Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.4470

Moral Aqidah Learning: Perspectives from Grade 3 Stakeholders


Pembelajaran Aqidah Moral: Wawasan dari Siswa Kelas 3, Guru, dan Orang Tua

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

moral aqidah implementation qualitative research moral formation learning methods

Abstract

This qualitative study investigates the implementation of Akidah Akhlak (Moral Aqidah) learning in shaping the moral development of Grade 3 students at MI AL-KHAWATIM, Arjasa District, Sumenep Regency. The study utilizes data collected through observations, interviews, and document analysis, employing descriptive qualitative techniques for data analysis. The subjects involved in the research include students, teachers, and parents. The findings reveal that the implementation of moral aqidah learning effectively utilizes question and answer sessions, discussions, lectures, and relevant learning resources. The study highlights the advantages of this approach in shaping students' behavior and attitudes towards God, parents, teachers, and themselves. However, challenges such as classroom distractions and limited learning resources were identified. The validity of the data was tested using triangulation. The implications of this research offer insights into improving moral aqidah education and its impact on students' moral formation.

Highlights:

  • Effective implementation of moral aqidah: This study explores the successful implementation of moral aqidah learning, emphasizing the use of various teaching methods and resources.

  • Challenges in moral aqidah education: The research highlights the drawbacks of implementing moral aqidah learning, including classroom distractions, limited resources, and potential confusion among students.

  • Implications for moral formation: The findings of this study provide valuable insights into the significance of moral aqidah education in shaping students' behavior, attitudes, and relationships with God, parents, teachers, and themselves.

Keywords: moral aqidah, implementation, qualitative research, moral formation, learning methods.

Pendahuluan

Pendidikan akhalak merupakan pendidikan yang harus didapatkan dan diajarkan kepada siswa sebagai bentuk usaha untuk bisa menjadi manusia yang memiliki pendirian yang kokoh serta memiliki jiwa yang kuat agar siswa tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan saja tetapi juga mempelajari akhlak yang baik kepada Allah maupun manusia karena pengaruh pendidikan tidak hanya dilihat dari pengetahuan saja namun juga dilihat dari segi akhlak yang baik [1]. Pendidikan aqidah akhlak dapat diartikan sebagai usaha yang sungguh-sungguh agar dapat mengubah akhlak yang buruk menjadi akhlak yang baik karena dapat mempengaruhi kepada kemajuan akhlak yang tidak baik menjadi akhlak yang baik. Terus mengarah kepada kemajuan dari yang tidak baik menjadi lebih baik [2]. Pendidikan akhlak juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam agama islam, Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist yaitu :

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Dari Abu Hurairata yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : ”sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang baik”.

Begitu pentingnya akhlak yang baik dalam kehidupan seorang muslim , baik dalam hubungan kepada sesama manusia maupun terhadap Allah SWT, berkaitan dengan itu tentu sangatlah penting untuk memberikan pendidikan akhlak terutama bagi orang dewasa agar bisa menjadi contoh yang baik bagi masyrakat. Sebagaimana menurut Abdullah al-Darraz dalam karya Ramayulis dan Samsul Nizar, pendidikan akhlak merupakan pembentukan keperibadian seorang muslim yang berfungsi untuk memberikan nilai-nilai keislaman, adapun nilai yag dimaksud yaitu seseorang dalam bersikap ataupun berperilaku sebagaimana keperibadian seorang muslim [3]. Sejalan dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk pengembangangan dan pembentukan akhlak serta membentuk peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan masyrakat, agar supaya dengan berkembangnya potensi siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa. Berdasarkan karakteristik diatas maka sangatlah jelas bahwa dalam pembelajaran akidah akhlak sangat menaruh perhatian pada perilaku seseorang, karena dengan adanya berbagai macam pelanggaran perilaku yang negatif dapat dilakukan oleh anak-anak disekolah. didalam pelajaran akidah akhlak juga terdapat materi-materi yang mengajarkan seorang anak untuk berakhlak mulia, terutama dalam pembentukan akhlak terhadap orang tua dan guru.

Tetapi pada kenyataannya saat ini terjadi kemrosotan akhlak di Indonesia. Kemrosotan akhlak yang terjadi di indonesia akibat dari dampak negatif kemajuan teknologi dan globalisasi [4]. Kemajuan teknologi yang sangat signifikan pada saat ini memberi dampak negatif dikarenakan tidak diimbangi dengan keimanan. Penyebab kemorosotan akhlak di indonesia sekarang ini adalah dengan salahnya dalam memilih pergaulan dan pengaruh teknologi modern yang semakin sulit dikontrol dengan demikian seharusnya kemajuan teknologi diimbangi dengan pembinaan keimanan dan ketakwaan [5]. Kemerosotan akhlak ini juga terjadi pada siswa kelas 3 di MI AL- KHAWATIM, banyak sekali siswa-siswi yang bererilaku tanpa moral didalamnya dan tanpa memiliki akhlak yang baik, hal tersebut seringkali dilihat dari kehidupan sehari-harinya di sekolah dimana anak-anak tersebut sudah berperilaku melawati batasan terhadap guru maupun teman sebaya nya, hal tersebut sangat menghawatirkan untuk kondisi sekarang ini, karena tanpa akhlak dan perilaku yang baik yang tertanam pada diri seseorang maka akan rusaklah keimnan dan ketaqwaan dalam diri seorang anak, jadi sangat penting untuk menanamkan perilaku dan akhlak yang baik sejak kecil agar menjadi terbiasa hingga ketika mereka tumbuh dewasa dan menjadi anak yang selalu berperilaku yang baik sebagaimana aturan islam.

Usaha yang dilakukan oleh Guru MI AL-KHAWATIM Kecamatan arjasa kabupaten sumenep untuk mengatasi masalah kemerosotan akhlak tersebut guru mengadakan berbagai program-program sekolah seperti selalu membiasakan siswa nya untuk membaca surat pendek sebelum memulai pembelajaran, melakukan sholat Dzuhur berjamaah sebelum siswa-siswi pulang, dan selalu memberikan contoh dan perilaku yang baik terhadap anak didiknya, selain itu di MI AL-KHAWATIM juga menerapkan mata pelajaran akidah akhlak karena selain untuk ilmu pengetahuan akidah akhlak juga memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan akhlak baik secara individu maupun secara sosial dan merupakan jalan ilmu yang didalamnya mengajarkan moral-moral yang sesuai dengan ajara islam yaitu mengajarkan tentang keyakinan dan kepercayaan kepada Allah dan tata krama dalam bergaul disekolah maupun diluar sekolah [6]. Pembelajaran akidah akhlak diharapkan agar dapat menumbuhkan keimanan siswa serta memiliki akhlak yang terpuji, pertumbuhan siswa dan pertumbuhan peserta didik dalam segala aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah maupun bahasa. Dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus ditunjang dengan berbagai faktor seperti diantaranya guru atau pendidik, lingkungan, motivasi dan sarana yang relevan. Perkembangan dan sikap moral keagamaan peserta didik berjalan cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana faktor-faktor pembelajaran Akidah Akhlak dapat disediakan dan difungsikan sebaik mungkin [7].

Mewujudkan tujuan tersebut maka mata pelajaran akidah akhlak sangat penting untuk menigkatkan keimanan serta kepercayaan siswa baik itu terhadap Allah maupun manusia karena jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari ternyata masih banyak anak-anak yang kurang paham dan masih belum mengerti bagaimana cara berakhlak yang baik terhadap orang tua serta Guru. Bahkan masih ada anak-anak ada yang ketika berbicara dengan guru ataupun orang tua seperti berbicara dengan temannya sendiri. Menganggap sebagian guru sebagai teman, bukan orang tua. Bahkan tidak jarang siswa memanggil gurunya dengan gurauan. Dapat lihat bahwa adab sopan santun serta akhlak yang baik mengalami penurunan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada generasi muda khususnya remaja yang cenderung kehilangan etika terhadap teman sebaya, orang yang lebih tua, guru, bahkan terhadap orang tuanya. Perubahan-perubahan tersebut mencerminkan perilaku anak-anak jaman sekarang khususnya remaja dikalangan siswa yang sudah yang miskin etika serta akhlak yang baik. Disinilah diperlukan upaya agar dapat membentuk akhlak yang baik pada manusia dalam bidang pendidikan khususnya bagi siswa. Dan allah telah berfirman di surah Al – Isra ayat 23

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya : "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yangbaik."(QS. Al-Isra' 17: Ayat 23)

Dari ayat diatas Allah memerintahkan agar kita tidak menyembah selain Allah serta perintah untuk selalu berbuat baik kepada kedua orang tua, serta berakhlak yang baik dan tidak mengatakan perkataan-perkataan yang tidak baik. beberpa tahun terakhir ini di indonesia sudah krisis akhlak terhadap orang tua dan guru bahkan mereka tidak menjadikan guru sebagai panutan yang baik dan tidak menghormati gurunya. Jadi disinilah penerapan pembelajaran akidah akhlak dalam membentuk akhlak mulia terhadap orang tua dan guru. Dipelajaran kelas 3 telah diajarkan akhlak terpuji baik itu kepada orang tua dan guru, tidak menyakiti hatinya, bersikap dan bertutur kata yang sopan dan lemah lembut. Penulis bermaksud mengadakan penelitian di MI AL- KHAWATIM Kecamatan arjasa Kabupaten Sumenep dikarenakan memiliki permasalahan yang sama dalam pembentukan akhlak yang baik sesuai latar belakang maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “implementasi pembelajaran akidah akhlak dalam pembentukan akhlak terhadap orang tua dan guru”

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti ingin mengetahui secara langsung implementasi pembelajaran akidah akhlak dalam pembentukan akhlak terhadap orang tua dan guru pada siswa kelas III MI AL-KHAWATIM kecamatan Arjasa kabupaten Sumenep. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memaparkan serta menguraikan suatu aktifitas sosial, kejadian, fenomena dan pemahaman orang secara individual atau kelompok [8]. Subyek dari penelitian ini adalah guru, orang tua dan siswa kela 3 MI AL-KHAWATIM Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini di dapatkan dari guru akidah akhlak kelas 3, orang tua dan siswa kelas III MI-AL KHAWATIM Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep. Sedangkan data sekunder didapatkan dari dokumentasi dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Implementasi Mata Pelajaran Akidah Akhlak Dalam Membentuk Akhlak Yang Baik Bagi Siswa Terhadap Orang Tua dan Guru

Implementasi pembelajaran akidah akhlak guru kelas 3 di MI AL - KHAWATIM tidak berbeda jauh dengan strategi yang dilakukan oleh guru sekolah lain ketika mengajar, mereka selalu memberikan yang terbaik kepada siswanya untuk mencapai tujuan dan target pembelajaran. Upaya yang dilakukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal yaitu dengan guru sebagai motivator dalam menerapkkan pembelajaran yang bermakna pada saat pembelajaran belangsung. Guru dapat mengggunakan berbagai sumber belajar dan selain itu keaktifan siswa dikelas juga harus diperhatikan untuk dapat dijadikan tolak ukur guru sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran akidah akhlak, selain itu juga guru memberikan penghargaan terhadap siswa yang rajin dan pintar dan siswa yang memiliki akhlak yang baik seperti memberikan Hadiah kepada siswa tersebut.

Pendidik juga tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi bagaimana juga memberikan bimbingan kepada siswa, jadi bukan hanya otaknya yang kita cerdaskan tetapi sepritualnya juga kita relegiuskan. Implementasi pembelajaran akidah akhlak guru sangat penting terhadap siswanya, semua yang dilakukannya akan menjadi penentu kualitas akhlak siswa , oleh sebab itu guru dituntut untuk melakukan yang terbaik untuk siswanya dalam melakukan proses pembelajaran [9].

1. Penerapan proses pembelajaran akidah akhlak di MI AL-KHAWATIM.

Berdasarkan proses pembelajaran, guru memiliki peran yang utama dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, sebagai seorang guru berkewajiban untuk melakukan yang terbaik untuk peserta didiknya dan sekarang terdapat beberapa perubahan dari siswa yang sebelumnya terdapat beberapa anak yang memiliki sikap yang kurang baik kepada guru contohnya pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa murid yang tidak mendengarkan ada yang berbicara bersama temannya dan ada juga yang menggambar sehingga tidak menyimak pada saat pembelajaran berlangsung sekarang siswa sudah menjadi lebih baik dan sudah mendengarkan guru serta bisa memberikan tanggapan katika guru menjelaskan, meskipun ada beberapa yang masih bandel akan tetapi sudah mulai berkurang .

Pernyataan Narasumber dibenarkan oleh orang tua siswa yang menyatakan “setelah dipelajari akidah akhlak disekolah anak saya sudah mengalami berbagai perubahan diantaranya seperti, biasanya ketika ingin keluar rumah sebelumnya tidak berpamitan dan sekarang sudah berpamitan,sering melakukan sholat dan ngaji dan bertutur kata yang baik”. Hal tersebut juga dirasakan oleh orang tua siswa lain, yang anaknya juga mengalami perubahan tingkah laku setelah belajar akidah akhlak disekolah “setelah anak saya belajar akidah anak saya mengalami banyak perubahan sekarang contohnya seperti sering membantu saya dan sekarang sudah berperilaku yang baik terhadap ibu bapaknya dan terdapat perubahan juga terhadap dirinya sendiri anak saya sering melaksanakan sholat ke wakaf dan ketika sholat dirumah seering berdoa tanpa disuruh”.

2. Metode pembelajaran akidah akhlak di MI AL-KHAWATIM

a. Diskusi

Di MI AL-KHAWATIM guru menggunakan metode belajar diskusi tujuannya agar siswa dapat berani berbicara didepan teman- temannya serta tidak takut untuk mengungkapkan pendapatnya.

b. Tanya jawab

Dengan metode Tanya jawab Guru dapat memberikan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa dihaaruskan untuk menjawab kemudian siswa lain nya bebas menanggapi sehingga terbentuknya suasana belajar yang aktif.

c. Ceramah

Metode ceramah yang diterapkan oleh guru di MI AL- KHAWATIM , Dengan metode ceramah guru menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan buku yang digunakan , kemudian siswa cukup mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru Guru juga memberikan Tanya jawab ketika selesai menjelaskan materi guna untuk bisa mengingat pembelajaran yang sudah di jelaskna oleh guru. Meskipun hanya menggunakan metode pembelajaran tersebut akan tetapi sangat membantu dan berperan penting dalam proses pembelajaran.

3. Sumber belajar Akidah akhlak kelas 3 MI AL-KHAWATIM

Sumber belajar MI AL-KHAWATIM Yaitu menggunakan buku akidah akhlak dan buku-buku yang berkaitan dengan pelajara akidah akhlak sebagaimana yang dinyatakan oleh Guru akidah akhlak: “sumber belajar yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung di Kelas III yaitu menggunakan buku-buku sekolah dan buku-buku yang berkaitan dengan akidah akhlak selain itu guru juga sering menasehati dan memberikan motivasi agar siswa- siswinya selalu berperilaku baik terhadap orang tua, guru maupun teman-temannya, dan tidak boleh membantah orang tua maupun Gurunya karena apa yang dilakukan oleh guru dan orang tua itu juga untuk kebaikan anak nya.

4. Faktor Pendukung dalam Pembentukan Akhlak Anak

a. Guru

Guru atau pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepada siswa dalam perkembangan jasmani dan rohani nya agar mampu melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Allah, guru memiliki tugas yang penting dalam dunia pendidikan memiliki akhlakul kharimah supaya anak-anak dapat menirunya.

b. Orang tua

Orang tua sangat berperan penting dalam mendidik serta dalam pembentukan akhlak anaknya. Hal ini dikemukakan oleh guru akidah akhlak dari kelas 3 MI AL-KHAWATIM dengan ringkas yang menyatakan “Dalam meningkatkan kualitas dan motivasi dalam pembentukan akhlak anak tentunya ada berbagai faktor pendukung yaitu Faktor pertama yaitu tergantung dari guru itu sendiri dan faktor yang kedua yaitu orang tua, karena orang tua sangat berpengaruh terhadap anaknya, perilaku orang tualah yang akan menjadi contoh bagi anak -anaknya”.

5. Penerapan Akhlak Siswa Kelas 3 Ketika Berada Didalam Maupun di Luar Kelas

Pembentukan Akhlak merupakan pelajaran yang sangat penting diajarkan disekolah, seperti hal nya akhlak yang baik terhadap Allah, pada hakikatnya akhlak merupakan sikap dan perilaku yang melakat pada diri manusia jadi penanaman akhlak harus di ajarkan sejak dini untuk terciptanya anak-anak yang berakhlak baik, berperilaku yang sesuai dengan yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw. Dalam menerapkan pembentukan akhlak bagi anak guru disekolah selalu mengajarkan, menceritakan dan mencontohkan perilaku-perilaku yang baik, guru dalam mengajarkan materi pelajaran akhlak selalu menekankan dan memperhatikan akhlak anak tanpa terkecuali, selain itu untuk penerapan akhlak anak-anak diwajibkan untuk membaca buku pelajaran agar lebih cepat mengingat materi yang diajarkan. Guru juga mencontohkan akhlak yang baik terhadap orang tua, diri sendiri serta teman sebaya, dan menyuruh siswa siswi untuk selalu membaca surah-surah pendek sebelum mulai pembelajaran, dan sholat berjamaah di masjid sebelum pulang sekolah, hal inilah yang kemudian membuat siswa terbiasa melakukan hal-hal yang baik, untuk lebih memotivasi siswa guru juga sering memberikan penghargaan terhadap siswa yang rajin, pintar dan menerapkan apa yang guru ajarkan [10]

6. Hambatan pembelajaran akidah akhlak dalam pembentukan akhlak

Dari hasil wawancara dokumentasi hambatan proses pembelajaran akidah dalam pembentukan akhlak terhadap siswa yaitu sudah meningkat dari segi perilaku anak-anak sudah berperilaku yang baik terhadap guru,teman nya disekolah dan sudah melakukan hal-hal yang mencotohkan perilaku yang baik terhadap Allah seperti halnya selalu membaca surah-surah pendek sebelum memulai pelajaran, selalu ikut sholat berjamaah sebelum pulang, dan ke guru juga selalu bertutur kata yang baik, sopan. Hanya saja masih terdapat kekurangan didalam proses belajar, hal tersebut disebabkan karena sumber belajar dan media pembelajaran yang tidak lengkap, serta suasana kelas yang kurang mendukung, hal ini disebabkan karena didalam satu ruangkan itu kadang terdiri dari dua kelas sehingga membuat kelas menjadi lebih ramai dan kefokusan siswa merasa terganggu, jadi beberapa siswa yang merasa terganggu tidak mendengarkan pembelajaran berlangsung [11].

Kelebihan dan Kekurangan Dari Penerapan Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Membentuk Akhlak Yang Baik Bagi Siswa Terhadap Orang Tua Dan Guru

1. Kelebihan dalam pembelajaran akidah akhlak

Dalam pendidikan mata pelajaran akidah akhlak merupakan mata pelarajaran sangat penting untuk di ajarkan karena berhubungan dengan pembentukan pribadi peserta didik. Pendidikan akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlak yang baik, akhlakul kharimah sehingga menjadikan anak yang sholeh selalu berperilaku baik, baik terhadap Allah, orang tua, guru serta sesama manusia.adapun kelebihan dalam pembelajarn akidah akhlak di MI AL-KHAWATIM Yaitu sebagaimana di kemukakan oleh guru akidah akhlak kelas 3: “Kelebihan pembelajaran akidah akhlak terhadap siswa kelas 3 siswa yaitu terbentuknya akhlak yang ebih baik daripada sebelumnya, siswa semakin perilaku lebih sopan terhadap guru, serta teman-temannya”.

2. Kekurangan dalam pembelajaran akidah akhlak

Berdasarkan metode yang digunakan oleh guru tersebut adapun beberapa kekurangan dalam penerapan guru dalam proses pembelajaran berlangsung diantaranya adalah ada sebagian siswa merasa tidak fokus di karenakan terkadang metode diskusi yang digunakan mengundang kericuan dikelas dan juga disatu ruangan terdapat dua kelas, selain itu sumber belajar yang masih dibilang cukup kurang karena hanya menggunakan sumber belajar buku akidah akhlak dan buku yang berkaitan dengan akhlak [12].

Simpulan

Implementasi pembelajaran akidah akhlak dalam pembentukan akhlak terhadap orang tua dan guru kelas 3 MI AL-KHAWATIM Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi sehingga siswa terkesan aktif didalam kelas meskipun sebagian siswa ada yang tidak mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru, namun metode ini efektif sekali digunakan karena banyak siswa yang berubah karakter akhlaknya yang pada biasanya memiliki perilaku yang tidak baik kepada guru maupun kepada orang tua akan tetapi sekarang sudah ada perubahan perilaku akhlak yang awalnya tidak baik menjadi baik.

Adapun kelebihan dan kekurangan penerapan pembelajaran akidah akhlak dalam membentuk akhlak yang baik bagi siswa terhadap orang tua dan guru di MI AL-KHAWATIM Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep dengan menggunakan metode tersebut membuat siswa senang belajar dan termotivasi serta aktif didalam kelas untuk belajar dan merubah karakter, perilaku siswa sehingga metode ini efektif sekali digunakan namun walaupun demikian ada kekurangan dari metode tersebut yaitu ada sebagian siswa merasa tidak fokus di karenakan terkadang metode diskusi yang digunakan mengundang kericuan dikelas dan juga disatu ruangan terdapat dua kelas, selain itu sumber belajar yang masih dibilang cukup kurang karena hanya menggunakan sumber belajar buku akidah akhlak dan buku yang berkaitan dengan akhlak.

References

  1. Arisanti, D. (2017). Implementasi Pendidikan Akhlak Mulia Di Sma Setia Dharma Pekanbaru . Jurnal Al-Thariqah , Vol.2, No.2.
  2. Chirnawat, S. D. (2022). The Contribution Of Moral Theology (Akidah Akhlak) Education In Ascertaining Student's Personality. Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam , 1-1.
  3. Darojah, S. (2016). Metode Penanaman Akhlak Dalam Pembentukan Perilaku Siswa Mts N Ngawen Gunungkidul . Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2.
  4. Efendi, D. (2019). Proses Pembentukan Aqidah Dan Akhlak Pada Siswa Sekolah Dasar Di Kota Jayapura . Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah , 9-20.
  5. Habibah, S. (2015). Akhlak Dan Etika Dalam Islam . Jurnalpesona Dasar , 73-80. Halik, A. (2018). Peran Manajemen Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam
  6. Pembentukan Akhlakul Karimah . Jurnal Istiqra’ , Volume V Nomor 2 .
  7. Lestari, S. D. (2020). Pengaruh Literasi Akidah-Akhlak Dan Teman Sebaya Terhadap Akhlak Siswa. Pasaman Barat: 2020-06-06.
  8. Mustofa, A. D. (2021). Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Pembentukan Akhlak Siswa Di Mts Ma’arif Karangasem Bali . Jurnal Keislaman Dan Pendidika, Volume 12 Nomer 1.
  9. Nugroho Warasto, H. (2018). Pembentukan Akhlak Siswa (Studi Kasus Sekolah Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy, Cengkareng). Jurnal Mandiri, 65-86.
  10. Prasari Suryawati, D. (2016). Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Di Mts Negeri Semanu Gunungkidul . Pendidikan Madrasah, 1-2.
  11. Putra, P. (2017). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak (Studi Multi Kasus Di Min Sekuduk Dan Min Pemangkat Kabupaten Sambas). Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Volume 9,Nomer 02
  12. Rahayu, P. D. (2021). Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dan Perilaku Siswa . Journal Of Nusantara Education , 19-26.
  13. Rahayu, P. D. (N.D.). Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak Dan Perilaku Siswa . Journal Of Nusantara Education .
  14. Rizki Hafitl, H. D. (2020). Hubungan Lingkungan Sekolah Dengan Akhlak Siswa Kelas Viii Di Mts Al-Muhajirin Tanah Sareal Kota Bogor . Journal Ilmu Pendidikan, Volume Ix, Nomor 1.
  15. Rosyidah. (2015). Pengaruh Media Sosial Terhadap Penyimpangan Perilaku Pada Siswa. Journal Pendidikan, Vol. Xiv, No. 2.
  16. Samiyati, Q. (2020). Perancangan Aplikasi Observasi Bakat Siswa Sekolah Alam Kubang Raya Berbasis Mobile Android . Journal Homepage, Vol. 6, No. 2.
  17. Suandi Hamid, E. D. (2011). Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan , 45-55.
  18. Syamsiah, Z. D. (2021). Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Dalam Belajar Di Kelas (Studi Kasus Di Min 4 Langsa) .
  19. Indonesian Journal Of Multidisciplinary Islamic Studies , 33-42.
  20. Z, S. D. (2021). Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Dalam Belajar Di Kelas (Studi Kasus Di Min 4 Langsa) . Of Multidisciplinary Islamic Studies , 33-42.
  21. Zamroni, A. (2017). Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak . 2-12.