Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.4028

The Use of WhatsApp as a Learning Media in Class 5 Madrasah Ibtidaiyah During the Covid-19 Pandemic


Penggunaan WhatsApp sebagai Media Pembelajaran di Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Selama Masa Pandemi Covid-19

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

WhatsApp learning medium Covid-19 pandemic grade 5 students qualitative research

Abstract

This qualitative study examines the utilization of WhatsApp as a learning medium during the Covid-19 pandemic in a primary school setting. The research focuses on grade 5 students at MI Nurul Huda Ngampelsari Sidoarjo, aiming to (1) describe the use of WhatsApp as a learning medium, (2) identify the obstacles encountered, and (3) propose solutions to overcome these challenges. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The findings shed light on the potential of WhatsApp for remote learning, highlighting its effectiveness in facilitating communication and content dissemination. However, various obstacles, such as connectivity issues and limited interactivity, were identified. The study suggests solutions, including optimizing infrastructure, promoting student engagement, and integrating complementary platforms. The implications of this research contribute to enhancing the understanding and implementation of digital learning tools during crisis situations, benefiting educational stakeholders worldwide.

Highlights:

  • The use of WhatsApp as a learning medium during the Covid-19 pandemic: This study explores the effectiveness and potential of WhatsApp in facilitating remote learning for grade 5 students amidst the Covid-19 crisis.
  • Obstacles in using WhatsApp as a learning medium during the Covid-19 pandemic: The research identifies and discusses the challenges faced in implementing WhatsApp as an educational tool, including issues related to connectivity and limited interactivity.
  • Solutions to overcome obstacles in using WhatsApp as a learning medium during the Covid-19 pandemic: The study proposes practical solutions to address the identified challenges, such as optimizing infrastructure, promoting student engagement, and integrating complementary platforms to enhance the effectiveness of WhatsApp as a remote learning tool.

Keywords: WhatsApp, learning medium, Covid-19 pandemic, grade 5 students, qualitative research.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salahjfghs satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dalam hal ini pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk, mengarahkan serta mengatur manusia sebagai mana yang dicita-ctakan masyarakat [1]. Pendidikan yang berkembang sekarang menuntut jjjagar pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan dan uuikebutuhan masyarakat dan hhstakeholder.Perubahangh jaman serta perkembanganhft arus teknologi dan informasi yang adagd saat ini terjadi jugajji mempengaruhijvgd proses pendidikan yang ada. hkDiera digital yang bergantungjx besar pada perkembangan dan peranan teknologi, semua akseshh informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat dimanapunjh dan kapanpun. Salah satunya seperti yang baru hhsaja terjadi pada awal tahun 2020, informasi menyebar denganhg begitu cepatnya mengenai pandemihgf Covid-19.khyuy

Sebagaihg langkah awal hghKementrian Pendidikanjjj dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkanjj surat edaran sebagai langkah untuk melakukan penekanan penyebaran virus COVID-19 khususnya di sector pendidikan, melalui surat edaran yang diterbitkan pada tanggal 24 Maret 2020 dari Kemendikbud RI Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) pada Satuan Pendidikan dan Surat Sekjen Mendikbudjj nomor 35492/A.A5/HK/2020 perihal Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) Dimana dalam surat edaran tersebut salah satunya dijelaskan terkait proses pembelajaran dilaksanakan dari rumah dengan beberapa ketentuan, belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan ,kipengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kkqkelulusan; belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup. Antara lain mengenai pandemic Covid-19; aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minatkh dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah; bukti atau produk aktivitasl belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. [2]

Pandemi COVID-19 membuat para pendidik harus lebih kreatifagar pemblajaran tetap bisa dijalankan. Bahkan dengan adanya pandemi COVID-19 membuat bermunculan platform digital yang diperuntukan para peserta didik agar mereka mendapatkan pembalajran dan pemahaman walaupun terbatas tidak dapat melakukan tatap muka seperti Rumah Belajar, Edmodo, Ruang Guru, Zenius, Kelas Pintar, semua platform digital tersebut biasa disebut sebagai platformjg Microblogging. [3]

Dalam Mendukung Pembelajaran Daring (Online) system pembelajaran daring menjelaskan bahwa aplikasi WhatsApp memiliki respon komunikasi yang lama [4]. Tentu saja hal tersebut menjadi tantangan terbesar dalam melakukan system pembelajaran daring khususnya menggunakan aplikasi WhatsApp yang mempengaruhi motivasi belajar. Motivasi yang berasal dari kata motif memiliki arti daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan. [5]

Para guru MI Nurul Huda Ngampelsari juga menjalankan surat edaran dari kementrian pendidikan dan kebudayaan agar melakukan pembelajaran daring. Media yang digunakan oleh MI Nurul Hudak Ngampelsari 100% menggunakan aplikasi WhatsApp khususnya bagi peserta didik kelas 5 dengan total peserta didik sebanyak 83 orang.

Salah satu guru MI Nurul Huda Ngampelsari yang termasuk wali kelas 5 M. Nasrullah, S.pdi menjelaskan bahwa pemilihan media pembelajaran menggunakan WhatsApp dirasa lebih mudah dikarenakan lebih familiar dan dianggap lebih mudah oleh peserta didik khsusnya merek yang masih kelas 5 maupun orang tua selaku pendamping peserta didik. Hj. Siti Muniroh, S.Ag menjelaskan bahwa penggunaan aplikasi WhatsApp selain dianggap lebih familiar dan mudah namun juga lebih hemat kuota, dibandingkan aplikasi lain seperti Zoom dan Google Meet atau Google Classroom, apalagi dijelaskan bahwa MI Nurul Huda Ngampelsari merupakan salah satu sekolah yang mayoritas orang tua peserta didik dalam kalangan menengah ke bawah. Padahal disisi lain media WhatsAppmemiliki respon komunikasi yang lama dan tentu saja bergantung pada sinyal atau paket internet yang ada. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitianuy “Penggunaan WhatsAppsebagai Media Pembelajaran di Kelas 5 MI Nurul Huda Ngampelsari Selama Masa Pandemi Covid-19.”

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penilitianga yang menggunakan penelitian kualitatif galStudi Kasus. Menurut ihBogdan dan Taylor, [6] Penelitian kualitatif prosedur iypenelitian yang menampilkan data deskripsi berupa penjabaran tertulis ataupun lisan berdasarkan subjek yang diteliti. Kriteriajg data dalam penelitian kualitatif ialah data yang pasti. Data yang pastiou ialah data yang sebenarnya telah atau sedang terjadi sebagaiman adanya, bukan data yang sekedar terlihat atau tampakjug terucap, akan tetapi yang mengandung makna di balik yang terlihat dan tersebut. [7]

Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikanhgi pemanfaatan WhatsAppoleh gurutsg sebagai media pembelajaran dalamjgfd masa pandemi Covid-1969 di kelas 5 MI Nurul Huda Ngampelsari Ngampelsari dalam rentang penelitian seminggu pada tanggal 26 Juli sampai 31 Juli 2021.jags

Subyekgdd penelitian ini adalah guru di kelas 5 MI Nurul Hudajg Ngampelsari. Guruas kelas ini dipilih karena sebagai informan kunci di pemanfaatan WhatsAppdi kelas 5. Subyek penelitian ditentukan dengan purposive sampling. Purposivehj sampling adalah teknik memilih sampelhs dengan tujuan spesifikqtre dari penelitian yang dilakukan. Peneliti menysuaikanjag pertimbangan masalah dengan individuhh yang dipilih [8]. Sumber data dalam penelitian adalah subyek asal di mana data didapat oleh peneliti. Sumber data wekualitatif ialah khkumpulan kata dan perbuatan, selebihnya merupakan data tambahan semisal sfdokumen dan literatur lainnya. Adapun csjenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data hprimer dan data sekunder. Data primerkih didapat dari secara langsung dari sumber tanpa perantara. Peneliti menemukan data dari hasil pencarian informan, baik dari wawancara maupun pengamatan langsungkh di lapangan penelitian. Data primer di sini adalah Kepala Sekolah MI Nurul Huda dan Guru Kelas 5 MI Nurul Huda yang berjumlah tiga orang. Kemudian data sekunder, ialah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber penelitian yang telah tersedia sebelum diadakannya penelitian. [9] Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari yang studi kepustakaanjg yang berasal dari buku, jurnal, majalah, situs internet, dan literatur lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Selain itu juga. wawancara kepada siswa kelas 5 MI Nurul Huda Ngampelsari. Siswa sebagai penguat dari hasil wawancaragk guru kelas yang ada.

Teknik pengumpulan data melalui tigagk tahap yaitu obsetvasi,gk wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan ke sekolah MI Nurul Huda Ngampelsari dengan gk mengamati aktivitas di sana. Bertujuan gk agar lebih mengetahui fakta-fakta yang ada. Hal yang diobservasi gk adalah pemanfaatan WhatsAppgk di kelas 5 oleh guru. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur gk (semi-structured interview). Wawancara ini adalah wawancara yang pelaksanaaannya bebas. Tujuan dari wawancara ini adalah menemukan gk permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak dalam wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. [10] Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas 5 MI Nurul Huda Ngampelsari sebagai sumber utama, Kepala Sekolah MI Nurul Huda sebagai pemangku kebijakan di sekolah, dan beberapa peserta didik melalui form online dikarenakan menghindari kerumunan dan mentaati protocol kesehatan yang diterapkan pemerintah sebagai penganggulangan pandemic saat ini. Dokumentasi, merupakan pelengkap dari metode observasi yang mana menghimpun dan menganbalisa dokumen baik secar lisan maupun tulisan yang diarsip secara baik dan disajikan dengan jelas sebagai pelengkap. Hal yang didokumentasikan adalah wawancara dan pemanfaatan WhatsApp oleh guru di kelas 5. Baik berupa screenshootdan foto saat observasi dan wawancara. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur (semi-structured interview).

Teknis Analisis Data

Teknik yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ini dimulai dari tahapan Reduksi Data, yaitu merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting, dengan mencari pola yang ada dan temanya. Tahapan reduksi dimulai dari studi pendahuluan di MI Nurul Huda Ngampelsari lalu menetapkan subyek penelitian yang dijadikan informan yaitu Guru Kelas 5. Setelahnya melakukan observasi di Kelas 5 guna mengetahui pemanfaatan WhatsAppsebagaiks media pembelajaran dalam masa pandemic Covid-19. Kemudian dilanjut wawancara mendalam dengan tujuan mengetahui apa saja hambatan penggunaan WhatsApp, kelebihan, dan solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang didapatkan selama menggunakannya sebagai media pembelajaran selama pandemi Covid-19. Selanjutnya Dispay Data yaitu menyajikan data hasil penemuan bersifat naratif. Setelahnya, data yang telah ditampilkan di verifikasi (Data Verification). Di mana data dianalisis sebelum disimpulkan,

Teknik keabsahan data penelitian ini menggunakan iTriangulasi Data. Triangulasi data dapat diartikan sebagai pengecekan data (recheck) dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu yang didapatkan saat meneliti. Triangulasi yang digunakan peneliti adalahksi triangulasi data. Triangulasi idata yakni menguji kredibilitas data yang telah diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer penelitian ini adalah guru kelas 5 dan kepala sekolah MI Nurul Huda Ngampelsari dan data sekundernya adalah siswa kelas 5 MI Nurul Huda Ngampelsari.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian di MI Nurul Huda Ngampelsari padaksi(rombel) rombongan belajarksi di kelas 5 dengan tiga guru kelas yaitu: Kelas 5 Anyelir dengan ks iIbu H. Siti Muniroh, S.Ag., Kelas 5 Arumdalu dengan Ibu Najiyatul Musfiroh S.Pd., dan Kelas 5 Tulip dengan Bapak Moh. Nasrulloh, S.Pd. Wawancara guruksi kelas ini dilakukan dengan dua cara, onlinemelalui Googleformdan ksiwawancara langsung tidak terstruktur di sekolah. Wawancara melalui onlinedilakukan karena guru kelas jjberhalangan hadir karena WFH(WorkFromHome)mengikuti aturan pemerintah ks isekaligus menghindari penambahan kerumunan di MI Nurul Huda Ngampelsari. Dariksi wawancara dan observasi juga dokumentasi ksididapatkan: 1) Pemanfaatan ksiWhatsAppdi MI Nurul Hudaksi sudah dilakukan jauh sebelum pandemic Covid-19 menghampiri Indonesia terkhusus di MI Nurul Huda Nganpelsari. Pemanfaatan ini hanya sekadar untuk berbagi informasiksi melalui grup yang ada. Kemudian setelah pandemiksi datang, fitur di dalamnya dimaksimalkan penggunaannya seperti videocall, share document, voice note, dan grup chat siswa guru dan orang tua. 2) Sebagaimana media pembelajaran lain, WhatsAppjuga memilikiksi beberapa hambatan dalam pendayagunaannya yaitu: sinyal lemah yang mengakibatkan file atau chat terlambat dikirim, memori penuh karena file menumpuk, murid yang tak tanggap saat belajar online, dan penggunaan ksihandphone bergilir dikarenakan satu handphone untuk lebih dari satu anak dalam keluarga. 3) Dari hambatan yang muncul, solusi dicari. Beberapa solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan penggunaan WhatsAppsebagai media pembelajaran dalam masa pandemic Covid-19 di kelas 5 MI Nurul Huda: Menggunakan wifi untuk menjaga kestabilan sinyal, Mencari lokasi lain bila sinyal jelek dan tak memakai wifi, murid yang tak tanggap saat pelajaran online berlangsung didekati dengan cara chat pribadi atau bila memungkinkan diadakan kunjunganljh ke rumahnyasd (homevisit),memori penuh bisa dilakukan cara pembersihangz rutin file yang tak dipakai dengan dihapus atau membuat GoogleDrivesebagai penyimpanan cadangan, dan Handphone yang digunakan bergantian dan jgdikompromikan ke guru tentang hal ini. Jadi guru bisa tahu alasan kenapa telatjg dalam tugas atau kurang aktif hfdi kelas online

Kesimpulan

Pemanfaatan WhatsAppsebagai media pembelajaran telah vxdilakukan sejak awal pandemi menggunakan segala fitur di dalamnya. Hambatan yang didapati saatvx memanfaatkan WhatsAppsebagai media pembelajaran yaitu sinyal lemah yang mengakibatkanvx file atau chat terlambat dikirim, vxmemori penuh karena file menumpuk, murid yang tak tanggap saat belajar online, dan penggunaan handphone bergilir dikarenakan satu handphone untukvx lebih dari satu anak dalam keluarga sehingga kurang aktif dalam pembelajaran. Solusi dalam mengatasi hambatan yang didapati saat memanfaatkan WhatsApp sebagai media pembelajaran yaitu menggunakan wifi untuk menjaga kestabilan sinyal, mencari lokasi lain bila sinyal jelek dan tak memakai wifi, murid yang tak tanggap saat pelajaran online berlangsungvx didekati dengan cara chat pribadi atau bila memungkinkan diadakan kunjungan ke rumahnya (home visit), memori penuh bisa dilakukan cara pembersihan rutin file yang tak dipakai dengan dihapus atau membuat Google Drive sebagai penyimpanan cadangan, Handphone yang digunakan bergantian dan dikompromikan ke guru tentang hal ini. Jadi guru bisa tahu alasan kenapa telat dalam tugas atau kurang aktif di kelas online.

References

  1. Gunawan, H. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta, 56-58
  2. Kemendikbud. (2020, Maret 10). Main: Surat Edaran Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan. Retrieved Januari 1, 2021, from Kemendikbud: https://kemendikbud.go.id/mainblog/2020/03/surat-edaran-pencegahan-covid19-pada-satuan-pendidikan
  3. Basori, B. (2013). Pemanfaatan Social Learning Network” Edmodo” Dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Dan Kejuruan, 6(2), 99-105.
  4. Naserly, & Kasmir, M. (2020). Implementasi Zoom, Google Classroom, Dan WhatsApp Group Dalam Mendukung Pembelajaran Daring (Online) Pada Mata Kuliah Bahasa Inggris Lanjut (Studi Kasus Pada 2 Kelas Semester 2, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bina Sa. Aksara Public, 4(2), 155-165.
  5. Romadhon, R., & Maryam, E. (2019). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Lampu Otomatis terhadap Hasil dan Motivasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisika Listrik. Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika, 1(2), 139-144.
  6. Moleong, L. J. (2005). Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 29-40
  7. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta. 76
  8. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 46
  9. Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. 37
  10. Musfiqon, H. M. (2012). Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publishing, 78