Abstract
This study aims to determine the role of teachers during the learning process to form the independent character of Grade 1 students at SDN Pejangkungan Prambon. This study uses a qualitative approach phenomenology, where the background in the phenomenon or the fact that in Grade 1 SDN Pejangkungan Prambon there are students who experience problems related to independent character. In every learning process there are still many students who have not been able to do it themselves and still rely on teachers. Therefore, researchers want to examine whether there is a role of teachers during the learning process to form the independent character of students. For this study using trisngulasi technique is taken from observation data, interviews and documentation of teachers in Grade 1 SDN Pejangkungan. And from the results of research that researchers get that teachers play a good role as educators, teachers, and mentors in forming independent character student.
Highlights:
-
Teachers as Role Models: The study highlights the vital role of teachers in serving as positive role models for Grade 1 students, influencing their development of independent character.
-
Fostering Autonomy: The research emphasizes the importance of the learning process in nurturing students' autonomy and self-reliance, with teachers playing a significant role in guiding and empowering them.
-
Triangulation Approach: By utilizing triangulation techniques through observation data, interviews, and documentation, the study provides a comprehensive understanding of how teachers contribute to the formation of independent character in Grade 1 students at SDN Pejangkungan.
Keywords: Teachers, Independent Character, Grade 1 Students, Learning Process, SDN Pejangkungan
Pendahuluan
Sekolah adalah sarana pendidikan formal yang dimana terjadinya pembelajaran secara langsung. Disana siswa belajar tentang apa yang telah diajarkan seorang guru untuk dikembangkan. Pendidikan formal adalah tempat bersosialisasi setelah lingkungan keluarga yang berperan penting pada diri siswa karena bukan hanya sebatas pengalihan ilmu pengetahuan saja, namun berfokus pada pengembangan kepribadian siswa. Pada pendidikan formal guru mempunyai peran mutlak dalam membentuk dan mengubah pola pikir siswa. Menurut Dimyanto dan Mudjono bahwa salah satu unsur terpenting dari pendidikan di sekolah adalah adanya pendidik atau guru [1].
Peranan guru disekolah bukan hanya sekedar menjadi pendidik melainkan berperan utama dalam membimbing siswa membentuk karakter sesuai dengan tujuan pendidikan [2]. Hal ini dapat di katakan guru sebagai pendidik karena siswa menganggap guru adalah tokoh, dan panutannya disekitar lingkungan sekolah yang bisa bertanggung jawab, disiplin. dan mandiri. Guru bisa dikatakan pembimbing karena mempunyai pengetahuan, pengalaman dan bertanggung jawab menyangkut fisik, mental emosional dan moral. Guru dikatakan sebagai motivator karena guru berperan membangkitkan daya berfikir siswa untuk belajar, baik dorongan belajar yang datang dari dalam atau dari luar diri siswa Tidak hanya mengajar dan mengarahkan kini di era teknologi saat ini guru dituntut lebih kreatif dalam membangun karakter siswa terutama pada siswa sekolah dasar kelas satu, karena pada awalnya siswa sekolah dasar menempatkan dirinya di sekolah taman kanak-kanak yang latar belakangnya semua kegiatan harus dibantu dengan guru dan orang tua. Namun saat ini siswa memasuki sekolah dasar dituntut untuk lebih mandiri dalam melakukan kegiatan apapun yang diarahkan oleh guru.
Suprihatiningrum berpendapat bahwa guru berperan langsung sebagai contoh siswa [3]. Penanaman sikap disiplin, berani dan bertanggung jawab yang dicontohkan oleh guru merupakan penilaian perilaku yang dicontoh oleh siswa sekaligus membimbing siswa agar memiliki karakter mandiri karena pembentukan karakter mandiri pada siswa sangat di perlukan di Sekolah Dasar Pejangkungan Prambon karena siswa di sekolah dasar tersebut belum bisa melakukan kegiatan pembelajaran secara individu atau menyelesaikan sendiri, sedangkan kualitas diri seseorang akan dibentuk dan dibangun atas dasar nilai-nilai karakter mandiri yang dilakukan.
Karakter mandiri dapat dilakukan dan diterapkan secara langsung pada siswa kelas 1 di Sekolah Dasar Pejangkungan Prambon agar siswa terbiasa dan belajar mandiri untuk melakukan dan menyelesaikan tugasnya. Masalah yang terjadi terhadap siswa kelas satu sekolah dasar perlu kita ketahui bagaimana membentuk karakter mandiri siswa tersebut yaitu melalui peran seorang guru. Guru dapat dikatakan mampu berperan dalam membentuk karakter mandiri kepada siswa apabila memenuhi syarat yaitu sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing yang baik dan benar pada saat disekolah. Seorang guru dikatakan menanamkan karakter mandiri kepada siswa apabila memenuhi indikator yaitu Kerja Keras, Tangguh dan tahan banting, Daya juang, Professional, Kreatif , Keberanian, dan Menjadi pembelajar sepanjang hayat [4].
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Seperti yang dikatakan oleh Moleong bahwa kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan dan sebagainya secara holistic [5]. Dengan cara menggunakan data deskriptif yang di gunakan untuk meneliti berupa kata-kata dan bahasa pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menganalisis fenomena atau kejadian yang sudah ada dilapangan secara individu atau kelompok [6].
Dengan menggunakan penelitian menggunakan kualitatif fenomenologi maka peneliti mendapatkan data-data berupa deskriptif melalui subjek yang bersangkutan tentang fenomena yang sedang di teliti di kelas 1 sekolah dasar negeri pejangkungan prambon. Sedangkan tujuan dalam penelitian untuk mengetahui peran guru membentuk karakter mandiri siswa di kelas 1 sekolah dasar negeri prambon sidoarjo. Subjek penelitian berfungsi sebagai informan yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian [7]. Berdasarkan pengertian tersebut, subjek dari penelitian ini adalah guru sekaligus wali kelas dan siswa kelas I. Untuk setting penelitian dilakukan di SDN Pejangkungan Prambon yang terletak di Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
Analisis data dalam hal ini menggunakan cara analisis data diskriptif. Sebagaimana yang sudah ditegaskan oleh Miles dan Huberman diterapkan melalui tiga jalur yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan [8]. Teknik analisis penelitian ini dengan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukan peneliti. Teknik yang dianalisa antara lain : (a) Reduksi data yaitu suatu bentuk analisis yang mengacu pada proses menggolongkan informasi, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data yang diperoleh dari lapangan. Tahap penelitian ini memusatkan pada : Mengumpulkan data dari subyek penelitian kemudian memilah data yang penting terkait dengan karakter siswa dan Mengelompokkan jenis data sesuai dengan jenisnya. (b) Penyajian data, dengan penyajian data akan memudahkan apa yang terjadi selama penelitian berlangsung. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Peneliti mengkatogorikan setiap indicator karakter sesuai dengan peran guru dalam pembelajaran sebagai pendidik, pembimbing. (c) Penarikan kesimpulan, Pada tahap in peneliti menggunakan hasil analisis pada tahap penyajian data untuk mengidentifikasi peran guru dalam pembelajaran serta karakter siswa melalui data observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian peran guru dalam membentuk karakter mandiri siswa kelas I dilaksanakan di SDN Pejangkungan Prambon. Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan. Tahapan tersebut yaitu (a) Observasi menurut Nawawi dan Martini adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala di objek penelitian [9], (b) Wawancara adalah suatu percakapan dimana melibatkan dua orang atau lebih untuk memperoleh informasi dari narasumber, dan (c) Dokumentasi.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan dalam pembelajaran telah melaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dikembangkan dan di revisi yang berbasis karakter. Pembelajaran pendidikan karakter dalam pelaksanaannya guru berperan sebagai pendidik. Peran guru sebagai pendidik ditunjukkan saat seorang guru memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan dengan menunjukkan kegiatan belajar mengajar. Guru juga mengenal siswanya mengenai kebutuhan, cara belajar serta gaya belajarnya yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan mengenal siswanya guru dapat menentukan cara yang cocok yang akan digunakan untuk menanamkan nilai karakter mandiri.
Hasil wawancara kepada guru kelas I menunjukkan hasil bahwa sebagai pendidik dalam pendidikan karakter ialah salah satunya dengan melakukan penanaman pendidikan karakter melalui peran seorang pendidik untuk memotivasi siswa agar jauh lebih baik dan mencontoh peran Bapak/Ibu guru selama disekolah.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan dalam pembelajaran telah melaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dikembangkan dan di revisi yang berbasis karakter. Pembelajaran pendidikan karakter dalam pelaksanaannya guru berperan sebagai pengajar. Peran guru yang dilakukan sebagai pengajar membuat ilustrasi dengan menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Seorang guru juga menyediakan media yang bervariasi guna memberikan pengalaman kepada siswa yang tidak keluar dari materi yang diajarkan. Dengan pembelajaran yang menarik dapat menciptakan kepercayaan dan kemampuan siswa terhadap karakter yang dimiliki seperti kerja keras, tangguh tahan banting, mempunyai daya juang, kreatif, professional, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Menurut Henderson yaitu terbentuknya daya juang siswa meliputi komunikasi dimana guru mampu menjalin komunikasi yang efektif tentang nilai-nilai yang harus dikembangkan siswa dalam menghadapi situasi sulit atau saat mengerjakan tugas dari guru [10].
Hasil wawancara kepada guru kelas I menunjukkan hasil bahwa sebagai pengajar dalam pendidikan karakter guru mempunyai tanggung jawab dalam mendesain pembelajaran, menyusun silabus dan mengembangkan pelaksanaan pembelajaran serta melakukan strategi pembelajaran yang efektif.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan dalam pembelajaran telah melaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dikembangkan dan di revisi yang berbasis karakter. Pembelajaran pendidikan karakter dalam pelaksanaannya guru berperan sebagai pembimbing. Peran guru sebagai pembimbing yang dilakukan ialah memahami siswanya dari gaya belajar, cara belajar dan melihat bakan maupun minat siswa serta latar belakang siswa yang akan menentukan metode yang sekiranya cocok digunakan dalam pembelajaran.
Hasil wawancara kepada guru kelas I menunjukkan hasil bahwa sebagai pembimbing dalam pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengarahkan namun juga membantu siswa agar mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dalam setiap proses pembelajaran, saya hanya sekedar membantu semampunya dan selebihnya hanya siswa sendiri yang bisa melakukan dengan kemampuannya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peran guru membentuk karakter mandiri siswa kelas 1 dapat disimpulkan bahwa pada indikator kerja keras menunjukkan telah menjalankan perannya dengan baik sebagai guru. Hal tersebut terlihat dari penelitian pertama hingga penelitian keempat, siswa yang awalnya memiliki karakter kerja keras belum terlihat berjumlah 3 siswa menjadi menurun menjadi satu siswa saja dan menunjukkan hasil yang lebih baik. Peran dalam membentuk karakter mandiri siswa, baik pada kerja keras. Karena jumlah siswa yang memiliki karakter yang kurang baik tersebut prosentase nya sangat sedikit dibandingkan dengan siswa siswi yang memiliki karakter yang baik. Oleh karena itu guru memang membawa perannya untuk perubahan karakter siswa ke arah yang lebih baik. Dalam setiap kehadirannya dalam proses pembelajaran selalu menanamkan pendidikan karakter mandiri kepada siswa sebagaimana perannya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa karakter yang ada dalam diri siswa adalah gambaran guru selama proses pembelajaran berlangsung.
References
- N. Hazmi, “Pengaruh Metode Round Robin Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII,” STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh, 2019.
- H. Bastomi, “Pendidikan karakter dalam pembentukan akhlak mulia di sekolah,” Elementary, vol. 5, no. 1, hal. 84–109, 2017.
- A. Kirom, “Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Berbasis Multikultural,” Al Murabbi, vol. 3, no. 1, hal. 69–80, 2017, [Daring]. Tersedia pada: http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/pai/article/view/893.
- R. F. P. Herdiansyah, D. A. Dewi, dan Y. F. Furnamasari, “Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendidikan Kewarganegaraan,” J. Pendidik. Tambusai, vol. 5, no. 3, hal. 7176–7181, 2021, [Daring]. Tersedia pada: https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/2108.
- K. C. Guzman dan N. Oktarina, “Strategi Komunikasi Eksternal Untuk Menunjang Citra Lembaga,” Econ. Educ. Anal. J., vol. 7, no. 1, hal. 301–315, 2018, doi: 10.2307/j.ctvckq9v8.7.
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.
- R. F. Ardiansyah, “Analisis Semiotika pada Logo Brand Phillip Works di Kota Bandung,” Universitas Pasundan, 2017.
- A. H. Wanto, “Strategi Pemerintah Kota Malang Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Berbasis Konsep Smart City,” J. Public Sect. Innov., vol. 2, no. 1, hal. 39–43, 2017.
- A. Novantoro, “perancangan game platform bergenre side scrolling tentang sandi morse berjudul ‘morse,’” Stikom Surabaya, 2016.
- D. D. Istiningtyas, “Peningkatan Motivasi Dan Keaktifan Belajar Siswa Kelas V Sd N 2 Kebondalem Lor Melalui Penerapan Model Discovery Learning Pada Tema 8 Subtema 3,” Universitas Sanata Dharma, 2019.