Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Philosophy. Psychology. Religion
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.5196

The Relationship Between The Bystander Effect and Prososial Behavior in Students Of The Faculty Of Psychology And Educational Sciences At University


Hubungan Antara Bystander Effect dengan Perilaku Prososial pada Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Bystander Effect Prosocial Behavior Students Muhammadiyah University of Sidoarjo Correlation analysis

Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship between the bystander effect and prosocial behavior in students of the Faculty of Psychology and Educational Sciences at Muhammadiyah University of Sidoarjo. The population in this study were students of the Faculty of Psychology and Educational Sciences at the Muhammadiyah University of Sidoarjo, totaling 2,145 students and the sample of this study was 337 students who were taken using incidental sampling technique. The data collection technique used a psychological scale with a Likert scale model. The data analysis technique used is the product moment correlation technique assisted by SPSS 16.0 for windows. The results of data analysis show that there is a significant positive relationship between the bystander effect and prosocial behavior in students of the Faculty of Psychology and Educational Sciences at Muhammadiyah University of Sidoarjo.

Highlights:

  • The study examines the relationship between bystander effect and prosocial behavior in students of the Faculty of Psychology and Educational Sciences.
  • The population consists of 2,145 students, with a sample of 337 students selected using incidental sampling technique.
  • Data analysis using the product moment correlation technique reveals a significant positive relationship between the bystander effect and prosocial behavior in the studied student population.

Keywords: Bystander effect, Prosocial behavior, Students, Muhammadiyah University of Sidoarjo, Correlation analysis

Pendahuluan

Setiap manusia memiliki cara berpikir yang berbeda beda, sebagai makhluk biologis setiap manusia memiliki potensi yang harus terus dikembangkan. Manusia sebagai makhluk sosial akan hidup berkelompok yang saling membutuhkan orang lain. Seseorang yang disebut dewasa dapat dikenali dari perubahan sosial. Perkembangan sosial adalah mengetahui bagaimana seseorang memiliki rasa kasih sayang terhadap orang disekitarnya, bagaimana seseorang dapat memahami karakter serta kepribadiannya, tak hanya itu pada masa dewasa awal ia juga harus bersimpati terhadap orang disekitar bahkan kepada seorang yang tidak dikenal atau pada yang ia tidak sukai sekalipun. Mahasiswa termasuk dalam kategori umur dewasa awal, karena seorang mahasiswa rata – rata berusia 18-25 tahun[1]

Munculnya modernisasi dan globalisasi saat ini membawa perubahan yang kuat bagi kehidupan manusia, termasuk dalam perubahan cara seseorang berinteraksi pada orang lain, lalu mengubah norma - norma dalam kehidupan sosial. Masyarakat menuntut mahasiswa yang menjadi calon intelektual muda dalam proses pembelajaran memiliki tanggung jawab untuk mengikuti perilaku sosial pada saat itu, seperti saling membantu, berbagi dan bekerjasama.Perilaku prososial sebagai perbuatan yang dilakukkan atas kemauannya sendiri yang dimaksudkan agar bisa menguntungkan atau membantu suatu kelompok individu ataupun orang lain. Perilaku prososial bisa dilihat dalam macam-macam bentuk, mulai dari bantuan secara fisik maupun emosional [2]. Perilaku prososial dilakukan oleh mahasiswa juga, tidak hanya masyarakat. Sebab mahasiswa merupakan termasuk dalam masyarakat, karena itu sebagai mahasiswa harus berperan aktif dengan masyarakat termasuk lingkungannya. Salah satu faktor yang membantu orang lain yaitu faktor situasional dimana kehadiran orang lain (bystander) dapat dijadikan sebuah dasar kurangnya upaya dalam memberikan bantuan [3]. Seseorang akan lebih mengarah untuk memikirkan resiko jika telah memberikan bantuan, hingga akhirnya tidak bertindak apapun untuk membantu orang lain.

Baron [4], berpendapat bahwa perilaku prososial adalah perilaku yang membantu orang disekitar tanpa memperhatikan manfaat, baik dari pihak yang ditolong maupun orang yang ditolong, serta dapat menimbulkan resiko bagi orang yang ditolong. Pendapat lain juga dijelaskan oleh Eisenberg & Mussen [2] yang menjelaskan perilaku prososial sebagai perilaku yang dilakukkan menurut kehendak sendiri dengan tujuan untuk menguntungkan atau membantu sekelompok individu atau orang lain. Perilaku prososial bisa dilihat dalam macam-macam bentuk, mulai dari bantuan secara fisik maupun emosional. Kemudian Nashori [5] menjelaskan jika perilaku prososial mencakup semua perbuatan untuk membantu orang disekitar, baik terencana maupun tidak tersencana, terlepas dari motif untuk membantu.

Secara harfiah, bystander (pengamat) merupakan sebuah bahasa psikologis yang menurut Cherry [6] mengungkapkan bahwa bystander effect adalah menurunnya intensitas perilaku menolong dalam situasi dimana bantuan dibutuhkan karena ada banyak orang lain dalam situasi tersebut. Secara harfiah, bystander (pengamat) adalah bahasa psikologis yang mengungkapkan bahwa bystander effect adalah pengurangan intensitas perilaku membantu dalam situasi di mana bantuan diperlukan, karena ada banyak orang lain dalam situasi yang sama [6]. Bystander (pengamat) adalah orang-orang di sekitar tempat kejadian dan memiliki peran yang sangat penting dalam mempengaruhi seseorang ketika mereka memutuskan untuk membantu dalam keadaan darurat[7]. Bystander effect adalah ketika seseorang berada dalam situasi di mana dia suka menjadi pengamat, menyaksikan bahaya, tetapi tidak membantu atau mencegah situasi itu terjadi [8] - [3]. Terdapat lima proses terjadinya bystander effect, yaitu kondisi mendesak, menilai kondisi mendesak, menarik perhatian seseorang di sana, membuat keputusan tentang tanggung jawab dan kompetensi dan akhirnya apakah akan suka membantu atau tidak. Dalam perhitungan ini, bagaimanapun, ada proses pengambilan keputusan yang belum tentu terjadi pada tingkat kognitif dan reflektif dan mungkin juga mencerminkan hasil pemikiran reflektif [9].

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan dengan variabel serupa oleh Latene [8] - [3], dimana dalam penelitian tersebut merancang penelitian bahwa para mahasiswa yang mengetahui adanya keadaan yang menekan akan bereaksi ketika dalam keadaan sendiri, apabila mereka berasumsi bahwa orang lain tahu tentang situasinya, maka akan semakin banyak orang yang terlibat akan kecil kemungkinan untuk membantu orang lain. Penelitian serupa juga dilakukan Asra [10] dengan hasil penelitian adanya hubungan secara negatif diantara persepsi bystander effect terhadap perilaku prososial kepada peserta didik. Kemudian diantara persepsi bystander effect dan perilaku prososial mempunyai hubungan secara linier. Selanjutnya pada penelitian Nurhalizah [11] menunjukkan adanya hubungan negatif diantara persepsi bystander effect terhadap perilaku prososial.

Dari survey awal melalui google forms dan wawancara yang dilakukan, didapatkan bahwa situasional atau keadaan baik itu bystander, prestise, takut dinilai atau dihakimi dan pelemparan atau dimintai pertanggung jawaban oleh orang lain merupakan hal yang mempengaruhi perilaku prososial. Berdasarkan hal tersebut peneliti memfokuskan penelitian pada pengaruh bystander effect atau efek pengamat terhadap perilaku prososial pada mahasiswa FPIP di UMSIDA.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian yang dipakai ialah pendekatan secara kuantitatif didasarkan kepada informasi statistika. Pendekatan yang memberikan sebuah jawaban mengenai masalah penelitian dengan membutuhkan pengukuran secara tepat kepada variabel – variabel dari objek yang sedang digunakan dalam penelitian guna mendapatkan sebuah hasil berupa simpulan. Kemudian desain penelitian yang digunakan menggunakan one tailed (satu arah) karena dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independent yaitu bystander effect dan satu variabel dependent yaitu perilaku prososial.

Penelitian ini menggunakan populasi mahasiswa FPIP di UMSIDA yang berjumlah 2.145 mahasiswa serta sampel penelitiann berjumlah 337 mahasiswa yang diambil dengan teknik Incidental sampling. Incidental sampling ialah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang kemudian diijakan sampel jika dirasa sesuai dengan sumber data [12].

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah skala likert yang mempunyai gradiasi sangat negatif hingga sangat positif [12]. Skala tersebut disebarkan melalui link google form secara online melalui whatsapp chat, whatsapp group, maupun direct message instagram. Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

No Aspek – aspek Indikator Aitem
Favorable Unfavorable
1. Menolong Membantu orang lain 1, 11, 21 28, 38, 48 6
Meringankan beban orang lain 2, 12 29, 39, 49 5
2. Berbagi Rasa Memahami apa yang dirasakan orang lain 3, 13, 30, 40, 50 5
Merasakan apa yang dirasakan orang lain 4, 14, 22 31, 41 5
3. Kerjasama Gotong royong 5, 15, 23 32, 42 5
Keikutsertaan dalam kegiatan 6, 16, 24 33, 43, 51 6
4. Menyumbang Murah hati 7, 17, 25 34, 44 5
Mudah memberi 8, 18 35,45, 52 5
5. Memperhatikan Kesehjateraan Orang Lain Peduli terhadap masalah yang dirasakan oleh orang lain 9, 19, 26 36, 46 5
Mendahului urusan oranglain 10, 20, 27 37, 47 5
Jumlah 27 25 52
Table 1.Blue Print Skala Perilaku Prososial
No Aspek-aspek Indikator Aitem
Favorable Unfavorable
1. Potensi untuk campur tangan Melihat keadaan yang ambigu 1, 7, 13, 18 23, 29, 35, 41 8
Pemikiran yang semestinya membantu orang lain 2, 8, 14, 19 24, 30, 36, 42 8
2. Mencegah adanya kekerasan Menghindari adanya konsekuensi akibat membantu 3, 9, 15, 20 25, 31, 37 7
Tidak ada kemampuan untuk membantu 4, 10, 16, 21 26, 32, 38, 43 8
3. Peluang memberikan bantuan Penyebaran tanggung jawab 5, 11, 17, 22 27, 33, 39 7
Memberikan perhatian untuk membantu orang lain 6, 12 28, 34, 40, 44 6
Jumlah 22 22 44
Table 2.Blue Print Skala Bystander Effect

Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakana validitas logis secara kualitatif dan judgemental (pendapat) serta dilaksanakan oleh expert judgement, bukan dari penulis aitem sendiri [13]. Validitas aitem dalam penelitian ini menggunakna korelasi product moment dari pearson dengan skor minimum 0.3. Perhitungan validitas aitem tersebut menggunakan bantuan SPSS For Windows 16.0. Reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang di uji dengan uji alpha dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows.Reliabilitas dapat dikatakan reliable jika skor ≥ 0.7000

Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini digunakna sebelum melakukan uji hipotesis yang digunakan untuk mengambil kesimpulan agar tidak menyimpang dari kebenaran. Uji asumsi yang dilakukan ialah uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas yang digunakan menggunakan metode grafik normal probability plot. Data dinyatakan terdistribusi normal apabila data tersebut menyebar di area garis diagonal serta sebarannyan dapat mendekati serta mengikuti dari arah garis diagonal [14]. Uji linieritas dikatakan memiliki hubungan linier jika skor p < 0.05, namun jika p > 0.05 dikatakan tidak linier [15].

Setelah uji asumsi dilakukan kemudian dilakukan uji hipotesis yang digunakan menggunakan analisis Pearson Product Moment yang digunakan untuk mengetahui sebarapa kuat hubungan antara bystander effect terhadap perilaku prososial serta digunakan untuk memunculkan sebarapa besar tingkatan hubungan antara kedua variabel. Nilai signifikansi dikatakan terdapat hubungan jika P < 0.05 [16].

Hasil dan Pembahasan

Hasil

No Aspek Semua Aitem Aitem Tidak Valid Aitem Valid Koefisien Korelasi aitem-total
1. Menolong 11 6 5 0.680 – 0.810
2. Berbagi rasa 10 4 6 0.334 – 0.813
3. Kerjasama 11 6 5 0.373 – 0.773
4. Menyumbang 10 5 5 0.355 – 0.801
5. Memperhatikan kesehjateraan orang lain 10 3 7 0.345 – 0.813
Total 52 24 28 0.334 – 0.813
Table 3.Validitas Skala Perilaku Prososial

Berdasarkan tabel uji validitas aitem pada skala perilaku prososial di atas, diperoleh 24 aitem yang tidak valid yaitu nomor 3, 4, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 26, 28, 29, 33, 34, 35, 38, 42, 43, 47, 48 dan 52 dari 52 aitem total serta didapatkan 28 aitem yang dinyatakan valid. Sebarann koefisien korelasi aitem total (Corrected Item-Total Correlation) untuk skala perilaku prososial bergerak dari 0.334 hingga 0.813.

No Aspek Semua Aitem Aitem Tidak Valid Aitem Valid Koefisien Korelasi Aitem-Total
1 Potensi Untuk Campur Tangan 16 4 12 0.322 – 0.557
2 Mencegah Adanya Kekerasan 15 7 8 0.387 – 0.538
3 Peluang Memberi Bantuan 13 5 8 0.304 – 0.542
Total 44 16 28 0.304 – 0.557
Table 4.Uji Validitas Bystander Effect

Tabel sebelumnya menjelaskan bahwa diperoleh 16 aitem yang tidak valid yaitu nomor 7, 16, 17, 21, 22, 25, 26, 27, 29, 31, 34, 35, 37, 39, 41 dan 43 dari 44 aitem keseluruhan dan diperoleh 28 aitem yang dinyatakann valid. Sebaran koefisien aitem total (Corrected Item-Total Correlation) pada aitem skala bystander effect bergerak dari 0.304 hingga 0.557.

Variabel Jumlah Aitem Cronbach’s Alpha
Perilaku Prososial 28 0.963
Bystander Effect 28 0.887
Table 5.Koefisien Reliabilitas

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0 For Windows didapatkan bahwa koefisien reliabilitas alpha (Cronbach’s Alpha) pada skala perilaku prososial ialah sebesar 0.963 serta koefisien reliabilitas alpha (Cronbach’s Alpha) pada skala bystander effect yaitu sebesar 0.887. Maka dengan demikian skala perilaku prososial dan skala bystander effect dinyatakan reliabel karena sesuai dengan standar ( > 0.700) untuk dapat dikatakan reliabel.

Figure 1. Normal Probability Plot

Menurut gambar diatas, distribusi mengikuti dan bergerak lebih dekat kea rah garis diagonal ketika data menyebar di sekitarnya. Hasilnya, dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini terdistribusi normal dan model regresi lolos uji normalitas.

Variabel LinierSig < 0.05 Keterangan
BystanderEffect 0.000 Linier
Table 6.Hasil Uji Linieritas

Setelah diuji linieritasnya antara bystander effect dan perilaku prososial menggunakan nilai sig, hasilnya memiliki nilai signifikansi 0.000 < 0.05, dari hasil pengujian tersebut antara variabel perilaku prososial dan variabel bystander effect dikatakan linier.

Variabel Pearson Correlation Sig (p) < 0.05 Keterangan
Bystander Effect 0.536 0.000 Signifikan
Table 7.Deskripsi Hasil Uji Hipotesis

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji hipotesis diantara bystander effect dan perilaku prososial ialah 0.536, dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. Hasil ini menjelaskan bahwa terdapat korelasi yang tergolong cukup kuat dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara bystander effect dengan perilaku prososial.

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .536 .287 .285 12.207
a. Predictors: (Constant), Bystander Effect
Table 8.Sumbangan Efektif

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil sumbangan dari variabel independen yaitu bystander effect terhadap variabel dependen yaitu perilaku prososial ialah sebesar 28.7 %. Hasil tersebut didapatkan dari r square sebesar 0.287 x 100 = 28.7% yang menunjukkan bystander effect memberii sumbangan efektif sebesar 28.7 % terhadap perilaku prososial

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh adanya hubungan positif antara variabel bystander effect dengan variabel perilaku prososial pada mahasiswa FPIP di UMSIDA. Sebelum melakukan uji korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data hasil penelitian menggunakan grafik normal probability plot. Setelah memastikan bahwa data berdistribusi normal, analisis parametric digunakan untuk menentukan pendekatan analitis yang akan digunakan. Secara khusus digunakan hasil korelasi pearson product moment, dan menunjukkan korelasi positif yang cukup kuat diantara variabel bystander effect dengan perilaku prososial, dengan nilai korelasi rxy = 0.536. Hal tersebut sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial menurut Sears [3], yang mengkategorikan unsur – unsur yang mempengaruhi perilaku prososial menjadi tiga kategori: pertimbangan situasional (adanya orang lain atau pengamat, faktor lingkungan dan tekanan waktu), karakteristik orang yang membantu dan faktor lain (kepribadian, keadaan pikiran, rasa bersalah, dan keraguan diri) serta sifat – sifat mereka yang membutuhkan (membantu orang lain yang mereka kenal, cintai, atau yang layak dibantu). Oleh karena system kehidupan social yang beragam antara orang Indonesia dan orang luar, kemungkinan besar akan ditemukan hasil yang berbeda. Masyarakat Indonesia telah lama terkenal dengan memberi, yang telah berkembang menjadi sebuah tradisi. Karena masyarakat terkait dengan kepatuhan terhadap budaya, tradisi berbuat baik masih hidup [17].

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan yang diperoleh dari uji analisis korelasi koefisien dengan nilai 0.536 dan mendapatkan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka dari itu hasil yang diperoleh tersebut, hipotesis atau jawaban sementara yang telah diajukan ditolak, yaitu terdapat hubungan positif atau korelasi yang positif dan juga signifikan diadengan nilai 0.536 dan mendapatkan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka dari itu hasil yang diperoleh tersebut, hipotesis atau jawaban sementara yang telah diajukan ditolak, yaitu terdapat hubungan positif atau korelasi yang positif dan juga signifikan diantara efek pengamat (bystandereffect) dengan perilaku prososial.

References

  1. W. Hulukati dan M. R. Djibran, “Analisis Tugas Perkembangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo,” Bikotetik (Bimbingan dan Konseling Teor. dan Prakt., vol. 2, no. 1, hal. 73–114, 2018, doi: 10.26740/bikotetik.v2n1.p73-80.
  2. N. Eisenberg dan P. H. Mussen, The roots of prosocial behavior in children. Cambridge University Press, 1989.
  3. D. O. Sears, J. L. Freedman, dan L. A. Peplau, Psikologi Sosial, Edisi Keli. Jakarta: Erlangga, 1985.
  4. Baron, A. R, dan & Byrne D, Psikologi Sosial, Ke-10., vol. 1 & 2. Jakarta: Erlangga, 2005.
  5. Nashori dan F.H, Psikologi Social Islam. Bandung: PT Refika Aditama, 2008.
  6. K. Cherry, “The Bystander Effect,” Verywell Mind, 2020. https://www.verywellmind.com/the-bystander-effect-2795899 (diakses Jun 25, 2022).
  7. Sarwono, W.S & Meinarno, dan A. E, Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
  8. Latané, B & Darley, dan J.M, “Bystander Interventionin Emergencies: Diffusion of Responsibility,” J. Pers. Soc. Psychol., 1968, doi: 10.1037/H0025589.
  9. R. Hortensius dan B. de Gelder, “From Empathy to Apathy: The Bystander Effect Revisited,” Curr. Dir. Psychol. Sci., vol. 27, no. 4, hal. 249–256, 2018, doi: 10.1177/0963721417749653.
  10. N. K. Asra, “Hubungan antara Persepsi Bystander Effect dengan Perilaku Prososial pada peserta didik di SMA Negeri 10 Palembang,” UIN Raden Fatah Palembang, 2021.
  11. Nurhalizah, “Hubungan Antara Bystander Effect Dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area,” Skripsi, 2019.
  12. Sugiyono, Metode Penelitian Dan Pengembangan, Edisi Keem. Alfabeta Cv, 2019.
  13. S. Azwar, Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013.
  14. A. R. Hermawan, “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Kualitas Sumber Daya Manusiaterhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Kediri Periode 2017-2020,” J. Ilm. Multi Disiplin Indones., vol. 2, no. 2, hal. 163–173, 2022, [Daring]. Tersedia pada: https://katadata.co.id/berita/2020/01/06/baru-83-peserta-bpjs-kesehatan-per-akhir-2019-.
  15. I. F. Reza, Metodologi Penelitian Psikologi Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi. Palembang. Palembang: Noer Fikri Offset, 2016.
  16. N. M. I. Priliandini, P. D. Pradnyanitasari, dan K. A. Kurniawan, “Pengaruh Pengalaman Usaha Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Keberhasilan Usaha,” J. Ris. Manaj. Sekol. Tinggi Ilmu Ekon. Widya Wiwaha Progr. Magister Manaj., vol. 6, no. 1, hal. 25–37, 2020, doi: 10.32477/jrm.v6i1.29.
  17. A. M. Putra, Bahtiar, dan A. Upe, “Eksistensi Kebudayaan Tolong Menolong (Kaseise) Sebagai Bentuk Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Muna (Studi di Desa Mataindaha Kecamatan Pasikolaga),” Neo Soc., vol. 3, no. 2, hal. 476–483, 2018, [Daring]. Tersedia pada: https://osf.io/preprints/inarxiv/vnucx/%0Ahttps://osf.io/preprints/inarxiv/vnucx/download.