Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.5346

Child Friendly Library Management in Fostering Students' Interest in Reading


Pengelolaan Perpustakaan Ramah Anak dalam Menumbuhkan Minat Baca Siswa

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Child-friendly library Reading interest Library management Qualitative case study SDN Pagerwojo Sidoarjo

Abstract

This study aims to describe the management of a child-friendly library at SDN Pagerwojo Sidoarjo and to describe the reading interest of high-class students at SDN Pagerwojo Sidoarjo. This type of research uses a qualitative case study approach. Data collection techniques used by researchers are observation, interviews, and documentation. From the results of data analysis conducted by interviewing several parties, it can be said that the management of the child-friendly library at SDN Pagerwojo is good in planning, organizing, implementing, and evaluating. With the results of good management and good implementation, the reading interest of high-class students has begun to grow. In the data analysis conducted by researchers, it was found that there are obstacles in managing child-friendly libraries, namely library management has not yet led to digital library management.

Highlights:

  • Effective library management fosters students' reading interest: The study explores the impact of child-friendly library management on the reading interest of high-class students at SDN Pagerwojo Sidoarjo.
  • Comprehensive approach to library management: The research highlights the importance of planning, organizing, implementing, and evaluating library services to create an engaging environment for students.
  • Transition to digital library management: The study identifies the need to incorporate digital resourcesand technologies in the child-friendly library to enhance its effectiveness and accessibility for students.

Keywords: Child-friendly library, Reading interest, Library management, Qualitative case study, SDN Pagerwojo Sidoarjo

Pendahuluan

Budaya membaca dapat dimulai dengan menumbuhkan minat baca pada masyarakat dan melalui proses pembiasaan sedini mungkin. Namun kenyataannya minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah terutama pada kalangan anak-anak. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh UNESCO bahwa budaya membaca bangsa Indonesia menempati urutan ke 60 dari 61 negara di dunia. Selain itu, data dari UNESCO menunjukkan bahwa budaya membaca di Indonesia hanya mencapai 1% yang menyukai kegiatan membaca dan 99% tidak menyukai kegiatan membaca [1]. Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Programme For Internasional Studenst Assesment atau disebut dengan PISA menggambarkan bahwa dalam dua periode assessment yang dilakukan pada tahun 2009 dan 2012 peserta didik Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara peserta dalam matematika, sains, dan membaca. Pemaparan hal diatas membuktikan bahwa keterampilan yang dimiliki peserta didik di Indonesia terutama dalam bidang membaca sangatlah memperihatinkan [2]. Untuk itu perlu adanya inovasi baru untuk menumbuhkan minat baca siswa dengan memanfaatkan perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Perpustakaan dapat dijadikan tempat pusat sumber pendidikan yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Selain itu perpustakan dapat dijadikan tempat pengembangan kompetensi, kegiatan penelitian dan pusat belajar didukung dengan berbagai fasilitas yang sesuai standar perpustkaan sehingga membuat betah dan merasa nyaman saat di perpustakaan. Untuk mewujudkan tujuan dari perpustakaan maka diperlukannya sebuah pengelolaan atau manajemen perpustakaan yang baik. Sistem manajemen perpustakaan yang terorganisir dengan baik memiliki nilai tersendiri bagi suatu perpustakan. Hal ini perlu ditekankan bertujuan agar kinerja perpustakaan lebih terukur dan peluang keberhasilannya untuk mencapai tujuan menjadi lebih optimal Rhoni Rodin dalam [3].

Adapun penelitian terdahulu yang berjudul Menciptakan Desain Interior Perpustakaan Ramah Anak Di Sekolah Dasar Negeri Potrobangsan 1 Kota Magelang: Best Practice yang ditulis oleh Dicki Agus Nugroho dan Sri Haryati. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang menciptakan desain interior dalam perpustakan ramah anak. Persama dengan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dikaji sama-sama meneliti perpustakaan ramah anak akan tetapi di topik yang berbeda, disisi lain peneliti membahas tentang interior dan peneliti yang dikaji saat ini membahas pengelolaan. Adapun perpustakaan ramah anak sendiri adalah sebuah konsep perustakaan yang menyatukan dua fungsi antara wahana pendidikan dan hiburan bagi anak. Sehingga konsep perpustakaan didesain sedemikian rupa dan semenarik mungkin agar tujuan awal pendirian perpustakaan dapat tercapai yaitu menumbuhkan minat baca siswa [4].

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 4 April 2022 di SDN Pagerwojo Sidoarjo kondisi perpustakaan menarik perhatian peneliti. Perpustaakan disana dapat dikatakan berbeda dengan perpustakaan yang pernah dijumpai oleh peneliti. Perbedaannya terletak pada desain interior perputakaan, koleksi buku, pelayanan perpustakaan, dan kegiatan di perpustakaan. Selain itu, penataan perabotannya juga berbeda dengan perpustakaan sebelumnya. Perpustakaan ini diebut perpustakaan ramah anak, hal ini dikarenakan anak-anak suka dengan keceriaan. Sehingga perpustakaan di SDN Pagewojo di olah sedemikian rupa. Dapat dikatakan ramah anak disini yaitu memberikan pelayanan yang ramah pada anak saat berkunjung di perpustakaan tanpa ada omongan yang tidak seharusnya, mendesain interior yang disukai oleh anak-anak, seta menyiapkan koleksi buku yang menarik dan mudah dipahami oleh pembacanya. Selain itu, dalam perpustakaan ramah anak rak buku yang digunakan harus dapat memperlihatkan sampul bukunya. Semua ini dilakuan berdasarkan karakteristik anak sehingga dapat menarik perhatian anak untuk berkunjung keperpustakaan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dimana penelitian studi kasus merupakan suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perporangan , sekelompok orang, lembaga atau organi sasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut [5].Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantitatif [6]. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di SDN Pagerwojo Sidoarjo yang berlokasi di Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Juli tanggal 20 s/d 28 2022 tahun ajaran 2022/2023. Subjek dalam peneliatian ini yaitu pustakawan, kepala sekolah, dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitan yang digunakan peneliti yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan perpustakaan ramah anak dalam menumbuhkan minat baca siswa kelas tinggi di SDN Pagerwojo Sidoarjo. Dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data Miles dan Hubermen [7]. Aktivitas yang dilakukan dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Dalam penelitian ini, uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan uji kredibilitas data dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik [8]. Hasil dari wawancara dan dokumentasi akan diolah menjadi pembahasan dan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini untuk mendeskripsikan data penelitian yang tergambar dalam rumusan masalah:

1. Pengelolaan perpustakaan ramah anak

Pengelolaan perpustakaan ramah anak terbagi dalam empat komponen antara lain yaitu:

a. Perencanaan

Hasil penelitian pengelolaan perpustakaan ramah anak, peneliti mewawancarai kepala pustakawan terkait perencanaan. Perencanaan merupakan perhitungan dan penentu tentang apa yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu yang didalamnya meliputi tempat, siapa pelaku atau pelaksana, dan bagaimana cara untuk mencapai itu semua, berapa anggaran yang dibutuhkan.

Adapun perencanaan yang dilakukan di perpustakaan ramah anak berdasarkan wawancara dengan informen, beliau mengatakan bahwa “Saya, Bapak kepala sekolah, dan staf lainnya menyusun program kerja untuk pengelolaan perpustakaan, program tersebut meliputi penambahan bahan koleksi, menentukan judul koleksi yang lebih tepatnya lebih ke kosakata yang ada didalamnya, perawatan dan pemeliharaan koleksi buku, menciptakan lingkungan kaya bacaan, dan pelayanan saat diperpustakaan. Selain itu, menyiapkan kebutuhan dari perpustakaan ramah anak sehingga dapat mendukung kegiatan didalamnya”.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informen bahwa dalam pengelolaan perputakaan ramah anak diperlukan sebuah strategi,“Sebelum menyusun strategi saya dan staf lain mengkuti workshop terkait pepustakaan ramah anak. Dari situ saya tahu apa saja yang di butuhkan perpustakaan ramah anak selain koleksi buku, dan sarana prasarana yang mendukungdan strateginya yaitu mendesain kembali perpustakaan agar menarik baik dari segi perabotan, koleksi buku, dan ruangan”.

Sedangkan anggaran yang dibutuhkan dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak hasil wawancara dengan informen mengatakan bahwa,“Anggaran yang dibutuhkan untuk pengelolaan perpustakaan ramah anak tidak dapat dijelaskan secara detail sebab tergantung dengan luas gedungnya, dan kebutuhan yang diperlukan. Berbeda dengan sekolah kami, sekolah kami mendapat infag buku dari Mutiara Rindang sehingga kami tinggal menyiapkan hal-hal yang kurang saja untuk menunjang kegiatan di perpustakaan ramah anak. Untuk menyiapkan hal-hal yang kurang sekolah kami menggunakan sedikit dana dari dana bos dan dibantu oleh beberapa wali murid”.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian dalam perpustakaan ramah anak diperlukan untuk menjadi tolak ukur kelancaran dalam pelaksanaan yang berupa pengaturan lebih lanjut mengenai pekerjaan setiap anggota, tanggung jawab, dan kewajibannya. Berdasarkan wawancara dengan informen bahwa “Pengorganisasiannya tidak jauh berbeda dengan perpustakaan yang lainnya mungkin saja perbedaannya hanya di tanggung jawab dan tugasnya saja”.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak perlu dipantau dengan baik karena sebagai penentu kesuksesan pengelolaan perpustakaan ramah anak dan siapa saja yang bertanggung jawab dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala pustakawan yaitu informen bahwa “Hampir semua masyarakat di lingkungan sekolah kami ikut terlibat dalam pengelolaan perpustakaan dan setiap anggotanya menurut saya sudah melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dengan baik. Bahkan orang tuapun juga dilibatkan dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak ini. Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan perpustakaan disekolah kami sangat baik karena keterlibatan semua orang dapat meringankan tugas saya dibandingkan dengan tugas saya di perpustakaan sebelumnya.selain itu diperpustakaan yang sekarang ini tidak boleh adanya sanksi bagi siswa yang terlambat mengembalikan buku”.

d. Evaluasi

Dengan adanya tindakan evaluasi dalam suatu organisasi setiap anggota dapat memberikan penilaian dari setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak. Dari kegiatan evaluasi inilah kita dapat mengetahui segala kelebihan dan kekurangan dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan informen bahwa “Karena pengelolaan pepustakaan di SDN Pagerwojo menurut saya sudah baik dan berjalan dengan baik pula akan tetapi saya masih menemukan kekurangan didalamnya yaitu perpustakaan masih dikerjakan secara manual dalam arti perputakaan belum didukung dengan kemajuan teknologi seperti penyedian komputer untuk mempercepat kegiatan saat siswa meminjam buku. Selain itu, saya juga tetap melakukan pengecekan pada koleksi buku barang kali ada yang rusak atau ada yang belum mengembalikan dan pengecekan saya lakukan tiap satu bulan sekali”.

2. Minat Baca Siswa

Minat baca siswa dapat terukur melalui indikator diantaranya kebutuhan terhadap bacaan, tindakan terhadap bacaan, rasa senang terhadap bacaan, ketidaktertarikan terhadap bacaan, keinginan untuk selalu membaca, dan tindak lanjut yang akan di deskripsikan sebagai berikut ini:

Menumbuhkan minat baca dalam diri seseorang tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Untuk menumbuhkan minat dapat dilakukan sedini mungkin dan melalui pembiasaan, hal ini dapat dilakukan pada jenjang sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara pada beberapa siswa untuk mengetahui minat baca siswa kelas tinggi di SDN Pagerwojo Sidoarjo diketahui dengan beberapa indikator antara lain kebutuhan terhadap bacaan atau buku menunjukkan 33,3% semua siswa kelas tinggi menyadari akan kebutuhannya. tindakan terhadap bacaan hasil persentase menunjukkan bahwa 30%siswa kelas IV dan V melakukan tindakan dalammencari dan memilih bacaan, 33,3% siswa kelas VI juga melakukan tindakan dalam mencari dan memilih buku bacaan. Rasa senang terhadap bacaan hasil persentase menunjukkan bahwa 26,6% siswa kelas IV senang terhadap buku bacaan dan 33,3% siswa kelas V dan VI juga menyatakan senang terhadap buku bacaan. Ketidaktertarikan terhadap bacaan hasil persentase menunjukkan bahwa 33,3% siswa kelas IV, V, dan VI menyatakan tertarik pada buku bacaan dan antusias untuk membacanya. Keinginan untuk selalu membaca hasil persentase menunjukkan 23,3% siswa kelas IV, 26,6% siswa kelas V, dan 13,3% kelas VI memanfaatkan waktu luang untuk membaca. Tindak lanjut hasil persentase menunjukkan bahwa 26,6% siswa kelas IV, 30% siswa kelas V dan 33,3% siswa kelasVI melakukan tindakan atau tindaklanjut setelah membaca.

Pembahasan

1. Pengelolaan perpustakaan ramah anak

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, SDN Pagerwojo Sidoarjo sudah melakukan pengelolaan perpustakaan ramah anak dengan baik. Perencanaan yang dilakukan oleh SDN Pagerwojo mengacu pada program kerja jangka panjang maupun jangka pendek. Program kerja tersebut meliputi penambahan bahan koleksi, penentuan judul koleksi, perawatan dan pemeliharaan koleksi buku dan lain sebagainya, serta sudah tertulis sehingga setiap anggota dapat mngetahui apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana dan sudah mencapai visi misi yang telahdibuat sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan untuk perencanaan dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak mengacu pada program perpustakaan [9]. Selain itu anggaran dalam menunjang kegiatan telah terencana dengan baik dan strategi yang digunakan untuk memajukan perpustakaan ramah anak juga dilakukan oleh kepala sekolah serta staf lainnya dengan baik pula.Sejalan dengan pendapat Susanto mengatakan sebagai pemimpin harus berusaha secara optimal dalam memperhatikan serta memenuhi kepentingan organisasi, menyeimbangkan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek, serta menjamin implementasi tata kelola organisasi yang baik [10].

b. Pengorganisasian

Hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa di SDN Pagerwojo Sidoarjo pengorganisasian sudah cukup baik. Pengorganisasian merupakan suatu konsep untuk memikirkan, memperhitungkan, dan kemudian menyediakan segala kebutuhan agar rencana yang telah ditentukan benar-benar terrealisasikan dengan baik. Susunan organisasi perpustakaan yang ada dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan dan mencapai visi. Masing-masing petugas yang terlibat dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak memiliki tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sehingga terrealisasinya visi-misi perpustakaan ramah anak. Hal ini sejalan dengan pengorganisasian dikatakan baik apabila terbaginya tugas pada masing-masing anggota, seperti kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan berwenang terhadap penyelenggaraan perpustakaan, pustakawan sebagai pengurus perpustakaan dan guru sebagai koordinator perpustakaan [11].

c. Pelaksanaan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan pengelolaan perpustakaan ramah anak sudah terlaksana dengan baik. Baik dalam melaksanakan program jangka panjang maupun jangka pendek yang telah dibuat oleh pengelola sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Efrina bahwa pelaksanaan program kerja tahunan sesuai dengan program kerja tahunan yang disusun pada awal perencanaan pengelolaan perpustakaan [12].

d. Evaluasi

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala pustakawan SDN Pagerwojo Sidoarjo terdapat kendala dalam pengelolaan perpustakaan ramah anak. Sarana prasarana berupa digital belum dimiliki oleh SDN Pagerwojo Sidoarjo, sehingga segala kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan masih bersifat manual. Padahal di era saat ini pengelolaan perpustakaan berbsis digital sangat penting mengiat segala informasi yang didapat dapat di akses dengan internet. Hal ini sejalan dengan pendapat Kristiyanto yang menyatakan bahwa perpustakaan digital memang amat penting untuk dikembangkan sebab informasi saat ini sudah dapat di akses melalui internet, sementara perpustakaan yang menjadi pusat sumber informasi bagi setiap orang dan pengetahuan tentunya tidak dapat berdiam diri tergerus oleh pemanfaatan akses internetyang sangat pesat sehingga perpustakaan perpustakaan perlu membuat inovasi pelayanan yang berbasis pada jaringan internet [13].

2. Minat Baca Siswa

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pustakawan SDN Pagerwojo Sidoarjo minat baca siswa kelas tinggi yang ada di situ sudah mulai tumbuh dengan adanya pengelolaan perpustakaan ramah anak. Salah satu penyebab tumbuhnya minat baca dikarenakan kegiatan yang ada didalam perpustakaan atau storytalling. Hal ini sejalan dengan pendapat perdana minat baca anak tidak bisa datang dengan sendirinya, akan tetapi membutuhkan dukungan dari lingkungan serta orang-orang disekitar mereka [14].

Figure 1.Koleksi buku di perpustakaan ramah anak

Berdasarkan data dokumentasi yang didapat peneiti di SDN Pagerwojo Sidoarjo koleksi buku juga menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa yang berkunjung ke perpustakaan. Untuk itu, pengelola juga menentukan buku yang bagus, menarik, dan isi mudah dipahami oleh pembaca. Ketika perpustakaan penuh dengan pengunjung kepala sekolah menyediakan tempat membaca diluar perpustakaan seperti tempat duduk yang terletak dibawah pohon dan di depan perpustakaan SDN Pagerwojo Sidoarjo.

Figure 2.Kegiatan membaca di luar perpustakaan

Sejalan dengan koleksi buku cerita di perpustakaan ramah anak merupakan koleksi utama untuk membiasakan anak membaca buku [15]. Meskipun koleksi bukan menjadi daya tarik utama bagi siswa untuk datang keperpustakaan, koleksi menjadi daya tarik utama untuk siswa terus membaca buku. Jika area baca telah penuh oleh siswa yang membaca buku, kepala sekolah memperbolehkan untuk memanfaatkan musholah sebagai area baca saat tidak ada aktivitas beribada.

Simpulan

Pengelolaan perpustakaan ramah anak di SDN Pagerwojo dapat dilihat mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta evaluasi sudah berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya serta terlaksananya tugas dan perannya masing-masing anggota yang terlibat dalam pengelolaan. Dalam tahap evaluasi ditemukan kendala yang dihadapi saat pengelolaan perpustakaan ramah anak, kendala tersebut ialah perpustakaan ramah anak di SDN Pagerwojo belum menuju perpustakaan yang digital. Sebab sengan adanya perpustakaan digital akan mempermudah saat pelayanan.

Minat baca siswa kelas tinggi di SDN Pagerwojo Sidoarjo sudah mulai tumbuh dengan adanya pengelolaan perpustakaan ramah anak yang sedemikian rupa. Semua itu dibuktikan dengan hasil persentase tertinggi dari setiap kelas yang di ukur melalui indikator minat baca minat baca antara lain kebutuhan terhadap bacaan atau buku menunjukkan 33,3% semua siswa kelas tinggi menyadari akan kebutuhannya. Tindakan terhadap bacaan hasil persentase tertinggi menunjukkan bahwa 33,3% siswa kelas VI melakukan tindakan dalam mencari dan memilih buku bacaan. Rasa senang terhadap bacaan hasil persentase tertinggi menunjukkan bahwa 33,3% siswa keas V dan VI menyatakan senang terhadap buku bacaan. Ketidaktertarikan terhadap bacaan hasil persentase menunjukkan bahwa 33,3% siswa kelas IV, V, dan VI menyatakan tertarik pada buku bacaan dan antusias untuk membacanya. keinginan untuk selalu membaca hasil persentase tertinggi menunjukkan 26,6% siswa kelas V memanfaatkan waktu luang untuk membaca. Tindak lanjut hasil persentase tertinggi menunjukkan 33,3% siswa kelasVI melakukan tindakan atau tindaklanjut setelah membaca.

References

  1. Ayudhityasari, R., & Widayati, M. (2022). Pengelolaan Perpustakaan di SD Negeri 2 Boloplere. Journal of Education Research, 4 No 1.
  2. Efrina, M. (2017, Juli). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Manajemen Pendidikan , 11 No. 6.
  3. Haryati, D. A. (2017, Desember). Prototipe Perpustakaan Ramah Anak Di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Balesari Kabupaten Magelang. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 26 No. 2.
  4. Kristyanto, D. (2019). Perpustakaan Digital Dan Kelompok Pengguna Potensial.
  5. Mulasin, & dwihudhana, w. (2020, Juli). Urgensi BudayaLiterasi dan Upaya Menumbuhkan Minat Baca. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonrsia, 9 No. 2.
  6. Murniyanto. (2022). Manajemen Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 2 Rejang. Tik Ilmeu, 6 No. 1.
  7. Perdana, F., & Sinaga, D. (2016). Strategi Perpustakaan Ramah AnakK Gagas Ceria Dalam Menumbuhkan Minat Baca. Prosiding Seminar Nasional Komunikasi.
  8. Sidiq, U. (2019). Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan. (A. Mujahidin, Penyunt.) CV Nata Karya.
  9. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabet.
  10. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabet.
  11. Saputra, A. F., Musaddat, S., & dkk. (2022, April). Manajemen Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SDN 3 Sikur Tahun Pelajaran 2017/2018. Pedagogia Jurnal Pendidikan Dasar, 2 No.1.