Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.5171

Implementation of Online Learning for Grade 3 Students at Madrasah Ibtidaiyah


Implementasi Pembelajaran Daring pada Siswa Kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah

Universitas Muhammdiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Online Learning grade 3 students implementation obstacles positive and negative aspects

Abstract

This study investigates the implementation of online learning for grade 3 students at MI MA'ARIF KEDENSARI in response to the COVID-19 pandemic. The aim of this research is to examine the challenges, benefits, and overall effectiveness of online learning in a primary school setting. Qualitative methods, including observation and documentation, were employed to collect data and information. Additionally, interviews were conducted with two teachers and two students to gain insights into the implementation of online learning. The study reveals various obstacles encountered during online learning activities, such as limited access to cellphones and poor signal availability, which hindered student participation. Furthermore, through the interviews, both positive and negative aspects of online learning were identified. These findings have implications for educational institutions and policymakers, emphasizing the need for addressing technological limitations and designing effective online learning strategies for young students. The study contributes to the ongoing discourse on online education and provides valuable insights into the challenges faced during its implementation at the grade 3 level.

Highlights: 

  • Limited access: The study reveals the challenges faced by grade 3 students in online learning due to limitations in cellphones and poor signal availability.
  • Comprehensive data collection: Researchers utilized qualitative methods such as observation, documentation, and interviews with teachers and students to gather information on the implementation of online learning.
  • Mixed outcomes: The research findings highlight both positive and negative aspects of online learning for grade 3 students, indicating a need for further examination and improvement in the online education process.

Keywords: online learning, grade 3 students, implementation, obstacles, positive and negative aspects

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu modal yang harus kita miliki untuk hidup di zaman yang serba sulit seperti sekarang ini, seperti yang di ungkapkan oleh Daoed Joesoef tentang pentingnya pendidikan: “pendidikan merupakan segala bidang penghidupan,dalam memilih dan membina hidup yang baik,yang sesuai dengan martabat manusia” [1]. Tentu dari pernyataan tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam kehidupan. Setiap negara di dunia pasti bercita-cita atau berkeinginan untuk menjadi negara yang maju,sedangkan maju atau tidaknya negara itu di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan berperan dalam kehidupan,sehingga suatu bangsa bisa di ukur maju atau mundurnya melalui pendidikan.

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ

Artinya: " barang siapa yang hendak menginginkan dunia , maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barang siapa yang mengungunkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang mengunginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu.”

Hadist di atas menjelaskan bahwa dengan menginginkan dunia dan akhirat maka harus menguasai ilmu, sedangkan kita dapat memperoleh ilmu yaitu melalui pendidikan. Tidak hanya dalam segi kehidupan saja, dalam segi agama juga di anjurkan untuk berpendidikan. Sudah sangat jelas bahwa pendidikan sangant berpangaruh dalam kehuidupan maupun agama.

Program pembelajaran merupakan salah satu proses terpenting, karena dari sini akan terjadinya interaksi secara langsung antara pendidik dan peserta didik sehingga dapat bahwa hasil pendidikan sangat tergantung terhadap perilaku pendidik dan peserta didik.dengan demikian dapat di yakini bahwa perubahan hanya akan terjadi jika terjadi perubahan perilaku pendidik dan peserta didik [2]. Dengan demikian posisi pengajar dan peserta didik memeiliki posisi strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang di maksud adalah tinggi rendahnya antusias siswa dalam dalam pembelajaran dan efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang di dalamnya tersirat hasil belajar siswa.

Perkembangan ilmu serta teknologi yang semakin berkembang pesat pada era globalisasi saat ini membawa pengaruh banyak perubahan dan hampir terjadi diseluruh aspek kehidupan manusia terutama pada pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang penting terhadap manusia karena tingkat pendidikan pada manusia memiliki pengaruh pada suatu bangsa, karena tingkat perkembangan suatu negara bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dapat memperdayakan atau dapat mengembangkan suatu negara untuk menjadi negara yang maju[3]. Di lain sisi juga meningkatnya kualitas dari sumber daya juga merupakan suatu kenyataan yang harus dilakukan secara terncana, tertatah, efektif dan juga efesien pada proses pembangunan, karena dengan adanya sumber daya manusi yang berkualitas maka produktifitas pada negara juga pasti akan mengalami peningkatan dan pada akhirnya yang di harapkan adalah bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dan juga daya saing[4].

Era Globalisasi adalah suatu masa yang penuh dengan persaingan dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraaan,akan banyak kesempatan atau peluang yang terbuka tapi tidak sedikit juga tantangan yang harus di hadapi oleh suatu bangan denga tujuan untuk memenangkan persaingan tersebut[5]. Salah satu tantangan yang paling utama dalam era globalisasi yaitu mempersiapkan para generasi muda dengan di bekali pendidikan yang baik, yakni merupakan pendidikan yang dapat menghasilkan manusia sutuhnya, memiliki kemampuan spriritual, kognitif, dan jiwa sosial yang tinggi serta bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.

Dengan internet di mungkinkan di selenggarakannya pendidikan jarak jauh yang di dalamnya terintegrasi pembelajaran daring, diskusi daring, hingga evaluasi atau tes daring. Internet juga memungkinkan untuk dapat berkonsultasi dengan para ahli di seluruh dunia. Dari aktifitas-aktifitas tersebut maka muncullah istilah yang di kenal dengan sebutan “E-learning”[6]

Mengingat kondisi saat ini yang sedang di landa pandemic COVID-19 yang menyebabkan banyak kegiatan termasuk kegiatan pembelajaran tidak di perbolehkan untuk tatap muka. Di karenakan virus COVID-19 yang dapat dengan mudah menular sehingga beberapa kegiatan banyak yang di berhentikan untuk sementara sampai kondisi mulai membaik, dengan mengikuti kebijakan pemerintah untuk tetap di rumah saja. Agar kegiatan pembelajaran bisa tetap berlangsung pemerintah menyarankan untuk melakukan pembelajaran melalui via daring/daring, sehingga muncul istilah yang di kenal dengan sebutan “E- learning”. Istilah E-learning tidak hanya berlaku untuk aktivitas lembaga pendidikan saja tetapi juga bisa untuk aktivitas-aktivitas lainnya.

Pembelajaran daring atau daring learning menurut Michael dapat di definisikan sebagai upaya untuk menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya yang secara fisik terpisah atau pun berjauhan namun dapat berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi[7]. Daring merupakan bentuk pembelajaran atau pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, misalnya internet, video/audiobroadcasting, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung). Semua media elektronik itu bertujuan untuk membantu siswa agar bisa lebih menguasai materi pembelajaran sehingga pembelajaran daring berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika secara langsung, kegiatan pembelajaran daring ini termasuk pembelajaran individual[8].

Pada masa pandemic seperti sekarang ini kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring learning di rumah masing-masing, dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi seperti internet. Internet sudah mecakup banyak aplikasi lainnya seperti yang lebih sering di gunakan ketika melakukan kegiatan pembelajaran secara daring yaitu Google Meet, Zoom Meeting,Whats App, dan lainnya. Dengan menggunakan beberapa aplikasi tersebut kegiatan pembelajaran secara daring bisa lebih mudah untuk di lakukan, meskipun tidak bisa secara tatap muka langsung tetapi guru tetap bisa menjelaskan materi dengan mudah. Tidak hanya sekedar menjelaskan materi saja, Guru juga menggunakan media pembelajaran yang dapat di akses dengan mudah melalui internet dan juga dapat memaksimalkan pemahaman siswa pada materi pembelajaran. Media yang di gunakan adalah Vidio pembelajaran dan materi-materi pembelajaran yang akan di share melalui via Whats App, Google Drive dan YouTube dengan bertujuan agar peserta didik dapat bisa lebih maksimal dalam memahamai materi pembelajaran meskipun sedang dalam kondisi pandemic yang mengharuskan untuk belajar di rumah masing-masing secara individual maupun kelompok.

Berdasarkan hasil observasi dari sekolah MI MA’ARIF KEDENSARI di ketahui bahwa kegiatan pembelajaran daringnya menggunakan via Whats App, Zoom Meeting dan madrasah Leraning. Sedangkan para siswa lebih dominan menggunakan via whats app di karenakan aplikasi tersebut lebih mudah di akses oleh para siswa, selain itu juga kondisi jaringan yang kurang mendukung menjadi salah satu kendala untuk melaksanakan pembelajaran daring. Menurut penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran daring dan dampak positif maupun negative terhadap siswa di MI-AL HIDAYAH GRESIK, dengan mengambil judul “Implementasi Pembelajaran Daring Terhadap Siwa Kelas 3 MI MA’ARIF KEDENSARI ”

Metode Penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Karena data yang di peroleh akan di sajikan dalam bentuk uraian kata-kata atau biasanya di sebut dengan deskripsi yang akan menggambarkan keadaan sebenarnya tanpa menolak untuk menggunakan angka dalam menganalisis dan menyajikan data. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya dalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai eksperimen kunci, teknik pengumpulan data di lakukan secara trianggulasi atau yang biasanya di sebut gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari oada generalisasi. Subjek penelitian merupakan batasan penelitian di mana peneliti dapat menentukannya dengan benda, hal, atau orang untuk melekatnya variable penelitian [9]. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan orang sebagai subjek penelitian, yaitu meliputi guru sekolah, guru kelas, dan juga sebagian siswa kelas 3, guna untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan dua sumber yaitu data primer dan skunder [10]. Data primer dalam penelitian ini di dapatkan dari wawancara guru kelas 3 dan siswa di MI MA’ARIF KEDENSARI, sedangkan data skunder di dapatkan dari observsi, dokumentasi dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, Karena tujuan dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan sata yang memenuhi standar yang di tetapkan[11].

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 metode pengumpulan data, di antaranya adalah Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Metode wawancara ini di gunakan sebagai pengumpulan data melalui wawancara terhadap siswa tentang bagaimana persepsi mereka terhadap pelaksaan pembelajaran daring dalam KBM. Waktu wawancara akal di lakukan seuai dengan waktu yang di tentukan oleh guru kelas atau guru mata pelajaran[12]. Metode dokumentasi pada penelitian ini untuk memperoleh dokumen atau data dari sekolah peneliti akan mencari informasi tentang bagaiman penerapan pembelajaran daring pada siswa kelas 3 di MI MA’ARIF KEDENSARI ini melalui dokumen yang di peroleh dari sekolah dan menyertakan foto-foto hasil dari penelitian agar bisa menjadi bukti yang valid[13]. Observasi ini di gunakan mengetahui atau meneliti secara langsung kegiatan pelaksanaan untuk menegamati secara langsung pada kegiatan pembelajaran dan juga mengamati interkasi yang terjadi antar pendidik dan peserta didik. Observasi ini bisa di lakukan ketika kegiatan belajar mengajar, evaluasi pembelajaran, dan kegiatan lainnya yang ada di lingkungan sekolah pada umumnya[14]. Pada penelitian ini peneliti akan mengamati pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung maupun di luar evaluasi dan kegiatan belajar mengajar selama penelitian berlangsung. Observasi akan di lakukan di lingkungan sekolah dan akan di lakukan sepanjang penelitian berlangsung[15].

Hasil dan Pembahasan

Implementasi Pembelajaran

Berdasarkan hasil dari penelitian dapat di ketahui beberapa hal mengenai implementasi pembelajaran daring di MI MA’ARIF KEDENSARI. Peneliti mendapatkan informasi secara lisan dengan menggunakan teknik wawancara bersama guru kelas, guru sekolah dan dua siswa kelas . Berdasarkan dari hasil wawancara dapat di ketahui beberapa hal atau informasi terkait pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah, pembelajaran daring di laksanakan dengan menggunakan media zoom meeting, wa grub, google form dan juga E learning madrasah atau yang biasanya di sebut dengan madrasah learning. Untuk menjelaskan materi pembelajaran di lakukan degan menggunakan media zoom meeting, sedangkan untuk share materi pembelajaran dan juga daftar hadir bisa melalui madrasah learning, jadi ketika ada siswa yang belum bisa mengikuti kegiatan zoom meeting bisa mengakses materi pembelajaran melalui madrasah learning. Jadwal kegiatan pembelajarannya masih sama dengan kegiatan pembelajaran tatap muka, hanya saja durasinya yang berbeda. Durasi pembelajaran daring lebih di persingkat menjadi 2 sampai 3 jam saja, alasanya karena keterbatas kuota internet dan juga sinyal, tetapi seteah PPKM mulai turun durasinya di tambah, online nya di kurangi dan ada pertemuan tatap muka di laksanakan 3 kali dalam seminggu.

Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Implementasi Pembelajaran

Dalam implementasi pembelajaran daring tentu saja terdapat kelebihan dan juga kekurangan, hal ini dapat di ketahui dari hasil wawancara dari sekolah dengan guru dan juga murid. Dari hasil wawancara di atas dapat di ketahui beberapa hal mengenai kendala dalam implementasi pembelajaran daring yang ada di sekolah, kendala pada umumnya yang sering terjadi yakni belum memiliki hp pribadi sedangkan hp milik wali murid rata-rata di gunakan sendiri untuk bekerja atau untuk kesibukan lain nya, itu menjadi salah satu penyebab siswa siswi tidak bisa mengikuti kegiatan zoom meeting yang sudah terjadwalkan dari sekolah sehinga hal tersebut menjadi suatu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah. Tak hanya itu saja penyebabnya, orang tua yang gaptek ( gagap teknlogi ) juga masih menjadi kendala, Karena dalam masa usia kelas 3 SD siswa kebanyakan memang masih belum mendapat izin dari orang tua untuk menggunakan hp pribadi, maka dari itu peran orang tua dalam pelaksaan pembelajaran daring juga sangat berpengaruh terhadap anak.

Kendala Dalam Implementasi Pembelajaran Daring

Adapun kendala yang terjadi pada implementasi pembelajaran daring, hal ini di ketahui berdasarkan hasil dari wawancara yang di lakukan peneliti dengan guru kelas. Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah. Dari hasil wawancara di atas dapat di ketahui beberapa hal mengenai kendala dalam implementasi pembelajaran daring yang ada di sekolah, kendala pada umumnya yang sering terjadi yakni belum memiliki hp pribadi sedangkan hp milik wali murid rata-rata di gunakan sendiri untuk bekerja atau untuk kesibukan lain nya, itu menjadi salah satu penyebab siswa siswi tidak bisa mengikuti kegiatan zoom meeting yang sudah terjadwalkan dari sekolah sehinga hal tersebut menjadi suatu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah. Tak hanya itu saja penyebabnya, orang tua yang gaptek ( gagap teknlogi ) juga masih menjadi kendala, Karena dalam masa usia kelas 3 SD siswa kebanyakan memang masih belum mendapat izin dari orang tua untuk menggunakan hp pribadi, maka dari itu peran orang tua dalam pelaksaan pembelajaran daring juga sangat berpengaruh terhadap anak.

Simpulan

Berdasarkan hasil dari observasi oleh peneliti, dari hasil penelitian yang di lakukan ini dapat di simpulkan bahwa implementasi pembelajaran daring di sekolah MI MA’ARIF KEDENSARI di terapkan dengan menggunakan media internet yang mencakup zoom meeting, website madrasah atau yang biasanya di sebut dengan madrasah learning, dan juga Whats App. Media zoom meeting untuk melakukan kegiatan pembelajaran bersama guru dan murid sesuai dengan materi dan jadwal yang sudah di tentukan oleh sekolah, madrasah learning di gunakan untuk mengambil materi pembelajaran yang sudah di share oleh guru dan juga untuk data absesensi siswa serta informasi-informasi penting terkait kegiatan pelaksanaan pembelajaran di sekolah, sedangkan untuk WA/WA grub di gunakan untuk komunikasi antar guru, murid dan wali murid.

Adapun juga kendala yang terjadi dalam implementasi pembelajaran daring di sekolah yang di antaranya merupakan handphone. Ketika kegiatan pembelajaran melalui zoom meeting sedang berlangsung sebagian murid tidak bisa mengikuti atau terlambat untuk gabung dalam kegitan zoom meeting, hal tersebut di sebabkan oleh keterbatasan hp di karenakan hp milik orang tua murid kebanyakan di gunakan untuk bekerja atau untuk kesibukan lainnya. Maka dari itu hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Adapun juga kendala lain yaitu sinyal atau kuota internet, karena tidak semua wilayah memiliki jangkauan sinyal yang baik sehingga menjadi suatu kendala juga dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Kemudian untuk kuota internet, banyak wali murid yang mengeluh terkait kuota internet, hal tersebut terjadi sebelum mendapat kuota internet gratis dari pemerintah.

References

  1. Dr. Farida Nugrahani, M. (2014). In M. Dr. Farida Nugrahani, METODE PENELITIAN KUALITATIF dalam Penelitian Pendidikan Bahasa (pp. 04-305). surakarta.
  2. Haryanto. (2017). Kajian Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learning dengan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) , 01-07.
  3. Inkiriwang, N. (2018). IMPLEMENTASI BAURAN PEMASARAN MELALUI KEGIATAN SALES E-COMMERCE PADA OTA (DARING TRAVEL AGENT) (Studi Kualitatif Tentang Implementasi Bauran Pemasaran Melalui Kegiatan Sales E-Commerce Pada Ota (Daring Travel Agent) Di Hotel Grand Ambarrukmo Yogyakarta Pe, 15-24.
  4. Maghfiroh, M. (2017). Implementasi bimbingan sosial pada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang (studi analisis tujuan dan fungsi BKI), 26-115.
  5. nurwasiah, N. (2020). PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS DARING DI KELAS IV A SD NEGERI 2 KENDARI, 01-26.
  6. Sugiyono, P. D. (2014). In P. D. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (pp. 01-234). BANDUNG: CV. AlFABCT A.
  7. Ulfa Timah, H. (2020). IMPLEMENTASI TABUNGAN BAITULLAH iB HASANAH DAN VARIASI AKAD PADA PT. BNI SYARIAH KANTOR CABANG , 43-75.
  8. Dr. Cepi Riyana, M. (n.d.). Konsep Pembelajaran Daring, 14-43.
  9. Santoso, E. (2009). PENGARUH PEMBELAJARAN DARING TERHADAP.
  10. Tian Belawati, M. P. (2019). In M. P. Ir. Tian Belawati. banten: Universitas Terbuka.