Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.3862

Factors Affecting Stock Returns in Banking Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange


Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Stock Return Banking companies Indonesia Stock Exchange (IDX) Factors Purposive sampling

Abstract

This study aims to determine the factors that can affect stock returns in banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The period of this reseearch is 2017 – 2020. The population of this study includes all banking companies listed on the IndonesiaStock Exchange (IDX) during the period 2017 – 2020. The sampling technique used is purposive sampling. The results of this study indicate that partially the current ratio (CR) and price to book value (PBV) variable have a significant positive effect on stock returns. Debt to equity ratio (DER) has a significant negative effect on stock returns. Meanwhilw, firm size anf return on assets (ROA)have no significant effection on sktock return.

Highlights:

  • Significance of Variables: The study examines the impact of key financial variables such as current ratio, price to book value, and debt to equity ratio on stock returns in Indonesian banking companies.
  • Positive Effects: The current ratio and price to book value are found to have a significant positive influence on stock returns, suggesting their importance as indicators of financial performance and market valuation.
  • Negative Effect of Debt: The study highlights the negative effect of the debt to equity ratio on stock returns, emphasizing the potential risks associated with higher levels of debt in banking companies.

Keywords: Stock returns, Banking companies, Indonesia Stock Exchange (IDX), Factors, Purposive sampling.

Pendahuluan

Pasar modal sebagai tempat yang menghubungkan investor (penyedia dana) dengan emiten (membutuhkan dana) dan pasar modal dapat menggerakkan ekonomi kreatif karena memungkinkan pengusaha untuk menerima modal dari kegiatan investasi. Bagi investor, pasar modal merupakan salah satu cara alternatif untuk berinvestasi. Sedangkan bagi emiten, pasar modal merupakan tempat terbaik untuk mencari modal. Dengan membeli saham, investor mengharapkan untuk menerima deviden setiap tahun saat memberi saham dan memperoleh keuntungan (capital gain) ketika mereka menjual saham kembali. Menurut [1] return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Jika return saham mengalami kenaikan memungkinkan perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan baik. Return saham yang tinggi juga memiliki risiko yang tinggi pula, sebaliknya jika return saham rendah, maka risiko juga rendah.

Investor sangat mengharapkan return yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mendapatkan hal tersebut, investor menganalisis faktor yang mempengaruhi investasi dalam saham. Faktor pertama yang mempengaruhi return saham yaitu, Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang akan jatuh tempo [2]. Nilai CR yang tinggi mengakibatkan laba bersih yang rendah karena menunjukkan kelebihan aset lancar yang kurang baik terhadap profitabilitas. Karena aset lancar menghasilkan laba rendah dibandingkan dengan aset tetap. CR yang tinggi belum tentu baik. Banyaknya dana yang tidak digunakan bisa mempengaruhi kemampuan atau profitabilitas sebuah perusahaan, ditunjukkan dengan investor yang memperoleh return lebih rendah apabila perusahaan masih belum bisa memenuhi kewajiban jangka pendek.

Faktor kedua yang mempengaruhi return saham yaitu, Ukuran Perusahaan (UP) merupakan suatu skala besar kecilnya perusahaan dilihat dari total aktiva, jumlah penjualan, nilai saham dan sebagainya [3]. Tingkat return saham perusahaan yang besar mendapatkan return lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perkembangan perusahaan besar lebih besar daripada perusahaan kecil yang menyebabkan pemegang saham atau investor memilih saham perusahaan besar karena perusahaan memiliki total aktiva yang besar. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar dianggap mencapai tahap kedewasaan karena arus kas positif dan dianggap memiliki prospek jangka panjang. Menurut [4], ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Sementara dalam penelitian [5], ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Faktor ketiga yang mempengaruhi return saham yaitu, Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukurdan membandingkan hutang dengan modal. Investor biasanya menyukai perusahaan yang tingkat DER rendah karena rendahnya nilai DER menunjukkan bahwa rendahnya hutang yang dibiayai oleh modal sehingga investor tidak khawatir akan kerugian dan mendapatkan laba atas modal yang telah ditanam. Semakin tinggi penggunaan financial leverage maka semakin tinggi biaya tetap jangka panjang (gaji karyawan, biaya asuransi, biaya pajak dan bangunan, dan sebagainya) yang mengakibatkan laba perusahaan menurun karena digunakan untuk menutup biaya tetap jangka panjang dan bunga. Tingginya DER mengakibatkan tingginya hutang yang menyebabkan menurunnya laba yang diterima investor. Menurut [6], DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini berbeda dari penelitian [7] yang mengungkapkan DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Faktor keempat yang mempengaruhi return saham yaitu, Return On Asset (ROA) yang dapat digunakan untuk mengukur laba perusahaan denganmemanfaatkan aset yang dimilikinya [2]. Tingginya ROA mencerminkan kinerja perusahaan yang baik dan investor akan mendapatkan keuntungan dari deviden yang diterima ataupun meningkatnya harga saham dan juga return saham. Menurut hasil penelitian [8], secara parsial ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian [9] yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap return saham.

Faktor terakhir yang mempengaruhi return saham yaitu, Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang menilai apakah harga saham di atas atau di bawah nilai buku saham. Semakin tinggi rasio PBV dibandingkan dengan dana yang sudah di investasikan maka akan meyakinkan pasar untuk prospek masa depan. Dengan rasio PBV yang tinggi, maka perushaaan dinilai baik, yang menyebabkan harga saham meningkat dan mempengaruhi return saham yang meningkat juga. Menurut hasil penelitian [7], PBV memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan dalam hasil penelitian [10] menyatakan bahwa PBV tidak berpengaruh terhadap return saham.

Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menjadi objek dalam penelitian ini. karena memiliki prospek yang berkembang dari waktu ke waktu. Perbankan merupakan salah satu sektor yang banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh [11] yang berjudul “Faktor-Fakltor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Perbedaan pada penelitian yang sekarang yaitu dengan menambahkan variabel Ukuran Perusahaan dan PBV. Dari uraian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif asosiatif. Metode deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui fakta atau sifat dari satu variabel atau lebih dengan mengamati aspek tertentu dengan spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang ada. Menurut [12] metode asosiatif merupakan metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan dua variabel atau lebih.

B. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, data yang diambil tidak langsung dari perusahaan melainkan mengambil dari Galery BEI yang ada di Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial Lantai 3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jl. Majapahit No. 666B, Sidoarjo.

C. Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel

a. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitihan ini adalah return saham. Return saham merupakan hasil yang diperoleh investor dari sebuah investasi.

b. Variabel Independen

Penelitian ini menggunakan variabel independen sebagai berikut :

1. Current Ratio (X1)

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek dengan aktivanya.

2. Ukuran Perusahaan (X2)

Rasio yang digunakan untuk menentukan besar kecilnya perusahaan

3. Debt to Equity Ratio (X3)

Rasio likuiditas yang mengukur perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.

4. Return on Asset (X4)

Rasio digunakan mengukur laba perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA mengukur efektifitas perusahaan memanfaatkan sumber dana atau hasil pengembalian investasi.

5. Price to Book Value (X5)

Rasio yang digunakan untuk menilai harga saham melebihi atau kurang dari nilai buku saham.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa annual report yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2020.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Keseluruhan dari kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik umum, yang terdiri dari bidang untuk diteliti dan digunakan untuk membuat kesimpulan. Penelitian ini menggunakan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

2. Sampel

Sampel dari penelitian ini dipilih menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu sebagai berikut:

No. Kriteria Sampel Jumlah Perusahan
1. Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2017 – 2020 43
2. Menyajikan laporan keuangan secara lengkap pada periode tahun 2017 – 2020 32
4. Perbankan yang mengalami laba/untung pada periode tahun 2017 – 2020 22
5. Jumlah perusahaan perbankan yang diteliti 22
6. Jumlah observasi 22 × 4 tahun 88
Table 1.Kriteria Sampeldata diolah peneliti (2022)

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. AGRO
2 PT Bank Capital Indonesia Tbk. BACA
3 PT Bank Central Asia Tbk BBCA
4 PT Bank Mestika Dharma BBMD
5 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI
6 PT Bank Yudha Bhakti Tbk BBYB
7 PT Bank Ina Perdana Tbk BINA
8 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk BJBR
9 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk BJTM
10 PT Maspion Indonesia Tbk BMAS
11 PT Bank Bumi Artha Tbk BNBA
12 PT Bank CIMB Tbk BNGA
13 PT Bank Maybank Tbk BNII
14 PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk MCOR
15 PT Bank Mega Tbk MEGA
16 PT Bank OCBC NISP Tbk NISP
17 PT Bank National Nobu Tbk NOBU
18 PT Bank Pan Indonesia PNBN
19 PT Bank Woori Sudara Indonesia 1906 Tbk SDRA
20 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI
21 PT Bank Mandiri Tbk BMRI
22 PT Bank Permata Tbk BNLI
Table 2.Daftar SampelData Diolah Peneliti (2022)

F. Teknik Analisis Data

Untuk menghasilkan penelitian yang sesuai tujuan, perlu dilakukan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik yang digunakan menganalisa dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.

2. Asumsi Klasik

Memastikan persamaan garis regresi yang diperoleh linear akan dilakukan pengujian sebagai berikut;

a. Uji Normalitas

Dalam menguji normalitas, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika signifikansi hasil perhitungan data (Sig) > 5%, maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi hasil perhitungan data (Sig) < 5%, maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Standar bebas dari multikolinearitas, nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2018)

c. Uji Heteroskedastisitas

Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).

d. Uji Autokorelasi

Alat ukur menggunakan Durbin Watson (D-W). Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah H0 (tidak adanya autokorelasi, r=0) dan Ha (ada autokorelasi, r ≠ 0).

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk menguji pengaruh dan hubungan variabel bebas yang lebih dari dua variabel digunakan persamaan analisis regresi linier berganda.

G. Pengujian Hipotesis

Uji Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui pengaruh signifikansi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian secara terpisah menggunakan uji t ini dapat melihat pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen [13].

Hasil dan Pembahasan

Hasil

A. Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return saham (Y), Current Ratio (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Debt to Equity Ratio (X3), Return On Asset (X4) dan Price to Book Value (X5) selama periode penelitian tahun 2017 sampai dengan 2020 pada perbankan yang terdaftar di BEI sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini:

N Minimum Maksimum Mean Std. deviation
X1 88 1.09 1.63 1.2158 0.08073
X2 88 8.03 14.19 11.0652 1.82899
X3 88 0.27 8.24 5.1203 1.57739
X4 88 0.00 2.59 0.7507 0.80712
X5 88 0.15 4.11 1.6315 0.94236
Y 88 -0.54 0.66 0.0657 0.25278
Valid N 88
Table 3.Hasil Statistik Deskriptifdiolah dengan SPSS 26

Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 1 dapat diketahui bahwa terdapat 88 data dengan nilai minimal current ratio 1,09 dan nilai maksimum sebesar 1,63dengan nilai mean 1,2156 dan standar deviasi 0,08073. Nilai minimal ukuran perusahaan 8,03 dan nilai maksimum sebesar 14,19 dengan nilai mean 11,0652 dan standar deviasi 1,82899. Nilai minimal debt to equity ratio 0,27 dan nilai maksimum sebesar 8,24 dengan nilai mean 5,1203 dan standar deviasi 1,57738. Nilai minimal return on asset 0,00 dan nilai maksimum sebesar 2,59 dengan nilai mean 0,7507 dan standar deviasi 0,80712. Nilai minimal price to book value 0,15 dan nilai maksimum sebesar 4,11dengan nilai mean 1,6315 dan standar deviasi 0,94236. Serta nilai minimal return saham -0,54 dan nilai maksimum sebesar 0,66 dengan nilai mean 0,0657 dan standar deviasi 0,25278.

B. Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, peneliti dapat menggunakan analisa Kolmogorov-Smirnov dan P-P Plot sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 88
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,23294507
Most Extreme Differences Absolute ,078
Positive ,078
Negative -,050
Test Statistic ,078
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Table 4.Hasil Uji Normalitas Kolmogorov - Smirnovdiolah dengan SPSS 26

Berdasarkan tabel 2 diperoleh nilai asymp. Sig (2-tailed) 0,200 > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Hasil dari pengujian normal P-P Plot dapat dilihat sebagai berikut:

Figure 1.Hasil Uji Normalitas P-Plotdiolah dengan SPSS 26

Berdasarkan gambar 1 diatas memperlihatkan bahwa titik – titik atau data berada dan tersebar disekitar garis diagonal yang berarti bahwa data penelitian ini dinyatakan telah memenuhi persyaratan normalitas yang telah diberlakukan.

2. Uji Multikolinearitas

Adapun hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,458 ,664 2,195 ,031
X1 1,010 ,455 ,323 2,218 ,029 ,476 2,099
X2 ,003 ,015 ,024 ,226 ,822 ,873 1,146
X3 -,071 ,022 -,444 -3,174 ,002 ,514 1,945
X4 ,020 ,033 ,065 ,613 ,541 ,906 1,104
X5 ,091 ,029 ,338 3,082 ,003 ,837 1,195
a. Dependent Variable: Y
Table 5.Hasil Uji Multikolinearitasdiolah dengan SPSS 26

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa Variabel Curent Ratio (X1) memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 yang memiliki arti bahwa variabel current ratio dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas, Variabel Ukuran Perusahaan (X2) memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 yang memiliki arti bahwa variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas, Variabel Debt to Equity Ratio (X3) memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 yang memiliki arti bahwa variabel debt to equity ratio dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas, Variabel Return On Asset (X4) memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 yang memiliki arti bahwa variabel return on asset dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas dan Variabel Price to Book Value (X5) memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 yang memiliki arti bahwa variabel price to book value dalam penelitian ini terbebas dari multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Jika terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terjadi kesamaan varians dari residual, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi tidak adanya heteroskedastisitas dilihat dari grafik scatterplot. Hasil pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

Figure 2.Hasil Uji Heteroskedastisitasdiolah dengan SPSS 26

Berdasarkan gambar 2 diatas menunjukkan bahwa titik –titik tersebar secara acak baik diatas maupun dibawah dari angka 0 (nol) pada sumbu Y yang berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Adapun cara mendeteksi terjadi autokorelasi dalam model analisis regresi dengan menggunakan Durbin-Watson dapat dijelaskan sebagai berikut:

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,417a ,174 ,123 ,23666 2,027
a. Predictors: (Constant), X5, X3, X4, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Table 6.Hasil Uji Autokorelasidiolah dengan SPSS 26

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin – Watson adalah 2,027. Dengan demikian nilai Durbin-Watson berada di antara 1,7749 sampai dengan 2,2251 (1,7749 < 2,027 < 2,2251) yang berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi.

C. Regresi Linear Berganda

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,458 ,664 2,195 ,031
X1 1,010 ,455 ,323 2,218 ,029 ,476 2,099
X2 ,003 ,015 ,024 ,226 ,822 ,873 1,146
X3 -,071 ,022 -,444 -3,174 ,002 ,514 1,945
X4 ,020 ,033 ,065 ,613 ,541 ,906 1,104
X5 ,091 ,029 ,338 3,082 ,003 ,837 1,195
a. Dependent Variable: Y
Table 7.Hasil Regresi Linear Bergandadiolah dengan SPSS 26

Apabila nilai dari tabel 5 diatas didistribusikan maka akan diperoleh nilai sebagai berikut:

Y = 1.458 + 1.010X1 + 0.003X2 - 0.071X3 + 0.020X4 + 0.091X5 + e

Dapat dilihat dari persamaan diatas maka dapat dijelaskan bahwa nilai konstan sebesar 1,458 menyatakan jika semua variabel bebas current ratio, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, return on asset dan price to book value dianggap konstan maka dapat diprediksi return saham sebesar 1,458. Koefisien regresi current ratio (X1) sebesar 1,010 dan bertanda positif, menunjukkan bahwa current ratio mempunyai hubungan yang satu arah dengan return saham. Hal ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan nilai variabel current ratio, maka return saham akan naik sebesar 1,010 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain X2, X3, X4 dan X5 adalah tetap. Koefisien regresi ukuran perusahaan (X2) sebesar 0,003 dan bertanda positif, menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang satu arah dengan return saham. Hal ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan nilai variabel ukuran perusahaan, maka return saham akan naik sebesar 0,003 dengan anggapan bahwa X1, X3, X4 dan X5 tetap. Koefisien regresi debt to equity ratio (X3) sebesar -0,071 dan bertanda negatif, menunjukkan bahwa devt to equity ratio mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan return saham. Hal ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan nilai variabel debt to equity ratio, maka return saham akan turun sebesar 0,071 dengan anggapan bahwa X1,X2,X4 dan X5 tetap. Koefisien regresi return on asset (X4) sebesar 0,020 dan bertanda positif, menunjukkan bahwa return on asset mempunyai hubungan yang satu arah dengan return saham. Hal ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan nilai variabel return on asset, maka return saham akan naik sebesar 0,020 dengan anggapan bahwa X1, X2, X3 dan X5 tetap. Koefisien regresi price to book value (X5) sebesar 0,091 dan bertanda positif, menunjukkan bahwa price to book value mempunyai hubungan yang satu arah dengan return saham. Hal ini berarti setiap kenaikan satu kesatuan nilai variabel price to book value, maka return saham akan naik sebesar 0,020 dengan anggapan bahwa X1, X2, X3 dan X4 tetap.

D. Penguji Hipotesis

Uji Parsial (Uji t)

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,458 ,664 2,195 ,031
X1 1,010 ,455 ,323 2,218 ,029 ,476 2,099
X2 ,003 ,015 ,024 ,226 ,822 ,873 1,146
X3 -,071 ,022 -,444 -3,174 ,002 ,514 1,945
X4 ,020 ,033 ,065 ,613 ,541 ,906 1,104
X5 ,091 ,029 ,338 3,082 ,003 ,837 1,195
a. Dependent Variable: Y
Table 8.Hasil Uji tdiolah dengan SPSS 26

Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan hasil penelitian uji t bahwa current ratio (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,029 yang berarti dibawah atau kurang dari 0,05 dan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,218 dan diketahui nilai t tabel adalah 1,989 yang berarti t hitung 2,218 > t tabel 1,989. Dapat disimpulkan bahwa current ratio (X1) berpengaruh positif terhadap return saham (Y). Variabel ukuran perusahaan (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,822 yang berarti lebih dari 0,05 dan menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,226 dan diketahui nilai t tabel adalah 1,989 yang berarti t hitung 0,226 < t tabel 1,989. Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan (X2) tidak berpengaruh terhadap return saham (Y). Variabel debt to equity ratio (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 yang berarti dibawah atau kurang dari 0,05 dan menunjukkan nilai t hitung sebesar -3,174 dan diketahui nilai t tabel adalah 1,989 yang berarti t hitung -3,174 < t tabel 1,989. Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio (X3) berpengaruh negatif terhadap return saham (Y). Variabel return on asset (X4) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,541yang berarti lebih dari 0,05 dan menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,613 dan diketahui nilai t tabel adalah 1,989 yang berarti t hitung 0,613 < t tabel 1,989. Dapat disimpulkan bahwa return on asset (X4) tidak berpengaruh terhadap return saham (Y). Variabel price to book value (X5) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,003 yang berarti dibawah atau kurang dari 0,05 dan menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,082 dan diketahui nilai t tabel adalah 1,989 yang berarti t hitung 3,082 > t tabel 1,989. Dapat disimpulkan bahwa price to book value (X5) berpengaruh positif terhadap return saham (Y).

Pembahasan

1. Pengaruh Current Ratio Terhadap Return Saham

Hasil penelitian mendukung hipotesis pertama bahwa variabel current ratio berpengaruh terhadap return saham. Perusahaan yang memiliki aktiva lancar yang tinggi daripada kewajiban lancar cenderung lebih baik karena aset dapat dicairkan sewaktu-waktu sehingga investor merasa aman jika membeli saham. Investor akan yakin melakukan investasi dan hal tersebut akan mempengaruhi pada peningkatan harga saham dan akan berimbas pada return saham. Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian dari [14], [11], [15] dan [16] yang menyatakan bahwa kondisi current ratio yang tinggi mencerminkan perusahaan dalam keadaan yang likuid mengakibatkan performance harga saham meningkat. Naiknya harga saham akan mengakibatkan return yang meningkat.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham

Hasil penelitian tidak mendukung hipotesis kedua bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham. Besarnya suatu aset yang dimiliki oleh sebuah perusahan perbankan bila tidak dikelola dengan baik oleh suatu perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan, maka tidak akan menghasilkan laba yang besar. Laba yang tidak maksimal membuat para investor menurun dan berdampak harga saham juga menurun sehingga return saham yang akan diperoleh investor ikut menurun. Oleh karena itu, besar kecilnya suatu aset yang dimiliki perusahaan tidak bisa memprediksi besarnya laba yang akan didapat oleh perusahaan dan return saham yang akan didapat oleh investor. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian [17], [18] dan [19] yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak selalu menentukan laba operasi karena aset yang tinggi tidak mencerminkan pengelolaan aset yang baik sehingga tidak berpengaruh terhadap return saham.

3. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham

Hasil penelitian mendukung hipotesis ketiga bahwa variabel Debt to Equity Ratio mempengaruhi Return Saham. DER yang tinggi menunjukkan perusahaan menggunakan banyak hutang dibandingkan ekuitas dalam melaksanakan operasional perusahaannya dan mencerminkan risiko yang tinggi, sehingga saham perusahaan tidak menarik lagi bagi investor maka investor akan menjual saham perusahan. Keputusan investor untuk menjual saham perusahaan menyebabkan penawaran saham perusahaan di pasar menjadi meningkat. Jumlah penawaran yang tinggi sementara permintaan rendah berakibat pada penurunan harga saham. Rendahnya harga saham berakibat pada rendahnya tingkat return yang akan diterima investor.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian[20], [21], [22] dan [23] yang menjelaskan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap return saham yang disebabkan tinggi nya hutang yang dibiayai oleh modal sehingga sehingga banyaknya investor yang menjual saham menyebabkan tingginya penawaran sementara permintaan yang rendah yang berdampak pada penurunan return saham.

4. Pengaruh Return On Asset Terhadap Return Saham

Hasil penelitian tidak mendukung hipotesis keempat bahwa variabel return on asset berpengaruh terhadap return saham. Hal ini diidentifikasi karena terdapat banyak perbankan yang memiliki nilai ROA dibawah 1,25% yang menyebabkan ROA tidak dapat berpengaruh terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan penelitian [24], [25], [26], [11] dan [27] yang menjelaskan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham karena ROA tidak digunakan investor dalam memprediksi return saham dikarenakan perusahaan dengan ROA yang tinggi memiliki kecenderungan return saham tidak sesuai harapan.

5. Pengaruh Price to Book Value Terhadap Return Saham

Hasil penelitian mendukung hipotesis kelima bahwa variabel Price to Book Value mempengaruhi Return Saham. PBV merupakan salah satu informasi fundamental perusahaan yang wajib dipublikasikan setiap tahun, sehingga investor dapat menilai perusahaan yang tepat untuk menginvestasikan dananya dan mendapatkan tingkat return saham yang diharapkan. Jika suatu perusahaan dinilai lebih tinggi oleh investor, maka harga saham perusahaan bersangkutan akan semakin meningkat di pasar yang kemudian berdampak pada meningkatnya return saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian [28], [29] dan [30] yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio Price to Book Value suatu perusahaan menunjukkan semakin tinggi pula nilai pasar saham dibanding nilai bukunya. Hal ini menyebabkan semakin tinggi perusahaan dinilai oleh investor.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian mengenai Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan sampel 22 perusahaan perbankan adalah sebagai berikut:

  1. Current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.
  2. Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.
  3. Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap return saham.
  4. Return on asset tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.
  5. Price to book value berpengaruh positif terhadap return saham

References

  1. J. Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ke-1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2017.
  2. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016.
  3. P. A. Widiastari and G. W. Yasa, “Pengaruh Profitabilitas, Cash Flow dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan,” E-Jurnal Akunt. Univ. Udayana, vol. 23, pp. 957–981, 2018.
  4. B. Sudarsono and B. Sudiyanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2014,” J. Bisnis dan Ekon., vol. 23, pp. 30–51, 2016.
  5. E. Setiyono and L. Amanah, “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham,” J. Ilmu dan Ris. Akunt., vol. 5, pp. 1–17, 2016.
  6. N. Asia, “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Property Tahun 2014 - 2016 di Bursa Efek Indonesia,” J. Ilm. Ilmu Manaj., vol. 2, pp. 77–101, 2020.
  7. D. Arista and Astohar, “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Return Saham,” J. Ilmu Manaj. dan Akunt. Terap., vol. 3, pp. 1–15, 2012.
  8. D. Sunaryo, “Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Sub Sektor Perbankan BUMN di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2018,” J. Banq., pp. 57–80, 2020.
  9. T. S. Triraharjo, A. R. Alamsyah, and T. Pradiani, “Analisis Pengaruh Faktor Profitabilitas dan Inflasi terhadap Return Saham pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” J. Ekon. Manaj. dan Bisnis, pp. 1–11, 2020.
  10. C. D. Laksono, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Skripsi Univ. Negeri Yogyakarta, 2017.
  11. S. dan S. Hartoko, “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),” J. Akunt. Multidimensi, vol. 3, pp. 446–454, 2020.
  12. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta, 2018.
  13. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, 2015.
  14. A. N. Sinaga, Eric, Rudy, and V. Wiltan, “Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Deviden Payout Ratio dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Trade, Service & Invesment Company Return,” J. Econ. Bus. Account., vol. 3, pp. 311–318, 2020.
  15. N. P. H. Antari, A. Yuesti, and N. P. S. Dewi, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018,” Kumpul. Has. Ris. Mhs. Akunt., vol. 2, pp. 212–221, 2020.
  16. P. S. Indiyani, N. M. Sunarsih, and I. A. N. Yuliastuti, “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Buersa Efek Indonesia Tahun 2016-2018,” J. Ekon. dan Pariwisata, vol. 15, pp. 69–78, 2020.
  17. F. YAP, Hanna Chritianto dan Firnanti, “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Return Saham,” J. Bisnis dan Akunt., vol. 21, pp. 27–38, 2019.
  18. S. Mondayri, M. F. Basyir, and A. Firmansyah, “Return Saham dari Sudut Pandang Kinerja Operasi Perusahaan dan Ukuran Perusahaan,” J. Online Insa. Akuntan, vol. 5, pp. 271–283, 2020.
  19. A. W. Ikhtisamullah, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham,” Institutional Repos. Univ. Bakrie, 2021, [Online]. Available: http://repository.bakrie.ac.id/id/eprint/5124.
  20. Hasanudin, D. T. Awaloedin, and F. Yulianti, “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity dan Net Profit Margin Terhadap Return Saham pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2018,” J. Rekayasa Inf., vol. 9, 2020.
  21. D. Rohpika and N. Fhitri, “Pengaruh CR, DAR, DER, PBV Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Subsektor Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2017,” J. Manajemen, Ekon. dan Sains, vol. 1, 2020.
  22. R. R. A. D. Parwati and G. M. Sudiartha, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Penilaian Pasar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur,” E-Jurnal Manaj. Unud, vol. 5, pp. 385–413, 2016.
  23. N. N. S. J. P. Devi and L. G. S. Artini, “Pengaruh ROE, DER, PER dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham,” E-Jurnal Manaj., vol. 8, pp. 4183–4212, 2019.
  24. R. I. Sari, K. H. Ts, and R. R. Dewi, “Pengaruh Kepemilikan Institutional, Dewan Komisaris Independen, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate,” J. Investasi, vol. 6, pp. 26–40, 2020.
  25. E. S. Supriantikasari, Novita dan Utami, “Pengaruh Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham,” J. Ris. Akunt. Mercu Buana, vol. 5, pp. 49–66, 2019.
  26. Tahmat and I. M. Nainggolan, “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Return Saham Bank BUMN Periode 2009-2018,” J. Ekon. dan Keuang., vol. 4, pp. 373–395, 2020.
  27. N. K. A. Yoni, P. Kepramareni, and P. N. H. Ardianti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018,” Kumpul. Has. Ris. Mhs. Akunt., vol. 2, pp. 159–170, 2020.
  28. C. I. Kariza, “Pengaruh Suku Bunga, Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Price To Book Value (PBV) Terhadap Return Saham,” Equator J. Manag. Entrep., vol. 5, 2017.
  29. Pandaya, P. D. Julianti, and I. Suprapta, “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham,” J. Akunt., vol. 9, pp. 233–243, 2020.
  30. R. Jaya, Eka Putra dan Kuswanto, “Pengaruh Return On Assets, Debt to Equity Ratio dan Price to Book Value Terhadap Return Saham Perusahaan LQ45 Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” J. Bina Akunt., vol. 8, pp. 51–67, 2021.