Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.3991

Journal Analysis Study of Students' Independent Character Implementation in Online Learning During the Covid-19 Pandemic


Study Analisis Jurnal Implementasi Karakter Mandiri Siswa dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Online Learning students learning independence COVID-19 pandemic habituation materials

Abstract

This study examines the implementation of students' independent character in online learning during the COVID-19 pandemic. The research focuses on students, teachers, and parents as subjects, employing the Mustika zed model for data analysis. Through a comprehensive literature review using Google Scholar, the study explores the effects of online learning on students' habits and the need for parental assistance in completing tasks. The research reveals that the implementation of independent character can benefit students across different grade levels, with habituation materials playing a crucial role. The study concludes by highlighting the importance of incorporating independent character development in learning planning. This research contributes to understanding the impact of online learning and provides implications for fostering students' independence in education.

Highlights: 

  • Online learning during the COVID-19 pandemic has led to a decline in students' learning independence.
  • The implementation of habituation materials in online learning can effectively address the loss of good habits developed in traditional school settings.
  • This research emphasizes the importance of fostering students' independent character through online learning and highlights the role of parents, teachers, and students in adapting to the challenges posed by the pandemic.

Keywords: Online learning, students, learning independence, COVID-19 pandemic, habituation materials.

Pendahuluan

Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda dan dari karakter tersebut dapat kita melihat kemampuan seseorang dengan cara mereka bisa menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tingkah lakunya. Salah satu karakter yang sangat penting untuk ditingkatkan adalah karakter mandiri karena dengan karakter ini siswa dapat membentuk sikap yang mandiri dan percaya diri dalam menghadapi kesulitan. Untuk meningkatkan kemandirian siswa system pendidikan di Indoensia juga harus memiliki peran dalam pembentukan karakter bangsa. pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh forester bahwa tujuan pendidikan itu untuk membentuk karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial subjek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimiliki [1]. System pendidikan karakter di Indonesia seiring berjalannya waktu dapat berdiri sendiri dan diintegrasikan dalam mata pelajaran lain.

Tujuan dari pendidikan karakter sendiri adalah untuk membentuk pribadi anak agar menjadi manusia yang baik didalam masyarakat dan Negara [2]. untuk mewujudkan tujan dari pendidikan karakter ini pihak sekolah dan orang tua murid harus berkerja sama. Karena karakter mandiri merupakan usaha untuk melepaskan diri dari keterikatan dengan orang tua untuk menemukan jati diri melalui proses pencarian identitas diri. Siswa dapat dikatakan mandiri jika mereka mampu menentukan kemampuannya sendiri dan tidak tergantung dengan orang lain serta dapat mengatasi persoalan tanpa pengaruh dari orang lain. Dalam proses pembelajaran disekolah siswa dapat bersikap secara mandiri dan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya yang diberikan oleh guru dengan baik. Dalam kegiatan proses pembelajaran ini kemandirian siswa dapat dilihat dari bagaimana mereka percaya diri dalam menyelesaikannya dan cara menyelesaikannya. Salah satu sikap penting yang terdapat pada proses pembelajaran merupakan kemandirian dalam belajar. Karena tuntutan tenteng karakter mandiri ini akan menimbulkan dampak bagi siswa yang biasanya tergantung dengan orang lain akan mempengaruhi perkembangannya psikologisnya. Untuk meningkatkan kemandiriannya orang tua dan guru harus berkerja sama dalam mendorong kemempuan belajar anak dengan cara memilih, dan menentukan cara belajarnya dan dapat bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Pada akhir tahun 2019 di dunia sedang digemparkan oleh virus covid-19 yang akhirnya masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020 yang menyebabkan system pembelajaran di Indonesia berubah yang awalnya system pembelajarannya dilaksanakan dengan tatap muka diganti dengan system pembelajaran daring atau online untuk mencegah penyebaran virus covid-19 dalam lingkup pendidikan. Dari perubahan yang dilakukan dalam system pembelajaran ini akan menyebabkan penurunan pada karakter siswa terutama karakter mandiri. Dengan adanya system pembelajaran daring ini anak dapat merasakan rasa bosan dan minat dalam belajarnya berkurang karena tugas-tugas dan materi yang diberikan oleh guru hanya diberikan melalui online. Dampak dari kebijakab pembelajaran daring ini membuat tenaga pendidik kaget dan panic karena mereka harus merubah metode, system dan model pembelajaran yang sesuai agar peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan baik[3].Orang tua juga merasakan dampak yang dialami oleh siswa karena tidak ada system tatap muka dan kebanyaan orang tua juga kerja sehingga para orang tua tidak bisa mendampingi anaknya belajar. Ada juga siswa kelas rendah yang belum memiliki smartphone sehingga mereka kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan belajarnya dan mereka cenderung tergantung pada orang terdekatnya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran daring atau online merupakan perubahan kegitan pembelajaran dengan Susana berbeda dengan mengharapkan siswa dapat belajar dengan nyaman. Pembelajaran daring tidak hanya menggunakan smartphone tetapi banyak juga televisi yang menyiarkan materi-materi pembelajaran dengan menyesuaikan kelas atau sekolahnya. Dengan pembelajaran ini guru juga dituntut untuk aktif menggunakan teknologi informasi. Dengan teknologi informasi siswa dapat menerima materi tidak hanya dengan slide tulisan tetapi dapat berupa video pembelajaran yang menarik. Pendidik dapat memiliki aktivitas yang lebih memungkinkan dilakukan oleh siswa dalam kondisi pandemic seperti ini. Pembelajaran ini dapat memeanfaatkan elektronik dan bagi sisa yang belum diperbolehkan oleh orangtuanya menggunakan smartphone harus dengan pendampingan orang tua atau orang sekitar untuk belajar.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian study literature dengan pendekatan literature riview atau kajian literature. Literatur riview adalah satu penelusuran dan penelitian kepustakaan dengan membaca berbagai buku, jurnal, dan terbitan terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian, untuk menghasilkan satu tulisan berkenaan dengan implementasi karakter mandiri siswa dalam pembelajaran daring. Langkah- langkah dalam pendekatan ini dengan cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, dengan mengkaji penelitian yang pernah dilakukan oleh orang tentang implementasi kearakter mandiri dala pembelajaran daring untuk menghasilkan sebuah tulisan. Langkah kedua penulis menganalisis jurnal-jurnal yang ditemukan lalu langkah seanjutnya dengan meriview dan jurnal sesuai dengan topik yang akan diangkat. Ujuan dari literature riview ini adalah untuk mempelajari kajian-kajian penelitian orang lain dan mengkritisi serta membandingkan kajian orang lain untuk mendapatkan hasil yang sesuai.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan dari penelusuran beberapa jurnal tentang implementasi karakter mandiri siswa dalam pembelajaran daring dimasa pandemic covid-19. Ditemukan beberapa jurnal penelitian yang berhubungan dengan implementasi karakter mandiri siswa dalam pembelajaran daring dimasa pandemic covid-19.

No Peneliti Judul Tahun Implementasi danperencanaan
1 Dede Rahmat Hidayat, Ana Rohaya, Fildzah Nadine,dan HaryRamadhan Kemandirian belajarpesertadidikdalam pembelajaran daring pada masa pandemic covid-19 2020 Aktivias yang dilakukan oleh siswa adalah pembelajaran melalui virtual class dengan kegiatan absen, menerima materi dan memberikan jawaban, mengirim jawabanke guru
2 Rida Fironika Kusumadewi, Sari Yustiana, khoirotun Nasihah Menumbuhkan kemandirian siswaselama pembelajaran daringsebagai dampak covid-19 di SD 2020 Jurnal ini mencontohkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada kelas rendah dan kelas tinggi ketika dirumahmelputi membersihkan tempat tidur, menyapu halaman rumah, mencuci dan menjemur pakaian sendiri menyiram tanaman, dan mencuci tangan. Setelah itu orang tua/wali murid memfoto atau video secara tersembunyi sebagai bahan bukti bahwa siswa telah menyelesaikan tugasnya lalu foto/video tersebut dikirim kepada guru melalui aplkasiwhatsapp.
3. DinaSri Nindiati Pengelolaan pembejaran jarak jauhyang memandirikan siswadan implikasinya padapelayanan pendidikan 2020 Penugasanyangdiberikan adalahaktivitasyang berkaitan dengan materi yang telah dibahas, tidak bersifat insidental apalagi dilakukan secara acak. Dalam jurnal ini menyarankanuntuk mengkombinasikan pembelajarankonvensional denganmediakomunikasi seperti whatsapp dan googledrive.
4 AdenFani Rahmasari, Fajar Setiawan, Meirza Nanda Faradita. Pengaruh pembelajaran onlineterhadap kemandirian belajarsiswakelas II SD Muhammadiyah17 Surabaya di Tengah Pandemi Covid-19 2020 Di SD Muhammadiyah 17 Surabaya pelaksanaan sistem pembelajaran daring dengan memanfaatkanaplikasi Whatsapp grub dimana guru menyampaikan materi dan tugas sebagai pengganti selama pembelajaran online. Dengan melakukan hal ini orang tua tidak khawatir anaknyaketinggalan pelajaran. Disini guru juga memanfaatkan aplikasi zoom untuk pertemuan tatap muka melalui daring dan guru mengirimkan materi melaluigoogle form.
Table 1.
5 Diana Kurnia Kova StrategiGuru Dalam Menanamkan Karakter Mandiri SiswaSekolahDasarPada Pembelajaran DaringDiMasaPandemi Covid- 19 2021 Perencanaan yang dilakukan dalam jurnal ini dimulai dari Guru membuat RPP yang manadidalamnyamencantumkankegiatan mandiri yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran, seperti memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa secara individu. Saat proses pembelajaranguru menggunakan aplikasi zoom, wa, untuk mengirim materipembeajarannya.
6 Wiwikdwi hastuti Membangun motivasidan kemandirian pesertadidik berkebutuhan khususmelalui flipped classroom dimasanew normal covid-19 2020 Dalam artikel ini terdapat model pembelajaran yang mampumemaksimalkan proses pembelajaran dengan menggabungkanmodel pembelajaran didalam kelas dan diluar kelas. Disini pengajar hanya sebagai fasilitator bagi peserta didik. Fasilitator ini bertugas untuk mengemasmateri pembelajaran dalam bentuk digital seperti berupa video, slide ppt atau foto yang dapat dipelajari oleh peserta didik.
Table 2.Jurnal-jurnal tentang implementasi karakter mandiri dalam pembelajaran daring.

Karakter mandiri merupakan salah satu karakter yang dapat mengajarkan kita untuk tidak bergantung pada orang lain dan mampu mengerjakan sesuatu tanpa bergantung kapada orang lain. Karakter mandiri yang akan diajarkan kepada siswa adalah bagaimana cara mereka belajar saat pembelajaran daring, cara mereka mengerjakan tugas. Kemandirian belajar siswa merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Kemandirian belajar juga sangat diperlukan bagi setiap peserta didik agar mereka mempunyai sikap tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan diri, dan juga peserta didik mampu mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan diri sendiri[4]. Kemandirian merupakan tuntutan yang sangat besar dan jika tidak direspon secara cepat akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis dimasa pendatang. Kondisi ini terjadi karena menjadi mandiri merupakan salah satu tugas perkembangan utama bagi seorang remaja. Keharusan menjadi mandiri untuk menyelesaikan tugas perkembangan selanjutya yang sulit bagi remaja, agar dapat menumbhkan kemandirian peserta didik membutuhkan kesempatan, dorongan dan dukungan untuk mencapai kemandirian atas diri sendiri.

Pengaruh pandemic ini sangat berdampak terhadap proses pembelajaran di sekolah, oleh karena itu pemerintah menerapkan kebijakan untuk melakukan pembelajaran secara online di Indonesia. Dengan kebijakan tersebut, setiap lembaga dapat memantau proses pembelajaran siswa melalui pembelajaran jarak jauh dengan melaksanakan pembelajaran online secara mandiri seperti yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia. Kegiatan pembelajaran di Indonesia meliburkan kegiatan tatap muka disekolah dan diganti dengan dengan system online/daring selama hampir dua tahun[5]. Keuntungan yang dapat kita ambil dari pembelajaran daring saat ini adalah kita dapat meningkatkan daya ingat siswa dan menyampaikan wawasan yang luas dengan pengalaman mereka melalui teks, video, dan audio. Penerapan pembelajaran daring ini memanfaatkan teknologi informasi seperti smartphone dan laptop yang dapat menunjang pembelajaran melalui whatsapp, zoom meeting, classroom, dll. Penggunaan smartphone ini diperbolehkan untuk siswa yang telah diperbolehkan untuk menggunakannya, untuk siswa usia sekolah dasar memerluan pendampingan karena mereka belum cukup umur untuk menggunakan hp/smartphone sendiri dan juga banyak siswa sekolah dasar yang memilikinya. Hal ini dapat menyulitkan siswa sekolah dasar dalam mengakses materi-materi yang akan disampaikan oleh bu guru. Dengan kondisi seperti ini tidak selalu berdampak negative saja kita dapat mengambil dampak positifnya salah satunya kita dapat menanamkan pembelajaran berbasis karakter, salah satunya karakter mandiri. Karena karakter sebagai landasan seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku[6].

Kurikulum 2013 ini adalah kurikulum yang mengedepankan karakter anak sekolah dasar dan guru dapat menerapkannya pada saat pembelajaran daring. Salah satu contoh kegiatan pembelajaran yang diambil oleh pada jurnal[5] ini adalah contoh kegiatan pembelajaran daring pada siswa kelas rendah, yang memerlukan kerjasama antara orang tua dan gurunya. Sebelum memberikan tugas kepada siswa pendidik terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi tentang pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup seperti yang biasa digunakan pendidik pada saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Tugas yang diberikan guru kepada siswa kebanyakan saat usia kelas rendah diberikan dengan kegiatan pembiasaan seperti merapikan tempat tidur, menyapu halaman, mencuci pakaiannya sendiri, menjemur pakaian, meletakkan sepatu dirak sepatu, menyiram tanaman, mencuci piring. Dari kegiatan tersebut siswa melakukan kegiatannya, untuk tugas orang tuanya memfoto/ngevideo saat anak menjalankan tugasnya secara diam-diam lalu dikirim melalui aplikasi whatsapp dan kemudian dikirim keapada guru kelas masing-masing. Banyak kendala yang terjadi saat pembelajaran daring akibat dari pandemic covid-19 ini salah satunya yang terjadi di SD Muhammadiyah 17 surabaya guru mengontrol siswanya dari jarak jauh dan meminta bantuan orang tua agar selalu mendampingi anaknya dalam mengerjakan tugas kemudian memberikan bukti foto untuk dikirimkan kepada gurunya[6].

System pembelajaran yang ada di Indonesia saat ini menerapkan system pembelajaran hybrid learning dimana pembelajaran dilaksanakan secara daring dan luring untuk mengantisipasi lonjakan kasus virus covid-

19. Hybrid learning merupakan mode gabungan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring yang dilakukan dengan menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Dengan pembelajaran hybride learning ini diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang dapat mengembangkan motivasi dan kemandirian belajar peserta didik adalah flipped learning dengan metode flipped classroom, pembelajaran ini dilaksanakan secara terbalik dengan memadukan pembelajaran secara daring dan juga tatap muka[8]. Bentuk pembelajaran ini memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif dan efesien, lebih mudah mengakses materi ajar, dan pada akhirnya meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar peserta didik karena belajar dilakukan secara mandiri. pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan secara inovatif pada masa pandemi Covid- 19 yaitu menggunakan program yang berimprovisasi dengan teknologi baru yaitu zoom ataupun menggunakan aplikasi smartphone yaitu WhatsApp[9]. Namun Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya[10]. Karena setiap peserta didik memiliki karakkteristik dan kemempuan yang berbeda-beda sehingga keberhasilan dalam penggunaan metode atau model pembelajaran itu harus sesuai dengan karakter peserta didik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan bahwa pembelajaran tatap muka disekolah boleh dibuka secara terbatas. Hal ini disampaikan melalui kanal youtube Kemendikbud RI pada tanggal 30 Maret 2021 [11]. Seiring dengan program vaksin untuk guru dan tenaga kependidikan maka sekolah bisa dibuka pada tahun ajaran baru pada bulan Juli 2021. Dengan catatan harus benar-benar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya pemberitahuan ini para siswa akan segera melaksanakan pembelajaran tatap muka meskipun terbatas.

Menurut Aden fani, dkk (2020) ada beberapa dampak yang ditimbulkan akibat pembelajaran yang dilakulan melalui system jarak jauh atau online seperti dampak yang dirasakan terhadap siswa, dampak terhadap guru, dan dapak terhadap orang tua[6]. Dampak yang dirasakan oleh siswa selama pembelajaran dirumah dengan memaksa siswa belajar jarak jauh yang dapat membuat mereka merasa bosan, karena siswa terbiasa untuk belajar di sekolah dan senang bertemu dengan teman-temannya. kendala yang dialami siswa banyak dari mereka yang belum paham tetang teknologi atau kemungkinan orang tua yang cenderung sibuk sehingga tidak mempunyai waktu untuk mendampingi belajar anaknya. Belum lagi kendala yang terjadi pada jaringan internet sehingga pembelajarannya terganggu[12], karena masih banyak wilayah-wilayah daerah di Indonesia belum terakses jaringan internet. Dengan adanya perubahan ini akan membuat siswa bingung sehingga daya serap belajar mereka berpengaruh[4].

Dampak yang dirasakan oleh guru adalah tidak semua guru mahir dalam teknologi informasi yang digunakan untuk menyampaikan pebelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya. Solusinya sebelum diadakan program pembelajaran daring seluruh pendidik harus diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum melaksakan pembelajaran daring[9]. Belum lagi pendidik usia lanjut kurang paham tentang teknologi dan kesulitan dalam mengoprasikannya. Kendala selanjutnya guru belum terbiasa dalam melaksanakan pembelajaran secara daring karena selama ini system pembelajaran dilaksanakan denga tatap muka disekolah.

Orang tua menjadi peran yang sangat penting bagi anak karena ketika anak belajar dirumah atau secara daring orang tua mencari cara agar anaknya tidak merasa bosan saat belajar dirumah. Pengaruh yang lainnya banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak dapat menemani anaknya saat belajar dirumah dan mengakibatkan anak mempunyai sifat malas dan cenderung tidak mau belajar jika tidak ada yang menemaninya[13]. Kendala tentang jaringan internet masih banyak dikeluhkan oleh beberapa orang tua yang terkadang jaringan internet tidak stabil.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penenlitian ini adalah karakter mandiri bisa dilakukan pada saat pembelajaran daring dengan bantuan orang tua peserta didik. Orang tua dan pendidik harus menjalin kerjasama yang baik agar penerapan karakter mandiri bisa terlaksana dan pendidik dapat mengawasi melalui orang tua peserta didik. Pada saat kasus covid-19 meningkat pemerintah Indonesia melarang pembelajaran di sekolah dengan system tatap muka dan diganti dengan pembelajaran daring. Sebelum virus covid-19 masuk ke dalam pembelajaran di Indonesia menggunakan system tatap muka dan untuk siswa sekolah dasar belum banyak yang menggunakan system daring. Seiring berjalannya waktu kasus penyebaran virus covid-19 di Indonesia mengalami pengurangan yang sangat banyak sehingga menteri pendidikan merubah peraturannya dan tidak mewajibkan sekolah di Indonesia menggunakan system tatap muka. Dan mulai tahun ajaran baru 2021-2022 pemerintah mulai membuka system pembelajaran tatap muka tetapi dengan tetap mematuhi protocol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.

References

  1. Agus Wibowo, Managemen Pendidikan Karakter Disekolah. 2013.
  2. A. S. Prabandari, “Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar,” J. Pendidik. dan Konseling, vol. 2, no. 1, pp. 68–71, 2020, doi: 10.31004/jpdk.v1i2.586.
  3. D. R. Hidayat, A. Rohaya, F. Nadine, and H. Ramadhan, “Kemandirian Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid -19,” Perspekt. Ilmu Pendidik., vol. 34, no. 2, pp. 147–154, 2020, doi: 10.21009/pip.342.9.
  4. khoirotun N. rida fironika kusumadewi,sari yustiana, “Menumbuhkan Kemandirian Siswa Selama Pmebelajaran Daring Sebagai Dampak COVID-19 Di SD,” J. Ris. Pendidik. dasar, pp. 7–13, 2020.
  5. Aden Fani Rahmasari, F. Setiawan, and Meirza Nanda Faradita, “Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 17 Surabaya di Tengah Pandemi Covid-19,” Inventa, vol. 4, no. 2, pp. 158–168, 2020, doi: 10.36456/inventa.4.2.a2609.
  6. W. D. Hastuti, “Membangun Motivasi dan Kemandirian Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Melalui Flipped Classroom di Masa New Normal Covid-19,” Pros. Webinar Magister Pendidik. Nonform. UNG | 181, no. September, pp. 181–192, 2020.
  7. pmpk.kemdikbud.go.id, “Sekolah Tatap Muka Terbatas Mulai Juli 2021,” 2021.
  8. Ravhi, P. Yudhie, S. Sumardi. Rukmini. 2019. Implementasi Program Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Negeri Lawanggitung 01 Kpte Bogor. Jurnal Pendidikan & Pengajaran Guru Sekolah Dasar : 2, (1)
  9. Stefani, Y. K., Mikael, N., Ambros, L. E. 2020. Analisis Pengembangan Nilai Kemandirian Siswa Dalam Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar. Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, 1 (1).
  10. Wiwnarno, W., Setiawan, J. 2013. Penerapan Sistem E-Learning pada Komunitas Pendidikan Sekolah Rumah (Home Schooling). Ultima InfoSys : Jurnal Ilmu Sistem Informasi. 4(1)
  11. Wiwik, D. 2020. Membangun Motivasi Dan Kemandirian Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Melalui Flipped Classroom Dimasa New Normal Covid-19. Prosiding Webinar Magister Pendidikan Nonformal UNG.
  12. Sulastiri., Muslihati. 2020. Rancangan Implementasi Kemandirian Belajar dalam Konteks Pandemi Covid-19 berdasarkan Perspektif Freedom to Learn Rogers.
  13. Asmuni. 2020. Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy. Vol 7 (4).
  14. I Putu Y. P., I Made A.W. 2020. Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol 3 (2).
  15. Yuyu Y., Dudu S. S. 2020. Membangun Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Blended Learning di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Elementaria Edukasia. 3 (1)
  16. Kementrian Pendidikan Nasional, 2010. Pedoman Pengembangan Budaya dan Karekterer Bangsa.
  17. https://www.kompasiana.com/rositakrlnaa27/61b0e7d706310e099349e6d2/dampak-pembelajaran-daring-terhadap-karakter-si
  18. Agus Wibowo, Managemen Pendidikan Karakter Disekolah. 2013.
  19. A. S. Prabandari, “Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar,” J. Pendidik. dan Konseling, vol. 2, no. 1, pp. 68–71, 2020, doi: 10.31004/jpdk.v1i2.586.
  20. D. R. Hidayat, A. Rohaya, F. Nadine, and H. Ramadhan, “Kemandirian Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid -19,” Perspekt. Ilmu Pendidik., vol. 34, no. 2, pp. 147–154, 2020, doi: 10.21009/pip.342.9.
  21. khoirotun N. rida fironika kusumadewi,sari yustiana, “Menumbuhkan Kemandirian Siswa Selama Pmebelajaran Daring Sebagai Dampak COVID-19 Di SD,” J. Ris. Pendidik. dasar, pp. 7–13, 2020.
  22. Aden Fani Rahmasari, F. Setiawan, and Meirza Nanda Faradita, “Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 17 Surabaya di Tengah Pandemi Covid-19,” Inventa, vol. 4, no. 2, pp. 158–168, 2020, doi: 10.36456/inventa.4.2.a2609.
  23. W. D. Hastuti, “Membangun Motivasi dan Kemandirian Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Melalui Flipped Classroom di Masa New Normal Covid-19,” Pros. Webinar Magister Pendidik. Nonform. UNG | 181, no. September, pp. 181–192, 2020.
  24. pmpk.kemdikbud.go.id, “Sekolah Tatap Muka Terbatas Mulai Juli 2021,” 2021.
  25. Ravhi, P. Yudhie, S. Sumardi. Rukmini. 2019. Implementasi Program Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Negeri Lawanggitung 01 Kpte Bogor. Jurnal Pendidikan & Pengajaran Guru Sekolah Dasar : 2, (1)
  26. Stefani, Y. K., Mikael, N., Ambros, L. E. 2020. Analisis Pengembangan Nilai Kemandirian Siswa Dalam Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar. Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, 1 (1).
  27. Wiwnarno, W., Setiawan, J. 2013. Penerapan Sistem E-Learning pada Komunitas Pendidikan Sekolah Rumah (Home Schooling). Ultima InfoSys : Jurnal Ilmu Sistem Informasi. 4(1)
  28. Wiwik, D. 2020. Membangun Motivasi Dan Kemandirian Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Melalui Flipped Classroom Dimasa New Normal Covid-19. Prosiding Webinar Magister Pendidikan Nonformal UNG.
  29. Sulastiri., Muslihati. 2020. Rancangan Implementasi Kemandirian Belajar dalam Konteks Pandemi Covid-19 berdasarkan Perspektif Freedom to Learn Rogers.
  30. Asmuni. 2020. Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy. Vol 7 (4).
  31. I Putu Y. P., I Made A.W. 2020. Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol 3 (2).
  32. Yuyu Y., Dudu S. S. 2020. Membangun Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Blended Learning di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Elementaria Edukasia. 3 (1)
  33. Kementrian Pendidikan Nasional, 2010. Pedoman Pengembangan Budaya dan Karekterer Bangsa.
  34. https://www.kompasiana.com/rositakrlnaa27/61b0e7d706310e099349e6d2/dampak-pembelajaran-daring-terhadap-karakter-si