Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.5317

Academic Self-Efficacy and Math Learning in Sidoarjo's High School Elementary Students


Hubungan Antara Keyakinan Diri Akademik dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Sekolah Dasar Tingkat Menengah di Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

academic self-efficacy math learning outcomes upper-grade students elementary school

Abstract

This study aimed to investigate the relationship between academic self-efficacy and mathematics learning outcomes among upper-grade students in elementary schools in Sidoarjo. The participants included 185 students from the Prohibition State Elementary School and MI Muhammadiyah 2 Kedungbanteng, ranging from fourth to fifth grade. The study employed an academic self-efficacy scale and utilized mathematics learning outcomes obtained from student report cards. Data analysis was conducted using saturated sampling analysis, revealing a correlation coefficient of 0.135 (p=0.033). The findings indicated a moderate level of academic self-efficacy in 43% of students, high academic self-efficacy in 17%, and very high academic self-efficacy in 9%. Additionally, the R-square results demonstrated that academic self-efficacy accounted for 1.8% of the variance in mathematics learning outcomes, suggesting that other factors also contribute to students' performance. These findings highlight the importance of considering academic self-efficacy and other influential factors in enhancing mathematics learning outcomes among elementary school students.

Highlights:

  • The study examines the relationship between academic self-efficacy and mathematics learning outcomes in upper-grade students from elementary schools in Sidoarjo.
  • A total of 185 participants from Prohibition State Elementary School and MI Muhammadiyah 2 Kedungbanteng were involved in the study.
  • The findings suggest that academic self-efficacy accounts for 1.8% of the variance in mathematics learning outcomes, indicating the presence of other influencing factors.

Keywords: academic self-efficacy, math learning outcomes, upper-grade students, elementary school.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini. Pendidikan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, moral dan sumber daya manusia. Namun akhir-akhir ini, masih banyak permasalahan pendidikan yang sering kita jumpai yang tidak dapat diselesaikan di bidang ini. Salah satunya adalah masih relatif rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, terutama dalam pencapaian hasil belajar siswa sekolah dasar [1].

Sekolah Dasar itu sendiri merupakan kelanjutan dari fase pembelajaran kelompok bermain, PAUD dan taman kanak-kanak. Di lingkungan sekolah, siswa diperkenalkan dengan proses pembelajaran, yang diajarkan tidak hanya tentang kehidupan nyata, tetapi juga teori dan proses menjadi pribadi yang lebih baik, untuk perubahan ide dan perilaku. Khususnya di SD yang terbagi menjadi kelas bawah/bawah dan kelas atas/atas, kelas bawah terdiri dari siswa kelas I, II, dan III, sedangkan kelas tinggi meliputi kelas IV, V, dan VI [2]. Proses tumbuh kembang anak di sekolah akan menjadi lebih kreatif dalam berpikir kritis serta inovatif di dalam kelas. Ada empat nilai karakter yang harus diciptakan pada siswa sekolah dasar, antara lain: kerjasama, kejujuran, kepercayaan dan kepedulian terhadap orang lain [3]

Fakta ini didukung oleh data survei dari The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015, dimana Indonesia menempati peringkat ke-45 dari 48 negara dalam keterampilan matematika dan data TIMSS menyebutkan hanya 4% siswa Indonesia yang mampu menjawab soal dengan menggunakan penalaran tingkat tinggi atau High Order Thinking (HOTS). Sedangkan dalam survei yang dilakukan oleh International Student Assessment Program (ISAP) pada tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-rata matematika sebesar 386, dengan rata-rata OECD pada tahun tersebut sebesar 490.

Pembelajaran matematika saat ini masih menjadi sesuatu yang diunggulkan dalam proses pembelajaran siswa baik di tingkat sekolah maupun di tingkat universitas. Hal ini karena banyak penelitian mengklaim bahwa pemahaman matematika yang baik pada siswa mendukung proses peningkatan perkembangan sosial dan emosional, termasuk membangun citra diri yang positif dan membangun kepercayaan diri siswa untuk menghadiri kelas di sekolah, dan mendukung siswa dalam mencapai prestasi. Beberapa siswa yang mengikuti Ujian Nasional mengatakan, matematika dianggap sebagai pelajaran yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi dan sering menjadi momok yang mengerikan. Hal tersebut dapat dikatakan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika yang diperoleh siswa.

Hasil belajar matematika sendiri merupakan suatu prestasi yang didapatkan siswa setelah mereka mendapatkan pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah sebuah perubahan tingkah laku yang muncul dalam diri siswa, yang diamati dan diukur berupa perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap, hingga ketrampilan setelah mempelajari matematika [4]. Dalam sistem pendidikan nasional hasil belajar memiliki beberapa aspek yang dikemukakan oleh Bloom yang meliputi, aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap) dan psikomotor (hasil belajar keterampilan) [5].

Berdasarkan wawancara awal yang telah dilakukan pada salah satu guru di SDN Larangan, dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar matematika rendah. Ditandai dengan kurang memuaskannya nilai yang didapatkan dari hasil Ujian Akhir Semester (UAS) sehingga mengharuskan siswa melakukan remidi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya.

“Banyak siswa yang kena remidi mas, karena nilainya masih kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Katanya soal-soal nya terlalu susah”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang mengalami remidi dikarenakan nilainya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Munculnya remidi ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap soal-soal yang diberikan sehingga menganggap soal tersebut sulit.

Adapun untuk kondisi hasil belajar matematika siswa seperti ini, jelas diperlukan solusi untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa di Indonesia dengan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika. Pada penelitian sebelumnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika, baik dari luar maupun dari dalam. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: kondisi lingkungan belajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, keterampilan guru, dan lain-lain [6]. Menurut Al-Agil, et al yang terdapat dalam [7] bahwa faktor terkuat yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa adalah guru. Karakter pengalaman dan pengetahuan yang tersedia bagi guru berkontribusi pada strategi guru untuk pembelajaran di kelas. Perbedaan karakter dan keterampilan siswa yang dihadapi guru saat mengajar akan melatih guru untuk menyesuaikan teknik, model, dan metode pengajaran dengan benar dengan materi yang diajarkan untuk memberikan hasil belajar yang maksimal kepada siswa. Guru seharusnya tidak hanya memiliki pengetahuan yang baik tentang materi pelajaran, tetapi juga konten pedagogis, termasuk pengajaran matematika. Menurut Shulman, pengetahuan tentang konten pedagogis adalah kombinasi dari pengetahuan mendalam tentang materi dan metode pengajaran yang tepat [8]. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain faktor eksternal, terdapat juga faktor internal atau faktor dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang tidak siap dalam proses pembelajaran dan siswa dengan gangguan psikologis juga dapat mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan dokumentasi nilai semester genap siswa Sekolah Dasar Negeri larangan dan MI Muhammadiyah 2 kedungbanteng sidoarjo tahun ajaran 2021-2022, dari data tersebut terlihat tingginya hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diraih oleh siswa kelas IV, V sudah cukup memuaskan karena sebagian besar siswa sudah mencapai standart ketuntasan belajar. Sekolah telah menetapkan nilai angka 8,2 sebagai standart ketuntasan belajar siswa.

Efikasi diri akademik sendiri merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja, yang dimana efikasi diri akademik ini merupakan keyakinan setiap individu untuk memotivasi diri dalam melakukan tugas yang terdiri dari pertimbangan efikasi diri akademik dan kepercayaan diri terhadap teknologi informasi [9]. Terdapat 4 aspek efikasi diri akademik yang meliputi: a) kognitif, yang merupakan suatu keterampilan individu untuk memikirkan cara yang dapat digunakan serta merancang tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan yang diinginkan. b) motivasi, yang merupakan suatu keterampilan individu yang digunakan untuk memberikan motivasi pada dirinya melalui pikirannya untuk melakukan suatu tindakan dan membuat keputusan serta mencapai tujuan yang diinginkan. c) afeksi, yang merupakan suatu keterampilan individu yang digunakan untuk mengatasi perasaan emosi yang muncul dari diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkan. d) seleksi, yang merupakan suatu keterampilan individu yang digunakan untuk melakukan pertimbangan dalam memilih perilaku dan lingkungannya [10].

Efikasi diri akademik secara umum tidak berkaitan dengan kemampuan masing-masing individu, tetapi efikasi diri akademik berkaitan dengan keyakinan individu tentang apa yang dapat dilakukan dengan kemampuannya. Seseorang dengan efikasi diri akademik yang tinggi akan percaya ketika mereka dapat melakukan sesuatu untuk mengubah keadaan di sekitarnya. Sedangkan seseorang yang memiliki efikasi diri akademik rendah akan merasa jika mereka tidak mampu melakukan segala sesuatu yang ada disekitarnya.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat diketahui bahwa efikasi diri akademik memiliki pengaruh serta hubungan terhadap hasil belajar matematika siswa yang dimana jika siswa memiliki efikasi diri akademik tinggi maka hasil belajar matematikanya juga akan ikut tinggi, begitupun sebaliknya yang dimana hasil belajar matematika siswa dikatakan rendah jika siswa tersebut memiliki efikasi diri akademik yang rendah pula.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian non-eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini dilakukan dengan upaya untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti dengan perhitungan statistic. Adapun pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala efikasi diri akademik dan hasil belajar matematika menggunkan nilai raport matematika siswa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional satu arah atau one tail.

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas atas sekolah dasar kelas IV, V di sidoarjo. Penelitian ini di laksanakan di SDN Larangan dan MI Muhammadiyah 2 Kedungbanteng Kelas IV, V dengan total jumlah populasi 185 siswa. Sedangkan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh,sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel [11]. Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, dimana pengambilan sampel adalah semua Siswa Kelas IV, V di Sidoarjo sebanyak 185 siswa di SDN Larangan dan MI Muhammadiyah 2 Kedungbanteng.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek penelitian adalah orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri. Jenis skala psikologi yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert. Skala jenis likert sendiri terdiri atas empat pilihan pernyataan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pengambilan data ini dilakukan dengan menggunakan skala yang akan diberikan kepada siswa sekolah dasar di sidoarjo

No Skala Arti Nilai
Favorable Unfavorable
1. SS Sangat Setuju 4 1
2. S Setuju 3 2
3. TS Tidak Setuju 2 3
4. STS Sangat Tidak Setuju 1 4
Table 1.Blue Print Skala Likert

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis statistik. Tujuan analisis data ini yaitu untuk menjawab hipotesis yang diberikan dalam penelitian ini dan untuk memecahkan masalah yang muncul dalam penelitian ini.

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana menggambarkan hubungan antara dua variabel, yang biasanya dapat dinyatakan sebagai garis regresi, dan merupakan teknik dalam statistik parametrik yang umumnya digunakan untuk menganalisis respons rata-rata variabel Y, yang bervariasi sehubungan dengan besarnya intervensi variabel berubah X.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait efikasi diri dan hasil belajar matematika siswa didapatkan data sebagai berikut:

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS Statistic 25,0 for windows dengan uji Kolmogrov-smirnov. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan pada kedua variabel yakni efikasi diri akademik sebagai variabel independen dan hasil belajar matematika sebagai variabel dependen. Data dikatakan normal apabila memiliki nilai signifikasi >0.05 dan sebaliknya apabila data memiliki nilai signifikasi <0.05 dapat dikatakan data tidak berdistribusi normal.

Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Hasil Belajar Matematika .359 185 .000
Efikasi Diri Akademik .051 185 .200*
Table 2.Hasil Uji Normalitas

Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil uji normalitas untuk variabel tingkat efikasi diri sekolah dengan hasil belajar matematika memberikan nilai sig (p) sebesar 0,200 > 0,05. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan terhadap variabel bebas, dimana variabel terikatnya adalah tingkat efikasi diri akademik dan hasil belajar matematika. Uji linieritas hubungan dengan menggunakan program SPSS 25.0 for Windows dengan test for linierity. Pedoman pengambilan keputusan dari uji linieritas ini dengan melihat nilai sig (p) pada kolom linier. Ditentukan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat bila nilai Sig.linear > 0,05. Begitupun sebaliknya, jika nilai Sig. linier < 0,05 dinyatakan tidak adanya hubungan yang linier antara variabel bebas dan variabel terikat.

ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Efikasi Diri Akademik * Hasil Belajar Between Groups (Combined) 2146.447 22 97.566 1.247 .216
Linearity 270.215 1 270.215 3.455 .065
Deviation from Linearity 1876.231 21 89.344 1.142 .310
Within Groups 12670.667 162 78.214
Total 14817.114 184
Table 3.Hasil Uji Linieritas

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai Sig. linier sebesar 0,065 > 0,05. Dari sini dapat disimpulkan bahwa data tingkat efikasi diri di sekolah berhubungan linier dengan hasil belajar matematika.

2. Analisis Data

a. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan menggunakan Koefisien Korelasi dengan bantuan SPSS 25,0 for windows untuk mengetahui hubungan yakni efikasi diri akademik dan hasil belajar matematika. Penelitian hipotesis didasarkan pada nilai berikut :

  1. Jika nilai p < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
  2. Jika nilai p > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi

Hasil Belajar Matematika Efikasi Diri Akademik
Hasil Belajar Matematika Pearson Correlation 1 .135
Sig. (1-tailed) .033
N 185 185
Efikasi Diri Akademik Pearson Correlation .135 1
Sig. (1-tailed) .033
N 185 185
Table 4.Hasil Uji Korelasi

Sebagaimana terlihat pada tabel pearson, dapat diketahui bahwa nilai signifikan (p =0.033 < 0.05) dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.135. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri akademik dan hasil belajar matematika.

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .135a .018 .013 13.64707
a. Predictors: (Constant), efikasi diri akademik
Table 5.R Square

Berdasarkan dari tabel di atas diperoleh hasil output R Square menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0.018. hal ini berarti tingkat efikasi diri akademik mempunyai pengaruh sebesar 1.8% terhadap hasil belajar. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Kategorisasi

Kategorisasi ordinal yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk meletakkan jenjang menurut kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2019). Pada penelitian ini terdapat lima jenjang yakni sangat rendah, rendah,sedang tinggi dan sangat tinggi. Pada tahap ini diawali dengan menghitung mean, standar deviasi, skor nilai terkecil dan terbesar pada kedua skala.

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Efikasi Diri Akademik 185 32.00 74.00 54.1784 8.97373
Hasil belajar 185 48.00 95.00 85.9459 13.73576
Valid N (listwise) 185
Table 6.Hasil Uji Statistik Deskriptif

a. Skala Efikasi Diri Akademik

Skala efikasi diri akademik pada penelitian ini memiliki 27 aitem. Sebelum melakukan kategorisasi, peneliti menghitung nilai mean dan standar deviasi menggunakan bantuan SPSS 25,0 for windows. Hasil perhitungan diketahui nilai mean 54.18 dibulatkan menjadi 54, kemudian nilai standar deviasi 8.974 dibulatkan menjadi 9. Adapun kategorisasi skala efikasi diri akademik sebagai berikut :

Kategorisasi Norma Skor
Sangat Rendah X < 54 – 1,5 (9) X < 40,5
Rendah 54 – 1,5 (9) < X < 54 – 0,5 (9) 40,5 < X ≤ 49,5
Sedang 54 – 0,5 (9) < X < 54 + 0,5 (9) 49,5 < X ≤ 58,5
Tinggi 54 + 0,5 (9) < X < 54 + 1,5 (9) 58,5 < X ≤ 67,5
Sangat Tinggi 54 + 1,5 (9) < X X > 67,5
Table 7.Norma Kategorisasi Skala Efikasi Diri Akademik Subjek

b. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika di ambil dari nilai raport matematika subyek sejumlah total 185 siswa. Sebelum melakukan kategorisasi peneliti menghitung nilai mean dan standar deviasi menggunkan bantuan SPSS 25,0 for windows. Hasil perhitungan nilai mean diketahui nilai mean 85.95 di bulatkan menjadi 86, kemudian standar deviasi 13.7 di bulatkan menjadi 14 adapun kategorisasi sebagai berikut :

Kategorisasi Norma Skor
Sangat Rendah X < 86 – 1,5 (14) X < 65
Rendah 86 – 1,5 (14) < X < 86 – 0,5 (14) 65 < X ≤ 79
Sedang 86 – 0,5 (14) < X < 86 + 0,5 (14) 79 < X ≤ 93
Tinggi 86 + 0,5 (14) < X < 86 + 1,5 (14) 93 < X ≤ 107
Sangat Tinggi 86 + 1,5 (14) < X X > 107
Table 8.Norma Kategorisasi Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan norma kategorisasi skala efikasi diri akademik dan hasil belajar matematika, maka dapat diketahui kategori skor dari masing masing subyek yang akan diuraikan sebagai berikut :

kategorisasi Jumlah subjek
Efikasi diri akademik Hasil belajar matematika
∑Subyek % ∑Subyek %
Sangat Rendah 16 9 31 17
Rendah 41 22 0 0
Sedang 79 43 113 61
Tinggi 32 17 41 22
Sangat Tinggi 17 9 0 0
185 100 185 100
Table 9.Hasil Kategorisasi Subjek

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada variabel efikasi diri akademik terdapat 16 subyek yang memiliki efikasi diri akademik sangat rendah, 41 subyek yang termasuk dalam kategori rendah, 79 subyek yang masuk dalam kategori sedang, 32 subyek yang masuk dalam kategori tinggi, dan 17 subyek yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk variabel hasil belajar matematika terdapat 31 subyek yang termasuk dalam kategori sangat rendah, 0 subyek masuk dalam kategori rendah, 113 dalam kategori sedang, 41 dalam kategori tinggi, dan 0 subyek dengan kategori sangat tinggi.

Pada tabel diatas juga ditunjukkan bahwa presentase terbanyak variabel efikasi diri akademik yaitu sebesar 43% pada kategori efikasi diri akademik sedang. Sedangkan pada variabel hasil belajar matematika presentase terbanyak sebesar 61% pada kategori sedang.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara efikasi diri akademik dengan hasil belajar matematika siswa sekolah dasar di sidoarjo. Berdasarkan hasil Analisa di atas, nilai koefisien korelasi signifikansi sebesar (p =0.033 < 0.05). Hal ini dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri akademik dengan hasil belajar matematika siswa di sidoarjo. Artinya hipotesis dalam penelitian ini di terima.

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika, baik dari luar maupun dari dalam. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: kondisi lingkungan belajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, keterampilan guru, dan lain-lain (Leonard dan Supriadi, 2010 yang dikutip dalam [12]. Menurut Al-Agil, et al yang terdapat dalam [13] bahwa faktor terkuat yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa adalah guru. Karakter pengalaman dan pengetahuan yang tersedia bagi guru berkontribusi pada strategi guru untuk pembelajaran di kelas. Perbedaan karakter dan keterampilan siswa yang dihadapi guru saat mengajar akan melatih guru untuk menyesuaikan teknik, model, dan metode pengajaran dengan benar dengan materi yang diajarkan untuk memberikan hasil belajar yang maksimal kepada siswa. Guru seharusnya tidak hanya memiliki pengetahuan yang baik tentang materi pelajaran, tetapi juga konten pedagogis, termasuk pengajaran matematika. Menurut Shulman, pengetahuan tentang konten pedagogis adalah kombinasi dari pengetahuan mendalam tentang materi dan metode pengajaran yang tepat [14]. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain faktor eksternal, terdapat juga faktor internal atau faktor dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang tidak siap dalam proses pembelajaran dan siswa dengan gangguan psikologis juga dapat mempengaruhi hasil belajar.

Penelitian mengenai efikasi diri akademik sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Dalam penelitian mengenai “hubungan efikasi diri akademik dengan hasil belajar matematika siswa di SMA darul muttaqin bekasi” mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri akademik dengan hasil belajar matematika pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear nilai mutlak satu variabel pada siswa kelas X SMA Darul Muttaqin. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut bersifat searah, sehingga pergerakan dari satu variabel diikuti oleh variabel lainnya. Ketika nilai efikasi diri akademik tinggi maka nilai hasil belajar matematika juga tinggi. Dan sebaliknya jika nilai efikasi diri akademik rendah, maka nilai hasil belajar matematika juga akan rendah [15].

Penelitian sebelumnya mengenai “hubungan efikasi diri akademik dan motivasi belajar terhadap hasil belajar berbasis e-learning pada mahasiswa program studi pendidikan matematika universitas flore” juga menunjukkan bahwa efikasi diri akademik dan motivasi belajar memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar berbasis e-learning yang dimana semakin meningkatnya atau semakin baiknya efikasi diri akademik dan motivasi belajar maka akan meningkat pula hasil belajar dari mahasiswa itu sendiri [16].

Selain itu penelitian sebelumnya mengenai “pengaruh efikasi diri akademik, harga diri dan motivasi terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Bulupoddo Kab. Sinjai” juga menunjukkan bahwa hasil penelitian ini secara keseluruhan baik efikasi diri akademik, harga diri, maupun motivasi berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa X SMA Negeri 1 Bulupoddo. Koefisien determinasi sebesar 74,8% menunjukkan bahwa 74,8% hasil belajar matematika siswa dapat dipengaruhi oleh efikasi diri akademik, harga diri dan motivasi siswa [17].

Menurut hasil kategorisasi menunjukkan pada variabel efikasi diri akademik terdapat 17 subyek yang memiliki efikasi diri akademik sangat tinggi, 32 subyek masuk dalam kategori tinggi, 79 subyek termasuk dalam golongan sedang, 41 subyek masuk golongan rendah, dan 16 subyek masuk dalam golongan sangat rendah. Sedangkan pada variabel hasil belajar matematika 0 subyek termasuk dalam golongan sangat tinggi, 22 subyek masuk dalam kategori tinggi, 61 subyek termasuk dalam golongan sedang, 0 subyek masuk golongan rendah, dan 17 subyek masuk dalam golongan sangat rendah.

Pada tabel kategorisasi juga ditunjukkan bahwa presentase terbanyak variabel efikasi diri akademik yaitu sebesar 43% pada kategori efikasi diri akademik yang sedang. Sedangkan pada variabel hasil belajar matematika presentase terbanyak sebesar 61% pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ketika efikasi diri akademik positif atau tinggi maka hasil belajar matematika juga akan berkembang positif atau tinggi. Sedangkan hasil R square menunjukkan output hasil nilai R square sebesar 0.018 hal ini berarti tingkat efikasi diri akademik mempunyai pengaruh sebesar 1.8% terhadap hasil belajar. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara efikasi diri akademik dengan hasil belajar matematika siswa sekolah dasar di SDN Larangan dan MI Muhammadiyah 2 Kedungbanteng. Hasil belajar matematika di pengaruhi oleh efikasi diri akademik siswa. Siswa yang memiliki efikasi diri akademik tinggi memiliki hasil belajar matematika yang tinggi pula. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil analisis korelasi uji tes dengan nilai signifikan (p =0.033 < 0.05). Dengan presentase efikasi diri akademik sedang sebesar 43%, efikasi diri akademik tinggi sebesar 17% dan efikasi diri akademik sangat tinggi sebesar 9%. Sedangkan hasil R square menunjukkan output hasil nilai R square sebesar 0.018 hal ini berarti tingkat efikasi diri akademik mempunyai pengaruh sebesar 1.8% terhadap hasil belajar matematika. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

References

  1. Sihaloho, L., Rahayu, A., & Wibowo, L. A. (2018). Pengaruh Efikasi Diri ( Self Efficacy ) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 4(1), 62–70.
  2. Perdana, R., & Suswandari, M. (2021). Literasi Numerasi Dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar. Absis: Mathematics Education Journal, 3(1), 9–15. https://doi.org/10.32585/absis.v3i1.1385
  3. Cahyaningsih, U. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD. Jurnal Cakrawala Pendas, 3(1), 1–5. https://doi.org/10.31949/jcp.v3i1.405
  4. Wahdaniah, Rahman, U., & Sulasteri, S. (2017). Pengaruh Efikasi Diri, Harga Diri Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X Sma Negeri 1 Bulupoddo Kab. Sinjai. Jurnal Matematika Dan Pembelajaran, 5(1), 68–81. https://doi.org/10.24252/mapan.2017v5n1a5
  5. Wulandari, S. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran Pada Materi Himpunan Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP NU Palembang.
  6. Sartika, N. (2019). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Islam Di Kota Palu. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(2), 52–62.`
  7. Sartika, N. (2019). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Islam Di Kota Palu. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(2), 52–62.`
  8. Sartika, N. (2019). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Islam Di Kota Palu. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(2), 52–62.`
  9. Tanjung, R., Arifudin, O., Sofyan, Y., & Hendar. (2020). Pengaruh Penilaian Dan Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, Dan Akuntansi), 4(1), 380–391.
  10. Wahdaniah, Rahman, U., & Sulasteri, S. (2017). Pengaruh Efikasi Diri, Harga Diri Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X Sma Negeri 1 Bulupoddo Kab. Sinjai. Jurnal Matematika Dan Pembelajaran, 5(1), 68–81. https://doi.org/10.24252/mapan.2017v5n1a5
  11. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
  12. Sartika, N. (2019). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Islam Di Kota Palu. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(2), 52–62.`
  13. Sartika, N. (2019). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Islam Di Kota Palu. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(2), 52–62.`
  14. Sartika, N. (2019). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa SMP Islam Di Kota Palu. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(2), 52–62.`
  15. Syehabudin, A., Nurimani, & Nurfalah, D. (2019a). Hubungan Efikasi Diri dengan Hasil Belajar Matematika Siswa di SMA Darul Muttaqin Bekasi. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan STKIP Kusuma Negara.
  16. Suryani, L., Seto, S. B., & Bantas, M. G. D. (2020). Hubungan Efikasi Diri dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Berbasis E-Learning pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Flores. Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(2), 275–283. https://doi.org/10.33394/jk.v6i2.2609
  17. Wahdaniah, Rahman, U., & Sulasteri, S. (2017). Pengaruh Efikasi Diri, Harga Diri Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X Sma Negeri 1 Bulupoddo Kab. Sinjai. Jurnal Matematika Dan Pembelajaran, 5(1), 68–81. https://doi.org/10.24252/mapan.2017v5n1a5