Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.4562

Strengthening 3rd Graders' Essay Writing: Contextual Teaching for Lasting Skills


Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai Murid Kelas Tiga Melalui Pembelajaran Kontekstual

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Contextual Teaching and Learning simple essay writing skills third grade students quantitative research pre-experimental design

Abstract

This study aimed to investigate the effect of Contextual Teaching and Learning (CTL) on the development of simple essay writing skills in third grade students. A quantitative pre-experimental design with a one-group pretest-posttest approach was employed. The participants consisted of 23 students from Elementary School Plus Cahaya Budaya, selected using saturated sampling. The data were collected through pretest and posttest essay questions, and the analysis was conducted using t-test. The results indicated a significant improvement in students' writing skills after implementing the CTL learning model, as evidenced by a one-tailed p-value of 0.000 (p < 0.05). This suggests that the CTL approach positively influences the development of simple essay writing skills in third grade students. The implications of these findings underscore the importance of implementing effective teaching strategies, such as CTL, to enhance students' writing abilities at an early stage.

Highlights:

  • CTL significantly improves simple essay writing skills in third grade students.
  • Quantitative research reveals the positive impact of CTL on writing abilities.
  • Pre-experimental design provides insights into the effectiveness of CTL in elementary education.

Keywords: Contextual Teaching and Learning, simple essay writing skills, third grade students, quantitative research, pre-experimental design.

Pendahuluan

Proses pendidikan siswa dalam jenjang Sekolah Dasar (SD) mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran terutama pada aspek pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam keterampilan Bahasa Indonesia memiliki berbagai keterampilan dasar seperti keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan menyimak, dan keterampilan berbicara. Keterampilan dasar tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa di Sekolah Dasar. Nafi’ah menyatakan bahwa hakikat menulis yang menghasilkan lambang bunyi dalam sebuah tulisan dikenal sebagai menulis permulaan, sehingga menulis permulaan dikenalkan siswa Sekolah Dasar pada jenjang siswa kelas rendah. Pembelajaran menulis di sekolah dasar bagi siswa kelas rendah banyak yang beranggapan bahwa pembelajaran tersebut membutuhkan pemikiran yang serius dan proses penuangan gagasan yang cukup panjang.

Abidin, Yunus menyatakan bahwa pembelajaran menulis hingga saat ini masih menjadi bahan penelitian yang banyak diminati oleh para ahli. Namun pembelajaran menulis juga memiliki problematika di lingkungan sekolah, salah satunya yakni rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana. Rendahnya kemampuan menulis siswa SD disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemampuan pendidik saat mengajarkan siswa untuk terampil dalam menulis. Kondisi lain yang memicu siswa memiliki kemampuan menulis yang rendah adalah pendekatan menulis yang diajarkan tidak menstimulus siswa dalam mengemukakan gagasan agar dapat menghasilkan bahasa tulis yang baik. Kondisi lain yang memicu siswa memiliki kemampuan menulis yang rendah adalah pendekatan menulis yang diajarkan tidak menstimulus siswa dalam mengemukakan gagasan agar dapat menghasilkan bahasa tulis yang baik. Pada saat pembelajaran menulis yang sering ditemukan dalam proses belajar mengajar adalah pembelajaran menulis yang berpola pikir, tulis, dan kontrol.

Senada dengan Priambodo yang menyatakan bahwa rendahnya kemampuan menulis siswa di Sekolah Dasar sering dialami oleh negara – negara berkembang terutama negara Indonesia. Bahkan saat penerapan dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran, belum bisa menulis dengan baik dan benar. Serta memunculkan beberapa fakta bahwa pelajar di Indonesia banyak yang mendahulukan aktivitas membaca dari aktivitas menulis. Oleh karena itu siswa harus belajar menuangkan ide atau gagasan yang bertujuan meningkatkan keterampilan menulis pada jenjang SD.

Herawati juga mendefinisikan bahwa menulis adalah sebuah proses berkomunikasi secara tidak langsung antara penulis dengan pembacanya, sebuah tulisan yang dibuat agar dapat dipahami maksud dan tujuannya. Sehingga menulis dapat pula dikatakan sebagai kegiatan mereaksi atau proses mengemukakan pendapat atas dasar masukan yang diperoleh penulis dari berbagai sumber ide yang tersedia. Sumber ide bisa saja berasal dari segala objek yang mampu merangsang penulis untuk menulis termasuk didalam tulisan lain yang telah dihasilkan oleh orang lain. Senada dengan pendapat Wahyudi, dkk yang menjelaskan bahwa menulis merupakan aktivitas melahirkan dan menggambarkan lambang atau simbol bahasa sehingga orang lain menjadi mudah untuk memahami makna tulisan yang dibuat. Dalam keterampilan menulis harus mencakup ide pokok atau gagasan yang mudah dipahami pembaca, kemampuan untuk menemukan masalah yang ditulis, serta mencakup kosakata dan penggunaan ejaan yang benar.

Di dalam keterampilan menulis mempunyai beberapa tahapan agar sebuah tulisan menjadi tulisan yang bermakna diantaranya tahap pemerolehan ide, tahap pengolahan ide, dan tahap penuangan ide. Tahapan dalam keterampilan menulis biasanya mempermudah siswa dalam proses menuangkan tulisan. Akan tetapi, beberapa siswa kelas rendah terkadang masih bingung mengenai bahasa tulisannya sendiri. Hal ini dikarenakan siswa belum memahami sepenuhnya konsep dasar menulis. Padahal, konsep dasar menulis seharusnya dimiliki oleh masing – masing siswa sejak usia pendidikan anak usia dini. Dalman menyatakan bahwa secara esensial, ada tiga tujuan utama dalam pembelajaran menulis yang diterapkan oleh guru di Sekolah Dasar. Tujuan tersebut antara lain 1) dapat menumbuhkan peningkatan menulis pada diri siswa, 2) mengembangkan kemampuan menulis siswa, dan 3) membina kreativitas siswa dalam menulis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa dalam menulis.

Menulis sebuah karangan sederhana di SD membutuhkan keterampilan menulis dengan menyusun sebuah kalimat utuh menjadi sebuah paragraf dan terbentuk karangan yang utuh. Sebuah karangan sederhana dapat menjadi sebuah karangan yang bermakan apabila isi dan komponen yang ada di dalamnya menarik untuk dibaca. Pada hakikatnya mengarang merupakan proses berpikir dengan cara berangan – angan seseorang yang akan dituangkan ke dalam bahasa tulisan.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk menerapkan sebuah model pembelajaran kontekstual atau sering disebut dengan model pembelajaran CTL. Penulis menggunakan model pembelajaran CTL ini, dikarenakan pembelajaran ini mampu menghubungkan mata pelajaran siswa dengan kehidupan nyata. Nurdin, Syafruddin dan Andriantoni menjelaskan bahwa Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuah hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari – hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran CTL melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator untuk membimbing siswa mendapatkan jawaban dari suatu masalah.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti telah melakukan penelitian pada siswa kelas III menggunakan model pembelajaran CTL terhadap keterampilan menulis karangan sederhana. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan siswa kelas 3 memiliki kemampuan menulis karangan sederhana dengan baik. Oleh karena itu penulis melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap Keterampilan Menulis Karangan Sederhana pada Siswa Kelas III SD Plus Cahaya Budaya”.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pre-eksperiment. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan pre-eksperimen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran CTL terhadap keterampilan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SD Plus Cahaya Budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap sampel penelitian. Perlakuan yang dimaksud dalam penelitian adalah penggunaan model pembelajaran CTL terhadap kelas eksperimen. Pada teknik pengumpulan data menggunakan tes jenis One Group Pretest Posttest Design. Hal ini dikarenakan sebelum diberikan treatment peneliti juga memberikan sebuah tes awal pretest berupa soal essay. Setelah diberikan treatment berupa model pembelajaran CTL, maka peneliti juga memberikan sebuah tes posttest berupa soal essay. Dalam penelitian ini menggunakan sample satu kelas saja dengan design sebagai berikut :

Kelas Pretest Perlakuan Posttest
III O1 X O2
Table 1.One Group Pretest – Posttest Design

Sukardi mengartikan populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Berdasarkan pengertian diatas maka ditarik kesimpulan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Plus Cahaya Budaya. Populasinya berjumlah 23 siswa. Target dalam penelitian adalah satu kelas saja dan pada kelas III hanya terdapat satu kelas saja.

Teknik pengumpulan data menggunakan data berupa tes essay, dan terdiri atas 13 butir soal. Masing – masing butir soal diberikan skor nilai 3 apabila benar, dan skor nilai 0 apabila salah. Berikut ini merupakan prosedur penelitian, diantaranya :

Tahap Persiapan Penelitian

Dalam tahapan ini peneliti menggunakan langkah – langkah diantaranya 1) pembuatan instrumen penelitian, 2) validasi instrumen penelitian, 3) perizinan penelitian di SD Plus Cahaya Budaya.

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian, peneliti menyusun langkah – langkah diantaranya : 1) melakukan pretest berupa soal essay untuk mengetahui keterampilan menulis karangan sederhana siswa di dalam kelas, 2) Memberikan treatment model pembelajaran CTL yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan menulis karangan sederhana dengan melakukan beberapa tahapan dari model pembelajaran CTL, 3) Melakukan evaluasi yakni pemberian posttest kepada siswa untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran CTL dalam keterampilan menulis karangan sederhana.

Tahap Akhir Penelitian

Pada tahap akhir penelitian ini adalah pengumpulan hasil data yang diperoleh saat penelitian, selanjutnya melakukan analisis data dan memberikan kesimpulan yang dijadikan laporan hasil penelitian.

Selanjutnya Sugiono menjelaskan analisis data adalah serangkaian kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dilakukan yakni : 1) uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak, 2) uji hipotesis digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh dari nilai yang diperkirakan dengan nilai hasil perhitungan statistika.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan model CTL yang memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran CTL terhadap keterampilan menulis karangan sederhana pada siswa Kelas III dalam keterampilan menulis karangan sederhana pada materi Tema 7 Teknologi transportasi Sub Tema 4 Pembelajaran 1. Dalam penelitian tersebut pengambilan data menggunakan tes tulis berupa soal essay yang diberikan sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (posttest).

Berdasarkan data nilai hasil pretest dan posttest siswa kelas III di SD Plus Cahaya Budaya menunjukkan bahwa kemampuan keterampilan menulis karangan sederhana menggunakan model pembelajaran CTL dapat dilihat dari sebelum diberikan perlakuan atau treatment tergolong rendah dengan nilai pretest yang paling rendah yaitu nilai 36 dan nilai yang tertinggi yaitu nilai 80 dengan rata – rata nilai sebesar 55,30. Sedangkan hasil nilai posttest pada keterampilan menulis yang telah diberikan perlakuan atau treatment menggunakan model pembelajaran CTL menunjukkan nilai terendah yaitu nilai 55,8 dan nilai tertinggi yaitu nilai 91,1 dengan nilai rata – rata sebesar 81,7.

Pada uji normalitas dengan ketentuan nilai α = 0,05 dan jumlah sampel 23, maka diperoleh Ltabel = 0,179. Dengan syarat ketentuan Lhitung yang didapatkan akan dibandingkan dengan Ltabel. Apabila Lhitung > Ltabel maka tolak Ho dan terima Hi. Jika Lhitung < Ltabel maka terima Ho dan tolak Hi. Dapat diketahui bahwa uji normalitas dengan menggunakan Shapiro wilk sig pretest yakni 0,292 > 0,179 sehingga dapat dikatakan data penelitian berdistribusi normal. Sedangkan nilai posttest yakni 0,215 > 0,179 sehingga dapat dikatakan data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan hasil dasar pengambilan keputusan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa data nilai pretest dan posttest kelas III berdistribusi normal.

Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference t Df Sig. (1-tailed)
Lower Upper
Pair 1 PRETEST – POSTTEST -2.61304E1 14.65452 3.05568 -32.46752 -19.79335 -8.551 22 .000
Table 2.Paired Samples Test Menggunakan SPSS’26

Pada perhitungan uji hipotesis diatas, diperoleh sig. (1-tailed) adalah 0.000 dikarenakan nilai sig.(1-tailed) < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap keterampilan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SD Plus Cahaya Budaya. Hal ini juga didukung oleh pendapat Helmiati yang mengatakan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat membangun keterampilan menulis siswa sehingga dapat memudahkan siswa dalam menulis sebuah karangan. Sehingga dapat dikatakan penerapan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SD Plus Cahaya Budaya.

Selain itu dengan peneliti menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, maka diharapkan siswa dapat mengonstruksikan atau menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari. Peneliti juga mengembangkan rasa ingin tahu siswa dengan memberikan pertanyaan serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktivitas bertanya.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengonstruksikan materi pembelajaran dan dapat mengembangkan kemampuan menuangkan ide atau gagasannya dalam bahasa tulis dan membentuk sebuah cerita, yang dibantu melalui model pembelajaran CTL. Sehingga siswa mampu memahami serta menyusun informasi melalui gambar berseri dan mengungkapkan perasaannya dalam bentuk sebuah tulisan karangan sederhana sesuai dengan kemampuan menulisnya masing – masing.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyimpulkan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran CTL terhadap keterampilan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SD Plus Cahaya Budaya. Hal ini dapat dilihat sesuai dengan hasil perhitungan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh sig. (1-tailed) adalah 0.000 dikarenakan nilai sig.(1-tailed) < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap keterampilan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III SD Plus Cahaya Budaya. Model pembelajaran CTL memiliki manfaat dalam proses pembelajaran seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat aktif dalam membangun konsep materi yang telah dipelajari dengan menghubungkannya dalam kehidupan sehari – hari.

References

  1. Abidin, Yunus. (2015). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama
  2. Bambang Prasetyo, dkk. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press
  3. Helmiati. (2012). Model Pembelajaran. Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo
  4. Nafi’ah, S A. (2018). Model - Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI. Jakarta: Ar - Ruzz Media
  5. Nurdin, Syafruddin dkk. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran . Depok: PT Raja Grafindo Persada
  6. Priambodo, B. (2021). Menulis Untuk Belajar dan Berpikir. Lpmp Jatim Kemendikbud, 132
  7. Sandu Siyoto dan Ali. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing
  8. Siddik, Mohammad. (2016). Dasar - Dasar Menulis Dengan Penerapannya. Pakis Malang: Tunggal Mandiri Publishing
  9. Sugiono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif . Bandung: Alfabeta
  10. Sukardi. (2018). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara
  11. Wahyudi, Agus Budi dkk. (2018). Keterampilan Menulis. Surakarta: Muhammadiyah University Press