Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.4751

Social Media & Music Videos: Ethics Impact on Grade 6 Students


Dampak Aplikasi Jaringan Sosial dan Platform Video Musik terhadap Etika Komunikasi Siswa SD Kelas 6

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

TikTok application Communication ethics Elementary school students Sidoarjo Regency Qualitative research

Abstract

The purpose of this study was to determine the impact of the tik-tok application on students' communication ethics in an elementary school located in Sidoarjo Regency. The approach used in this research is qualitative with the type of case study research. The subjects in this study were high school students at SDN Kalisampurno 1 Tanggulangin. Based on the results of the study, it was concluded that the use of the tik-tok application had a positive impact on students being more daring to admit when they made mistakes and being responsible, and excessive ones could have a negative impact on students' communication ethics. This can be seen from the results of research which shows that there are still many students who do not meet the indicators of good communication ethics in behaving in school.

Highlights:

  • The study examines the impact of the TikTok application on communication ethics of elementary school students in Sidoarjo Regency.
  • The research follows a qualitative approach, specifically a case study design.
  • Findings suggest that TikTok has both positive and negative effects on students' communication ethics, with some students demonstrating good ethics while others fall short.
Keywords: TikTok application, Communication ethics, Elementary school students, Sidoarjo Regency, Qualitative research

Pendahuluan

Kemajuan teknologi pada saat ini sudah semakin canggih terutama pada sektor aplikasi editor, sehingga dalam kreativitas anak pun bisa dilatih dengan adanya aplikasi yang memadai, salah satunya pada aplikasi tik-tok. Aplikasi tik-tok merupakan jenis platform online berbagai video musik yang dapat digunakan untuk merekam dan mengedit video music dan sinkronisasi bibir yang terdapat berbagai macam fitur/efek pada kamera (Gupta et al., 2021) [1].

Aplikasi tik-tok adalah jaringan social dan platform video music tiongkok yang diluncurkan pada tahun 2016 (Aji, 2018). Tik-tok adalah sebuah aplikasi yang dirancang untuk menyuguhkan berbagai macam video yang menarik, didalam aplikasi tik-tok terdapat fitur dan efek untuk mengedit sebuah video dengan musik, suara, stiker dan lain-lain (Rasyid, 2020) [1].

Pengaruh dan penggunaan aplikasi tik-tok berkembang pesat karena dengan entitas barunya yang menarik perhatian anak-anak hinga remaja yang menjanjikan ketenaran (Gupta et al., 2021) [2]. Hampir semua Negara mengakses aplikasi tik-tok sehingga terdapat budaya dan tarian sampai dengan musik juga berasal dari berbagai macam Negara.

Hal itu dapat memicu dampak negatif dan positif dari penggunaan aplikasi tik-tok itu sendiri. Aktivitas di dunia maya terutama di media sosial dapat menjadikan anak kurang terlatih untuk bertingkah laku sopan santun dengan orang lain (Chulsum, 2017) [3], sehingga penggunaan aplikasi tik-tok yang salah akan mempengaruhi karakter seseorang terutama pada anak-anak yang masih labil dalam pemikiran dan tindakan.

Etika merupakan prinsip untuk mengatur perilaku dalam masyarakat (Abdul Samad Arief, dkk 2021) [4]. Sejalan dengan pendapat dari Drs. D.P. Simongkir etika atau etik ialah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik dilingkungan masyarakat.

Sejalan juga dengan pendapat dari Braccoso (2015) [5], etika adalah nilai dan standar moral yang menjadi pedoman seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur perilakunya. Artinya akhlak, yaitu kebiasaan atau perilaku yang berkaitan dengan nilai, norma, tata cara hidup yang baik dan aturan hidup yang baik, yang menjadi pedoman bagi seseorang atau sekelompok orang dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Komunikasi kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang artinya “sama”, communico atau communicare yang artinya “membuat sama”. Istilah pertama (communis) ialah istilah yang paling sering sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:4) [6].

Terdapat kebaruan dalam penelitian ini yakni peneliti menggunakan variabel baru berupa dampak positif dan negative aplikasi tik-tok terhadap etika berkomunikasi, penelitian ini lebih menspesifikkan pada etika berkomunikasi siswa, sedangakan dalam penelitian sebelumnya, menjelaskan dampak aplikasi tik-tok terhadap tingkah laku siswa secara umum.

Peneliti akan menjabarkan tentang bagaimana dampak positif dan negative aplikasi tik-tok terhadap etika berkomunikasi pada siswa kelas VI SD Kalisampurnoi 1. Penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat memberikan informasi baru terkait dampak aplikasi tik-tok terhadap etika berkomunikasi siswa.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 SD Kalisampurno 1, kecamatan Tanggulangin kab Sidoarjo, dengan jumlah 10 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Instrument observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari wawancara dan dokumentasi akan diolah menjadi pembahasan dan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Hasil observasi yang diambil dari siswa-siswi yang aktif mengakses aplikasi tik-tok dapat dilihat pada diagram berikut :

Figure 1.Etika Berjoget atau menari seperti di aplikasi Tiktok

Pada diagram 1. Terdapat 7 siswa yang beretika berjoget atau menari seperti diaplikasi Tiktok, dan 3 siswa yang tidak melakukannya.

Figure 2.Etika Semangat berkompetensi dan tampil didepan umum seperti di aplikasi Tiktok

Pada diagram 2. Terdapat 7 siswa yang beretika semangat berkompetensi dan tampil didepan umum seperti diaplikasi, dan 3 siswa yang tidak melakukannya.

Figure 3.Etika Berani mengakui kesalahan

Pada diagram 4. Terdapat 9 siswa yang beretika berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab seperti meminta maaf, dan 1 siswa yang tidak melakukannya.

Figure 4.Etika berkomunikasi todak sopan santun saat menjawab pertanyan guru

Pada diagram 3. Terdapat 8 siswa yang etika berkomunikasi sopan santun saat menjawab pertanyaan guru, dan 2 siswa yang tidak melakukannya.

Figure 5.Etika Bertutur kata (berbicara) kotor dan kasar kepada guru dan teman

Pada diagram 5. Terdapat 7 siswa yang beretika dengan betutur kata (berbicara) kotor dan kasar kepada guru dan sesame teman, dan 3 siswa yang tidak melakukannya.

Figure 6.Menggunakan istilah-istilah pada aplikasi Tiktok

Pada diagram 6. Terdapat 7 siswa yang menggunakan istilah-istilah paada aplikasi Tiktok, dan 3 siswa yang tidak melakukannya.

Figure 7.Etika Bertingkah laku (balap sepeda, berpacaran, mengedit video) seperti di aplikasi Tiktok

Pada diagram 7. Terdapat 7 siswa yang beretika dengan Bertingkah laku (balap sepeda, berpacaran, mengedit video) seperti di aplikasi Tiktok, dan 3 siswa yang tidak melakukannya.

Pembahasan

Aplikasi tik-tok dapat bermanfaat dan memiliki sisi positif apabila anak-anak pandai memanfaatkannya, seperti dapat menambah teman, mengasah kreatifitas mengedit. Sehingga seseorang bisa lebih kreatif dalam mengasah kreatifitas dan hobinya di bidang koreografi (Fazilla, 2020) [7].

Aplikasi ini juga memiliki dampak negatif apabila salah dalam memanfaatkannya, karena dalam penayangan video biasanya terdapat konten tentang ujaran kebencian, pornografi dan lain sebagainya, hal itu dikarenakan oknum pengguna yang kurang bijak dalam memanfaatkan aplikasi (Wanimbo, Tumengkol, & Tumiwa, 2021) [8].

Penggunaan aplikasi tik-tok di kalangan anak-anak yang berusia kurang dari 18 tahun dapat berakibat pada pemikiran, ataupun perasaannya (Silvia & Ropida, 2022) [9]. Perasaan dan pemikiran siswa kelas 6 yang masih labil membuat mereka mudah mencerna apa yang dilihat dan didengarkannya, sehinga mereka dengan mudahnya mengaplikasikan perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik cenderung meniru bahasa yang baru atau bahasa yang lagi trend di media sosial terutama dalam media sosial TikTok (Adelia, 2022) [10]. Berdasarkan perolehan hasil data diatas menunjukkan bahwa etika berkomunikasi pada siswa kelas VI SD Kalisampurno 1 mempunyai 7 indikator etika berkomunikasi 3 indikator yang berdampak positif, untuk 4 indikator yang berdampak negatif meliputi :

Pada diagram 1 etika berjoget atau menari seperti diaplikasi Tiktok. Pada indikator ini menunjukan salah satu dampak positif dari aplikasi Tiktok ialah beberapa siswa kelas VI sering melakukan kegiatan membuat video Tiktok dengan cara menari atau berjoget ria bersama-sama, apalagi dari kalangan siswa perempuan, mereka lebih sering melakukannya. Proses pembuatan video Tiktok pun biasanya dilakukan dirumah, setelah pulang sekolah, dan waktu luang saat ada kegiatan sekolah yang diperbolehkan membawa handphone. Siswa kelas VI yang membuat video menari dan berjoget bersama-sama itu akan mereka upload dalam akun Tiktok. Dampak positif bisa diambil dari menari atau berjoget seperti diaplikasi Tiktok membuat badan selalu bergerak, seperti berolahraga, dan kesenangan dari beberapa siswa kelas VI.

Pada diagram 2 etika bersemangat dan berani tampil didepan umum. Pada indikator ini menunjukan dampak positif dari aplikasi Tiktok yakni membuat siswa kelas VI semangat dalam berkompetensi, dan berani tampil didepan umum. Siswa kelas VI banyak yang melakukan kegiatan berkompetensi untuk mengikuti perlombaan konten creator yang dilakukan oleh pihak Tiktok.

Siswa kelas VI juga berani dalam mengkreasikan keahlian mereka saat tampil didepan umum. Sekolah pun mengadakan perlombaan menari yang dilakukan secara berkelompok, dengan tema tari tradisional. Kegiatan perlombaan menari sangat membuat siswa kelas VI mengeluarkan karya-karya mereka dalam hal menari dan kelompok yang paling bagus dan kompak akan mendapatkan hadiah dari guru walikelas mereka.

Pada diagram 3 etika berani mengakui kesalahan. Pada indikator ini menunjukan saat siswa kelas VI melakukan kesalahan mereka akan langsung meminta maaf. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dilapangan saat pembelajaran siswa yang tidak mengerjakan tugas akan berkata jujur tidak mengerjakan lalu akan mendapatkan hukuman oleh guru walikelas.

Dan juga saat melakukan kesalahan pada hari libur siswa laki-laki kelas VI bermain dilapangan sekolah sampai membuat rubuh pagar belakang sekolah, hal tersebut mereka akui dengan sanksi memanggil orang tua yang bersangkutan dan orang tua siswa pun setuju untuk mengganti kerugian apa yang telah dilakukan anak mereka.

Pada diagram 4 etika berkomunikasi tidak sopan santun saat menjawab pertanyaan guru. Pada indikator ini menunjukan dampak aplikasi Tiktok saat etika berkomunikasi siswa kelas VI banyak yang sopan saat menjawab pertanyaan dari guru, akan tetapi ada beberapa siswa kelas VI SDN Kalisampurno I yang menjawab pertanyaan dengan tidak serius.

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi yang dilaksanakan peneliti dilapangan saat pembelajaran Agama Islam banyak siswa laki-laki yang tidak sopan kepada guru dikarenakan juga kurangnya ketegasan guru Agama Islam kepada siswa yang tidak sopan seperti tidak ada hukuman paling tidak adanya teguran.

Pada diagram 5 etika bertutur kata (berbicara) kotor dan kasar. Pada indikator ini menunjukkan siswa kelas VI bahasa yang digunakan saat berbicara dengan guru sudah sopan santun, akan tetapi ada dengan satu guru yakni guru Agama Islam mereka berbicara agak santai dikarenakan guru tersebut kurang tegas dalam menanggapi etika saat berkomunikasi dengan siswa.

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dilapangan saat kegiatan pondok Ramadhan guru tersebut menyuruh siswa yang waktunya melakukan ujian untuk masuk kemasjid, tetapi beberapa siswa laki-laki tidak menghiraukan apa yang disuruh oleh guru tersebut. Guru tersebut tidak langsung memberi hukuman atau teguran malah memanggil siswa yang lainnya.

Berbeda jauh dengan cara berbicara atau berkomunikasi siswa antar siswa, mereka lebih banyak menggunakan kata-kata olokan saat memanggil nama teman, menggunakan kata kotor seeprti misuh. Kata-kata kasar pun banyak mereka gunakan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dilapangan saat saya melakukan penelitian waktu istrirahat banyak siswa yang saling adu olokan seperti memanggil nama orang tua masing-masing. Memang hanya dilakukan beberapa kalangan siswa yang sering bertengkar dan saling mengolok satu sama lain.

Pada diagram 6 etika menggunakan istilah-istilah diaplikasi Tiktok. Pada indikator ini menunjukkan saat siswa kelas VI banyak siswa yang hampir semua menggunakan istilah-istilah atau kata yang ada di aplikasi Tik tok dan ditirukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dilapangan saat kegiatan pembelajaran, istirahat mereka sering keceplosan dalam mengucapkapkan kata-katagaul yang mereka tiru pada aplikasi Tik tok, seperti “anjay”, “anjir”, “bangke” , “fucek”, “si kecil mulai aktif bund” bahkan saat berkomunikasi dengan guru walikelas mereka sendiri.

Pada diagram 7 etika bertingkah laku seperti diaplikasi Tiktok. Pada indikator ini menunjukkan saat siswa kelas VI hampir dari semua siswa memperagakan atau menirukan gerakan pada aplikasi Tik tok pada tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dilapangan saat kegiatan pondok Ramadhan, istirahat, jam kosong setelah ujian praktek sekolah. Seperti balapan sepeda, berjoget , berpacaran, dan mengedit atau membuat video di aplikasi Tiktok.

Ada beberapa siswa laki-laki yang sering menirukan kegiatan balap sepeda yang ada di aplikasi Tiktok, mereka biasanya balap sepeda ontel dihari Sabtu dan Minggu. Beberapa siswa laki-laki melakukan balap sepda ontel di tol sepi yang berada di desa Kalisampurno, bahkan mereka juga melakukan taruhan untuk yang menjadi pemenang, paling tidak uang taruhan mereka dari 50-100 ribu rupiah, mereka mendapatkan uang tersebut dari sebagian uang jajan yang ditabung, ada juga yang pernah jatuh dan mengalami beberapa luka saat jatuh pada balap sepeda.

Beberapa siswa kelas VI hampir semua nya sudah mengetahui hal-hal yang berbau hubungan dewasa seperti berpacaran. Dampak dari aplikasi Tiktok karena para artis Tiktok yang membuat video berkenaan dengan berpacaran membuat beberapa siswa kelas VI pun mengikuti jejak artis Tiktok yang mereka lihat. Banyak yang sudah mempunyai pasangan, seharusnya di usia mereka masih belum pantas untuk mengetahui apa itu berpacaran, karena banyak di usia muda yang melakukan hal tabu dan ada yang dinikahkan di usia mereka yang tergolong belum dewasa.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul penelitian dampak aplikasi Tiktok terhadap etika berkomunikasi siswa kelas VI SD Kalisampurno 1 Tanggulangin dapat disimpulkan bahwa dari 7 indikator etika berkomunikasi 3 indikator yang berdampak positif, untuk 4 indikator yang berdampak negatif. Hal itu dibuktikan dengan indikator dampak positifnya siswa berani mengakui kesalahan dan bertanggungjawab atas kesalahan mereka, siswa menari atau berjoget seperti di aplikasi Tiktok dan siswa bersemangat berkompetensi dan tampil didepan umum seperti di aplikasi Tiktok. Untuk dampak negatifnya yakni 1. Masih banyaknya siswa yang kurang menghormati orang yang lebih tua, 2. Masih banyak yang sering dan hampir setiap hari berkata kotor, maupun kasar, sering mengucapkan kata- kata seperti anjay; anjir; bangke ; bengek; fucek; si kecil mulai aktif ya bun; iri bilang bos, 3. Masih sering menyela pembicaraan, 4. mengerti istilah-istilah yang belum cukup di usia mereka atau istilah yang tidak sepantasnya mereka ucapkan, seperti “janda”, “duda”, “PMO”, 5. masih banyak siswa yang sering keluar kelas tanpa izin guru serta meminjam barang tanpa sepengetahuan temannya, 6. melakukan balap sepeda ontel dengan taruhan uang, 7. dan berpacaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa dampak aplikasi Tiktok berpengaruh cukup signifikan terhadap etika berkomunikasi siswa kelas VI. Jadi perlu ditingkatkannya penanaman pendidikan karakter terkait etika berkomunikasi siswa.

References

  1. Usrina Nora, Pengaruh Media Sosial Tik Tok Terhadap Gaya Komunikasi Santri Taman Pendidikan Al-Qur’an Ar-Risalah, (Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Tahun 2021.
  2. Gerhad Sitorus Fredeick, Pengaruh Penggunaan Aplikasi Tik Tok Terhadap Perilaku Anak di Kota Medan, Universitas Muhammadiyah Sumatera, Tahun 2018.
  3. Sandi Marga Pratama, Muhclis, Pengaruh Aplikasi Tik Tok Terhadap Ekspresi Komunikasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya), Vol. 1, No. 2, Tahun 2020.
  4. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2020
  5. Susilowati, Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Personal Branding Di Instagram (studi deskriptif kualitatif pada akun @bowo_allpennliebe). Vol. 9, No.2, Tahun 2018.
  6. Sujarweni, W.Metodologi Penelitian. Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2019
  7. Adelia, D. P. N. (2022). KRISIS KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KOLOM KOMENTAR MEDIA SOSIAL TIKTOK | BISAI: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran, 1, 39–47. Retrieved from https://jurnal.unipa.ac.id/index.php/bisai/article/view/28N.
  8. Silvia, N., & Ropida, I. (2022). Karakter Peduli Sosial : Pengaruh Aplikasi “ Tik Tok ” PadaPeserta Didik Kelas V A SD, 3(1), 16–22.
  9. Panjaitan, H. (2014). PENTINGNYA MENGHARGAI ORANG LAIN, 5(45), 88–96.
  10. Fazilla, S. (2020). Sarah Fazilla, M.Pd. DAMPAK PENGUNAAN APLIKASI TIK TOK TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER SISWA KELAS VI MIN 1 ACEH UTARA, 75–84.