Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.5216

Empowering Learning: Simple Tool Practicum-Based POE Model for Student Outcomes


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran POE Berbasis Praktikum Alat Sederhana

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Student learning outcomes POE learning model Simple tool practicum

Abstract

This pre-experimental quantitative study aimed to investigate the impact of a POE (Predict, Observe, Explain) learning model based on a simple tool practicum on student learning outcomes. The research was conducted at SMP Negeri 2 Gedangan, with one experimental class and two replication classes. Non-probability random sampling was employed to select the participants. The assessment instrument consisted of multiple-choice questions to measure learning outcomes. Data analysis included the N-Gain test and paired sample t-test. The findings revealed that the N-Gain scores for all three classes were in the moderate category, and the paired sample t-test showed a significant increase in learning outcomes (p < 0.05) in each class. The results suggest that implementing the simple tool practicum-based POE learning model positively influences student learning outcomes. This study contributes to the field of education by highlighting an effective approach to enhance student learning through hands-on experiences and the application of the POE model. 

Highlights:

  • The study focuses on enhancing student learning outcomes through a POE learning model and a simple tool practicum.
  • The research employs a quantitative approach, utilizing the N-Gain test to assess the effectiveness of the intervention.
  • The findings demonstrate a significant improvement in student learning outcomes, highlighting the potential of the simple tool practicum-based POE learning model.

Keywords: Student learning outcomes, POE learning model, Simple tool practicum, Quantitative research, N-Gain test.

Pendahuluan

IPA merupakan ilmu yang akan selalu berhubungan dengan alam, dan bagaimana siswa belajar tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran IPA bukan hanya tentang penguasaan konsep, tetapi lebih ke apa yang diharapkan siswa untuk memahami konsep yang dipelajari dan penerapannya dalam kehidupan, mengembangkan sikap ilmiah melalui pemahaman tentang alam, dan siswa mengasah keterampilan mental dan fisik untuk dapat berpartisipasi dalam masalah disekitarnya [1]. Proses pembelajaran IPA tidak cukup hanya dengan mengajarkan konsep, tetapi harus memahami proses munculnya fenomena ilmiah melalui pemahaman tindakan demonstratif dan eksperimental.

Menurut Laksmi Prihantoro hakikat dalam pembelajaran IPA meliputi produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, artinya siswa dapat menghasilkan sesuatu melalui ilmu pengetahuan, baik itu pengetahuan baru maupun karya. Hal itu dicapai melalui proses kegiatan analisis. Selain sebagai produk, IPA dapat digambarkan sebagai proses, kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuan disebut IPA sebagai proses [2]. Sedangkan IPA sebagai sikap ilmiah merepresentasikan perilaku para ahli dalam pencarian ilmu pengetahuan dan pengembangannya [3]. Tujuan IPA sebagai suatu proses adalah untuk mengajarkan siswa dalam pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan sains dan kehidupan [4]. Dengan memecahkan suatu masalah yang menuntut siswa untuk berpikir, maka akan mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar sangat penting, hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Hasil belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, kecerdasan, keterampilan sosial, kepribadian, dan etika [5]. Hasil belajar dapat diartikan dengan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk memahami materi pelajaran dari proses pembelajaran.

Permasalahan dalam pembelajaran IPA adalah kurangnya perhatian saat kegiatan pembelajaran, minat belajar, semangat belajar, siswa malas dan kurang aktif dalam belajar, oleh karena itu siswa cenderung mengantuk dan pelajaran menjadi kurang menyenangkan. Siswa tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga seiring dengan berjalannya proses pembelajaran siswa mengalami penurunan pemahaman materi yang diajarkan oleh guru serta kurangnya semangat untuk memperhatikan, memikirkan dan berpartisipasi pada kegiatan pembelajaran IPA [6]. Hal tersebut sejalan dengan hasil uji tes awal dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Gedangan. Hasil uji tes soal yang dilakukan peneliti dengan memberikan 10 soal pilihan gandadengan menggunakan indicator kognitif pada kelas VIII didapatkan hasil belajar kognitif siswa masih tergolong rendah pada indicator C4 sampai dengan C6. Hal tersesebut dikarenakan pembelajaran IPA masih didominasi dengan metode ceramah belum berpusat pada siswa, soal-soal yang diberikan kepada siswa hanya pada ranah kognitif C1 sampai dengan C3 dan siswa jarang melakukan kegiatan praktikum, padahal pada kegiatan praktikum bisa diajarkan bagaimana siswa melakukan kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar pada indikator C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta) rendah.

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengatasi rendahnya hasil belajar kognitif siswa yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang didalamnya dapat melibatkan keaktifan siswa, sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsepnya. Pembelajaran yang di dalamnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk menggali potensi diri akan lebih kuat ingatannya dalam suatu proses penemuan daripada siswa diberikan penjelasan materi. Proses penemuan ini dapat dilakukan dengan melakukan sebuah pengamatan atau praktikum. Praktikum dapat dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Arti kata sederhana itu sendiri memiliki arti yang kompleks bahwa praktikum dilakukan sesuai dengan karakteristik dan perkembangan kognitif siswa, alat dan bahan yang digunakan dapat dengan mudah disediakan untuk siswa dengan tingkat keberhasilan yang terjamin dari saat siswa melakukan praktikum secara mandiri [7]. Kegiatan praktikum alat sederhana biasanya menarik perhatian siswa untuk menyelesaikan setiap langkah kerja ilmiah selama praktikum untuk menemukan fakta atau memverifikasi fakta yang ada. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman siswa menjadi sangat penting karena siswa terlibat langsung dalam pencarian pengetahuan tersebut, sehingga pengetahuan tersebut tetap berada dalam ingatan siswa untuk waktu yang lama [8]. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan praktikum alat sederhana diperlukan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu model pembelajaran yang paling relevan untuk praktikum adalah pembelajaran dengan cara memprediksi, mengamati, dan menjelaskan (POE) [9].

POE merupakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih kreatif dalam meneliti penemuan- penemuan ilmiahyang konstruktif [10]. Fase-fase pada pembelajaran POE dapat membantu siswa mengoptimalkan daya nalar mereka. Menurut Paul Suparno kegiatan pembelajaran POE meliputi (1) memprediksi (predict) adalah proses aktivitas siswa membuat hipotesis tentang suatu kejadian atau fenomena, (2) mengamati (observe) adalah proses aktivitas siswa dengan mengamati kejadian atau fenomena, (3) menjelaskan (explain) adalah proses aktivitas siswa yang memberikan penjelasan tentang hubungan antara hipotesis dan pernyataan yang diperoleh dari tahap observasi [11]. Siswa memahami materi yang dipelajarinya sehingga merasalebih bermakna dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Dalam mencapai pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa, model pembelajaran POEsecara konsisten lebih mampu memfasilitasi gaya belajar daripada model pembelajaran kovensional. Penerapan model pembelajaran POEsangat memperdayakan siswa secara fisik yang melibatkan seluruh indera siswa [12].

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis menetapkan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain(POE) Berbasis Praktikum Alat Sederhana Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa di SMP Negeri 2 Gedangan” sehingga didapatkan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar kognitif siswa dan untuk mendeskripsikan ada tidaknya pengaruh model pembelajaran POE terhadap hasil belajar kognitif siswa di SMP Negeri 2 Gedangan.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian pre-eksperimen.Rancangan penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest dengan satu kelas eksperimen dan dua kelas replikasi. Tujuan penggunaan kelas replikasi adalah untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan pasti, serta tidak diperoleh secara kebetulan [13]. Dengan rancangan penelitian seperti tabel dibawah ini

Tabel1.Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Replika 1 O1 X O2
Replika 2 O1 X O2
Table 1.Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : Nilai pretestkelas eksperimen dan kelas replikasi sebelum perlakuan

O2 : Nilai posttestkelas eksperimen dan kelas replikasi sesudah perlakuan

X: Treatmentyang diberikan siswa dengan menerapkan model pembelajaran POEberbasis praktikum alat sederhana

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada SMP Negeri 2 Gedangan sebanyak 394 siswa. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini conveniencesampling, yang merupakan teknik pengambilan sampel yang dipilih oleh peneliti sesuai dengan kemudahan dalam pengumpulan data [14], yang dimana pengambilan sampel ini mengacu pada kemudahan dalam pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini populasi siswa kelas VIII sebanyak 394 sehingga pengambilan sampel yang digunakan yaitu siswa kelas VIII A, VIII B, dan VIII C sebanyak 104 siswa.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes yaitu pretestdan posttest. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes dimana terdapat 25 soal pilihan ganda dengan materi getaran, gelombang, dan bunyi yang akan diujikan melalui pretest dan posttest. Soal yang digunakan pada saat pretest dan posttest ini untuk mengukurpengetahuan siswa terhadap materi sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dankelas replikasi dalam proses pembelajaran.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji N-Gain dan uji paired sampel t-test. Pada uji N-Gain menggunakan rumus seperti dibawah ini [15].

Tujuan penggunaan uji N-Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa antara sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan. Selain uji N-Gain pada penelitian ini juga melakukan uji paired sampel t-testuntuk mengetahui ada tidaknya pengaruh nilai kemampuan hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan uji t dengan aplikasi SPSS 26. Pada penelitian ini hipotesis yang diuji adalah:

  1. H0:μ1=μ2, sehingga belum ada perbedaan antara hasil pretestdan posttest
  2. H1:μ1μ2, sehingga ada perbedaan antara hasil pretestdan postest

Dengan interpretasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

  1. Menggunakan nilai taraf signifikan 0,05
  2. Nilai signifikasi > nilai taraf signifikan = H0diterima Nilai signifikasi < nilai taraf signifikan = H0ditolak

Hasil dan Pembahasan

Pada analisis hasil belajar kognitif siswa menggunakan uji N-Gain untuk melihat seberapa besar peningkatan hasil belajar kognitif sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Analisis hasil belajar kognitif siswa dilakukan dengan cara menghitung skor N-Gain dari masing-masing siswa yang kemudian dilihat rata-ratanya untuk melihat seberapa besar pengaruh model pembelajaran POE berbasis praktikum alat sederhana meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, didapatkan hasil sebagai berikut:

Indikator N-Gain Kategori Keseluruhan
Indikator Kelas Eksperimen Kategori Kelas Replika 1 Kategori Kelas Replika 2 Kategori
C1 0,7 Sedang 0,7 Sedang 0,6 Sedang Sedang
C2 0,2 Rendah 0,3 Sedang 0,1 Rendah Rendah
C3 0,3 Sedang 0,3 Sedang 0,5 Sedang Sedang
C4 0,4 Sedang 0,3 Sedang 0,3 Sedang Sedang
C5 0,0 Rendah 0,2 Rendah 0,2 Rendah Rendah
C6 0,1 Rendah 0,4 Sedang 0,5 Sedang Sedang
Table 2.Perbandingan Skor N-Gain Ketiga Kelas

Figure 1.Grafik Analisis Indikator Hasil Belajar Kognitif Ketiga Kelas

Berdasarkan data hasil analisis indicator hasil belajar kognitif ketiga kelas dengan uji N-Gain didapatkan hasil dari rata-rata skor N-Gain dari ketiga kelas termasuk ke dalam kategori sedang. Dari hasil perhitungan N-Gain didapatkan bahwapada indicator C1 yaitu mengingat diperoleh ketiga kelas berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan mengingat peristiwa yang berkaitan dengan getaran, gelombang dan bunyi. Saat mengerjakan soal kognitif C1 kesalahan bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu siswa belum memahami konsep pada materi yang diberikan dengan benar. Pada indicator C2 yaitu memahami diperoleh satu kelas berada pada kategori sedang yakni kelas replikasi 1, sedangkan dua kelas berada pada kategori rendah yakni kelas ekspeimen dan kelas replikasi 2. Dari hasil analisis jawaban siswa diketahui bahwa terdapat beberapa siswa yang dapat menentukan dan menjelaskan konsep getaran, gelombang dan bunyi dengan tepat. Kesalahan pada saat mengerjakan soal kognitif C2 dapat terjadi karena dalam proses mengerjakan soal siswa terburu-buru dan melupakan materi yang telah dipelajari [16].

Pada indicator C3 yaitu mengaplikasikan diperoleh ketiga kelas berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan siswa mampu menyelesaikan soal kognitif C3 yang berkaitan dengan periode, frekuensi dan kecepatan rambat gelombang. Terdapat beberapa kesalahan yang dilakukansiswasaat mengerjakan soal kognitif C3 yaitu kesalahan dalam memahami dan menerjemahkan soal, mengharuskan sebagiansiswa untuk melalui tahap penyelesaian, kesalahan dalam menggunakan konsep untuk mengerjakan, dan salahmengitung untuk menyelesaikan permasalahan soal. Pada indicator C4 yaitu menganalisis diperoleh ketiga kelas berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan menganalisis dan mengidentifkasi konsep bunyi, serta mengurutkan proses kerja mekanisme pendengaran manusia. Pada saat mengerjakan soal kognitif C4 kesalahan dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam pemecahan masalah dan kesalahan dalam analisis soal sehingga mengakibatkan siswa tidak memahami cara mengerjakan soal dengan benar.

Pada indicator C5 yaitu mengevaluasi diperoleh ketiga kelas berada pada kategori rendah, hal ini dikarenakan C5 merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pada saatmengerjakan soal siswamengalami kesulitan untuk menghubungkan fakta soal dengan konsep pembelajaran. Siswa melakukan kesalahanpenerjemahan soaldan kesalahan konsep seperti pada jawaban siswa kurang memahami soal dengan benar. Pada indicator C6 yaitu mencipta diperoleh kedua kelas berada pada kategori sedang yakni kelas replikasi 1 dan replikasi 2, sedangkan satu kelas berada pada kategori rendah yakni kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu mengkategorikan percobaan resonansi bunyi. Terdapat kekeliruan pada saat mengerjakan soal kognitif C6 yaitu kesalahan dalam memahami konsep dan kurang teliti dalam menerjemahkan soal. Namun, analisis data menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mengerjakan soal indicator C6 dibandingkan C5 dikarenakan soal yang disajikan dalam indicator C6 menunutut siswa untuk mengkategorikan percobaan resonansi bunyi, sejatinya dalam proses pembelajaran siswa sudah memahami percobaan resonansi bunyi dan sudah pernah melakukan percobaannya. Berdasarkan nilai N-Gain pada ketiga kelas, didapatkan skor 0,3 yang dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan POEberbasis praktikum alat sederhana mempunyai kategori peningkatan sedang terhadap hasil belajar kognitif siswa. Sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh peningkatan hasil belajar siswa dari penggunakan model pembelajaran POE pada materi getaran dan gelombang dengan N-Gain sebesar 0,65 kategori sedang [17].

Pada penelitian ini untuk mengetahuit uji pengaruh model pembelajaran POE berbasis praktikum alat sederhana terhadap hasil belajar kognitif siswa dilakukan dengan menggunakan uji t dengan jenis uji paired sampel t-testdengan taraf signifikan 0.05 menggunakan aplikasi SPSS 26. Hasil pengujian hipotesis penelitian melalui uji pairedsample t-test menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada ketiga kelas adalah 0,000 atau nilai signifikan < taraf signifikan yang digunakan yaitu 0,05. Pada kelas eksperimen mendapatkan hasil thitung 14,309 > ttabel 2,030, kelas replikasi 1 mendapatkan hasil thitung 14,385 > ttabel 2,032, dan kelas replikasi 2 mendapatkan hasil thitung 15,439 > ttabel 2,036 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dapat dikatakan bahwa pada kelas eksperimen, kelas replikasi 1 dan kelas replikasi 2 terdapat pengaruh model pembelajaran POE berbasis praktikum alat sederhana terhadap hasil belajar kognitif siswa dari hasil sebelum dan sesudah tes siswa, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa model pembelajaran POE berbasis praktikum alat sederhana berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran POE berbasis praktikum alat sederhana dapat digunakan sebagai solusi untuk mengembangkan pemahaman dan pengetahuan siswa yang akan berdampak pada hasil belajar. Model pembelajaran POE dapat meningkatkan kemampuan penguasaan materi [18]. Model ini dapat digunakan untuk menggali pengetahuan awal siswa, menginformasikan guru tentang pemikiran siswa, melibatkan siswa dalam diskusi, memotivasi siswa untuk mempelajari konsep yang telah mereka miliki dan memotivasi siswa untuk belajar. Model pembelajaran POE dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa dapat menggunakan apa yang telah diketahuinya untuk menjelaskan suatu konsep [19]. Alasan terdapat peningkatan hasil belajar siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang efektif dapat mempengaruhi hasil belajar. Keterampilan siswa berkembang karena berkaitan dengan dugaan siswa dengan dunia nyata, darisini peran guru sebagai fasilitator dan mediator bagi siswa. Dengan menekankan konsep yang dipelajari sehingga berada dalam ingatan siswa [20]. Keberhasilan penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu melalui penggunaan alat sederhana konveksi energi mekanik dalam model pembelajaran POE tehadap hasil belajar siswa pada materi energi efektif dapat digunakan sebagai solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa [21].

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa mengenai penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) berbasis praktikum alat sederhana terhadap hasil belajar kognitif siswa dan analisis hasil belajar siswa setelah diberikan perlakukan berupa model pembelajaran POE berbasis praktikum alat sederhana yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada kategori sedang dan terdapat pengaruh model pembelajaran POEberbasis praktikum alat sederhanaterhadap hasil belajar kognitif siswa.

References

  1. Sayekti, I. C., & Kinasih, A. M. (2017). Kemampuan Guru MenerapkanKeterampilan Proses Sains Dalam Pembelajaran IPA Pada SiswaSekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar, 4(1), 97-105.
  2. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Angkasa.
  3. Rosarina, G., Sudin, A., & Sujana, A. (2016). Penerapan Model DiscoveryLearning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Wujud Benda. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1).
  4. Virgiana, D., Mulyadiprana, A., & Mulyana, E. H. (2017). Penerapan ModelPembelajaran Inkuiri Tipe Terbimbing Untuk MeningkatkanHasil Belajar Siswa Tentang Gaya Magnet. Pedadidaktika: Jurnal IlmiahPendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1).
  5. Supardi. 2015. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Press
  6. Nurhidayati, U., & Fathoni, A. (2021). Penerapan Strategi Pembelajaran ThePower of Two pada Materi Energi Bunyi untuk Meningkatkan HasilBelajar Siswa Kelas IV di MIN 06 Sukoharjo (Doctoral dissertation,Universitas Muhammadiyah Surakarta).
  7. Winangun, I. M. A. (2021). Project Based Learning: Strategi PelaksanaanPraktikum IPA SD Dimasa Pandemi Covid-19. Edukasi: JurnalPendidikan Dasar, 2(1), 11-20.
  8. Setiadi, D. (2021). Hubungan Pelaksanaan Praktikum Terhadap Hasil BelajarSiswa Pada Materi Fungi Di Sma Swasta Persiapan Stabat. JurnalSintaksis, 3(1), 65-71.
  9. Prasetyo, R. I., Hidayat, N., & Dimas, A. (2019). Studi Literature Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, and Explain). In Prosiding Semdikjar (Seminar Nasional Pendidikan Dan Pembelajaran) (Vol. 3, pp. 704-710).
  10. Arischa, I. (2020). Pengaruh Strategi Poe (Predict Observe Explain) TerhadapPemahaman Konsep Matematis Ditinjau Dari Gaya Belajar PesertaDidik Kelas Vii Mts Negeri 02 Rejosari, Kotabumi LampungUtara (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
  11. Suparno, P. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan Edisi Revisi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
  12. P. M. Restami. 2013. Pengaruh Model pembelajaran POE (Predikct, Observe, and Explain Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah di Tinjau dari gaya Belajar Siswa. Jurnal Program Pasca Sarjana universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol 3.
  13. Adhim, A. F. I. F. A. H. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Dengan Kegiatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Materi Suhu Dan Kalor. Inovasi Pendidikan Fisika, 4(3).
  14. Widya, W. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan PT. Esa Di Jakarta Barat. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 2(2), 544-550.
  15. Husein, S., Herayanti, L., & Gunawan, G. (2017) Pengaruh Multimedia Interaktif Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir kritis Siswa.
  16. Rufaida, Sufi Ani . (2012). Profil Kesalahan Siswa Sma Dalam Pengerjaan Soal Pada Materi Momentum Dan Implus. (Online). (http://www.jurnal,fkip.uns.ac.id/index.php/prosfis1/download/3746/2629).
  17. Suranti, M., Yusuf, M., & Payu, C. S. (2018). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran POE (Predict Observe Explain) terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Getaran dan Gelombang. Jambura Journal of Educational Chemistry, 13(2), 227-231.
  18. Pratiwi, N. 2020. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Predict Observation Explain (Poe) Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Konsep Perubahan Sifat Benda Pada Murid Kelas V SD Negeri Sabbala Kecamatan Bontonompo Selatan.
  19. Widyaningrum, Ratna, dkk. 2013. Pengembangan Modul Berorientasi POE (Predict,Observe, Explain) Berwawasan Lingkungan Pada Materi Pencemaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bioedukasi, Volume 6, Nomor 1 Halaman 100-117.
  20. Juniari, N. K., Kusmariyatni, N., & Margunayasa, I. G. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Poe Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd. Mimbar PGSD Undiksha, 2(1).
  21. Fajaryani, L., Saehana, S., & Darmadi, I. W. (2020). Pengaruh Penggunaan Alat Sederhana Konversi Energi Mekanik Dalam Model Pembelajaran Poe Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Kelas Vii Smpn 15 Sigi. Media Eksakta, 16(2), 70-73.