Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.3942

The Role of the School Literacy Movement in Understanding Indonesia Texts for Grade 3 Elementary School


Peran Gerakan Literasi Sekolah dalam Pemahaman Teks Bahasa Indonesia Kelas 3 SD

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

literacy culture reading comprehension Indonesian texts school literacy movement grade 3 students

Abstract

This qualitative research explores the role of the school literacy movement in improving reading comprehension of Indonesian texts among grade 3 students at SD Muhammadiyah 2 Tulangan. The study involves interviews, observations, and documentation as data collection techniques. The analysis follows Mules and Hubermen's theory of data analysis, including data reduction, presentation, conclusion drawing, and verification. The research findings indicate that the school literacy movement at SD Muhammadiyah 2 Tulangan positively impacts reading comprehension through implemented programs. Supporting factors include the active involvement of school members, students' enthusiasm, and adequate facilities. However, hindering factors include limited time for literacy activities due to the Covid-19 pandemic and children's reluctance to read. This research aims to provide valuable insights for readers and serve as a reference for future studies.

Highlights:

  • The school literacy movement plays a crucial role in improving reading comprehension among grade 3 students.
  • Supporting factors include active participation of school members, students' enthusiasm, and adequate facilities.
  • Hindering factors include limited time due to the Covid-19 pandemic and children's reluctance to read.

Keywords: literacy culture, reading comprehension, Indonesian texts, school literacy movement, grade 3 students

Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang utama dan yang pertama dalam era global saat ini, maka tidak heran jika pendidikan dijadikan hal yang mendasar dalam memperoleh suatu keberhasilan dalam bidang apapun. Hal yang mendasar dalam pendidikan yaitu keterampilan membaca dan menulis atau disebut literasi. Sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional dimana kemampuan membaca dan menulis dapat diartikan sebagai sarana transformasi pengetahuan dan kepribadian manusia itu sendiri. Berdasarkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam Bab Dua, Pasal 3 : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan pengetahuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya ppotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta beranggung jawab.

Membaca atau literasi merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan membaca, berfikir, dan menulis yang bertujan untuk meningkatkan kemampuan memahami informasi secara kritis, kreatif, dan reflektif. Literasi dapat dijadikan sebagai basis pengembangan pembelajaran efektif dan produktif disekolah, memungkinkan siswa terampil mencari dan mengolah informasi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbasis ilmu pengetahuan abad ke-21. Salah satu program yang diadakan oleh pemerintah untuk memaksimalkan kemampuan literasi siswa adalah mengintegrasikan literasi dengan kurikulum pembelajaran melalui programGerakan Literasi Sekolah (GLS).

Pengertian literasi sekolah dalam konteks gerakan literasi sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktifitas, antara lain, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Gerakan literasi sekolah bertujuan untuk menciptakan warga sekolah yang literat. Literat dapat diartikan sebagai kemampuan memahami dan mengaplikasikan ragam teks bahasa Indonesia. Literat menjadikan seseorang bertyindak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki berdasarkan pemahaman terhadap teks bacaan .

Pemahaman membaca masih tergolong sangat rendah terutama pada tingkat Sekolah Dasar, semua siswa terlihat p[andai membaca tetatp terkadang mereka tidak dapat memahami isi teks bacaan yang telah mereka baca, hal ini terjadi di SD Muhammadiyah 2 Tulangan. Hal ini diakui oleh guru kelas III yang bernama Bu Silvi, dalam penuturannya ada beberapa siswa yang sudah bisa memahami bacaan dan masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan memahami isi bacaan. Khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saat ditugaskan membaca dan menceritakan kembali isi bacaan, masih ada beberapa anak yang masih merasa kesulitan. Hal ini disebabkan kurangnya semangat mereka sebagai siswa dalam kegiatan membaca.

Dari beberapa uraian diatas, membaca pemahaman teks sangat penting. Para peserta didik terutama pada tingkat Sekolah Dasar dalam membaca pemahaman masih sangat rendah. Peserta didik hanya sekedar bisa membaca, pada tinglkat pemahaman masih sulit memahami suatu bacaan. Terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ketika ditugaskan membaca dan menceritakan kembali isi dari bacaan tersebut m,asih belum bisa.

Berdasarkan paparan tersebut, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui “ Peran Gerakan Literasi Sekolah dalam Pemahaman Teks Bahasa Indonesia Kelas III SD Muhammadiyah 2 Tulangan” serta untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat terlaksananya program gerakan literasi sekolah dalam pemahaman teks bahasa Indonesia kelas III di SD Muhammadiyah 2 Tulangan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah “penelitian yang memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Penetian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep sensivitas pada masalah yang dihadapi, menjelaskan kenyataan yang terkait dengan teori dan mengembangkannya menjadi satu pemahaman atau lebih. Adapun langkah-langkah penelitian kualitatif, yaitu : 1) Menentukan bahan bacaan, 2) Melakukan wawancara ke lapangan, 3) Mengumpulkan data, serta 4) Memeriksa laporan sementara. Penelitian ini dilakukan untuk siswa kelas III SD Muhammadiyah 2 Tulangan yang dilaksanakan pada saat semester genap.

Sumber data yang diambil adalah sumber data utama dan pendukung. Sumber data utama, merupakan data yang dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumber utama. Adapun yang menjadi sumber data utama dalam penelitian ini adalah guru kelas 3 Ibu Silvi Setiawati, S.Pd, koordinator kelas 3 Ibu Nailul Izzah, S.Pd, kepala sekolah Ibu Widyaningrum, SE, Pustakawan Ibu Dzakiyyah dan 3 siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan. Sumber data pendukung, merupakan data yang dikumpulkan peneliti sebagai penunjang dari sumber yang utama. Dalam penelitian ini data pendukung diperoleh dari catatan lapangan, dokumentasi dan hasil wawancara (kutipan wawancara).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dengan cara langsung mendatangi siswa yang bersangkutan dan mempraktekkan literasi pada siswa tersebut, wawancara dengan menginterview guru kelas secara mendalam, dan dokumentasi pendukung sebagai bukti yang menguatkan observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan analisis data kualitatif deskriptif, yaitu dengan teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Teknik analisis data kualitatif adalah proses mencari data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, serta menyusunnya secara sistematis, data disusun kemudian mendeskripsikannya, mengelompokkannya, memilih, dan mengambil kesimpilan agar mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Hasil dan Pembahasan

A. Peran Gerakan Literasi Sekolah dalam Pemahaman Teks Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan.

SD Muhammadiyah 2 Tulangan ini mulai melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah setelah adanya peraturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015, pada saat itu sekolah mulai melakukan kegiatan literasi dengan berdasarkan pada buku panduan literasi yang diterbitkan oleh Kementerian dan Kebudayaan pada tahun 2015. Surat keputusan tersebut dikeluarkan pemerintah karena beberapa hal yang melatarbelakangi pentingnya membaca masyarakat Indonesia. Seperti yang di ungkapkan oleh Ustadzah Widya selaku Kepala SD Muhammadiyah 2 Tulangan.

“Di SD Muhammadiyah 2 Tulangan atau biasa disebut SD MUDA, disini melaksanakan gerakan literasi sekolah mulai pada tahun 2015 semenjak turun surat keputusan dari Pemerintah No 23 yang mengatur tentang penumbuhan budi pekerti pada peserta didik, kemudian kita terapkan disekolah karena kita tau betapa pentingnya kegiatan membaca itu

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh Ustadzah Nailul selaku pustakawan 1 :

“sejak turunnya surat keputusan pemerintah itu kan keluar pada tahun 2015, nah waktu itu pelaksanaan gerakan literasi diterapkan di sekolah-sekolah termasuk di SD Muhammadiyah ini”

Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan gerakan literasi di SD Muhammadiyah 2 Tulangan ini tidak terlepas dari turunnya surat keputusan pemerintah yaitu Permendikbut No. 23/2015 tentang penumbuhan budi pekerti kepada anak, salah satunya adalah dengan menerapkan pembiasaan membaca untuk membantu meningkatkan minat membacanya terutama dalam pemahaman atas bacaan yang telah dibaca oleh peserta didik tersebut.

Pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SD Muhammadiyah 2 Tulangan dilaksanakan selama 15 menit setiap hari, Siswa pertamanya akan melaksanakan baris didepan kelas, dilanjutkan dengan do’a bersama kemudian sebelum pembelajaran dimulai siswa diminta untuk melakukan literasi. Seperti ungkapan dari Ustadzah Nailul selaku guru kelas 3

Pelaksanaan kegiatan membaca 15 menit ini dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung dan ketika istirahat para peserta didik di wajibkan berkunjung di pojok baca yang telah tersedia di dalam masing-masing kelas, dan kegiatan membaca ini terkadang dilakukan oleh para peserta didik saat selesai pembelajaran atau saat pulang sekolah sambil menunggu dijemput oleh orang tuanya”

Dapat disimpulkan bahawa di SD Muhammadiyah 2 Tulangan ini pelaksanaan gerakan literasinya dilakukan selama 15 menit sebelum atau sesudah pembelajaran. Hal ini dilakukan agar para peserta didik dapat meningkatkan minat baca, tulis dan juga meningkatkan pemahaman para peserta didik dalam memahami suatu bacaan atau menceritakan kembali apa yang telah ia baca. Ustadzah widya selaku kepala sekolah juga mengungkapkan bahwasanya :

“Pelaksanaan kegiatan literasi di SD Muhammadiyah 2 Tulangan, di sekolah ini kami melakukan 2 tingkatan yaitu untuk kelas rendah dan untuk kelas tinggi. Di kelas rendahh kita melaksanakan kegiatan literasi bahasa. Pada kelas atas kita melaksanakan literasi bahasa dan nomeratif. Kami menerapkan kegiatan lliterasi secara bersambung, gurunya membaca besok anak-anak menyatakan atau menceritakan kembali melalui lisan dan besoknya lagi menyatakan melalui tulisan. Untuk minggu depan kita jadwalkan anak-anak kunjungan ke perpustakaan secara bergantian dengan kelas lain.”

Bu nailul selaku koordinator guru kelas 3 juga mengungkapkan :

“Dalam kegiatan literasi ini, tidak hanya membaca saja namun juga menulis dan mengekspresikan hasil membaca dan menulis dengan menceritakan di depan kelas. Hal ini sangat membantu para peserta didik dalam meningkatkan minatnya untuk membaca serta memahami bacaan yang telah di baca.”

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan literasi di SD Muhammadiyah ini sangat berfariatif untuk meningkatkan pemahaman para peserta didik dengan membagi 2 tingkatan yaitu tingkat kelas rendah dan tingkat kelas atas. Strategi yang dilakukan berupa literasi bersambung atau dengan beberapa tahapan, dan juga kegiatan literasi yang tidak membosankan namun menyenangkan bagi para peserta didik dengan begitu para peserta didik akan antusias dalam melakukan literasi dan akan mudah memahami informasi-informasi yang telah ia dapat dari kegiatan literasi. Dengan kegitan tersebut peserta didik tidak hanya lancar dalam membaca namun juga akan memahami isi bacaan dengan mudah serta dapat mengekspresikan apa yang telah dibaca dan ditulis di hadapan teman-temannya.

Sebenarnya kegiatan literasi ini tidak hanya dilakukan sebelum atau sesudah pembelajaran, namun juga dimasukkan dalam pembelajaran terutama pembelajaran bahasa indonesia. Kurikulum saat ini menggunakan kurikulum 2013 (K-13) atau disebut tematik, yang didalamnya terdapat beberapa mata pelajaran yang di integrasikan menjadi satu kesatuan termasuk pembelajaran bahasa Indonesia. Literasi ini sangat berperan penting dalam pembelajaran K-13 ini sebab dalam pembelajaran K-13 terdapat banyak cerita-cerita yang harus difahami oleh para peserta didik. Hasil wawan cara dengan Ustadzah Nailul selaku guru kelas 3 :

Saya menanamkan budaya literasi ini tidak hanya pada pembiasaan 15 menit membaca sesudah atau sebelum pembelajaran, namun juga saya terapkan dalam pembelajaran seperti contoh setiap pembuatan lembar kerja siswa kita selalu mencantumkan literasi disitu, jadi tidak langsung ujuk-ujuk soal. Jadi ada literasinya sedikit untuk menuju kesoal tersebut. Terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia pada materi Memahami lambang negara dalam teks bacaan, Menceritakan kembali informasi terkait lambang Negara, Menyajikan informasi tentang lambang Negara dalam bentuk tulis.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah beserta guru kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan program gerakan literasi sekolah sudah terlaksana sejak tahun 2015 dengan tahapan pembiasaan, tahap pengembangan serta tahap pembelajaran. Dalam menanamkan budaya literasi kepada peserta didik guru kelas 3 mencantumkan literasi pada pembelajaran, ketika guru membuat lembar kerja siswa di dalamnya terdapat literasi walau hanya satu paragraf. Kegiatan gerakan literasi sekolah sangat berperan penting dalam pemahaman teks bahasa Indonesia.

Salah satu cara untuk menjadikan seluruh warga sekolah memiliki budaya literasi yang baik, pihak sekolah bersama-sama membuat program-program berkaitan literasi sebagai wujud implementasi GLS. Program-program yang dibuat dengan memerhatikan kebutuhan, karakteristik anak usia Sekolah Dasar (SD) dan ketersediaan sarana prasarana pendukung. Seperti yang diungkapkan oleh ibu silvi selaku coordinator kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulanagn. Berikut adalah program-program yang berkaitan dengan kegiatan gerakan literasi sekolah di SD Muhammadiyah 2 Tulangan antara lain: Reading Morning, Holiday Story, wajib kunjung bpojok baca, madding, pemilihan duta baca dan mengadakan kelas CALISTU (Kelas Baca Tulis Berhitung).

B. Faktor yang Mendukung Gerakan Literasi Sekolah dalam Pemahaman Teks Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan.

Dalam merancang sebuah program kegiatan tentunya telah melalui berbagai persiapan perencanaan, namun berjalannya program yang dilaksanakan tidak lepas dari berbagai faktor yang dapat menduking pelaksanaan program tersebut terdapat 3 faktor yang mendukung program gerakan literasi sekolah di SD Muhammadiyah 2 Tulangan, antara lai :

Pertama, peran aktif seluruh warga sekolah, Sebagai agen pelaksana gerakan literasi sekolah. tanpa dukungan dari seluruh warga sekolah maka program gerakan literasi sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Seperti yang di ungkapkan oleh ibu Widya selaku kepala sekolah :

“Dalam kegiatan literasi ini kita sebagai warga sekolah juga mendukung, saya mengintruksikan kepada semua warga sekolah agar dapat terlibat dalam kegi atan gerakan literasi sekolah ”

Ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa semua warga sekolah sangat berperan penting dalam kelancaran pelaksanaan program literasi di sekolah, terutama seorang kepala sekolah mempunyai peran sebagai pemimpin bagaimana ia dapat mengatur, membuat kebijakan, serta mengajak warga sekolah yang lain untuk bersama-sama melaksanakan kebijakan yang ada.

Kedua, antusias peserta didik yang tinggi terhadap literasi, Antusias para peserta didik ini dibuktikan dengan semangatnya anak-anak dalam berliterasi dikarenakan banyak berbagai buku-buyku yang menarik untuk dibaca terutama di kelas 3. Berikut pernyaataan ananda fikri selaku siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan;

“Saya sangat senang membaca di pojok baca dan di perpustakaan, karena banyak buku cerita yang bagus-bagus dan seru.”.

Antusias para peserta didik ini dapat kita kembangkan dengan budaya berliterasi yang baik guna membuka wawasan dan ilmu pengetahuan mereka. Dalam hal ini peran guru dan orang tua penting dalam memotivasi serta menanamkan budaya literasi berliterasi sejak dini. Program ini pada awalnya para peserta didik merasa keberatan karena pada awal sosialisasi pengadaan program gerakan literasi namun, seiring berjalannya waktu, peserta didik sangat antusias mengikuti kegiatan gerakan literasi sekolah.

Ketiga, sarana dan prasarana sekolah, Sarana dan prasarana sekolah sangatlah penting untuk memfasilitasi para peserta didik dalam melaksanakan program literasi, jika sarana dan prasarana di sekolah sudah mendukung maka kegiatan akan terlaksana dengan baik. Di SD Muhammadiyah 2 Tulangan ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup mendukung diantaranya, sekolah SD Muhammadiyah ini memiliki 2 gedung sekolah disetiap sekolah terdapat perpustakaan beserta pustakawan di masing-masing gedung, terdapat buku-buku yang berfariasi dan menarik untuk dibaca oleh para peserta didik, selain buku pelajaran di perpustakaan juga terdapat buku nonpelajaran, terdapat pojok baca di setiap kelas untuk mendukung program gerakan literasi sekolah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung peran gerakan literasi sekolah dalam pemahaman teks bahasa Indonesia kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan, antara lain : peran aktif seluruh warga sekolah, antusias peserta didik yang tinggi terhadap literasi, serta sarana dan prasarana yang mendukung program gerakan literasi sekolah.

Untuk mendukung gerakan literasi siswa yang perlu diperhatikan adalah memaksimalkan fasilitas buku-buku yang ada di perpustakaan dan atau melalui gerakan menulis buku pada siswa untuk melatih kemampuan menulis dan membaca buku. Gerakan menulis buku oleh siswa bisa dilakukan mulai dari menulis berbagai ide, gagasan, pemikiran ataupun pengalaman siswa dikaitkan dengan tema pembelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya.

C. Faktor yang Mendukung Gerakan Literasi Sekolah dalam Pemahaman Teks Bahasa Indonesia Kela 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan.

Selain faktor yang mendukung terdapat juga faktor yang menghambat terlaksananya program gerakan literasi sekolah. terdapat 2 faktor yang menghambat program gerakan literasi sekolah di SD Muhammadiyah 2 Tulangan, antara lain : pertama, Keterbatasan waktu, Keterbatasan waktu menjadi kendala yang utama yang dirasa oleh guru-guru dalam menerapkan budaya literasi sekolah. berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, kepala sekolah serta guru 3 kelas menyatakan bahwa :

“ Saat ini masih dalam masa pandemi covid-19, anak-anak masih dalam pembelajaran daring. Jadi kita tidak dapat menerapkan budaya literasi secara langsung kepada anak-anak”

Keterbatasan waktu menjadi masalah utama dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah, yang disebabkan adanya pandemi covid-19 para guru tidak dapat terjun langsung atau mengamati secara langsung kegiatan literasi, sebab anak-anak masih dalam pembelajaran daring.

Kedua, anak yang malas membaca, Dalam pelaksanaan program gerakan literasi ini terdapat beberapa peserta didik yang malas dalam membaca, karena tidak semua anak memiliki minat membaca. Berdasrkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada bu nailul selaku guru kelas 3 SD Muhammadiyha 2 Tulangan, antara lain :

“Dalam kelas saya terdapat beberapa anak yang malas membaca, jika mereka ditugaskan membaca di pojok baca atau di perpus mereka hanya melihat gambar-gambarnya saja tidak membaca cerit a yang terdapat di buku.”

Dapat dijelaskan bahwa anak malas membaca menjadi penghambat terlaksananya program literasi karean dalam program literasi anak di wajibkan membaca untuk mengetahui atau memahami isi bacaan, bukan hanya melihat gambar saja. Apabila anak-anak hanya melihat gambar saja maka mereka tidak akan mengetahui informasi apa yang terdapat dalam bacaan.

Berdasarkan temuan-temuan yang peneliti peroleh di SD Muhammadiyah 2 Tulangan terdapat beberapa faktor penghambat yaitu : keterbatasan waktu antara guru dan peserta didik untuk melaksanakan kegiatan literasi secara tatap muka, disebabkan adanya pandemi covid-19, dan faktor penglambat lainya yaitu malasnya peserta didik dalam membaca.

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan gerakan literasi sekolah di SD Muhammadiyah 2 Tulangan berperan dalam meningkatkan pemahaman bacaan atau teks bahasa Indonesia, melalui program gerakann literasi sekolah yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah 2 Tulangan. Program-program yang terdapat di SD Muhammadiyah 2 Tulangan yaitu reading morning, buku holiday story, pojok baca, madding (majalah dinding), kartu reaword, dan kelas CALISTU (membaca, menulis serta berhitung)

Faktor pendukungnya adalah peran seluruh warga sekolah dalam kegiatan literasi sekolah, antusiasme siswa terhadap kegiatan literasi sekolah, serta sarana dan prasarana yang mendukung gerakan literasi sekolah. Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat yaitu terbatasnya waktu guru dan siswa untuk melakukan kegiatan literasi akibat pandemi Covid-19 yang mengharuskan proses belajar mengajar secara online dan faktor penghambat lainnya yaitu malasnya anak dalam membaca.

References

  1. Barnawi, & Arifin, M. Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2013.
  2. Suyono. Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi: Analisis Konteks, Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi Implementasinya di Sekolah, 2011
  3. Harsiyati, & Wulandari. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar : Kajian Teori dan Praktik Pendidikan, 2017
  4. Setiawati, Silvi. Peran Gerakan Literasi Sekolah dalam Pemahaman Teks Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan, [Wawancara] 8-29 Juli 2021.
  5. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011.
  6. I. Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.
  7. L. J. Moelong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
  8. Izzah, Nailul.. Peran Gerakan Literasi Sekolah dalam Pemahaman Teks Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan, [Wawancara] 8-29 Juli 2021.
  9. Fikri, M. Peran Gerakan Literasi Sekolah dalam Pemahaman Teks Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Tulangan, [Wawancara] 10 Juli 2021.
  10. Fahyuni, Eni Fariyatul, dkk. Gerakan Menulis Buku Siswa SMP Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Abdimas PHB Vol 3 No 2, 2020