Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.3499

Driving Firm Value: CSR, Abnormal Return, Trading Volume, and Profitability in Conventional Banking


Mengungkap Faktor-faktor Pendukung Nilai Perusahaan: Dampak CSR, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan, dan Profitabilitas dalam Perbankan Konvensional

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Firm Value CSR Abnormal Return Trading Volume Activity Profitability

Abstract

This study investigates the influence of Corporate Social Responsibility (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA), and Profitability on Firm Value in Conventional Banking Companies listed on the IDX for the 2015-2019 period. Employing purposive sampling, a sample of 13 pharmaceutical companies was selected. Secondary data was collected and analyzed using Eviews 10. The findings reveal that CSR, AR, TVA, and Profitability significantly affect Firm Value in Conventional Banking Companies. Additionally, the combined effect of these factors on Firm Value was observed. The implications of this study underscore the importance of incorporating CSR initiatives, managing abnormal returns, monitoring trading volume activity, and enhancing profitability to enhance firm value in the banking sector. These findings provide valuable insights for policymakers, practitioners, and scholars seeking to maximize firm value in the global banking industry.

Highlights:

  • Firm Value drivers: This study examines the impact of key factors, including CSR, abnormal return, trading volume activity, and profitability, on firm value in conventional banking companies listed on the IDX.
  • Empirical evidence: The results indicate significant effects of CSR, abnormal return, trading volume activity, and profitability on firm value, providing valuable insights for maximizing firm value in the banking sector.
  • Practical implications: Policymakers, practitioners, and scholars can utilize these findings to enhance firm value by incorporating CSR initiatives, managing abnormal returns, monitoring trading volume activity, and improving profitability in conventional banking.

Keywords: Firm Value, CSR, Abnormal Return, Trading Volume Activity, Profitability

Pendahuluan

Pada dasarnya, tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba. Perolehan laba saja tidak cukup untuk menjaga keberlanjutan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan memiliki tujuan lain yaitu meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya. [1]. Nilai perusahaan merupakan pandangan investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah corporate social responsibilty (CSR). Dengan adanya kebijakan mengenai kegiatan CSR, maka akan berdampak pada nilai perusahaan dan mendapatkan respon positif dari pelaku pasar. Tren globalisasi saat ini yang disertai oleh meningkatnya permintaan stakeholders terhadap perusahaan untuk melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) telah mendorong perusahaan untuk terlibat dalam praktik CSR. Kondisi finansial perusahaan saja ternyata tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan bertanggung jawab atas aktivitas yang dilakukannya kepada para stakeholder (pemangku kepentingan). Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan adalah Corporate Social Responsibility (CSR) [2]. Kesadaran mengenai pentingnya praktik CSR menjadi trend global, seiring dengan maraknya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan mereka. Oleh karena itu, perusahaan wajib mencantumkan pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya sebagai bentuk strategi jangka panjang. Selain CSR, terdapat satu faktor yang juga turut mempengaruhi nilai perusahaan yaitu kepemilikan manajerial. Proporsi jumlah kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan ada kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham [3]. Peningkatan kepemilikan manajerial membantu untuk menghubungkan kepentingan pihak internal dan pemegang saham, dan mengarah ke pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatnya nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan hal yang tidak kalah penting dalam memperbesar laba sebuah perusahaan, begitu juga dengan peningkatan profitabilitas. Peningkatan profitabilitas akan memberikan sinyal positif kepada investor bahwa perusahaan tersebut profitable dan diharapkan mampu untuk memberikan kesejahteraan kepada pemegang saham melalui pengembalian saham yang tinggi. Profitabilitas memiliki peranan/ arti penting dalam menentukan masa depan perusahaan. Hal ini berarti, semakin tinggi profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan Return On Assets akan meningkatkan nilai perusahaan dan menjadi sinyal positif bagi para investor dalam melakukan investasi untuk memperoleh return tertentu. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat. Penelitian serupa telah banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu diantaranya ialah [4], [5], [6], [7], [8] , [9].

Menurut [10], nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham [11]. Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya. Semakin besar nilai perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. CSR dalam perusahaan dapat dilihat melalui pengungkapan tanggung jawab sosial atau dikenal dengan CSR disclosure. Social reporting disclosure merupakan ekspresi dari tanggung jawab sosial perusahaan, melalui pengungkapan pelaporan aktivitas sosial perusahaan dapat menunjukkan apa yang telah mereka capai dan penuhi dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial. Pengungkapan CSR dalam penelitian ini mengacu pada 78 item pengungkapan yang meliputi 13 item lingkungan, 7 item energi, 8 item kesehatan dan keselamatan kerja, 29 item lain-lain tenaga kerja, 10 item produk, 9 item keterlibatan masyarakat, dan 2 item umum [12]. Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan dewan komisaris). Manajer ikut memiliki perusahaan dan tidak akan mengambil keputusan yang oportunistik dalam kebijakan meningkatkan jumlah hutang dan akan berusaha untuk mengurangi biaya keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan. profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.

Abnormal return merupakan salah satu anomali dari bentuk efisiensi pasar. Adanya informasi asimetri mendorong hal-hal yang menyimpang di mana kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan berpotensi memberikan peluang kepada investor untuk memperoleh abnormal return [13]. Namun demikian, tidak semua abnormal return disukai oleh investor. Abnormal retun dapat bernilai positif, dimana return yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan return yang diharapkan investor, tentu memberikan sinyal positif bagi investor [13]. Sebaliknya abnormal return dapat bernilai negative, apabila return yang terjadi lebih rendah dari return yang diharapkan [13]. Abnormal return pada banyak penelitian sebelumnya dipengaruhi oleh ada nya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Informasi yang tersedia di pasar modal memiliki peranan yang penting untuk mempengaruhi segala macam bentuk transaksi perdagangan di pasar modal. Hal ini disebabkan karena para pelaku di pasar modal akan melakukan analisis lebih lanjut terhadap setiap pengumuman atau informasi yang masuk ke bursa efek. Informasi atau pengumuman-pengumuman yang diterbitkan oleh emiten akan mempengaruhi para (calon) investor dalam mengambil keputusan untuk memilih investasi portofolio yang efisien [14]. Informasi dalam pengambilan keputusan investasi, tidak hanya informasi yang bersifat keuangan, namun juga informasi kualitatif seperti informasi berkaitan dengan dampak lingkungan dan social dari operasi usaha. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan informasi lingkungan dalam laporan keuangan. Pengungkapan informasi lingkungan membuat laporan keuangan menjadi lebih transparan dan dapat diandalkan. Sehingga akan lebih meyakinkan para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, terutama investor dan calon investor untuk keputusan investasi. Informasi lingkungan dan social perusahaan dapat diperoleh pada Laporan Keberlanjutan yang merupakan laporan yang diterbitkan perusahaan yang berisi tentang aspek ekonomi, lingkungan dan sosial yang ditimbulkan dari kegiatan sehari-hari perusahaan [15]. Laporan Keberlanjutan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik internal maupun eksternal. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan oleh berbagai pihak untuk lebih transapransi dan akuntabilitas. Apabila transapransi dan akuntabilitas terebut tercapai, maka timbullah sebuah kepercayaan di mana kepercayaan merupakan salah satu kunci kesuksesan bagi perusahaan. Hasil kesuksesan yang diperoleh tersebut ialah pandangan positif dari stakeholders, kemudian pandangan tersebut menjadi sumber kekuatan bagi perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan berkelanjutan. Penelitian-penelitian sebelumnya yang menguji hubungan antara kedua variabel tersebut menunjukkan hasil yang beragam. [16] melakukan penelitian dengan sampel perusahaan-perusahaan di China. Hasil dari kedua penelitian tersebut membuktikan bahwa informasi dalam CSR tidak memberikan efek terhadap pasar secara signifikan. Penelitian serupa namun dengan hasil berbeda dilakukan oleh [17] dan [18] menemukan bahwa investor akan bereaksi secara positif ketika perusahaan melakukan pengungkapan aktivitas yang baik untuk lingkungan. Perusahaan dengan predikat CSR yang baik akan mendapat tekanan yang lebih rendah dari investor daripada perusahaan dengan predikat CSR yang buruk, ketika perusahaan berpredikat CSR yang baik melakukan aktivitas yang tidak ramah lingkungan. Hasil penelitian sebelumnya yang masih anecdotal tersebut memberikan indikasi adanya faktor lain yang diduga dapat memediasi pengaruh pengungkapan laporan Keberlanjutan terhadap abnormal return. Nilai perusahaan mendorong permintaan akan saham naik kemudian mendorong harga saham juga naik, sehingga akan memberikan return yang lebih. Oleh karena itu, nilai perusahaan dipilih sebagai variabel mediasi, dimana investor dalam pengambilan keputusan investasi dapat mempertimbangkan nilai perusahaan dengan melihat pergerakan harga saham perusahan tersebut.

Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan yang berguna untuk mengetahui hasil temuan yang jika diterapkan pada kondisi lingkungan dan waktu yang berbeda, karena dalam fenomena di atas dan juga penelitian terdahulu masih menghasilkan temuan yang tidak konsisten. Maka dari itu dalam penelitian ini akan mengidentifikasi pengaruh CSR, Abnormal Return, dan TVS bterhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasidengan menggunakan periode waktu dan obyek yang berbeda dari penelitian sebelumnya, sehingga akan memberikan hasil penelitian yang berbeda pula dengan penelitian terdahulu.

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji hubungan antara CSR, Abnormal Return, dan TVS terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi. Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan untuk melengkapi penelitian terdahulu mengenai Nilai Perusahaan yang pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan variable Intellectual Capital ,Nilai Perusahaan , dan Kinerja.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya . Perbedaannya pada populasi, waktu dan sampel yang digunakan yaitu Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2016–2019. Dari uraian latar belakang diatas, peneliti mengambil judul “PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY (CSR), ABNORMAL RETURN (AR), TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah Corporate Social Responsibilty (CSR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015–2019?
  2. Apakah Abnormal Return (AR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015–2019?
  3. Apakah Trading Volume Activity (TVA) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015–2019?
  4. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015–2019?
  5. Apakah Corporate Social Responsibilty (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA) dan Profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015–2019?

Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian

Dalam peneltian ini menggunakan penelitian kuantitatif.

Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel

1. Definisi Operasional

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel independen.

a. Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penlitian ini adalah Corporate Social Responsibilty (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA) dan Profitabilitas.

Corporate Social Responsibilty (CSR)

Corporate Social Responsibility yang diukur dengan Corporate Social Responsibility Index (CSRI) dengan melihat enam indikator kinerja yang terdiri dari 91 item berdasarkan GRI versi 4. Indeks diperoleh dari analisa pengungkapan pada laporan tahunan perusahaan. Enam indikator kinerja yang terdapat di GRI 4 yaitu mencakup: (a) Ekonomi (AEC), yang terdiri dari 9 item. (b) Lingkungan (AEN), yang terdiri dari 34 item, (c) Tenaga Kerja (ALA), yang terdiri dari 16 item. (d) Hak Asasi Manusia (AHR), yang terdiri dari 12 item, (e) Sosial Masyarakat (ASO), yang terdiri dari 11 item. (f) Tanggung jawab produk (APR), yang terdiri dari 9 item.

Pendekatan untuk menghitung pengungkapan CSR pada dasarnya menggunakan variabel dummy yaitu setiap item pengungkapan CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan (Sayekti dan Wondabio, 2007). Rumus perhitungan pengungkapan CSR adalah sebagai berikut:

Keterangan :

CSD = indeks pengungkapan CSR perusahaan

n = jumlah item pengungkapan CSR yang dipenuhi

k = jumlah semua item pengungkapan CSR (91 item)

Abnormal Return (AR)

abnormal return saham adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor), bila ada peristiwa baik atau good news maka return normal akan naik dan bila ada bad news atau peristiwa buruk maka return normal akan turun. perhitungan abnormal return saham sebagai berikut :

  1. Realized Return

Realized Return (Return Realisasi) digunakan sebagai dasar untuk perhitungan return ekspektasi (return yang diharapkan. Berikut adalah rumus yang digunakan :

Keterangan :

: return saham i pada periode t

: Harga saham i pada periode t

: Harga saham i pada periode t-1

  1. Return Indeks Pasar (Market Adjusted Model)

Return indeks pasar adalah selisih antara indeks pasar penutupan hari ini dengan hari sebelumnya dibagi dengan indeks pasar penutupan hari sebelumnya.

Keterangan :

: Return Indeks Pasar (Market Adjusted Model ) Pada Periode estimasi t

: Indeks Harga Saham Gabungan pada periode ke t dikurangi dengan Indeks Harga Saham Gabungan pada periode sebelum t dibagi dengan Indeks Harga Saham Gabungan pada periode sebelum t.

  1. Abnormal Return

Menemukan return tidak normal dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

AR : Abnormal Return

: Return Saham I pada periode t

E : Return Indeks Pasar (Market Adjusted Model)Pada Periode estimasi t

Trading Volume Activity (TVA)

TVA merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar. Perhitungan TVA sebagai berikut:

Dimana:

TVA = Trading Volume Activity

i= Nama perusahaan

t = Periode waktu tertentu

Profitabilitas

Dalam penelitian ini variabel profitabilitas yang di gunakan adalah Return On Total Asset (ROA). ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total asset. Rumus untuk menghitung ROA yaitu :

Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen (Variabel terikat) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalahNilai Perusahaan.

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan penilaian atas presepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya perusahaan yang seringkali dikaitkan dengan harga saham [19]. Penelitian ini mengukur nilai perusahaan menggunakan proksi Price Based Value (PBV). Rasio PBV menggambarkan kemampuan pasar untuk menghargai nilai buku saham perusahaan. Perhitungan rasio price based value (PBV) sebagai berikut:

Keterangan :

Harga pasar saham = harga saham penutupan 31 Desember

Nilai buku per lembar saham = total ekuitas / total saham yang beredar

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI periode 2015-2019. Metode pengambilan sample dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu [20], dimana dalam penelitian ini cara pengambilan sampling dengan tujuan tertentu dengan kriteria sebagai berikut :

  1. Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015– 2019
  2. Bank umum yang menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan yang lengkap dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2015– 2019
  3. Bank umum yang menerbitkan Laporan Corporate Sosial Responsibility yang lengkap dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015– 2019

Dari kriteria sampel yang telah ditentukan, dan dengan objek populasi perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejumlah 13 perusahaan perbankan. Berikut daftar bank yang menjadi sampel :

No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1. Jumlah Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2015-2019 43
2. Perusahaan Perbankan tidak termasuk dalam kategori perbankan konvensional (10)
3. Perusahaan perbankan yang tidak mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap selama tahun 2015-2019 (10)
4. Perusahaan perbankan yang tidak memiliki laba positif dalam satu periode selama tahun 2015-2019 (10)
Perusahaan terpilih sebagai sampel 13
Tahun Pengamatan 3
Jumlah observasi total periode penelitian (13 x 3) 39
Table 1.Sampel penelitian

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian yang dilaksanakan adalah data kuantitatif. Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan pada industri manufaktur yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode 2015-2019.

Teknik Analisis

Data panel tersebut akan dianalisis menggunakan Eviews 10.

Analisis Regresi Data Panel

Untuk mengestimasi Pengaruh Corporate Social Responsibilty (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA), Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan digunakan alat analisis regresi dengan model data panel. Mengingat data panel merupakan gabungan dari data cross-section dan time-series, maka model regresi data panel dapat dituliskan sebagai berikut:

Keterangan:

= Corporate Social Responsibilty (CSR)

= Abnormal Return (AR)

= Trading Volume Activity (TVA)

= Profitabilitas

= Koefisien Regresi (parameter)

= Error

= Konstanta

Model Estimasi Regresi Data Panel

Dalam membuat regresi data panel, kita dapat menggunakan tiga pendekatan yaitu :

Estimasi Common Effect ( Pooling Least Square )

Common Effect merupakan langkah pertama untuk mengestimasi data panel dengan menggabungkan data cross-section dengan time-series menggunakan model OLS (Ordinary Least Square). OLS atau pendekatan Pooled Least Square merupakan metode paling sederhana dalam mengestimasi data panel dengan mengasumsikan intersep dan slope koefisien dianggap konstan (tetap) baik antar individu maupun antar waktu.

Estimasi Efek Tetap ( Fixed Effect )

Fixed Effect mengasumsikan bahwa adanya perbedaan intersep sebagai akibat dari perbedaan individu obyek analisis atau perusahaan tetapi memiliki slope yang sama atau tetap baik antar individu maupun berdasarkan perubahan waktu.

Estimasi Efek Random ( Random Effect )

Random Effect merupakan model yang menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu atau perusahaan. Model ini mengasumsikan bahwa setiap variabel mempunyai perbedaan intersep tetapi intersep tersebut bersifat random.

Pengujian Model

Terdapat beberapa langkah pengujian model untuk memilih estimasi model regresi data panel yang tepat, langkah-langkah tersebut yaitu :

Statistik F Test

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model estimasi antara Common Effect (Pooled Least Square) atau Fixed Effect. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :

H0 : Common Effect (Pooled Least Square)

Ha : Fixed Effect

LM Test

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model estimasi antara Common Effect (Pooled Least Square) atau Random Effect. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :

H0 : Common Effect (Pooled Least Square)

Ha : Random Effect

Hausman Test

Pengujian ini dilakukan ketika pengujian f-restricted test menunjukkan bahwa Ho ditolak, artinya model yang baik menggunakan Fixed Effect sehingga diperlukan pengujian dengan menggunakan Hausman test. Hausman Test dilakukan untuk memilih model estimasi antara Fixed Effect atau Random Effect. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :

H0 : Random Effect

Ha : Fixed Effect

Uji Normalitas

Uji normalitas dapat digunakan untuk menguji model regresi variabel mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Menurut Dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan yaitu distribusi normal apabila nilai signifikan p-value > 0.05, sedangkan distribusi tidak normal apabila nilai signifikan p-value < 0.05.

Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas dapat digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, . Jika nilai tolerance < 0.10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar diantara salah satu variabel independen dengan variabel-variabel independen yang lain (terjadi multikolinearitas). Jika nilai tolerance > 0.10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dapat digunakan apakah dalam model regresi mempunyai korelasi adanya kesalahan pengganggu perbandingan periode saat ini dengan periode sebelumnya [21]. Model regresi sabaiknya tidak mengandung autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan melihat nilai prob-chi2. Jika nilai prob-chi2 signifikan (kurang dari 5% atau 0.05) maka terjadi autokorelasi tetapi jika nilai prob-chi2 tidak signifikan (lebih dari 5% atau 0,05) maka tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedasitas

Menurut , model regresi yang baik adalah regresi yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dengan melihat nilai prob-chi2. Jika nilai prob-chi2 signifikan (kurang dari 5% atau 0,05) maka terjadi heteroskedastisitas tetapi jika nilai prob-chi2 tidak signifikan (lebih dari 5% atau 0,05) maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan uji asumsi klasik maka selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis. Hipotesis penelitian berkaitan dengan ada tidaknyaa pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), untuk menguji digunakan hipotesis nul (H0) yang menyatakan bahwa koefisien regresi tidak signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa koefisien regresi signifikan.

Menurut , uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. Sehingga untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan melihat α = 0,05.

Maka cara yang dilakukan adalah:

  1. Bila (P-Value) < 0,05 berarti variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
  2. Bila (P-Value) > 0,05 berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Menurut , uji F digunakan untuk mengetahui secara simultan apakah koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Sehingga untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan melihat α = 0,05. Maka cara yang dilakukan adalah:

  1. Bila (P-Value) < 0,05 berarti variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
  2. Bila (P-Value) > 0,05 berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh variabel dependen.

Menurut pengujian koefisien determinasi (R²) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen

Hasil dan Pembahasan

Hasil

1. Statistik Deskriptif

Y X1 X2 X3 X4
Mean 300.6365 0.114117 1.012663 3.064559 13.637846
Median 1.829689 0.120879 -0.020521 0.016172 1.610000
Maximum 1069.354 0.120879 2.228196 1.204103 69.04000
Minimum 0.117812 0.087912 -1.546809 0.000228 -7.470000
Std. Dev. 242.2888 0.011926 0.612917 0.166705 11.79490
Skewness 2.607891 -1.548105 0.819906 5.368802 5.228585
Kurtosis 9.172481 3.774781 5.220319 35.40858 29.16806
Jarque-Bera 176.8648 27.58926 20.63426 3156.866 2150.741
Probability 0.000000 0.000001 0.000033 0.000000 0.000000
Sum 6541.373 7.417582 0.823075 4.196318 236.4600
Sum Sq. Dev. 3757048. 0.009103 24.04270 1.778597 8903.666
Observations 65 65 65 65 65
Table 2.Perhitungan Descriptive Statistics

Dalam penelitian ini jumlah data akhir yang digunakan sebanyak 13 observasi yang berasal dari kombinasi data cross section sebanyak 13 perusahaan dan time series selama periode 2015-2019. Pada tabel 4.8 diperlihatkan bahwa tingkat CSR minimum sebesar 0.087912 pada perusahaan BNGA dan BABP, sedangkan maksimum sebesar 0.120879 pada perusahaan AGRO, AGRS, BACA, BBCA, BBMD, BBNI, BBRI, BBRI, BBTN, BDMN, dan BMRI. Pada tingkat Abnormal Return AGRO pada tahun 2016 menjadi perusahaan dengan Abnormal Return perusahaan tertinggi, sedangkan BMRI pada tahun 2016 menjadi perusahaan dengan Abnormal Return terendah. Pada tingkat TVA, AGRS menjadi perusahaan dengan tingkat TVA tertinggi pada tahun 2015 sebesar 1.204102761, sedangkan tingkat TVA paling rendah yaitu 0.000227718 terjadi pada BNGA pada tahun 2017. Pada Profitabilitas, BBMD menjadi perusahaan dengan tingkat ROA paling tinggi (69.04) pada tahun 2017, sedangkan AGRS menjadi perusahaan dengan Profitabilitas paling rendah (-3.87) pada tahun 2019. Pada tingkat Nilai Perusahaan, BDMN menjadi perusahaan dengan tingkat nilai perusahaan paling tinggi yang terjadi pada tahun 2018, sedangkan tingkat Nilai perusahaan terendah terjadi pada BBRI pada tahun 2015.

2. Pemilihan Regresi Data Panel

Dalam regresi data panel, dilakukan pemilihan model terbaik yang akan digunakan antara common effect, fixed effect dan random effect. Persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Y = α + β₁X₁ + 𝛃𝟐 𝑿𝟐 + 𝛃𝟑 𝑿𝟑+ 𝛃𝟒 𝑿𝟒 + e

Persamaan ini menggunakan transformasi logaritma pada variabel Return Saham (dependent) dalam menentukan model terbaik yang akan digunakan. Hasil statistik yang diperoleh dalam pengestimasian model CEM, FEM dan REM adalah sebagai berikut:

Variabel Common Effect Fixed Effect Random Effect
t-statistik Prob t-statistik prob t-statistik prob
C 1.568174 0.1231 2.852451 0.0090 2.750679 0.0058
X1_CSR -1.507072 0.1381 1.903688 0.0016 1.974588 0.0029
X2_AR -1.520425 0.1347 2.115294 0.0014 3.030211 0.0060
X3_TVA -0.666230 0.5083 1.835144 0.0086 3.328184 0.0033
X4_ROA 0.311766 0.7565 1.840650 0.0055 4.750679 0.0058
Table 3.Tabel Estimasi CEM, FEM dan REM

Tabel 3 menunjukan hasil estimasi masing-masing model memiliki nilai signifikansi yang berbeda-beda. Maka dari itu dilakukan uji lanjut Hausman Test untuk menentukan model terbaik yang akan digunakan antara Randomeffectdan fixed effect. Pada penelitian ini dilakukan uji lanjut Hausman Test karena hasil estimasi pada Commond effect tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji lanjut tersebut. Adapun hasil Hausman Test seperti pada tabel dibawah ini:

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq.d.f. Prob.
Cross-section random 3.942664 4 0.2677
Table 4.Hasil Uji Hausman Test

Dalam pengujian ini dapat melakukan penglihatan terhadap nilai Chi-square dengan p-value. Jika hasil yang didapatkan kurang dari 5% (signifikan) maka model yang digunakan adalah fixed effect, akan tetapi jika melebihi 5% (tidak signifikan) maka model estimasi yang digunakan adalah model random effect. Berdasarkan tabel (4.10), terlihat bahwa nilai chi-squares sebesar 3.942664 dengan p-value sebesar 0.2677. Berdasarkan hasil uji Hausman diatas model yang tepat adalah randomeffect.

3. Analisis Regresi Data Panel

Dalam penelitian ini teknik analisi data digunakan untuk mengolah sampel yang sudah diperoleh, membuktikan hipotesis yang telah dibuat dan membahas hasil pengujian hipotesis.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 380.6239 655.9563 2.750679 0.0058
X1_CSR 4292.441 5718.076 1.974588 0.0029
X2_AR 33.12329 16.77478 3.030211 0.0060
X3_TVA 2.105817 69.70464 3.328184 0.0033
X4_ROA 2.510801 1.078437 4.750679 0.0058
Table 5.Hasil Estimasi Regresi Data Panel

Angka pada persamaan regresi data panel didapatkan dari nilai coefficient variabel. Persamaan regresi data panel Random effect model adalah sebagai berikut:

Y = 380.6239+ 4292.441X₁ + 33.12329𝑿𝟐 + 2.105817𝑿𝟑+ 2.510801𝑿𝟒 + e

Berdasarkan pada model regresi diatas, dapat di interpretasikan nilai-nilai tersebut. Dimana Konstanta bernilai 380.6239 yang berarti, jika diasumsikan variabel bebas bernilai 0 (tidak ada), maka return saham bernilai konstan sebesar 380.6239.

Koefisien X1 (CSR) bernilai 4292.441 yang berarti setiap peningkatan variabel CSR sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak 4292.441 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan.

Koefisien tingkat Abnormal Return (X2) bernilai 33.12329 yang berarti setiap peningkatan variabel tingkat pertumbuhan sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Abnormal Return sebanyak 33.12329 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan.

Koefisien TVA (X3) bernilai 2.105817 yang berarti setiap peningkatan

variabel TVA sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak 2.105817 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan.

Koefisien ROA (X4) bernilai 2.510801 yang berarti setiap peningkatan variabel ROA sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak 2.510801 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

X1_CAR X2_AR X3_TVA X4_ROA
X1_CSR 0.098651 0.113941 0.053479 0.170730
X2_AR 0.113941 0.067811 0.028461 0.005003
X3_TVA 0.053479 0.028461 0.256910 0.089907
X4_ROA 0.170730 0.005003 0.089907 0.270177
Table 6.Hasil Uji Multikolinearitas

Dari hasil uji multikolinearitas di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasinya setiap variabel adalah lebih kecil dari 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel penelitian tersebut. Dengan hasil ini maka satu uji asumsi klasik telah terpenuhi.

b. Uji Autokorelasi

R-squared 0.914273 Mean dependent var 14.52826
Adjusted R-squared 0.808557 S.D. dependent var 82.94925
S.E. of regression 79.32053 Akaike info criterion 377504.8
Sum squared resid 2.497406 Schwarz criterion 1.688500
Log likelihood 0.052038 Hannan-Quinn criter. 14.52826
F-statistic 2.142730 Durbin-Watson stat 2.049255
Prob (F-statistic) 0.005579
Table 7.Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai Durbin-Watson sebesar 2.049255. Sehingga nilai DW antara 1,55 s/d 2,46. Hal ini menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -431.4861 192.4549 -2.242012 0.6287
X1 5220.201 1682.579 3.102500 0.7029
X2 44.57442 32.24933 1.382181 0.1720
X3 -110.8850 118.3289 -0.937092 0.3525
X4 3.156293 1.695009 1.862110 0.7675
Table 8.Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil uji heteroskedastisitas, nilai prob nya sebesar diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian.

d. Uji Normalitas

Dari hasil uji di atas dapat dilihat bahwa nilai probability Jarque berra sebesar 0,267094 > 0,05, artinya residual data penelitian terdistribusi secara normal.

5. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh suatu variable independen terhadap variable dependen. Dengan menggunakan hipotesis :

Jika nilai t hitung > t table , artinya Hipotesis diterima Nilai sig < 0,05, Artinya Hipotesis diterima

Dengan df = n – k-1, 65 – 4 - 1 = 60 sehingga diperoleh t tabel (0,05) sebesar 1.67065.

Hasil Uji t ( Parsial )

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 380.6239 655.9563 2.750679 0.0058
X1_CSR 4292.441 5718.076 1.974588 0.0029
X2_AR 33.12329 16.77478 3.030211 0.0060
X3_TVA 2.105817 69.70464 3.328184 0.0033
X4_ROA 2.510801 1.078437 4.750679 0.0058
Table 9.Hasil Uji t ( Parsial )
  1. Pengujian dengan menggunakan Eviews pada hipotesa CSR berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.0029, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 1.974588 dan t tabel 1.67065. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1.974588 > 1.67065 dan tingkat signifikan 0.0029< 0,05 , sehingga H1 yang menyatakan bahwa variabel CSR secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima.
  2. Pengujian dengan menggunakan Eviews pada hipotesa AR berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.0060, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 3.030211 dan t tabel 1.67065. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3.030211 > 1.67065 dan tingkat signifikan 0.0060< 0,05 , sehingga H1 yang menyatakan bahwa variabel AR secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima.
  3. Pengujian dengan menggunakan Eviews pada hipotesa TVA berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.0033, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 3.328184 dan t tabel 1.67065. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3.328184 > 1.67065 dan tingkat signifikan 0.0033< 0,05 , sehingga H1 yang menyatakan bahwa variabel TVA secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima.
  4. Pengujian dengan menggunakan Eviews pada hipotesa ROA berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.0058, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 4.750679 dan t tabel 1.67065. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 4.750679 > 1.67065 dan tingkat signifikan 0.0058< 0,05 , sehingga H1 yang menyatakan bahwa variabel ROA secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan dilakukan untuk melihat pengaruh variable independen secara bersama-sama terhadap variable dependen. Berikut ketentuannya :

1) Bila (P-Value) < 0,05 berarti variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Bila (P-Value) > 0,05 berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh variabel dependen.

R-squared 0.914273 Mean dependent var 14.52826
Adjusted R-squared 0.808557 S.D. dependent var 82.94925
S.E. of regression 79.32053 Akaike info criterion 377504.8
Sum squared resid 2.497406 Schwarz criterion 1.688500
Log likelihood 0.052038 Hannan-Quinn criter. 14.52826
F-statistic 2.142730 Durbin-Watson stat 2.049255
Prob (F-statistic) 0.005579
Table 10.Hasil Uji F ( Simultan )

Dari hasil regresi di atas dapat dilihat bahwa nilai 0,005 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variable independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.

c. Uji Kebaikan Garis Regresi (R-squared)

Pengujian ini bertujuan untuk mengukur prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi. Perhitungan dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan yang baik dalam analisis yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R2.

R-squared 0.914273 Mean dependent var 14.52826
Adjusted R-squared 0.808557 S.D. dependent var 82.94925
S.E. of regression 79.32053 Akaike info criterion 377504.8
Sum squared resid 2.497406 Schwarz criterion 1.688500
Log likelihood 0.052038 Hannan-Quinn criter. 14.52826
F-statistic 2.142730 Durbin-Watson stat 2.049255
Prob (F-statistic) 0.005579
Table 11.Hasil Uji R-squared

Dari hasil estimasi:

R-squared = 0.914273

Artinya variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 91,4% sedangkan sisanya sebesar 0,86% dijelaskan variabel lain diluar model.

Pembahasan

Corporate Social Responsibilty (CSR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI periode 2015-2019 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,0029 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis CSR berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Dimensi tersebut terdapat di dalam penerapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar perusahaan. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Pelaksanaan CSR akan meningkatkan nilai perusahaan dilihat dari harga saham dan laba perusahaan (earning) sebagai akibat dari para investor yang menanamkan saham di perusahaan.

Abnormal Return (AR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Abnormal Return berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI periode 2015-2019 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,0060 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Abnormal Return berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Semakin tinggi nilai pasar saham daripada nilai buku saham maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai perusahaan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan return saham perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan yang dapat menjadi daya tarik investor untuk membeli saham sehingga permintaan akan saham naik kemudian mendorong harga saham juga naik [22]. Abnormal return pada banyak penelitian sebelumnya dipengaruhi oleh adanya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Informasi yang tersedia di pasar modal memiliki peranan yang penting untuk mempengaruhi segala macam bentuk transaksi perdagangan di pasar modal.

Trading Volume Activity (TVA) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Trading Volume Activity (TVA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI periode 2015-2019 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,0033 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Trading Volume Activity (TVA) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan nilai Perusahaan. Perusahaan dikatakan tumbuh jika nilai Perusahaan lebih besar atau sama dengan 1, dan dikatakan tidak tumbuh jika mempunyai nilai lebih kecil 1. Nilai perusahaan telah digunakan untuk mengukur kesempatan tumbuh yang tidak dapat diamati pihak luar perusahaan. Semakin baik perusahaan dalam mengelola aktiva dan mampu meningkatkan nilai perusahaanya sehingga perusahaan mampu memberikan harga saham yang tinggi kepada investornya dan akan memberikan sinyal positif bagi para investor-investor lain untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan dengan nilai perusahaan yang positif. Ketika nilai perusahaan > 1 artinya perusahaan memiliki respon yang kuat terhadap pasar dan mampu memenuhi kewajibannya terhadap investor, dengan kata lain perusahaan dapat memaksimalkan modal yang ada dan melakukan manajemen aktiva dengan baik, begitupun sebaliknya.

Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI periode 2015-2019 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,0058 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan akan membuat profitabilitas perusahaan tinggi. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham perusahaan. Permintaan saham yang tinggi akan membuat para investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai yang tercatat pada neraca perusahaan, sehingga PBV perusahaan tinggi dan nilai perusahaan pun tinggi.

Corporate Social Responsibilty (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA) dan Profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Corporate social Responbility (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA) dan Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI periode 2015-2019 menunjukkan hasil R-square yang menjelaskan variable Corporate social Responbility (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA) dan Profitabilitas sebesar 9,14% sedangkan sisanya dijelaskan variable lain sebesar 0,86%.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Corporate social Responbility (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA) dan Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan (profit) perusahaan dan peningkatan kinerja keuangan. semakin luas informasi yang disampaikan kepada stakeholder dan shareholder maka akan semakin memperbanyak informasi yang diterima mengenai perusahaan. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan stakeholder dan shareholder kepada perusahaan. Kepercayaan ini ditunjukkan stakeholder dengan diterimanya produk-produk perusahaan sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin banyak pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa CSR akan meningkatkan nilai perusahaan saat profitabilitas perusahaan meningkat. profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. Profitabilitas dapat menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasinya, karena semakin besar dividen (dividend payout) akan semakin menghemat biaya modal, di sisi lain para manajer (insider) menjadi meningkat power-nya bahkan bisa meningkatkan kepemilikannya akibat penerimaan deviden sebagai hasil keuntungan yang tinggi. Dengan tawaran mendapatkan hasil keuntungan yang tinggi, diharapkan dapat menarik minat investor dalam berinvestasi. pengungkapan sosial perusahaan diwujudkan melalui kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. Semakin baik kinerja yang dilakukan perusahaan didalam memperbaiki lingkungannya (kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial), maka nilai perusahaan semakin meningkat sebagai akibat dari para investor yang menanamkan sahamnya pada perusahaan.

Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Corporate Social Responsibilty (CSR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.
  2. Abnormal Return (AR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.
  3. Trading Volume Activity (TVA) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.
  4. Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.
  5. Corporate Social Responsibilty (CSR), Abnormal Return (AR), Trading Volume Activity (TVA) dan Profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019.

References

  1. L. Amanti, “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di BEI),” 2020.
  2. Susilawati, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan,” Akurasi J. Stud. Akunt. dan Keuang., vol. 2, no. 1, pp. 31–46, 2019, doi: 10.29303/akurasi.v2i1.13.
  3. D. Widianingsih, “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, serta Komite Audit pada Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan CSR sebagai Variabel Moderating dan Firm Size sebagai Variabel Kontrol,” J. Akunt. dan Pajak, vol. 19, no. 1, p. 38, 2018, doi: 10.29040/jap.v19i1.196.
  4. K. Nahda and D. A. Harjito, “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi,” J. Siasat Bisnis, vol. 15, no. 1, pp. 1–12, 2011, doi: 10.20885/jsb.vol15.iss1.art1.
  5. M. A. Adnan, B. Gunawan, and R. Candrasari, “CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CORPORATE GOVERNANCE,” pp. 89–100, 2014.
  6. R. Nofrita, “Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Intervening,” J. Akunt., vol. 1, no. 1, pp. 1–23, 2013.
  7. S. F. Wahyuni, Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating, vol. 1, no. 1. 2018.
  8. Y. Puspaningrum, “Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia),” J. Profita, vol. 2, no. 1, pp. 1–14, 2017.
  9. I. Khikmawati and L. Agustina, “Accounting Analysis Journal,” vol. 4, no. 1, pp. 1–8, 2015.
  10. N. Imelti, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Trading Volume Ativity dengan Tobin ’ s Q sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia,” 2019.
  11. I. Y. Rinnaya, R. Andini, and A. Oemar, “Pengaruh Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Keputusan Pendanaan, Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014),” J. Account., vol. 2, no. 2, pp. 1–18, 2016.
  12. I. G. N. A. D. Pramana and I. K. Mustanda, “PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CSR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia PENDAHULUAN Perusahaan sebagai salah satu entitas ekonomi di suatu negara sudah se,” E-Jurnal Manaj. Unud, vol. 5, no. 1, pp. 561–594, 2016.
  13. S. Kamila and A. Purwanti, “Mediasi Nilai Perusahaan pada Pengungkapan Laporan Keberlanjutan dan Abnormal Return,” Equity, vol. 22, no. 2, p. 239, 2020, doi: 10.34209/equ.v22i2.933.
  14. G. P. Dwipratama, “PENGARUH PBV , DER , EPS , DPR DAN ROA TERHADAP HARGA SAHAM ( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BEI ),” 2009.
  15. A. Khoirudin, “Corporate Governance Dan Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,” Account. Anal. J., vol. 2, no. 2, pp. 227–232, 2013, doi: 10.15294/aaj.v2i2.2919.
  16. Y. Chen, Y. Xu, and Q. Zhai, “The Knowledge Management Functions Of Corporate University And Their Evolution: Case Studies Of Two Chinese Corporate Universities. Journal Of Knowledge Management. VOL.23 NO.10 2019,pp.2086-2112. DOI10.1108/JKM-04-2018-0228.,” 2019.
  17. V. M. Tjiasmanto and Juniarti, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Respon Investor Dalam Sektor Aneka Industri,” Bus. Account. Rev., vol. 3, no. 1, pp. 67–77, 2015.
  18. L. Santioso and E. Chandra, “Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility,” Manag. Anal., vol. 2, no. 1, p. 7, 2012.
  19. M. R. Fitri, “PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012-2017,” 2018.
  20. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan 19. Bandung: Alfabeta CV., 2013.
  21. I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
  22. D. NELA SARI, “Pengaruh Roa Dan Tva Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan-Perusahaan Terdaftar Di Bei Yang Melakukan Stock Split Pada Tahun 2009-2013,” J. Ilmu Manaj., vol. 4, no. 1, 2016.