Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.3909

Discrepancies in Website Accounting: Non-compliance with ISAK 14


Terungkapnya Ketidaksesuaian: Ketidakpatuhan Pengakuan dan Perlakuan Akuntansi Website dengan ISAK 14

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

website recognition accounting treatment intangible assets ISAK 14 financial statements

Abstract

This scientific article presents a qualitative research study aimed at examining the recognition and accounting treatment of websites as intangible assets. Focusing on the case of the Ricosta website, the research demonstrates that the current practice of categorizing the website as other expenses in financial statements contradicts the guidelines outlined in ISAK 14. By utilizing narrative data and descriptive analysis, the study unveils the misalignment between the recognized accounting treatment and the stipulated requirements. The results highlight the need for adherence to proper recognition and accounting practices for websites as intangible assets, offering implications for companies and standard-setting bodies in promoting accurate financial reporting.

Highlights:

  • Non-compliance with ISAK 14: The research uncovers the misalignment between the recognition and accounting treatment of websites as intangible assets and the guidelines stated in ISAK 14.
  • Financial statement impact: The study reveals that the current practice categorizes website expenses as other expenses, contrasting with the potential recognition of websites as intangible assets, which can significantly affect the financial statements of companies.
  • Implications for accurate financial reporting: The findings emphasize the importance of adhering to proper recognition and accounting practices for websites as intangible assets, suggesting implications for companies and standard-setting bodies to ensure accurate and transparent financial reporting.

Keywords: website recognition, accounting treatment, intangible assets, ISAK 14, financial statements.

Pendahuluan

Secara konsisten, organisasi akan memberikan laporan keuangan yang baik dan bermanfaat bagi para pembacanya. Ringkasan fiskal dapat dianggap berharga mengingat fakta bahwa laporan tersebut berisi data subjektif yang harus memenuhi beberapa model, termasuk pemahaman, materi, kepentingan, kualitas yang tak tergoyahkan, substansi di atas struktur, naluri yang baik, pemenuhan, sama saja, tepat, dan keselarasan antara biaya dan keuntungan. Berkenaan dengan perencanaan ringkasan anggaran, organisasi memerlukan pedoman yang mengatur perlakuan setiap catatan di dalamnya. Penjelasan Pedoman Pembukuan Moneter (PSAK) menjadi alasan diperkenalkannya laporan anggaran. Ada sekitar empat pembukuan untuk setiap pencatatan yang dikelola dalam PSAK, antara lain pengakuan, perkiraan, perkiraan setelah pengakuan, dan pertunjukan.

Saat ini internet mungkin telah menjadi persyaratan paling wajib untuk waktu yang lama, karena internet adalah cara tercepat untuk memperdagangkan data ke pembeli atau pembeli yang akan datang untuk pengembangan produk organisasi. Perkembangan dunia saat ini semakin pesat dan serius, khususnya inovasi surat menyurat. Perkembangan teknologi korespondensi yang sangat cepat telah membawa kami ke inovasi korespondensi yang sangat kami kenal dan kami hargai, khususnya web. Kemajuan dunia web telah melahirkan kantor bantuan lain, tepatnya web, yang merupakan bantuan utama web . Kantor web mengizinkan klien untuk mengakses dan mengasosiasikan teks, desain, keaktifan, foto, suara, dan video. Kemajuan inovatif yang semakin cepat dan cepat membuat situs lebih menarik dan terlihat lebih menggembirakan daripada media cetak. Hampir semua organisasi memiliki situs untuk alasan yang berbeda. Ada pertukaran moneter yang berbeda, terutama biaya tunai yang terkait dengan kepemilikan situs. Mulai dari situs yang ditujukan untuk aktivitasnya sehari-hari. Organisasi dapat membuat biaya interior pada pergantian acara dan aktivitas situsnya untuk akses dalam dan luar.

Namun demikian, ada juga beberapa organisasi yang tidak memanfaatkan situs secara tepat dan akurat sehingga situs tersebut menjadi terabaikan, sehingga potensi keuntungan yang akan diperoleh oleh organisasi tersebut akan kecil secara finansial. Pada kenyataannya situs dapat menciptakan sumber daya immaterial dengan membuat catatan pembukuan yang sah untuk biaya yang terjadi. Banyak organisasi tidak tahu tentang ini. Situs hanya biaya besar dengan keuntungan atau manfaat yang tidak sesuai dengan biaya. Sejujurnya, jika semua biaya yang dikeluarkan memenuhi persyaratan Pernyataan Norma Pembukuan Moneter 19 : Sumber Daya Teoretis, situs dapat dianggap sebagai sumber daya immaterial. Secara koheren, sebuah situs yang baru saja 'bermasalah' dengan perlakuan pembukuan yang tepat dapat berubah menjadi sumber daya yang sulit dipahami sehingga dapat membawa lebih banyak manfaat, mengurangi beban/biaya.

Sumber daya yang sulit dipahami yang disinggung dalam PSAK 19 adalah sumber daya yang tidak terkait dengan uang yang dapat dibedakan tanpa struktur yang sebenarnya. Itu seharusnya menjadi sumber daya karena perintah organisasi atas sumber daya immaterial. Kontrol organisasi yang dimaksud adalah dengan asumsi bahwa sumber daya yang sulit dipahami memberikan keuntungan finansial masa depan untuk organisasi dan dapat membatasi masuknya pertemuan yang berbeda dalam memperoleh keuntungan moneter dari sumber daya immaterial. Sebuah situs yang muncul dari kemajuan dianggap sebagai sumber daya teoretis jika dan asalkan memenuhi persyaratan keseluruhan dalam pasal 21 PSAK 19, khususnya kemungkinan bahwa substansi.tersebut akan mendapatkan.keuntungan.finansial..di.masa..depan.dari sumber daya dan. Biaya sumber daya dapat diperkirakan dengan andal.

Indonesia..sudah melakukan konfigurasi perubahan PSAK ke IFRS. Indonesia tidak melakukan seluruh adaptasi dari IFRS karena tidak semua isi dari IFRS..dianggap..relevan..dengan..kondisi..ekonomi serta budaya dalam ekonomi yang diterapkan pada lingkungan usaha yang ada Indonesia saat ini. Terjemahan Pedoman Pembukuan ISAK nomer 14 yang diperbarui pada tahun 2009 menyebutkan bahwa Biaya Situs adalah penerimaan SIC 32: Biaya Situs. Penerimaan SIC 32 merupakan salah satu bagian dari proses penyatuan PSAK ke IFRS. SIC 32 dianggap sesuai dengan tujuan yang diterapkan di Indonesia karena ISAK 14 sudah tepat. Namun untuk kaduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan untuk perlakuan jangka waktunya. ISAK nomer 14 tidak mengambil tanggal perjanjian dalam SIC 32, karena sifatnya yang sementara atau tidak permanen. Substansi menerapkan ISAK nomer 14 ini untuk jangka waktu tahun moneter yang dimulai pada awal tahun atau setelah 1 Januari. ISAK nomer 14 menyebutkan bahwa pada umumnya konsumsi yang dihasilkan untuk perbaikan situs website dapat dianggap sebagai sumber daya yang sulit dipahami dengan asumsi mereka memenuhi prasyarat pengakuan kemajuan yang diharapkan oleh PSAK 19 sebagai Aset Tidak Berwujud. Namun jika pengeluaran-pengeluaran dalam tahapan pembuatan serta pengoperasian tersebut..tidak..dapat memenuhi..persyaratan..dalam..PSAK.19 – Aset Tidak Berwujud maka semua pengeluaran pada pengembangan situs website diakui sebagai.beban.pada.kejadian.

Sidoarjo merupakan kota yang berdekatan dengan pusat jawa timur yakni Surabaya, dimana industri dikota ini berkembang dengan sangat pesat. Lokasi yang strategis utuk bahan baku dan tranportasi yang lengkap serta fasilitas daerah yang sangat memadai menjadikan sidoarjo sebagai pusat UMKM serta sentra industri rumahan. Dimana hal ini memicu hal positif dalam perekonomian sidoarjo dimana industry besar dan industry kecil nya bisa bersaing dipasar lokal dan juga mencanegara. Berkaitan dengan sentra industri sepatu sidoarjo sendiri terdapat beberapa daerah seperti di desa wedoro, waru. Pada awal tahun 2019 industri sepatu dalam negeri bergeliat sehingga mampu menyaingi brand luar negeri, dengan kualitas yang semakin bersaing dengan harga relatif lebih murah. Perkembangan bagus industri sepatu dalam negeri juga membuat brand sepatu asal sidoarjo dengan nama Ricosta juga ikut mencuat naik. Dimana jika kebanyakan sentra industry sepatu sidoarjo membuat sepatu kulit dengan model yang sudah lumyana lama, Ricosta membuat sepatu yang berkiblat dengan modernitas dan menyasar kaum muda atau Gen-Z sebgai target pasarnya. Pengalaman yang cukup lama dari sang pemilik membuat brand ini dengan mudah diterima oleh masyarakat umum,selain dari sosial media perusahaan ini juga memanfaatkan fasilitas website untuk mendorong pemasaran dan penjualan. Melalui latar belakang dari urain diatas maka peneliti memiliki keingintahuan terhadap perlakuan dan pengakuan biaya situs web yang ada dalam perusahaan, sehingga peneliti berniat melakukan penelitian skripsi yang berjudul Analisis Pengakuan dan Perlakuan Akuntansi untuk Biaya Situs website di Ricosta Shoes.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian

Berdasarkan jenis informasi tersebut, metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan strategi eksplorasi subyektif, sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan subyektif seperti yang ditunjukkan oleh [1] adalah interaksi pemeriksaan dalam pandangan realitas sosial dan normal (naturalistik) dengan analis. sebagai instrumen kunci, informasi yang menarik, tidak berdasarkan penyelidikan yang terukur, dan rinci secara akuntabel. Sedangkan menurut Eksplorasi subjektif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan dan merinci keanehan, peristiwa, latihan sosial, perspektif, keyakinan, kearifan, dan individu secara terpisah atau dalam kelompok.

Sesuai dengan tujuan eksplorasi, melalui pemeriksaan subjektif pencipta dapat mengungkap data, mendapatkan penilaian dari sumber, menyelidiki dan memberikan ide untuk renungan tentang masalah yang berhubungan dengan perawatan pembukuan di situs Ricosta Shoes. Eksplorasi ini juga direncanakan untuk memperoleh pengalaman yang sebagian besar bersifat rahasia dan dapat memberikan wawasan yang kompleks tentang kekhasan yang sulit diungkapkan dengan teknik kuantitatif [2].

Lokasi Penelitian

Penelitian akan berfokus pada perusahaan sepatu asal sidoarjo yakni Ricosta Shoes yang berlokasi di jalan Bypass krian No. 48 Balongbendo Sidoarjo.

Fokus Penelitian

Pusat eksplorasi sangat penting bagi para ahli dalam mengarahkan pemeriksaan, sedangkan pusat eksplorasi menurut [3] adalah fungsi khusus pelaksanaan pemeriksaan subjektif ditinjau dari judul, rencana masalah dan target eksplorasi. Konsentrat eksplorasi juga membuat bantalan pemeriksaan lebih kecil atau terbatas sehingga menghasilkan lebih banyak heading. Memang, bahkan oleh beberapa analis subjektif, titik fokus pemeriksaan ini dibandingkan dengan kendala masalah dalam eksplorasi kuantitatif.

Kajian ini berpusat pada pengolahan data, pemahaman dan penguraian penilaian saksi tentang pembukuan di situs organisasi. Berikan ide-ide sehubungan dengan langkah restoratif dalam perawatan pembukuan situs organisasi. Peningkatan situs pembukuan organisasi sehingga dapat menyetujui ISAK dan dapat menganggap situs tersebut sebagai sumber daya yang tidak material.

Unit pemeriksaan ini berpusat pada penilaian saksi kunci yang terdiri dari pemegang buku organisasi. Kesimpulan yang dipertimbangkan adalah tentang situs organisasi, tujuan organisasi, perlakuan pembukuan situs dan usaha perbaikan untuk apa yang akan datang. Penggunaan pemeriksaan ini sesuai dengan beberapa kesimpulan yang cukup beralasan yang mengatakan bahwa unit penyelidikan berhubungan dengan "apa yang sedang dipertimbangkan". Dengan memanfaatkan pemeriksaan ini akan lebih mudah untuk mencapai apa yang telah terbentuk dalam eksplorasi[4].

Rancangan Penelitian

Konfigurasi eksplorasi adalah tindakan yang koheren yang mengaitkan informasi observasional dengan pertanyaan pemeriksaan yang mendasarinya, terutama dengan target pemeriksaan. Dengan menggunakan strategi subjektif, informasi yang akan didapat akan jauh lebih lengkap, luar dan dalam, sehat dan signifikan sehingga tujuan eksplorasi ini dapat tercapai. Konfigurasi eksplorasi ini dipisahkan menjadi empat fase, lebih spesifiknya[5]:

A. Perencanaan

Latihan yang diselesaikan pada tahap ini adalah perencanaan rencana pemeriksaan, penjaminan wilayah eksplorasi, dan kesiapan pusat eksplorasi.

B. Pelaksanaan

Pada tahap ini, ilmuwan berperan sebagai agen sekaligus pencari data informasi, khususnya persepsi, dokumentasi dan pertemuan-pertemuan di bidang terkait dalam penelitian pemeriksaan jaminan biaya, khususnya segmen pembukuan.

C. Analisis Data

Pemeriksaan informasi selesai setelah analis memimpin penelitian di bidang pembukuan dan eksekutif di organisasi Ricosta Shoes

D. Evaluasi

Semua informasi yang telah dibedah melalui penilaian ulang sebelum diperkenalkan sebagai hasil eksplorasi.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data

Jenis data yang akan penulis gunakan pada penelitian kali ini ialah[6] :

1. Data kualitatif

Data yang berdasarkan kata-kata atau informasi yang bukan berisikan dalam bentuk angka (non-numerik)

2. Data kuantitatif

Data yang terdiri dari bilangan atau angka-angka, berupa catatan akuntansi atau laporan keuangan.

Sumber Data

Sumber informasi utama adalah kata-kata dan kegiatan para saksi. dapatkan sebagai catatan atau augmentasi yang berbeda. Studi ini melibatkan informasi sebagai penting dan opsional. Informasi penting digunakan oleh para ilmuwan yang menggabungkan pertemuan dan persepsi pemilik dan kantor pembukuan dalam organisasi. Serta informasi tambahan sebagai laporan moneter dan catatan yang berbeda[7].

Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pemilahan informasi merupakan langkah terpenting dalam penelitian [8], karena alasan utama penelitian adalah untuk memperoleh informasi. Dalam ulasan ini, prosedur pemilahan yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1. Observasi

Persepsi dari perspektif langsung adalah tindakan yang menggabungkan pencatatan cara-cara berperilaku individu, artikel, dan peristiwa dalam metode yang teratur untuk mendapatkan data tentang kekhasan minat. Studi ini menggunakan persepsi terorganisir, persepsi terorganisir, khususnya spesialis memutuskan secara mendalam apa yang akan diperhatikan dan cara estimasi akan dicatat.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik yang memanfaatkan pertanyaan yang terorganisir terhadap suatu contoh populasi dan dimaksudkan untuk mendapatkan data atau informasi darinya [9]. Wawancara dalam penelitian ini diarahkan secara semi-terorganisir. Dalam wawancara ini menggunakan panduan pertemuan ada masukan dari responden namun hal tersebut sangat mendasar bagi ahli, sehingga peneliti dapat menanyakan kepada narasumber meskipun panduan pertemuan tersebut tidak ada gunanya. Wawancara dalam penelitian ini dipimpin oleh pemegang buku dari Ricosta Shoes. Untuk menghilangkan kehilangan data, analis meminta izin sumber untuk menggunakan alat perekam. Sebelum memimpin pertemuan luar dan dalam, analis memahami atau memberikan garis besar dan dasar subjek yang singkat dan jelas

Uji Keabsahan Data

Keabsahan informasi dilakukan untuk menunjukkan apakah pemeriksaan yang diarahkan sebenarnya merupakan eksplorasi logis sekaligus untuk menguji informasi yang diperoleh dari lapangan. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa uji seperti kredibilitas, transferabilitas, dependapbilitas dan konfirmabilitasAgar penelitian ini bisa di pertanggung jawabkan maka peneliti melakukan keabsahan data berupa :

1. Kredibilitas

Uji kredibilitas adalah menguji kepastian informasi pemeriksaan diperkenalkan oleh spesialis sehingga konsekuensi dari eksplorasi tidak ketidakpastian sebagai pekerjaan logis selesai. Dengan demikian, informasi yang diperoleh dalam interaksi eksplorasi dianggap mungkin atau tidak. Berbagai cara pengujian informasi adalah dengan memanfaatkan triangulasi, pemeriksaan bagian, persepsi ekstra, determinasi, dan penyidikan kasus negatif [10].

A. Triangulasi

Triangulasi suatu teknik yang ada dalam pengujian kredibilitas dengan sebagai pengecekan dan peninjauan data-data dari berbagai informan dan narasumber yang diperoleh oleh peneliti. Triangulasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

Member check dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana informasi yang telah peneliti peroleh melalui wawancara dengan narasumber sudah seseuai dengan data-data yang diperoleh dari proses observasi. Tujuan dilakukannya agar informasi dan data yang telah didapatkan oleh peneliti dari narasumber adalah informasi atau data yang sudah sesuai dan benar serta dapat digunakan sebagai acuan penelitian kali ini.

B. Perpanjangan Pengamatan

Eksplorasi subyektif adalah pemeriksaan naturalistik atau reguler, tidak disembunyikan, atau untuk apa nilainya. Dengan cara yang paling umum untuk menambahkan persepsi ini, menyiratkan bahwa spesialis tidak henti- hentinya atau bekerja sama dengan objek eksplorasi . Persepsi yang diperluas dapat menambah/memperbarui informasi. Dengan melakukan perpanjangan atau perluasan penelitian, maka peneliti akan melakukan kembali apa yang sebelumnya telah dilakukan selama penelitian sebelumnya kali ini dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah data dan informasi yang lebih relevan dan baru.

C. Peningkatan Ketekunan

Determinasi dalam melakukan penelitian belum cukup, dimana peneliti wajib untuk lebih meningkatkan ketekunannya. Melalui peningkatan ini diharapkan peneliti lebih mampu dalam memperoleh data yang akurat dan cermat serta mampu mencatat waktu kejadian dengan baik dan secara sistematis hingga melakukan nya dengan efektif. Dengan melakukan peningkatan ketekunan peneliti akan mereview kembali data yang didapat sudah benar dan sesuai kebutuhan penelitian.

2. Transferability

Adaptasi adalah legitimasi luar dalam eksplorasi subjektif. Legitimasi luar menunjukkan derajat ketepatan atau kegigihan hasil eksplorasi terhadap populasi di mana contoh tersebut diambil . Pertanyaan- pertanyaan yang terkait dengan langkah yang bernilai hingga saat ini dapat bagaimanapun juga diterapkan/dimanfaatkan dalam situasi yang berbeda. Bagi para ahli berbagai kualitas ketika digunakan dalam penelitian, sehingga dapat digunakan dalam berbagai situasi dalam situasi sosial yang sah, gerakan tetap dapat digunakan.

3. Dependability

Kualitas atau penelitian yang tak tergoyahkan yang dapat diandalkan, semua dalam semua beberapa penelitian memang selalu mendapatkan hasil yang sama. Reliance atau penelitian ketergantungan akan menjadi penelitian jika eksplorasi yang diarahkan dengan interaksi pengujian yang mendekati hasil yang cukup serupa dari sumber acuan peneliti.

Pengujian ini dilakukan dengan meninjau proses penelitian secara menyeluruh tinjauan seluruh proses pemeriksaan. Dimana proses ini pembimbing akan meninjau kembali proses yang dilakukan oleh peneliti selama aktivitasnya saat melakukan proses-proses pada saat waktu penelitian.

4. Confirmability

Obyektifitas pengujian subjektif ini disebut juga dengan research confirmability test. Eksplorasi dapat dianggap berimbang dengan asumsi konsekuensi pemeriksaan telah diselesaikan oleh lebih banyak individu. Uji konfirmabilitas pengujian subjektif mengandung makna pengujian konsekuensi eksplorasi yang dipimpin dengan siklus yang telah dilakukan. Jika hasil eksplorasi merupakan unsur interaksi pemeriksaan selesai, maka pemeriksaan tersebut telah memenuhi pedoman konfirmabilitas.

Validitas dari uji komfirmabilitas ini ialah tidak adanya perbedaan suatu data yang didapatkan oleh peneliti di objek penelitian dengan data yang benar, sehingga data tersebut dapat dikatakan valid.

Teknik Analisis

Dalam eksplorasi subjektif, pemeriksaan informasi sebelum terjun ke lapangan, hingga pengumuman hasil penelitian. Pemeriksaan informasi dimulai ketika spesialis memutuskan titik fokus eksplorasi hingga laporan eksplorasi selesai. Maka prosedur penyelidikan informasi dilakukan mulai dari penyusunan pemeriksaan sampai eksplorasi selesai.

Analisis data ialah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memeperoleh informasi yang diperoleh selama proses wawancara, observasi, proses pengumpulan dokumen penting untuk penelitian dan proses yang berskesinambungan dengan penelitian untuk tujuan mengelola apa yang didapat tersebut sehingga dapat membuatnya sebagai informasi yang akan digunakan sebagai naskah untuk menyampaikannya pada orang lain.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Sejarah dan Profil Perusahaan

Sidoarjo terkenal dengan sentra industri sepatu dan sandal, dimana kualitas produk bisa dibilang sangat bagus untuk ukuran produk lokal. Dimana banyak umkm yang berjamur dimasyarakat sidoarjo yang merupakan penghasil sepatu dengan produk terbaik menjadi jaminanan karena pengerjaan sepatu masih dengan cara homemade. Ricosta adalah salah satu brand sepatu yang beralamat dijalan Bypass Krian, Balongbendo Sidoarjo-Jawa Timur. Brand lokal asal sidoarjo ini membuat sepatu dengan menyasar kalangan muda di jawa timur, Ricosta menjual berbagai macam pilihan sepatu, mulai dari sneakers hingga sepatu harian dengan gaya yang modern dimana memang cenderung disukai remaja. Ricosta memfokuskan menjual produknya dengan online, dimana dengan cara ini memudahkan perusahaan untuk menyasar target pasarnya yang rata-rata sudah melek teknologi yaitu Gen Z. Ricosta dimulai pada februari tahun 2019 dimana dari kegelisahan pemilik andy cahyono tentang sepatu yang ada dipasaran yang teralalu mahal dan tidak sesuai dengan bahannya. Dengan pengalaman di bidang yang sama selama 30 Tahun, maka pemilik ricosta untuk masuk dengan celah tersebut memberanikan diri untuk membuat sepatu yang sesuai harga dan kualitasnya. Dimana sepatu Ricosta mempunyai khas bisa dipakai dengan segala tipe orang, dimana sesuai dengan slogan Ricosta yakni “LimetlessIdentities

Visi dan Misi Perusahaan

Ricosta shoes bergerak pada bidang industri sepatu yang ingin membuat sepatu bisa diperuntukkan segala tipe orang dimana ini menjadi visi mereka. Kemudian untuk menunjang visi tersebut Ricosta shoes mempunyai misi mengembangkan produk dan memperhatikan setiap detail kecil yang ada sehingga bisa memuaskan konsumen.

Produk dan Komitmen

Adapun komitmen perusahaan ialah mengutamakan kepuasan pelanggan dan memberikan pelayanan terbaik. Berikut beberapa contoh produk unggulan Ricosta Shoes : Perusahaan menggunakan domain (.id) yang sebelumnya dikelola oleh Kementrian Kominfo mulai tahun 2007 diahlihkan kepada Pengelola Domain Internet Indonesia(PANDI), dimana domain membutuhkan perpanjangan setiap satu tahun.

Website Ricosta Shoes

Website ini dibuat pada awal munculnya ricosta shoes dengan maksud dan tujuan untuk pemasaran dan memberikan pengalaman belanja yang maksimal bagi pengguna website, karena website ini juga terhubung ke marketplace lokal untuk mempermudah transaksi dalam website tersebut. Pada tahapan perencanaan pihak Ricosta Shoes menggunkan jasa pihak ketiga untuk mengerjakan website sehingga perusahaan memungut PPH 23 atas jasa yang dilakukan secara profesional dan pada proses yang dilakukan ini pihak Ricosta Shoes mengakui nya sebagai beban. Pada tahap ini, Ricosta Shoes juga membeli peralatan yang digunakan untuk membantu aktivitas situs mereka. Ricosta menerapkan kebutuhan dalam PSAK 16 untuk pembelian atau peningkatan peralatan, sehingga peralatan yang digunakan dapat dianggap sebagai sumber daya organisasi yang layak. Untuk mendapatkan nama ruang untuk situs organisasi, Anda harus membayar koperasi spesialis. Penggunaan yang disebabkan untuk pengadaan nama ruang ini dianggap sebagai biaya ketika dilakukan. Demikian pula dengan perbaikan pemrograman kerja, membuat kode untuk aplikasi, dan memperkenalkan aplikasi yang dibuat di server web. Semua biaya yang disebabkan ketika kemajuan selesai dianggap sebagai biaya. Sebuah situs harus memiliki tampilan yang memikat untuk menarik perhatian netter yang sah dan tidak suram. Kehadiran sebuah situs penting, karena akan menarik minat pelanggan. Format halaman, pilihan variasi dan gerakan yang menarik adalah hal yang harus dipercaya dan terus dikembangkan agar tamu tidak kelelahan. Ricosta juga melakukan kemajuan komputerisasi visual untuk situs mereka dan biaya yang ditimbulkan pada tahap ini dianggap sebagai biaya saat dilakukan. Tahap ini mencakup pembuatan, pembelian, perencanaan (misalnya membuat gabungan dan label pembeda), dan mentransfer data, baik sastra maupun grafis, di situs sebelum penyempurnaan situs. Konsumsi yang disebabkan pada tahap ini dianggap sebagai biaya ketika terjadi. Tahap aktivitas diakhiri dengan menyegarkan beberapa ilustrasi dan gerakan yang menampilkan artikel berbeda pada item sepatu yang mereka tangani agar lebih menarik. Perusahaan juga mendaftarkan situs mereka dengan alat pencarian seperti Google, untuk memudahkan pembeli melacak situs mereka jika mereka tidak tahu sama sekali tentang alamat situs. Penggunaan yang dibawa dalam fase kegiatan ini dianggap sebagai biaya. Dari tahap penataan hingga kegiatan sehari- hari, lokasi tersebut diawasi langsung oleh organisasi. Organisasi tidak termasuk pertemuan luar. seluruh perwakilan di Divisi IT adalah individu-individu yang ahli di bidangnya dengan tujuan agar organisasi tidak menahan pekerja yang bersiap untuk bekerja di lokasinya.

Pembahasan

Pengakuan dan perlakuan akuntansi website

Pengakuan dan perlakuan Akuntansi untuk website diklasifikasikan sebagai Asset Tidak Berwujud. Situs yang dibuat dimulai dari pengembangan bisa diakui sebagai aset oleh perusahaan jika aset tersebut memunuhi persyaratan yang ada dalam ketentuan. Situs website bisa diungkap sebagai aset tak berwujud sesuai dengan ketentuan PSAK pada paragraf ke 21, paragraf ke 56 dan paragraf ke 57(d) dimana dapat diakui sebagai aset tak berwujud pada saat menghasilkan keuntungan atau pendapatan dari website yang berasal dari penjualan produk berupa sepatu. Namun apabila website tersebut tidak menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan maka semua tahapan pengembangan akan diakui sebagai beban pada akuntansina.

Tahapan Perencanaan

Ricosta shoes memiliki website saat memulai bisnis perdananya pada ferbruari tahun 2019. Sebelum membangun websitenya Ricosta shoes melakukan beberap studi yang melibatkan pihak profesional. Dimulai dari kelayakan, mencari perangkat yang sesuai dengan kebutuhan peruasahaan. Pada tahapan ini pihak ricosta shoes mengakui pada tahapan awal ini sebagai beban lain-lain-website. Dimana dalam pencatatannya :

Pembuatan dan pengembangan website Ricosta shoes 2019 Beban lain-lain-Riset Website RP xxx,-

Kas/Bank

Rp xxx,-

Dimana perusahaan menganggap pembuatan sebagai beban saat terjadinya transaksi dimana ini sesuai dengan yang tertera pada ISAK yang menganggapnya sebagai beban. Dalam pekerjaannya ricosta shoes menggunakan tenaga professional untuk membuat websitenya sehingga timbul

PPH 23 sehingga perhitungan pajaknya 2% dari bruto maka dari transaksi tersebut perusahaan mencatat jurnal sebagai :

2019

Aset tak berwujud-situs webRp xxx,- Beban PPH 23Rp xxx,-

Utang Pajak PenghasilanRp xxx,-

Kas/BankRp xxx,-

kesimpulan bahwa perusahaan menerapkan PPH 23 yakni memungut 2% dari hasil bruto, penghasilan tersebut diakui oleh perusahaan sebagai beban perolehan. Semestinya pajak tersebut bisa diakui sebagai biaya perolehan situs web.

Tahap Pengembangan Aplikasi dan Infranstruktur

Pada tahapan ini ricosta shoes melakukan pembelian terhadap beberapa perangkat yang termasuk dalam kalsifikasi perangkat keras untuk pengoperasian website, dimana peruasahaan mengakui pembelian peranagkat tersebut sebagai aset tetap pada perusahaan dimana rujukan ini mengacu pada PSAK 16. Dimana pembelianya berupa wifi dan juga desktop yang cukup mempuni, Dimana jurnalnya dicatat seperti:

2019

Inventaris KantorRp xxx,-

Kas/BankRp xxx,-

Jurnal penyusutan Metode garis lurus

2019 Beban Penyusutan Inv. Kantor

Rp xxx,-

Akm. Penyusutan Inv. Kantor Rp xxx,-

Penggunaan yang disebabkan untuk mendapatkan alamat atau sering disebut sebagai domain ini dianggap sebagai beban saat dilakukan. Demikian pula dengan peningkatan kerja pemrograman, pembuatan kode untuk aplikasi, dan pengenalan aplikasi yang dibuat pada server web. Semua biaya yang ditimbulkan ketika kemajuan ini diselesaikan dianggap oleh Organisasi sebagai biaya. Jadi jurnalnya bisa ditulis:

2019 Beban lain-lain websiteRp xxx,-

Kas/BankRp xxx,-

Namun pada hakikatnya seharusnya biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bisa di akui sebagai biaya perolehan website sehingga perusahaan dapat memanfaatkannya sebagai aset tak berwujud, dimana jurnal yang seharusnya ditulis :

2019 Aset tak berwujud-website Rp xxx,-

nkRp xxx,-

Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahapan kedua ini sudah sesuai dengan ISAK 14 dimana pembelian dalam perangkat keras sudah sesuai dengan yang diatur. pengembangan aplikasi dan infrastruktur situs web belum sepenuhnya menerapkan ISAK 14 tentang biaya situs web. Namun pada transaksi lainnya perusahaan belum menerapkan sesuai dengan apa yang seharusnya dimana kegiatan-kegiatan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Dimana seharusnya perusahaan tersebut bisa memasukkan transaksi tadi ke dalam biaya perolehan. Dimana pada tahapan ini peruasahaan tidak sepenuhnya sesuai dengan ISAK 14 tentang pengakuan aset tak bwerwujud, dimana hanya pengakuan pada inventaris saja yang sesuai dengan kegiatan akuntansi.

Tahap pengembangan desain grafis

Sebuah situs harus memiliki tampilan yang menarik untuk menarik perhatian pembeli atau konsumen agar intuitif dan tidak membosankan. Kehadiran sebuah situs adalah sesuatu yang kritis pada zaman ini, dimana website perusahaan ini bisa mendapatkan banyak sekali keuntungan. Desain halaman, pilihan variasi dan keaktifan yang memukau adalah hal-hal yang harus dipercaya dan terus dikembangkan agar para tamu tidak kelelahan. Ricosta Shoes juga mengembangkan komputerisasi visual untuk situs mereka dan biaya yang timbul pada tahap ini dianggap sebagai beban saat terjadinya transaksi. Pencatatn jurnal sebagai berikut

2019 Beban lain-lain-websiteRp xxx,-

Kas/BankRp xxx,-

Pada tahapan ini diakui sebagai beban apabila konten yang akan digunakan untuk kebutuhan promosi dan iklan, dimana hal ini sudah sesuai untuk perlakuan akuntansinya dengan ISAK 14.

Tahapan Pengembangan Isi

Menghitung pembuatan, pembelian, kesiapan, dan pemulihan data, baik sastra maupun realistis, di situs sebelum perbaikan situs. Data ini dapat disimpan dalam kumpulan data lain yang dikoordinasikan ke dalam konten yang akan dimasukkan ke dalam fitur. Pengeluaran yang terjadi pada tahap ini dianggap sebagai beban ketika dilakukan karena materi yang dibuat hanya untuk mempublikasikan dan mempromosikan produk yang ditawarkan oleh Ricosta Shoes. Penulisam Jurnal untuk tahapan ini :

2019 Beban websiteRp xxx,-

Kas/BankRp xxx,-

Jika ini sesuai dengan ISAK 14 sehubungan dengan biaya lokasi, ini menyatakan bahwa pada tahap pengembangan bahan dianggap sebagai biaya dengan asumsi bahan tersebut dibuat untuk mempublikasikan dan memajukan item dan administrasi elemen. Karena klien interior situs adalah semua unit kerja, beban pada peningkatan yang memuaskan tidak boleh dibebankan ke situs.

Tahapan Operasi

Organisasi menganggap bahwa biaya yang ditimbulkan pada tahap ini tidak memenuhi prasyarat immaterial dan pengakuan standar yang diterapkan dalam PSAK 19. Semua persaingan dalam tahap ini dianggap sebagai biaya. ISAK 14 masuk akal bahwa fase situs organisasi dapat dianggap sebagai sumber daya yang sulit dipahami karena memenuhi model yang diharapkan dalam PSAK 19 untuk situasi ini dirasakan pada ukuran penyampaian sumber daya situs.

2019 Beban websiteRp. xxx,-

Kas/BankRp. xxx,-

ISAK 14 biaya lapangan menyatakan bahwa dalam tahap kerja ini awalnya mengevaluasi apakah latihan tersebut memenuhi standar PSAK 19 tentang Sumber Daya Sulit dipahami pasal 18, khususnya pengakuan suatu hal sebagai sumber daya immaterial menggunakan zat untuk menunjukkan bahwa hal tersebut memenuhi makna sumber daya teoretis dan langkah-langkah pengakuan dalam PSAK 19 Sumber daya teoretis bagian 21. Bagian tersebut menyatakan bahwa sumber daya teoretis dirasakan jika dan tepat ketika kemungkinan besar keuntungan moneter di masa depan akan berpindah dari sumber daya, dan biaya sumber daya dapat diperkirakan pada premis faktual. dapat diandalkan. Pada tahap kerja ini, latihan di atas dianggap sebagai biaya ketika menyebabkan. Jadi jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

2019 Aset tak berwujud-website Rp xxx,-

Kas/BankRp. xxx,-

Peningkatan dan dukungan situs diselesaikan dengan mengisi ulang ruang secara konsisten, setiap perluasan dianggap oleh organisasi. jadi jurnal yang muncul untuk tahap ini adalah:

2019 Beban perpanjangan website Rp xxx,-

Kas/BankRp. xxx,-

Simpulan

Berdasarkan dengan apa yang telah peniliti kemukakan pada pembahasan terhadap pengakuan dan perlakuan akuntansi terhadap situs perusahaan yang mempunyai website. Bahwa ricosta shoes belum menerapkan perlakuan yang sesuai terhadap aktiva tak berwujud berupa website yang sesuai dengan ketentuan ISAK 14. Pada tahapan awal yaitu perencanaan dimana ricosta shoes mengakui website sebagai bebandimana ini tidak sesuai dengan ISAK 14, dan ricosta juga menerapkan PPH 23 atas jasa professional dimana ini sudah sesuai dengan ketentuan. pengakuan dan Perlakuan akuntansi telah sesuai dengan ISAK 14, dimana pengeluaran yang memenuhi persyaratan dari PSAK 19 bisa dianggap sebagai aset tak berwujud. Pada penelitian di ricosta shoes sebagian besar pengeluaran untuk pembuatan website mulai dari tahapan awal sampai dengan pengoperasian website perusahaan lebih banyak mengakuinya dan mecatatnya sebagai beban.

Ricosta shoes bergerak dalam sektor perusahaan dagang maka perusahaan sering memperbarui situs website nya. Namun dalam setahun terakhir menurut informan perusahaan lebih berfokus pada marketpalace seperti tokopedia, shopee dan lazada. Dimana website hanya sebagai faktor penunjang. Perusahaan juga mengalihkan perkenalan produk yang sebelumnya update di website terlebih dahulu kini beralih ke instagram. Dimana website ricosta shoes hanya sebagai tempat promosi.

Pengakuan dan perlakuan akuntansi terhadap website ricosta dianggap sebagai beban lain-lain dalam Laporan keuangannya, dan tidak sesuai dengan apa yang diungkapkan ISAK 14 bahwa website bisa dianggap sebagai aktiva tak berwujud.

References

  1. J. H. Mustakini, “Metode Penelitian Bisnis. Edisi ke-6. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.,” 2014.
  2. P. D. Sugiono, “Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif.pdf,” Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. 2014.
  3. S. Hermawan and Amirullah, “Metode Penelitian Bisnis Bandung,” CV Alfa Beta, 2016.
  4. S. Hermawan and Amirullah, Metode Penelitian. 2016.
  5. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan 19. Bandung: Alfabeta CV., 2013.
  6. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&DSugiyono. 2013. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D.” Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. https://doi.org/10.1. 2013.
  7. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke. Bandung: Alfabeta, 2015.
  8. U. Silalahi, “Metode Penelitian Sosial Kuantitatif,” J. Vis. Lang. Comput., 2015.
  9. U. Sekaran and Bougie, “Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan Pengembangan-Keahlian,” in Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan Pengembangan-Keahlian, 2017.
  10. W. Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan,” Pre-print Digit. Libr. UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020.