Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Philosophy. Psychology. Religion
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.4547

The Correlation Between Self-Efficacy and Learning Motivation in 11th Grade of Senior High School


Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Self Efficacy Learning Motivation 11th grade students online learning correlational study

Abstract

This study investigates the correlation between self-efficacy and learning motivation among 11th grade students at SMA Trimurti Surabaya, Indonesia. With the disruption caused by the COVID-19 pandemic, online learning has been implemented to mitigate the spread. A sample of 86 students from a population of 110 was selected for this quantitative research, using Likert-scale self-efficacy and learning motivation scales for data collection. The analysis revealed a positive correlation between self-efficacy and learning motivation (rxy=0.334, p<0.05). The coefficient determination showed that self-efficacy accounts for 11.1% of the variation in learning motivation, while other factors contribute to the remaining 88.9%. These findings imply that students with higher self-efficacy tend to exhibit higher learning motivation. The study highlights the significance of self-efficacy as a potential factor to consider when promoting student motivation in online learning environments, particularly during the COVID-19 pandemic.

Highlights:

  • The study examines the correlation between self-efficacy and learning motivation among 11th grade students in the context of online learning during the COVID-19 pandemic.
  • A sample of 86 students from SMA Trimurti Surabaya was used to gather quantitative data using Likert-scale self-efficacy and learning motivation scales.
  • The findings indicate a positive correlation between self-efficacy and learning motivation, suggesting that students with higher self-efficacy exhibit higher levels of motivation in their online learning endeavors.

Keywords: self-efficacy, learning motivation, 11th grade students, online learning, correlational study

Pendahuluan

Hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar telah menjadi pembahasan yang kerap dilakukan di Indonesia dan bahkan di berbagai belahan dunia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian dengan pembahasan dimaksud. Pada tahun 2012, Rita Kurniawati menerbitkan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa” [1]. Mifta Ayu Pertiwi juga melakukan penelitian serupa dengan judul “Hubungan Efikasi Diri (Self Efficacy) terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V Min 5 Bandar Lampung” [2]. Tidak hanya di Indonesia, Zhang ZJ, Zhang CL, Zhang XG, Liu XM, Zhang H, Wang J, & Liu S pun melakukan penelitian serupa dengan judul “Relationship between Self-Efficacy Beliefs and Achievement Motivation in Student Nurses” [3]. Namun, permasalahan baru muncul seiring dengan penyebaran COVID-19 di seluruh dunia yang mengubah tata cara pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa sekolah.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh UNICEF secara global, terdapat 463 juta anak yang mengalami kesulitan mengakses pembelajaran jarak jauh akibat COVID-19, sementara di Indonesia sendiri, sebanyak 66% dari 4.000 tanggapan survei melalui kanal U-Report yang dilakukan oleh UNICEF menyatakan bahwa siswa merasa tidak nyaman dengan pembelajaran daring di rumah [4]. Hasil survei di atas juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardian Renata [5] pada siswa SMA, sebanyak 52,6% dari 344 siswa menyatakan bahwa selama pembelajaran daring semangat belajarnya menurun, pembelajaran yang kurang efektif selama masa daring yang sering menuntut siswa untuk belajar mandiri cenderung menurunkan motivasi dalam dirinya untuk belajar.

Dari uraian di atas kita ketahui bahwa pembelajaran daring secara tidak langsung berpengaruh pada motivasi diri siswa di seluruh Indonesia, bahkan di dunia. Tak terkecuali di kota-kota besar seperti Surabaya. Berstatus sebagai ibukota provinsi Jawa Timur dan berada di kawasan level 4 yang sekarang menurun ke level 3, menjadikan Kota Surabaya tetap memberlakukan pembelajaran jarak jauh. Berbagai tingkatan Pendidikan dari TK hingga SMA pun tetap menerapkan kebijakan tersebut hingga waktu yang belum bisa ditentukan hingga saat ini.

Menanggapi hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan guru BK, beberapa guru mata pelajaran dan siswa di SMA Trimurti Surabaya dan telah diperoleh data (berdasarkan cacatan BK) setidaknya terdapat 50 persen dari ±200 siswa mengeluhkan materi terkait penjelasan dalam sistem pembelajaran daring yang terjadi beberapa bulan terakhir, khususnya yang paling banyak terjadi di siswa kelas XI yaitu sebanyak 35 persen keluhan dan sisanya berasal dari kelas X dan XII yaitu masing - masing 5 dan 10 persen keluhan. Kemudian peneliti melakukan penyebaran angket sementara kepada total 30 orang siswa dengan masing-masing 10 siswa di tiap jenjang kelasnya. Hasilnya, ditemukan bahwa tingkat motivasi belajar siswa SMA Trimurti Surabaya terdampak oleh sistem pembelajaran daring. Hal ini dibuktikan dengan jumlah respon unfavorable siswa sebanyak 204 respon terhadap total 480 respon yang dapat diberikan dari 16 pertanyaan yang diajukan pada angket sementara. Dampak tersebut paling banyak terjadi pada siswa kelas XI dengan total 79 respon unfavorable. Hal ini mendorong peneliti untuk mengkaji lebih dalam tentang isu motivasi belajar yang dialami siswa-siswi tersebut.

Motivasi belajar menurut Uno pada hakikatnya merupakan suatu dorongan baik internal maupun eksternal pada siswa untuk memunculkan perubahan tingkah laku ke arah suatu tindakan belajar [6]. Aspek-aspek motivasi belajar antara lain adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar, serta lingkungan belajar yang kondusif [7].

Motivasi belajar, sebagaimana dikutip dari Sardiman, didorong oleh faktor eksternal dan internal [8]. Faktor eksternal merupakan segala sesuatu yang berasalah dari luar individu yang memicu keinginan untuk belajar, sedangkan faktor internal dipicu oleh adanya kebutuhan, pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri dan cita-cita. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar adalah efikasi diri individu.

Menurut Bandura efikasi diri merupakan salah satu bentuk strategi belajar pada proses kognitif yang mana berupa keputusan, keyakinan, dan harapan atas sejauh mana ia memperkirakan kemampuan dirinya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan [9].

Menimbang aspek-aspek dan faktor-faktor motivasi belajar yang diuraikan di atas, peneliti menilai penelitian tentang hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar siswa SMA Timurti kelas XI Surabaya sebagai hal yang penting. Hal ini dilandaskan pada tujuan mengidentifikasi penyebab persoalan motivasi belajar siswa untuk dijadikan dasar merumuskan solusi peningkatan motivasi belajar pada siswa tersebut.

Metode Penelitian

Metodelogi dalam penelitian ini menggunakan pendekataan kuantitatif. Kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya [10]. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar. Menurut Azwar, penelitian korelasional bertujuan juga untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi [11]. Perhitungan analisa menggunakan program komputer SPSS 17.0 for windows.

Identifikasi variabel merupakan bagian dari langkah penelitian yang menyatakan secara eksplisit mengenai mengenai semua hal tentang variabel yang perlu di perhatikan dalam suatu proses penelitian [11]. Kerlinger menyatakan bahwa variabel merupakan konstruk (constructs) yang dipelajari [1] . Lebih lanjut, variabel disebut juga sebagai suatu karakter yang diambil dari sesuatu yang berbeda (different value), sehingga variabel merupakan sesuatu yang bervariasi.Dalam penelitian ini mengggunakan 2 variabel, variabel (X) Efikasi Diri dan variabel (Y) Motivasi Belajar. Berikut aspek-aspek efikasi diri menurut Bandura, yaitu : (1) kemampuan menyelesaikan tingkat kesulitan tugas yang tinggi (Magnitude), (2) keyakinan tinggi dalam beradaptasi di segala kondisi (Generality), (3) kemantapan dan keyakinan yang tinggi atas kekuatan dirinya (Strength) [12].

Motivasi belajar siswa adalah dorongan internal pada siswa yang melakukan proses belajar dengan tujuan mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator pendukungnya. Indikator motivasi belajar: (1) keinginan untuk berhasil, (2) kebutuhan untuk belajar, (3) harapan masa depan, (4) penghargaan dalam belajar, (5) kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) lingkungan belajar yang kondusif [7].

Populasi pada penelitian ini sebanyak 110 siswa SMA Trimurti Surabaya kelas XI 2020/2021 sebagai fokus pemilihan sampel penelitian. Pengambilan sampel menggunakan table Isaac dan Michael dengan menggunakan tarif signifikansi atau toleransi kesalahan 5% maka dari itu jumlah populasi 110, sampel yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji keterhubungan anara variabel efikasi diri dengan motivasi belajar adalah 86 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Simple Random Sampling yaitu penarikan sampel secara acak pada populasi yang dianggap homogen [13], dalam hal ini Siswa Kelas XI SMA Trimurti.

Hasil penelitian dianalisis dengan analisis korelasi Product Moment. Sebelumnya dilakukan uji asumsi sebagai syarat analisis penelitian korelasional. Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji linearitas.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Dalam uji asumsi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu uji normalitas dan uji linearitas.

Berdasarkan isi hasil uji normalitas tersebut, maka diketahui nilai signifikansi dari varibel yakni motivasi belajar yang telah diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0,714 ρ > 0,05, disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut distribusinya normal. Dbuktikan dengan table hasil uji normalitas output SPSS 17.0 di bawah ini :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 86
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 9.71955510
Most Extreme Differences Absolute .075
Positive .075
Negative -.044
Kolmogorov-Smirnov Z .698
Asymp. Sig. (2-tailed) .714
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Table 1.Uji Normalitas

Berdasarkan hasil tabel uji linieritas hubungan dilakukan terhadap variabel bebas dengan variabel terikat yaitu efikasi diri dengan motivasi belajar dengan bantuan software SPSS 17.0 for windows diperoleh nilai F = 0,778 dan sig = 0,790> 0,050 yang berarti bahwa korelasinya linier. Ditunjukkan dengan table berikut :

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Motivasi Belajar * Efikasi Diri Between Groups (Combined) 4521.729 43 105.156 .978 .529
Linearity 1007.106 1 1007.106 9.368 .004
Deviation from Linearity 3514.623 42 83.682 .778 .790
Within Groups 4515.306 42 107.507
Total 9037.035 85
Table 2.Uji Linieritas

Berdasarkan hasil uji asumsi di atas, peneliti melakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji korelasi product moment pearson. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terdapat hubungan positif antara Efikasi Diri dan Motivasi Belajar. Berikut tabel uji korelasinya :

Correlations
Efikasi Diri Motivasi Belajar
Efikasi Diri Pearson Correlation 1 .334**
Sig. (2-tailed) .002
N 86 86
Motivasi Belajar Pearson Correlation .334** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Table 3.Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel diatas dapat dketahui bahwa hasil koefisien korelasi (rxy) 0,334 signifikansi 0,002 < 0,050 maka Ha diterima. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara efikasi diri dengan motivasi belajar yang signifikan. Artinya bahwa seharusnya jika efikasi diri tinggi maka motivasi belajar semakin tinggi, begitu pula jika efikasi diri rendah maka motivasi belajar rendah.

Peneliti juga menghitung sumbangan efektif dari Adversity Quotient terhadap motivasi belajar. Besaran pengaruh variabel Adversity Quotient terhadap motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui tabel hasil koefisien determinan sebagai berikut :

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .334a .111 .101 9.777
a. Predictors: (Constant), Efikasi Diri
Table 4.Tabel Uji Determinasi

Berdasarkan tabel hasil uji determinasi diatas diketahui bahwa koefisien Adjusted R Square = 0,101. Ini artinya variabel Adversity Quotient memiliki besaran pengaruh 10,1 % pada efikasi diri dan terdapat 89,9% pengaruh dari variabel lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas XI SMA Trimurti Surabaya selain Adversity Quotient.

Untuk mengetahui tingkat efikasi diri dan motivasi belajar, peneliti melakukan kategorisasi, dimana kategorisasi ini dari tingkat terendah dan tertinggi. Namun sebelum itu, kategorisasi ini membutuhkan nilai mean dan standart deviasi dari variabel efikasi diri dan motivasi belajar. Dibawah ini merupakan nilai Mean dan Standart Deviasi.

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Efikasi Diri 86 62 176 131.29 19.753 390.162
Motivasi Belajar 86 88 144 113.15 10.311 106.318
Valid N (listwise) 86
Table 5.Nilai Mean dan Standart Deviasi

Berdasarkan hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel efikasi diri memiliki nilai standart deviasi 19.753 yang dapat dibulatkan menjadi 19,8 dan nilai mean-nya sebesar 131.29 Atau jika dibulatkan menjadi 131. Sedangkan nilai standart deviasi variabel motivasi belajar yakni sebesar 10.311 atau jika dibulatkan maka nilainya yakni 10 dengan mean 113.15 jika dibulatkan menjadi besaran nilai mean 113.

Kategori Norma Skor
Efikasi Diri Motivasi Belajar
Rendah X ≤ (µ-1,5 σ) X ≤ 150,5 X ≤ 127,5
Sedang (µ-0,5 σ) < X ≤ (µ+0,5 σ) 151,5 < X ≤ 166,5 130,5< X ≤ 136,5
Tinggi ((µ+1,5 σ) > X 217,5 > X 172,5 > X
Table 6.Kategori Norma Skala Efikasi Diri dan Motivasi Belajar

Berdasarkan norma kategori diatas, maka diketahui skor subjek pada masing-masing variabel efikasi diri dan motivasi belajar, yaitu :

Kategori Skor Subjek
Efikasi Diri Motivasi Belajar
∑ Siswa % ∑ Siswi %
Rendah 27 31 % 26 30 %
Sedang 28 32 % 29 33 %
Tinggi 31 37 % 31 37 %
Jumlah 86 100 % 86 100 %
Table 7.Nilai Kategorisasi Skor Subjek

Pembahasan

Berdasarkan tabel kategorisasi diatas skor subjek pada skala efikasi diri dapat disimpulkan bahwa 86 siswa, diperoleh 27 siswa dengan efikasi diri yang rendah, 28 siswa dengan efikasi diri yang sedang dan 31 siswa dengan efikasi diri yang tinggi. Pada skala motivasi belajar, hasil kategori subjek berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dari 86 siswa, diperoleh 26 siswa dengan motivasi belajar yang rendah, 29 siswa dengan motivasi belajar yang sedang dan 31 siswa dengan motivasi belajar yang tinggi.

Dari pembahasan kategori diatas, dapat disimpulkan bahwa siswaa SMA Trimurti Surabaya yang terdiri dari keas XI memiliki efikasi diri dan motivasi belajar yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini diketahui berdasarkan tabel kategori, dimana presentase dan jumlah subjek mayoritas pada kategori tinggi.

Analisis data dengan menggunakan teknik uji korelasi Product Moment Pearson, dengan bantuan melalui SPSS 17.0 for windows, menunjukkan hasil rxy = 0,334 dengan sig = 0.002 < 0.050. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti terbukti, yaitu “Adanya hubungan yang positif dan siginifikan antara Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar pada Siswa SMA Trimurti Surabaya”. Hasil nilai korelasi positif menunjukkan bahwa ada hubungan yang searah yakni semakin tinggi efikasi diri seorang siswa maka semakin tinggi pula motivasi belajarnya. Begitu pula sebaliknya semakin rendah efikasi diri seorang siswa maka semakin rendah pula motivasi belajarnya.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa salah satu yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah efikasi diri. Selain itu penelitian ini juga sekaligus mendukung pendapat sebelumnya bahwa seorang siswa yang mempunyai efikasi diri tinggi akan lebih memiliki motivasi belajar yang tinggi dan siswa dengan efikasi diri yang rendah cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah pula [1].

Pada variabel efikasi diri dapat disimpulkan bahwa 86 siswa, diperoleh 27 siswa dengan efikasi diri yang rendah, 28 siswa dengan efikasi diri yang sedang dan 31 siswa dengan efikasi diri yang tinggi. Pada skala motivasi belajar, hasil kategori subjek berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dari 86 siswa, diperoleh 26 siswa dengan motivasi belajar yang rendah, 29 siswa dengan motivasi belajar yang sedang dan 31 siswa dengan motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan hasil koefisien korelasi (rxy) 0,334 signifikansi 0,002 < 0,050 maka Ha diterima. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara efikasi diri dengan motivasi belajar yang signifikan. Artinya bahwa seharusnya jika efikasi diri tinggi maka motivasi belajar semakin tinggi, begitu pula jika efikasi diri rendah maka motivasi belajar rendah..

Simpulan

Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara efikasi diri dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA Trimurti Surabaya terlihat dari hasil koefisien korelasi 0,334 dengan signifikasi 0,002 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, Hasil nilai korelasi yang positif menunjukkan bahwa ada hubungan yang linier dan searah yaitu semakin tinggi keberadaan efikasi diri pada diri seorang siswa maka semakin tinggi pula motivasi belajarnya. Begitu pula sebaliknya semakin rendah efikasi diri seorang siswa maka semakin rendah pula motivasi belajarnya. Sehingga penelitian ini membuktikan bahwa efikasi diri memberikan kontribusi bagi timbulnya motivasi belajar siswa.

Beberapa temuan yang ada di pembahasan penelitia ini dapat dijadikan sebagai modul sekaligus introspeksi untuk terus meningkatkan motivasi belajarnya dengan memperkaya dan mempertebal antusiasme dan meningkatkan efikasi diri dengan melatih diri untuk lebih mampu mengerjakan tugas yang sulit dan mampu secara mandiri meningkatkan motivasi diri saat mengikuti proses beajar khususnya saat menghadapi tugas-tugas sekolah..

Diharapkan dapat menyediakan sekaligus menjadi pendamping yang dapat membangkitkan antusiasme belajar para siswa. Guru diharapkan lebih kreatif dan komunikatif saat melakukan proses mengajar melalui online. Menjadikan siswa sebagai subjek utama dalam prosesnya, sehingga siswa selalu merasa menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa mayoritas siswa memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi. Pihak sekolah menjaga atau bahkan lebih meningkatkan motivasi belajar yang telah dimiliki oleh siswa. Sekolah dapat memberikan treatment ke tiga penjuru yang menjadi sumber peningkatan efikasi dan motivasi belajar siswa. Yakni dengan meningkatkan kapasitas guru, menciptakan kondisi lingkungan dan kelas yang menyenangkan dan tentunya membuat program-program yang ditujukan untuk meningkatkan efikasi diri siswa.

Diharapkan hasil dan temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu tambahan referensi penelitian berikutnya untuk memperkaya kajian di penelitian berikut-berikutnya. Penulis menyarankan untuk mengembangkan area dan memperluas populasi dalam skala yang lebih besar agar bisa mendapatkan data yang lebih heterogen, karena umumnya beda institusi kondisi efikasi dan motivasi belajar siswa akan sangat berbeda. Agar muatan hasil penelitain selanjutnya lebih kaya dan lengkap, penulis juga berharap peneliti selanjutnya dapat melengkapi dengan pendekatan penelitian yang berbeda salah satunya adalah dengan menggunakan variabel dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar sehingga lebih bisa diketahui efektivitas dari masing-masing aspek motivasi belajar siswa.

References

  1. Kurniawati, Rita (2012). Hubungan Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Siswa. Surakarta; Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  2. Pertiwi, Mifta Ayu (2021). Hubungan Efikasi Diri Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V Min 5 Bandar Lampung; Universitas Negeri Raden Intan Lampung.
  3. Zhang ZJ, Zhang CL, Zhang XG, Liu XM, Zhang H, Wang J, & Liu S (2015). Relationship Between Self-Efficacy Beliefs and Achievement Motivation in Student Nurses; China Institute of Nurse.
  4. Andriani, R., & Rasto, R. (2019). Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 4(1), 80–86.
  5. Renata, Ardian (2021). Konseling Dengan Strategi Restruturisasi Kognitif SertaPengaruhnya Terhadap Efikasi Diri Performansi Akademik. Jurnal Quanta; IKIP Siliwangi.
  6. Monika, M., & Adman, A. (2017). Peran Efikasi Diri dan Motivasi Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal PendidikanManajemen Perkantoran, 1(1), 110-117.
  7. Uno, H. B. (2008). Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan). Jakarta: PT Bumi Akasara.
  8. Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
  9. Romadhan, Raka (2017). Pengaruh Beasiswa Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Sriwijaya; Universitas Sriwijaya
  10. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
  11. Azwar. 2009. Metode Penelitian Edisi Revisi. Yogyakarta; Pustaka Pelajar
  12. Adhim, M.F. (2016). Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Menghafal terhadapPrestasi Menghafal Al-Quran Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2013. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
  13. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. bandung; Alfabeta