK, begitupunssebaliknya semakinrendahKontrolDiri, maka semakinrendahnilaiKKepatuhan padasiswaSMK.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh [15] bahwa adanya hubungan positif antara Kontrol Diri dengan Kepatuhan mengikuti tata tertib pada siswadi SMP Kartika III-1 Semarang. Disini dijelaskan bahwa signifikanantaraKontrolDiridan Kepatuhandengankoefisien korelasi 0,618 dan signifikansi 0,000 dengan sampel 94 siswa, yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara Kontrol diri dengan Kepatuhan.
Hasil kategorisasi skor subjek dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 152 siswa, dari 94 subjek mempunyai sebuah kontrol diri yang sangat rendah, 37 subjek memiliki kontrol diri rendah, 9 subjek memiliki kontrol diri sedang, 9 subjek memiliki kontrol diri tinggi dan 3 subjek memiliki kontrol diri sangat tinggi. Selain itu, dari sejumlah 152 subjek, diketahui bahwa 3 subjek memiliki perilaku kepadatan sangat rendah, 47 subjek mempunyaiperilaku kepatuhan yang rendah, 49 subjek memilikiperilaku kepatuhan yang sedang, 33 subjek memiliki kepatuhan yang tinggi dan 20 subjek memilikiperilaku kepatuhan yang sangat tinggi. Berdasarkan jumlah dan persentase tinggi, maka disimpulkan bahwa kontroldirisiswa SMK X termasuk ke dalamkategori sedang ke tinggi. Sedangkan, kepatuhan pada siswa SMK X juga termasuk ke dalam kategori sedang ke tinggi.
Siswa yang mempunyai kontrol diri tinggi mampu dalam mengontrol perilakunya, mampu dalam mengontrol kognitif dan mampu dalam membuat keputusan. Dalam hal ini dapat meningkatkan kepatuhan pada siswa. Pada hasil diatas, penelitian ini menunjukkan bahwa besar pengaruh dari Kontrol Diri terhadap Kepatuhan bahwa sumbangan efektifnya tergolong sedang dengan skor yang diperoleh yaitu 0,374.Lainnya dijelaskan oleh [16] yang menyatakan bahwaterdapat hubungan signifikanantaraKontroldiridengan perilaku Kepatuhandengan arti lain, bahwa semakintinggiKontrolDiri siswa,maka semakin besar Kebutuhannya. Sebaliknya,ssemakin lemah Kontrol Diri siswa, maka semakin lemah pula Kepatuhannya.
Simpulan
Berdasarkan dari analisa data, menunjukkan adanya hubungan antara Kontrol Diri dengan Kepatuhan siswa SMK X, yang menunjukkan hasil bahwa ada hubungan positif dan signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perolehan data koefisienkorelasi = 0,374 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, artinya dapatdisimpulkanbahwaadanyahubungan positifyang signifikan antara Kontrol Diri dengan Kepatuhan siswa SMK, sehingga hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Sumbangan efektif Kontrol Diri dengan Kepatuhan siswa SMK X tergolong sedang sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
References
- G. F. Rahman, “Pendidikan nilai kepedulian sosial pada siswa kelas tinggi di sekolah dasar negeri Muarareja 2 kota Tegal tahun ajaran 2013/2014,” Skripsi, p. 158, 2014.
- A. Mahfuddin, “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Atas (SMA),” Allemania, vol. 2, no. 2, pp. 152–158, 2013.
- A. Sobur, Psikologi umum, 1st ed. Bandung: CV Pustaka Setia, 2003.
- N. R. Dini, D. K. Pranadji, and T. Herawati, “HubunganantaraKecerdasanEmosidenganKepatuhandanKemandirianSantriRemaja,” JurnalIlmuKeluargadanKonsumen, vol. 4, no. 2. pp. 148–155, 2011.
- Hartono, “Kepatuhan dan kemandirian santri (analisis psikologi),” J. Study Islam. dan Budaya, vol. 4, no. 1, 2006.
- M. Aminudin, “4 Siswa dikeluarkan, wali murid dan DPRD datangi SMPN 13 Malang,” detiknews.com, 2019. [Online]. Available: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4419290/4-siswa-dikeluarkan-wali-murid-dan-dprd-datangi-smpn-13-malang.
- A. D. Rahmawati, “Kepatuhan Santri Terhadap Aturan di Pondok Pesantren Modern,” Progr. Magister Psikol. Sekol. Pascasarj. UMS, p. 23, 2015.
- S. Kusumadewi, T. Hardjajani, and A. N. Priyatama, “Hubungan antara Dukungan Sosial Peer Group dan Kontrol Diri dengan Kepatuhan terhadap Peraturan pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Sukoharjo,” J. Ilm. Psikol. Candrajiwa, vol. 1, no. 2, pp. 1–10, 2012.
- M. N. Ghufron and R. Risnawati, Teori-teori psikologi, 1st ed. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
- M. N. G. & R. Risnawita, Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2014.
- A. Ramdani, “Hubungan antara kontrol diri dan kepatuhan terhadap aturan sekolah dengan perilaku merokok siswa SMK Negeri 3 Tanah Grogot,” Psikoborneo, vol. 4, no. 3, pp. 574–582, 2016.
- Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantiatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2016.
- Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.
- M. A. Goss-Sampson, “Statistical Analysis in JASP A Students Guide v0.11 Bahasa Indonesia,” vol. 1999, no. December, pp. 1–6, 2019.
- Ruly Indah Sitompul, “HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MENGIKUTI TATA TERTIB PADA SISWA DI SMP KARTIKA III-1 SEMARANG,” konttrol diri kepatuhan, pp. 1–7, 2018.
- F. dan J. W. Fauziah, Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: UII Pers, 2005.