Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.4044

Implementation of Scouting Extracurricular Activities during the Covid19 Pandemic Period


Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada masa Pandemi Covid19

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Scout Extracurricular Activities COVID-19 pandemic Implementation Advantages Disadvantages

Abstract

This study investigated the implementation, advantages, and disadvantages of Scout Extracurricular Activities during the COVID-19 pandemic at SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo. The research utilized qualitative descriptive methods, including interviews, observations, and analysis of school documentation. The findings revealed that the online system was the most effective alternative for conducting Scouting Extracurricular activities during the pandemic. The advantages of online scouting activities included efficiency, time and energy savings, flexibility in learning locations, relaxed student participation, and customizable learning settings. However, there were also drawbacks, such as unpreparedness of parents and students for online systems, the need for internet access, limited communication tools, suboptimal material delivery and reception, and time constraints. These findings highlight the importance of educators, students, and parents in adequately preparing for both online and offline learning models. Additionally, it emphasizes the need for innovative approaches, such as blended learning methods combining online and offline systems.

Highlights: 

  • The implementation of Scout Extracurricular Activities during the COVID-19 pandemic at SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo is carried out using an online system as the best alternative.

  • Advantages of online scouting activities include efficiency, flexibility, and relaxed student participation.

  • Disadvantages of online scouting activities include unpreparedness, limited access, and suboptimal material delivery.

Keywords: Scout Extracurricular Activities, COVID-19 pandemic, Implementation, Advantages, Disadvantages

 

Pendahuluan

Pada era revolusi Industri 4.0 saat ini pendidikan memiliki tantangan tersendiri yang perlu menjadi perhatian berbagai pihak. Revolusi industri 4.0, menurut Syamsuar dan Reflianto, merupakan era digital yaitu ketika semua sistem terhubung melalui sistem internet atau cyber system. 1]

Pendidikan yang ideal tentu membutuhkan sistem yang baik untuk dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan lembaga pendidikan dalam kurikulumnya. Salah satu hal yang dapat dilakukan lembaga pendidikan adalah melakukan penilaian untuk mengetahui hasil pembelajaran yang dilakukan pendidik, ada juga kegiatan praktikum serta pembuatan produk yang dihasilkan dari penugasan siswa di sekolah.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab II pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2]

Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan maka diperlukan pengembangan terhadap aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik peserta didik. Hal ini tentu tidak dapat di dapatkan melalui kegiatan belajar mengajar di dalam kelas semata, sehingga di butuhkan kegiatan di luar jam belajar mengajar untuk memperdalam dan mengembangkan ketiga aspek tersebut yaitu dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Wahjosumidjo menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, tercantum dalam susunan program yang telah disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah merupakan definisi kegiatan Ekstrakurikuler. 3] Dengan kata lain kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pembelajaran di sekolah, terorganisir, memiliki program yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan keadaan yang tertuang dalam kurikulum sekolah.

Senada dengan hal tersebut, kegiatan ekstrakurikuler yang di kembangkan oleh sekolah beragam adanya, namun demikian kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan menjadi satu-satunya kegiatan ekstrakurikuler yang wajib ada pada satuan pendidikan. Menurut Didik Daryanto, kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang termaktub dalam Kurikulum 2013 ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. 4]

Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan harus diselenggarakan secara sistematis dan terorganisir dengan baik sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada satuan pendidikan guna mewujudkan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 5] Hal ini didasarkan pada besarnya minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka serta pentingnya materi yang diajarkan dalam pelaksaan kegiatan keparamukaan tersebut.

Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah metode untuk menganalisa data yang didapatkan di lapangan agar menjadi sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, penelitian memiliki tujuan untuk mencermati sebuah objek tertentu dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh sebuah informasi untuk memecahkan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh seorang peneliti. 6]

Sementara itu, sugiyono mengatakan bahwa metode penelitian adalah sebuah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam sebuah penelitian harus memperhatikan empat hal, yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan keguanaan tertentu.

Dalam sebuah penelitian dapat dikatakan sebagai penelitian yang baik apabila dilakukan secara ilmiah dengan memenuhi beberapa hal, yaitu

Rasional

Penelitian harus dilakukan secara masuk akal sehingga dapat di nalar oleh akal manusia. Secara umum dapat dipahami bahwa sebuah penelitian dapat dikatakan rasional apabila dalam melakukan penelitian menggunakan teori

Empiris

Sebuah penelitian yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia sehingga orang bisa mengamati dan mengetahui cara yang di gunakan peneliti dalam melakukan penelitian.

Sistematis

Proses yang dilakukan seorang peneliti dalam melakukan penelitian dilakukan dengan menetapkan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis, masuk akal. 7]

Berdasarkan ketiga unsur penting dalam penelitian yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis menetapkan penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Berkaitan dengan penelitian ini adalah adanya kesinambungan antara implementasi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo pada masa pandemi covid19 terhadap pola pembelajaran siswa. Maka dapat dikatakan dampak atas implementasi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan memiliki dampak yang penulis sebut sebagai kelebihan dan kelemahan atas pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan pada masa pandemi covid19. Dengan demikian, penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan gambaran secara rinci mengenai proses implementasi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo.

Hasil dan Pembahasan

A. Identifikasi

Kelurahan Gebang sebagai lokasi berdirinya SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo

Kecamatan Sidoarjo adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten sidoarjo. Kecamatan Sidoarjo memiliki kurang lebih 24 Desa dan Kelurahan yang terdiri dari berbagai latar belakang kondisi sosial berbeda-beda. Letaknya yang berada pada pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo menjadikan Kecamatan Sidoarjo menjadi sentral serta percontohan bagi perkembangan kecamatan-kecamatan lain yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

Berkaitan dengan hal itu, kecamatan sidoarjo memiliki keunggulan seperti yang terdapat pada Kelurahan Gebang. Kelurahan Gebang secara geografis, terletak di timur kecamatan sidoarjo kabupaten sidoarjo provinsi jawa timur. Luas wilayah kelurahan gebang secara geografis 1.222,89 Ha. 8]

Kelurahan gebang sendiri terdiri dari empat dusun, diantaranya adalah dusun gebang, dusun dadungan, dusun kalikajang dan dusun pucu’an. Dari empat dusun, dua diantaranya berada di wilayah paling timur, lebih tepatnya berada pada wilayah pesisir kecamatan sidoarjo. Meskipun dua dusun terletak di wilayah dekat pantai dengan di dominasi penduduknya yang bekerja sebagai nelayan, petani dan peternak ikan.

Masyarakat kelurahan gebang terus melakukan inovasi dan berkembang mengikuti perkembangan yang ada, baik dalam bidan pembangunan, pendidikan, sosial dan sebagainya.

Profil SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo

Dalam sebuah penelitian, lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang harus kita kenal, dengan melihat latar belakang kondisi ekonomi, sosial, religius dan tingkat pendidikan warga masyarakatnya. Hal ini bertujuan agar kita dapat melakukan analisis serta dapat mengambil kesimpulan pada saat melakukan peneiltian. Oleh karena itu, pemaparan tentang profil Sekolah Dasar Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo menjadi sangat penting untuk penulis sajikan.

Sekolah Dasar Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo merupakan Sekolah Negeri yang berada di timur Kecamatan Sidoarjo. Dengan kondisi perekonomian dan latar belakang pendidikan yang beragam jenjangnya, maka Sekolah Dasar Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo menjadi salah satu penopang pendidikan bagi masayarakat pinggiran di kecamatan sidoarjo bagian timur.

Sementara itu, menurut hariyono, Kepala SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo. Beliau berpendapat tentang keberadaan SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo sebagai lembaga pendidikan, sebenarnya telah memenuhi unsur-unsur penting seperti terpenuhinya sarana dan prasarana, kurikulum yang relevan sehingga patut untuk menyelenggarakan kegiatan sebagai lembaga pendidikan yang baik.

Lebih lanjut SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo telah memiliki profil sekolah yang jelas, memiliki personil sebagai pengelolah dan pelaksana kegiatan belajar mengajar, memiliki sarana dan prasarana serta memiliki peserta didik. Tanpa adanya unsur-unsur tersebut, niscaya SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo tidak akan bisa di sebut sebagai sebuah lembaga pendidikan yang baik.

Dari hasil wawancara diatas, penulis dapat memetakan kondisi SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo yang menjadi data penting bagi penelitian ini. Oleh karena itu, untuk dapat memahami kondisi Sekolah Dasar Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, maka penulis memaparkan profil sekolah berdasarkan data yang sudah ter-record pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 9]

Dari data tersebut, dapat kita pahami bahwa SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo yang berdiri sejak tahun 1977 dengan kondisi saat ini yang telah memiliki kelengkapan menjadi Lembaga Pendidikan yang di akui oleh pemerintah sebagai sekolah Dasar Negeri. Hal ini di buktikan dengan memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) serta diterbitkannya Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) oleh Kementerina Pendidikan dan Kebudayaan yang saat ini menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

a. Visi dan Misi dan tujuan SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo

Kurikulum sekolah adalah landasan dasar untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo. Dengan melihat kurikulum sekolah yang telah disusun, maka kita bisa memahami makna visi, misi dan tujuan sekolah itu sendiri.

Berdasarkan kurikulum sekolah yang telah disusun oleh SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo. Maka penulis perlu memaparkan visi dan misi SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo dapat penulis paparkan sebagai berikut :

Visi

Unggul dalam prestasi, tangguh, berIptek dan Imtaq serta berbudi pekerti luhur.

Misi

  1. Menyeimbangkan perkembangan Intelektual, emosi dan spiritual sehingga terbentuk pribadi unggul dan berkualitas.
  2. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
  3. Melaksanakan berbagai kegiatan yang berbasis agama untuk mempertebal Imtaq
  4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan sarana penunjang pendidikan.
  5. Meningkatkan dan mengembangkan IPTEK
  6. Menjalin kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.

Tujuan

Tujuan SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo sesuai dengan yang telah di tulis dalam kurikulum sekolah yaitu :

  1. Tercapainya prestasi akademik dan non akademik yang tinggi.
  2. Terlaksananya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
  3. Terwujudnya budaya disiplin, sehat, indah dan berperilaku santun.
  4. Terciptanya lingkungan sekolah dengan 7K.
  5. Terciptanya sekolah pelopor penggerak di lingkungan masyarakat sekitar.

Indikator Visi, Misi dan Tujuan SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo

Indikator Visi

  1. Unggul dalam perolehan UAS
  2. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke SMP Negeri
  3. Unggul dalam lomba olaraga dan seni
  4. Unggul dalam disiplin
  5. Unggul dalam aktivitas keagamaan

Indikator Misi

Berdasarkan Visi diatas Misi SD Negeri Gebang I yang berorientasi pada Managemen Berbasis Sekolah (MBS) dirumuskan sebagai berikut :

  1. Menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat yang yang melibatkan semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah serta kelompok Stoke Holder yang berorientasi pada partisipasif
  2. Melakukan pembelajaran secara efektif dan efisien dan menyenangkan sehingga siswa berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki.
  3. Menumbuhkan budaya raih prestasi sekolah dengan semangat belajar secara efektif.
  4. Memberdayakan potensi sekolahdan mendorong setiap siswa untuk mengenali potensinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
  5. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif agar tercipta suasana yang menyenangkan disekolah yang membuat semua menjadi betah di sekolah.
  6. Mengembangkan sumber belajar sekolah sebagai wahana peningkatan kualitas pembelajaran.
  7. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan norma- norma, nilai- nilai moral, budi pekerti, dan etika di sekolah dan masyarakat. Mengembangkan budaya transparansi dalam pengelolaan sekolah.

Tujuan

Dalam kurikulum yang di susun oleh SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, memiliki tujuan pada tahun 2020 – 2024 antara lain :

  1. Rata-rata nilai UN mencapai minimal 8,0
  2. Jumlah lulusan yang melanjutkan ke SMP mencapai 100 %
  3. Memiliki tim olaraga minimal 3 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat kabupaten
  4. Memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara setingkat kabupaten
  5. Pelanggaran Disiplin siswa paling tinggi 0,5 persen
  6. Menjadi juara Olympiade MIPA tingkat Kecamatan
  7. Mengikuti kegiatan atau pun event tingkat gugus, kecamatan, kabupaten dan nasional
  8. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dengan membuat berbagai kegiatan 10]

b. Jumlah Karyawan dan Siswa

Seperti halnya sebuah lembaga pendidikan pada umumnya, SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo memiliki personil dan jumlah siswa yang tergolong kategori cukup banyak untuk sebuah lembaga pendidikan di wilayah pinggiran kota Sidoarjo.

Tersedianya tenaga pendidikan dan juga tenaga non pendidik pada SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, tentu memiliki pengaruh terhadap minat masayarakat untuk memilih SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo sebagai tempat untuk menitipkan anak sebagai peserta didik. Secara sederhana penulis akan memaparkan jumlah karyawan dan siswa sebagai yang terdiri dari 8 guru kelas, 1 orang guru pendidikan agama islam dan 1 orang guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Sementara itu, pada tahun 2021, data statistik siswa pada SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo tidak mengalami penambahan yang signifikan yang terdiri dari 102 siswa laki-laki dan 110 siswa perempuan. 11]

c. Sarana dan Prasarana Sekolah

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, maka menjadi sebuah keharusan bagi SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo untuk memiliki Sarana dan Prasarana yang memadai sebagai penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Tersedianya sarana dan prasarana tentu menunjang bagi suksesnya berbagai kegiatan siswa, termasuk didalamnya adalah kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan, secara umum sarana dan prasarana yang di miliki oleh SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo meliputi ruang belajar atau gedung sekolah, tersedia ruang perpustakaan, tersedia toilet baik siswa maupun guru dan karyawan, tersedianya halaman sekolah yang nyaman sebagai tempat bermain serta olahraga bagi siswa, terdapat ruang ibadah dan beberapa sarana pendidikan lain yang menunjang dalam kegiatan praktik siswa.

Dengan demikian, SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo dapat kita kategorikan sebagai sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan meskipun berada pada wilayah pinggiran kota sidoarjo.

B. Implementasi kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo

Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan dengan mengacu pada kurikulum sekolah yang sudah disusun dan di sahkan oleh dinas terkait. Seuai dengan kurikulum yang berlaku, maka SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo menerapkan kurikulum 2013 secara keseluruhan.

Berkaitan dengan penerapan kurikulum pada kegiatan pembelajaran, maka hal ini menunjukkan adanya kepadu padanan antara kurikulum yang telah disusun dengan penerapan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan tambahan di luar kegiatan belajar mengajar menjadi sebuah kesinambungan.

Pada SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, terdapat lima kegiatan ekstrakurikuler, yaitu :

  1. Ekstrakurikuler Pramuka
  2. Ekstrakurikuler Al Banjari
  3. Ekstrakurikuler Menggambar
  4. Ekstrakurikuler Menari
  5. Ekstrakurikuler English Club

Berkaitan dengan penelitian ini, maka kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan menjadi fokus pemmbahasan terkait permasalahan yang akan di kaji. Dilakukan penelitian dengan memetakan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan pada masa sebelum dan saat terjadinya pandemi covid19.

Secara umum, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sebelum adanya pandemi covid19 dilaksanakan secara tatap muka dan dapat berinteraksi langsung dengan guru. Penjelajahan misalnya, dapat dilakukan dengan melakukan praktik penjelajahan lingkungan sekolah, tempat tinggal atau kelurahan sebagai pembelajaran sebelum siswa benar-benar melakukan penjelajahan di luar lingkungan sekolahnya. Penerapan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan pun dapat di praktikkan secara langsung dengan mengadakan kegiatan bakti sosial, kerja bakti dan sebagainya.

Dalam kasus kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, dalam kondisi pandemi covid19, secara praktis segala kegiatan belajar mengajar siswa dilaksanakan secara daring. Hal ini juga berlaku bagi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang seharusnya lebih banyak dilaksanakan secara luring atau langsung.

Dalam penerapan kegiatan ektrakurikuler kepramukaan, siswa dituntut untuk mampu mengembangkan pengetahuannya melalui berbagai pengalamannya, hal ini didasari oleh padangan bahwa pengetahuan tidak dapat di transfer dari satu individu ke individu yang lain, sehingga pengalaman yang diperoleh siswa akan membentuk pengetahuan yang utuh.

Peneliti dalam hal ini berasumsi bahwa kondisi saat ini merupakan saat yang tepat bagi siswa untuk mempelajari serta mengembangkan kemampuan dalam merekonstruksi pengetahuan serta pengalaman yang di dapat selama pembelajaran jarak jauh atau daring. Proses pemahaman pengetahuan seperti ini oleh para peneliti disebut sebagai pemahaman konstruktivistik.

Seorang ahli yang bernama English dan Halford, menjelaskan bahwa konstruktivisme mengacu pada teori perkembangan struktur kognitif yang di kembangkan oleh Piaget. Lebih lanjut English menjelaskan pengertian konstruktivisme yang dikenal dari kerja Piaget, yaitu sebuah pendapat yang menyatakan bahwa pengetahuan konseptual tidak dapat ditransfer dari seseorang ke orang lainnya, melainkan harus dikonstruksi oleh setiap orang berdasar pengalaman mereka sendiri. 12]

Senada dengan aliran konstruktivistik, dalam penelitian kualitatif peneliti dituntut untuk memahami responden. Validitas penelitian dituntut dari kemampuan peneliti, dan memerlukan data asli serta mengutamakan proses dari pada hasil penelitian. 13] Dalam merekonstruksi pemahaman pengetahuan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, maka proses pengimplementasian kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo pada masa pandemi covid19 akan memberikan dampak baik bagi pendidik maupun peserta didik.

Untuk membangun pengetahuannya secara aktif, peserta didik diberikan ruang lebih luas untuk dapat mengembangkan bakat serta pengetahuannya, hal ini lah yang dinamakan sebagai proses pembelajaran sesungguhnya menurut aliran konstruktivisme. Manusia menkonstruksi pengetahuan mereka secara individu maupun melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang sesuai. 14]

Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan yang pada dasarnya dirancang untuk memberikan materi yang meliputi pengetahuan dasar, praktik dan membuat sebuah produk sebagai keterampilan siswa, tentu memberikan banyak pengalaman bagi perkembangan pengetahuan siswa. Oleh karena itu, dengan adanya kondisi saat ini pun, kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan yang dilaksanakan secara daring seharusnya tidak mendapat kendala yang berarti dan dapat berjalan dengan baik meskipun ada saja kendala yang dihadapi siswa maupun guru. Diantaranya adalah terbatasnya kepemilikan Handphone atau gawai, sulitnya akses internet bagi siswa, dan sebagainya.

Namun demikian, guru dapat memberikan solusi yang tepat bagi penerapan kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan secara daring tersebut. Oleh karena itu, guru bisa saja melakukan pembelajaran dengan metode blanded, yaitu perpaduan antara pembelajaran daring dan luring. Namun demikian jika pembelajaran secara daring masih bisa diatasi, maka penerapan pembelajaran secara daring menjadi fokus yang tepat bagi siswa dan guru untuk kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan ini.

Berdasarkan uraian diatas, penulis berasumsi bahwa pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan pembelajaran daring dalam kaitannya kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sangat mendukung siswa untuk merekonstruksi pengetahuan yang mereka dapat dari guru melalui materi dan praktik, meskipun tidak bertemu secara langsung. Hal ini juga menjadi penting untuk melatih siswa agar mampu mengembangkan sendiri materi pengetahuan serta kemampuan mengolah kemampuan dalam kegiatan kepramukaan menjadi sangat penting.

Sebelum melakukan kajian lebih dalam, penulis perlu memetakan model pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan baik sebelum adanya pandemi covid19 dan ketika kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan ditengah adanya pandemi covid19.

1. Kegiatan belajar mengajar sebelum pandemi covid19

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, sebuah lembaga dan pelaksana kegiatan perlu mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan dan tercantum dalam kurikulum sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu bentuk kegiatan di luar jam pelajaran yang juga mengacu pada program sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi kegiatan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, meberikan gambaran bahwa selain belajar siswa juga membutuhkan kegiatan di luar jam pembelajaran sebagai modal untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Lebih lanjut Sudjana menjelaskan bahwa untuk dapat memahami dan menilai sebuah pembelajaran didasarkan pada tiga bagian penting, yakni Ranah Kognitif, Ranah Afektif, dan Ranah Psikomotorik. 15]

Kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara luring, penyampaian materi, memberikan contoh mengolah skill dan keterampilan, serta melakukan transfer nilai-nilai sosiol spiritual kepada peserta didiknya. Hal ini tentu nya tidak bisa dilakukan oleh peserta didik pada jenjang sekolah dasar dengan tanpa adanya bimbingan serta pemberian contoh secara langsung.

Secara umum, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sebelum adanya pandemi covid19 dilaksanakan secara tatap muka dan dapat berinteraksi langsung antara peserta didik dengan guru (pembina). Kegiatan penjelajahan misalnya, dapat dilakukan dengan melakukan praktik penjelajahan lingkungan sekolah, tempat tinggal atau kelurahan sebagai pembelajaran sebelum siswa benar-benar melakukan penjelajahan di luar lingkungan sekolahnya. Penerapan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan pun dapat di praktikkan secara langsung dengan mengadakan kegiatan bakti sosial, kerja bakti dan sebagainya.

Beberapa point penting yang penulis sampaikan diatas memberikan gambaran bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan secara luring atau langsung tentu memiliki nilai tersendiri meskipun pelaksanaannya dilakukan di luar jam efektif sekolah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan menjadi kegiatan di luar jam pelajaran yang memberikan out put lebih banyak bagi perkembangan siswa jika dibandingkan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya.

Senada dengan yang penjelasan diatas, maka pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 63 Tahun 2014 menyebutkan bahwa kegiatan kepramukaan menjadi kegiatan diluar jam pelajaran yang wajib untuk di ikuti oleh semua peserta didik. 16] Sehingga PERMENDIKBUD no 63 tersebut dapat dijadikan sebagai dasar hukum yang kuat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di sekolah.

Berdasar data yang peneliti dapatkan, dapat kita tarik simpulan sementara bahwa pembelajaran yang di laksanakan secara luring atau tatap muka bagi pendidik memiliki tingkat efisiensi, menarik dan tepat sasaran karena antara pendidik dan peserta didik dapat melakukan interaksi secara langsung. Hal ini tentu memberikan dampak pada perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa.

Senada dengan hal tersebut, penerapan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan secara langsung juga mempunyai dampak signifikan bagi pembina maupun anggotanya. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa sebelum adanya pandemi covid19.

Salah satu contoh kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan sebelum adanya pandemi covid19 adalah kegiatan penjelajahan, kegiatan perkemahan di sekolah, latihan membuat tandu, menghafalkan sandi morse dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan diatas tentunya mengalami kesulitan jika diterapkan pada kondisi pandemi covid19 saat ini.

Beberapa kelebihan pembelajaran secara luring, tatap muka atau langsung, yang dilaksanakan oleh SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, penulis memaparkan sebagai berikut :

  1. Siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh pembina pramuka secara langsung. Baik materi berupa bacaan, hafalan, pengenalan dan praktik sandi dan materi life skill lainnya
  2. Siswa dapat melakukan koreksi maupun bertanya kepada pembina secara langsung apabila mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan
  3. Siswa dapat melakukan interaksi sosial lebih mudah dan lebih baik dengan pembina, sesama anggota pramuka maupun dengan lingkungan
  4. Penyampaian materi oleh pembina dapat disesuaikan dengan kondisi setelah melakukan analisis terhadap kondisi anggota pramuka
  5. Pembentukan karakter anggota pramuka menjadi lebih mudah
  6. Karakter anggota pramuka dapat dinilai dengan tepat dan lebih valid
  7. Meminimalisir adanya lost contact atau missed communication
  8. Bagi pembina dan anggota pramuka, dapat mengembangkan pengetahuannya tentang pramuka
  9. Media pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dapat dimanfaatkan secara langsung

Beberapa kelebihan penerapan pembelajaran luring atau dengan tatap muka tersebut, tentu tidak lepas dari kebijakan berbagai pihak, termasuk didalamnya adalah penerapan kurikulum sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Kegiatan pramuka yang disampaikan dalam pertemuan tatap muka lebih efektif karena siswa dapat berinteraksi secara langsung. Sehingga terjadinya ketidakpahaman siswa terhadap materi sangat minim meskipun ada kemungkinan seperti itu. Sementara itu, kelemahan-kelemahan dalam kepramukaan secara langsung juga banyak. Seperti siswa jadi sering ngomong sesama teman, perhatian kadang teralihkan dari adanya kegiatan di luar dugaan, anggota pramuka membutuhkan banyak waktu untuk belajar bersama, dan sebagainya.

Sementara itu, berbeda dengan kelebihan pembelajaran luring atau tatap muka, dapat kita petakan beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran luring atau tatap muka didalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Salah satunya adalah sebagai berikut :

  1. Waktu yang dibutuhkan terlalu terbatas dengan penyampaian materi yang beragam
  2. Mengharuskan adanya pertemuan langsung antara pembina dengan anggota pramuka
  3. Sangat memungkinkan terjadinya hal-hal di luar dugaan

Dari dua pendapat diatas, penulis melakukan analisis, bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran, termasuk kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan secara luring, sudah dilaksanakan sebelum adanya pandemi covid19. Penerapan kegiatan pembelajaran pun berjalan dengan baik karena siswa dapat bertatap muka serta berinteraksi secara langsung dengan pembina. Oleh karena itu, pembelajaran secara luring atau tatap muka menurut penulis masih menjadi prioritas utama dalam pengimplementasian kegiatan pembelajaran. Sehingga diharapkan dalam kegiatan tatap muka tersebut transformasi keilmuan antara pendidik dan peserta didik dapat berjalan dengan baik.

2. Kegiatan belajar mengajar dimasa pandemi covid19

Merebaknya pandemi virus corona (Covid-19) yang belum menunjukkan adanya perubahan yang baik di lingkungan kelurahan gebang memaksa sebagian dari kita untuk beradaptasi ditengah pandemi tersebut. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang menjadi bagian dari pembelajaran turut mengalami perubahan. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang seharusnya dilakukan secara langsung atau luring, saat ini dilakukan dengan daring.

Pada kondisi saat ini, SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo turut serta menerapkan pembelajaran daring dengan tujuan agar pembelajran bisa tetap berjalan sebagaimana mestinya. Penerapan pembelajaran jarak jauh/daring ini tentu menjadi sebuah keputusan penting yang berimbas pada kondisi guru dan siswa dimana kita ketahui bahwa kondisi di lingkungan maupun dunia sedang di hadapkan oleh permasalahan pandemi Corona Virus Disease (COVID) yang terjadi sejak akhir tahun 2019 lalu.

Adanya pandemi yang saat ini masih belum menemukan titik terang untuk dilakukannya pembelajaran tatap muka membuat kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dilaksanakan dengan cara daring. Di laksanaknnya pembelajaran jarak jauh atau daring pada SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo menjadi penting guna mencegah resiko penularan virus corona di lingkungan sekolah. Setidaknya terdapat dua dampak bagi keberlangsungan pembelajaran di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pertama adalah dampak jangka pendek, yang dirasakan oleh banyak keluarga wali siswa. Kedua adalah dampak jarak panjang yaitu penerapan model pembelajaran yang dirasakan oleh pendidik dan peserta didik dalam menerapkan kegiatan pembelajaran.

Penerapan kegiatan pembelajaran secara daring menurut Hariyono, kepala sekolah SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, menjadi satu-satunya alternatif yang harus dilakukan dan di terapkan sebab tidak ada cara lain sebagai pengganti kegiatan belajar mengajar secara luring pada masa pandemi covid19 selain menerapkan pembelajaran daring. Selanjutnya Hariyono menjelaskan pembelajaran daring yang diterapkan pada masa pandemi covid19 adalah alternatif kegiatan belajar mengajar yang bisa di terapkan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penerapan pembelajaran daring pada saat ini diatur dengan membuat jadwal secara berkala dan dilakukan koreksi serta evaluasi secara berkala untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan didalam pelaksanaannya.

Pembelajaran secara daring tidak hanya dilaksanakan pada SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo saja. Namun hampir semua sekolah di Kabupaten Sidoarjo, bahkan secara Nasional melakukan pembelajaran daring. Hal ini tentu mengacu pada instruksi dari Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, instruksi dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi serta pemerintah pusat dengan penerapan PPKM.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka secara otomatis kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan juga mengikuti model pembelajaran daring yang telah dilaksanakan pada pembelajaran kelas maupun mapel.

Mengacu pada data tersebur, maka dapat kita ambil simpulan sementara bahwa pembelajaran yang dilaksanakan secara daring merupakan instruksi dari dinas pendidikan serta arahan dari pemerintah baik daerah, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Selanjutnya pembelajaran yang dilaksanakan secara daring, harus memiliki opsi tertentu sebagai bentuk konsekuensi atas ketidaksiapan siswa, orang tua maupun pendidik itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa model penyampaian materi pembelajaran menjadi sorotan bagi penulis. Secara umum model penyampaian materi yang dilakukan oleh pendidik pada SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo adalah sebagai berikut :

  1. Whatsapp
  2. Google Zoom
  3. Google Meet
  4. Google Classroom
  5. Google Form

Penggunaan media online menjadi sebuah keharusan pada masa pandemi covid19 untuk mendukung terselenggaranya kegiatan belajar mengajar. Tinggal bagaimana cara guru untuk memberikan inovasi pada setiap pertemuan. Bisa menggunakan video call whatsapp, bisa menggunakan google zoom. Senada dengan hal tersebut, sudah tentu penyampaian materi oleh pembina pramuka dapat dilakukan secara online dengan menggunakan berbagai media elektronik sebagai konsekuensi dari penerapannya siswa juga harus mengerjakan tugas yang di kirimkan melalui aplikasi Whatsapp, maupun aplikasi lainnya sesuai dengan tenggat waktu yang sudah di sepakati dalam pembelajaran daring tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan analisis terkait pembelajaran daring yang dilaksanakan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo, dengan menyampaikan simpulan sementara bahwa pembelajaran yang dilakukan secara daring menjadi alternatif yang sangat tepat bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kondisi pandemi covid19. Hal ini tentu saja berlaku pada kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan maupun kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lain yang ada di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo.

Lebih lanjut, penulis menyampaikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan secara daring memiliki keunggulan tersendiri, baik bagi pembina maupun siswa. Salah satu keuntungan pelaksanaan secara daring dapat kita lihat pada efektifitas dalam mengatur waktu, tenaga serta tidak terpengaruh oleh jarak. Sehingga dalam kondisi pandemi covid19, kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan masih bisa berjalan dengan baik.

Pelaksanaan daring yang dilaksanakan memaksa siswa untuk mandiri dalam mencari sumber, mempelajari dan melakukan praktik. Meskipun pada dasarnya kegiatan ini tetap mendapatkan panduan serta pengawasan dari pembina atau guru Ekstrakurikuler Kepramukaan. Oleh karena itu kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terdapat pesan penting yang ingin dicapai, antara lain berkembangnya kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik peserta didik.

Salah satu aspek penting disebutkan dalam kurikulum 2013 dan undang-undang sisdiknas no 20 tahun 2003, bahwa kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan menjadi salah satu penopang untuk menanamkan pendidikan karakter pada diri peserta didik. Pendidikan karakter menjadi sangat penting karena di butuhkan oleh peserta didik sejak usia dini. 17] Dengan demikian, adanya penerapan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di sekolah sudah sangat tepat untuk mencetak generasi muda yang memiliki karakter dan kecakapan yang baik.

Dalam penerapan kegiatan ektrakurikuler kepramukaan, siswa dituntut untuk mampu merekonstruksi serta mengembangkan pengetahuannya melalui berbagai pengalaman. Hal ini didasari oleh padangan bahwa pengetahuan tidak dapat di transfer dari satu individu ke individu yang lain, sehingga pengalaman yang diperoleh siswa akan membentuk pengetahuan yang utuh.

Berdasarkan uraian panjang terkait proses implementasi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sebelum dan pada saat terjadinya pandemi covid19. Penulis melakukan analisis serta memberikan simpulan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang sudah dilaksanakan secara terorganisir dengan baik. Sudah dilaksanakan sebelum adanya pandemi covid19 dengan merujuk pada PERMENDIKBUD No 63 tahun 2014 serta Undang-undang No 12 tahun 2010.

Dengan mengacu pada petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, kegiatan pada masa sebelum adanya pandemi covid19 dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan melaksanakan berbagai kegiatan dan mengikuti event yang ada. Sementara itu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada masa pandemi covid19 telah dilaksanakan secara daring merupakan alternatif terbaik sebagai bentuk konsekuensi atas dilaksanakannya pembelajaran pada masa pandemi covid19. Dalam pelaksanaannya pun, baik pendidik dan peserta didik harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi berupa komputer, laptop maupun gawai, karena dalam pelaksanaannya diperlukan aplikasi serta terhubung melalui sistem internet atau cyber system yang terkoneksi dengan perangkat-perangkat tersebut.

Dari penerapan tersebut, penulis melihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan secara daring pada masa pandemi covid19 dapat berjalan dengan baik seperti halnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sebelum adanya covid19.

C. Kelebihan dan kelemahan pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada masa pandemi covid19 di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo

Dalam memaparkan data penelitian, peneliti telah melakukan analisa terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan baik sebelum maupun pada saat pandemi covid19. Oleh karena itu didapatkan informasi penting terkait pelaksanaannya.

Selanjutnya informasi-informasi tersebut penulis olah menjadi dua point penting berupa kelebihan dan kelemahan atas penerapan kegiatan ekstakurikuler kepramukaan yang dilaksanakan pada masa pandemi covid19. Untuk mempermudah dalam melakukan analisa selanjutnya peneliti memaparkannya sebagai berikut:

1. Kelebihan

Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sudah di terapkan pada SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo sejak lama bahkan sebelum di terbitkan nya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 63 Tahun 2014 tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sebgai kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di lembaga pendidikan atau sekolah.

Penerapan kegiatan pembelajaran baik secara daring, luring maupun perpaduan daring dan luring antara pendidik dengan siswa sudah dilakukan dan berjalan hingga saat ini. Hal ini juga mengacu pada rapat koordinasi yang dilakukan SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo pada 22 Juli 2021 yang menhasilkan keputusan bahwa kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan harus tetap berjalan serta memiliki program tahunan sebagai rancangan kegiatannya.

Berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, penerapan kegiatan kepramukaan masih berjalan sebagaimana mestinya hanya saja saat ini penerapannya dilakukan dengan menggunakan sistem daring. Karena menggunakan sistem daring, penyampaian materi, pengerjaan tugas dan pelaksanaan kegiatan dari pembina pramuka kepada anggotanya mengalami perubahan.

Hampir semua kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dapat dilakukan secara daring sebagai alternatif pembelajaran yang dilakukan dalam kondisi pandemi covid19. Pembina pramuka dapat memanfaatkan beberapa media untuk memberikan pembelajaran serta tugas kepada anggotanya. Beberapa aplikasi yang dipakai oleh pembina pramuka secara daring antara lain :

  1. Pemanfaatan Google Form untuk pengumpulan tugas siswa
  2. Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp untuk berkomunikasi dengan siswa
  3. Pemanfaatan aplikasi Google Zoom untuk penyampaian materi

Dari beberapa ulasan sebelumnya disebutkan bahwa kegiatan pembelajaran secara daring, memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran melalui daring. Oleh karena itu penulis melakukan analisis terhadap kelebihan penerapan pembelajaran daring antara lain :

  1. Efisien, Hemat Waktu serta Tenaga karena pembina maupun anggota pramuka tidak harus bertemu secara langsung

Pembina maupun anggota pramuka yang mengikuti pembelajaran secara daring dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efisien, selain itu juga menghemat waktu serta tenaga. Siswa tidak lagi perlu datang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran daring.

  1. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja karena terhubung secara online
  2. Siswa bisa lebih santai dalam mengikuti pembelajaran

Siswa lebih santai dalam mengikuti pembelajaran daring karena bisa di lakukan di rumah, kamar tidur dan tempat yang nyaman lainnya

  1. Pembelajaran dapat di setting sesuai dengan kesepakatan

Pembelajaran dapat di setting kapan di mulai dan kapan pembelajaran diakhiri sesuai kesepakatan.

2. Kelemahan

Pembelajaran yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dengan menggunakan sistem daring memiliki dampak cukup signifikan bagi siswa dan perkembangan model pembelajaran di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo. Berkaitang dengan hal itu, penulis menyampaikan pendapat dari siswa sebagai pembanding yang berlawanan dengan pendapat sebelumnya.

Penerapan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada masa pandemi covid19 tentu mempunyai dampak yang beragam. Kekurangan-kekurangan itu harus kita ketahui sendiri maupun kita ketahui dari masukan dari orang tua siswa. Salah satunya adalah pembelajaran daring ini kurang efektif dalam hal memberikan materi pembelajaran, siswa banyak yang kurang paham, belum lagi siswa SD Negeri Gebang 1 mempunyai kekurangan dalam fasilitas online, kesiapan orang tua serta sarananya pun kurang memadai. Masih banyak yang lainnya dan perlu kita catat dan carikan solusinya.

Merujuk pada uraian diatas, penulis melakukan analisis dan pemetaan tentang kelebihan dan kekurangan penerapan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang diselenggarakan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo sehingga diperoleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Orang tua maupun siswa belum siap adanya sistem daring

Orang tua maupun siswa secara umum belum siap mengikuti pembelajaran daring karena tingkat pemahaman terhadap pembelajaran daring serta penerapannya dalam kegiatan pembelajaran yang tidak dipahami dengan benar oleh orang tua, siswa bahkan pendidik itu sendiri.

2. Mengharuskan siswa memiliki akses internet

Anggota maupun pembina pramuka harus memiliki akses yang terhubung ke internet agar bisa mengikuti pembelajaran. Akses internet juga bisa mengalami kendala jika suatu saat kehabisan paket data atau jaringan trouble. Oleh karena itu akses internet yang dipakai dalam kegiatan pembelajarn daring harus stabil.

3. Terbatasnya akses kepemilikan alat komunikasi yang di miliki siswa

Tidak semua siswa memiliki handphone, sedangkan kondisi orang tua yang bekerja menjadi kendala pada pembelajaran daring.

4. Penyampaian materi oleh pembina maupun penerimaan materi oleh anggota pramuka tidak bisa berjalan secara maksimal

Pembelajaran yang disampaikan oleh pembina pramuka, proses interaksi berupa tanya jawab terkadang mengalami kendala karena tidak semua anggota pramuka pada jenjang Ssekolah Dasar memahami pengoperasian alat komunkasinya.

Adanya kendala yang menyebabkan tidak maksimalnya penyampaian dan penerimaan materi, lebih jauh dapat menyebabkan adanya missed communication. Sehingga berpengaruh terhadap pemhaman maupun proses transfer kemampuan afektif, kognitif serta psikomotorik siswa.

5. Adanya keterbatasan waktu dalam menggunakan aplikasi

Setiap aplikasi yang dibuat oleh manusia memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dimungkinkan dalam pembelajaran nanti mengalami kendala.

Dari pemaparan diatas maka sangat jelas bahwa penerapan pembelajaran daring yang diakibatkan adanya pandemi covid19 pada kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan mempunyai impilkasi pada sisi kelebihan dan kelemahan seperti yang telah penulis sebutkan diatas.

Namun demikian, model pembelejaran apapun yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada kondisi covid19 tetaplah harus diapresiasi sebagai bentuk usaha nyata serta tanggung jawab atas terlaksananya kegiatan pembelajaran di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo. Hal ini tentu saja tidak lepas dari tujuan pendidikan, yakni untuk membentuk karakter, akhlak dan skill siswa yang dapat dijadikan bekal masa depan yang harus tetap berlangsung bagaimana pun situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo. Pembelajaran daring yang dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada masa pandemi covid19 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pembelajaran yang diterapkan pada kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada saat pandemi covid19 menggunakan sistem daring menjadi alternatif yang terbaik. Meskipun kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sudah berlangsung sejak sebelum adanya pandemi covid19.
  2. Kelemahan dan kelebihan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada masa pandemi di SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo
  1. Efisien, Hemat Waktu serta Tenaga
  2. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja
  3. Siswa bisa lebih santai dalam mengikuti pembelajaran
  4. Pembelajaran dapat di setting sesuai dengan kesepakatan
  1. Orang tua maupun siswa belum siap adanya sistem daring
  2. Mengharuskan siswa memiliki akses internet
  3. Terbatasnya akses kepemilikan alat komunikasi yang di miliki siswa
  4. Penyampaian materi oleh pembina maupun penerimaan materi oleh anggota pramuka tidak bisa berjalan secara maksimal
  5. Adanya keterbatasan waktu dalam menggunakan aplikasi

References

  1. Syamsuar, S., & Reflianto, R. (2019). Pendidikan dan tantangan pembelajaran berbasis teknologi informasi di era revolusi industri 4.0. E-Tech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, vol. 6 (2). 2
  2. Undang-undang sistem pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3
  3. Wahjosumidjo. (1999). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 197
  4. Didik Daryanto, Dwi Prihantono dan Yurilla Endah Mulatie. (2019). Peningkatan Kompetensi Pembina Pramuka di Kwartir Ranting Pakal dan Benowo Kota Surabaya Melalui Pembenahan Metode Pelatihan Orang Dewasa. Surabaya : Universitas Wijaya Putra. AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship. e-ISSN: 2477- 0574 ; p-ISSN: 2477-3824. Vol. 04, Issue. 01, January 2019. 11
  5. Undang-undang sistem pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3
  6. Moch. Bahak Udin By Arifin, Nurdyansyah. (2018). Buku Ajar; Metodologi Penelitian Pendidikan. Sidoarjo : Umsida Press. 76
  7. Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan; Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. 2-3
  8. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2018). Kecamatan Sidoarjo dalam Angka 2018. Cet. 2. Sidoarjo : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. 1
  9. https://dapo.kemdikbud.go.id
  10. Kurikulum SD Negeri Gebang 1 Kec. Sidoarjo Tahun Ajaran 2020-2021. 4
  11. https://dapo.kemdikbud.go.id
  12. English, L.D dan Halford, G.S. (1995). Mathematics Educations Model and Process. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates Publishers.11
  13. Prof. Dr. Ir. Raihan, M.Si. (2017). Metodologi Penelitian. Jakarta : Universitas Islam Jakarta. 32
  14. Paul Suparno. (2008). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. 28
  15. Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 3
  16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib. 3
  17. Nur Al Azizi Qoyimatul Uyun. (2018). Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Pendidikan Karakter Kedisiplinan. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol. 12, No. 2. 41