Abstract
This quantitative research aimed to investigate the impact of financial knowledge, financial attitudes, and personality on financial management behavior among street vendors in Sidoarjo. The study utilized a saturated sampling technique, gathering responses from 90 fruit street vendors in Taman Pinang Indah, Sidoarjo Regency. The research variables included financial knowledge (X1), financial attitude (X2), personality (X3), and financial management behavior (y). Primary data was collected using a Likert scale questionnaire, which underwent validity and reliability tests. The study revealed that financial knowledge demonstrated a negative relationship and had no significant influence on financial management behavior. Conversely, financial attitude exhibited a positive relationship and significantly impacted financial management behavior. Additionally, personality exhibited a positive relationship and a significant effect on financial management behavior. These findings contribute to our understanding of the factors shaping financial behavior among street vendors, thereby offering valuable implications for financial education programs and interventions.
Highlights:
- Financial attitude and personality influence financial management behavior among street vendors.
- This quantitative study explores the relationship between financial attitude, personality, and financial management behavior.
- The findings provide valuable insights for improving financial education programs for street vendors.
Keywords: financial attitude, personality, financial management behavior, street vendors, quantitative study.
Pendahuluan
Pada saat ini dunia tidak hanya menghadapi krisis global melainkan krisis keuangan pun sedang di hadapinya. Beberapa tahun belakangan ini, di berbagai belahan dunia isu mengenai pengetahuan keuangan (financial knowledge) tengah hangat di perbincangkan. Hal berkaitan dengan perilaku konsumsi masyarakat di Indonesia temasuk Sidoarjo. Mereka cenderung berfikir pendek dan identik dengan praktik belanja impulsif sehingga seringkali individu dengan pendapatan yang cukup masih mengalami masalah finansial karena perilaku keuangan yang kurang bertanggung jawab dalam jurnal [1]. Minimnya pengetahuan keuangan diakui sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap keputusan keuangan yang minim informasi sehingga dapat menimbulkan dampak negatif. Financial knowledgetidak hanya mampu membuat seseorang menggunakan uang dengan bijak, namun juga dapat memberi manfaat pada ekonomi [2]. Seseorang dengan pengetahuan keuangan akan lebih memahami masalah keuangan serta lebih baik dalam hal perilaku keuangannya. Sehingga semakin baik pengetahuan tentang keuangan maka semakin baik pula seseorang dalam mengelola keuangannya [3]. Tidak hanya UMKM yang menjadi pilar utama perekonomian Indonesia tetapi PKL pun juga dapat dikatakan salah satu pilar yang sangat penting bagi kemajuan perekonomian Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bagaimana peran PKL sangat dominan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga pemberdayaan PKL merupakan sesuatu yang penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Pengelolaan keuangan menjadi suatu masalah dalam UMKM karena pemilik UMKM mengabaikan pentingnya pengelolaan keuangan khususnya berkaitan dengan penerapan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan dan akuntansi yang benar. Masalah ini biasanya timbul dikarenakan pengetahuan dan informasi pelaku Usaha Mikro mengenai akuntansi sangat terbatas, latar belakang pendidikan para pelaku Usaha Mikro juga mempengaruhi pengetahuan para pelaku Usaha Mikro [4]. Hal ini dikarenakan berdasarkan beberapa penelitian tentang pelaku usaha masih ditemukan rendahnya pengetahuan keuangan di kalangan para pelaku usaha. Banyak para pengusaha kecil yang tidak memliki pengetahuan keuangan dan belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Apabila PKL memiliki pengetahuan keuangan yang baik maka sudah pasti PKL tersebut memiliki keterampilan keuangan yang baik pula. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pengetahuan keuangan pada PKL sangat buruk. Terdapat masalah lain yang mempengaruhi perilaku manajemen keuangan yang dimiliki oleh PKL, yaitu masalah mengenai sikap keuangan yang dimiliki. Kebanyakan para PKL tidak memiliki sikap keuangan yang baik mengenai keuangan, itu ditandai dengan rendahnya motivasi untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam mengeola keuangan usahanya, padahal motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan dalam manajemen keuangan sangat penting.
Buruknya sikap keuangan yang dimiliki para PKL juga ditandai dengan pemikiran mereka yang mudah puas dan belum terfikir untuk melakukan peningkatan kemampuan dibidang manajemen keuangan karena sebagian para PKL merasa bahwa kinerjanya selama ini sudah cukup baik dan usahanya tetap berjalan dengan lancar dan tanpa kendala meskipun PKL tersebut tidak membuat perencanaan anggaran dan pengendalian terhadap keuangan. Sikap keuangan (Financial Attitude) adalah keadaan pikiran, pendapat serta penilaian terhadap keuangan (Irine dan Lady, 2016). Ada hubungan antara sikap keuangan dengan tingkat masalah keuangan. Besar kemungkinan bahwa individu dengan pendapatan yang lebih akan menunjukkan perilaku manajemen keuangan lebih bertanggung jawab, mengingatnya dana yang tersedia memberi kesempatan untuk bertindak secara bertanggung jawab [5]. Sikap Keuangan ini juga terkait dengan kesulitan keuangan yang seringkali dihadapi oleh semua kalangan dari anak muda hingga orang dewasa. Financial attitudes atau yang sering disebut juga dengan sikap keuangan dapat dilihat dari sisi kepercayaan diri, pengembangan diri dan keamanan (Irine dan Lady, 2016). Sikap ini menunjukkan banyak hal terkait dengan uang, meliputi perlindungan kedudukan sosial dan kepuasan individu. Terdapat variabel lain yang dipertimbangkan dari segi psikologis yang juga dapat mempengaruhi perilaku manajemen keuangan adalah variabel kepribadian. Berdasarkan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah karakter yang dimiliki oleh seseorang yang terbentuk dari lingkungan dan bersifat unik [6] Variabel kepribadian disini ialah lebih pada kepribadian seorang pelaku usaha yang mengelola keuangan usahanya. Kepribadian, merupakan hal terkompleks yang harus dipahami dalam aspek SDM. Menurut Horne dan Wachowicz (2014), yang dimaksud dengan manajemen keuangan adalah berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum [7]. Memahami aspek kepribadian dalam mengelola keuangan dibutuhkan untuk sukses mengelola keuangan karena setiap tipe kepribadian berbeda dalam cara mengelola keuangannya. Dalam kepribadian sendiri ada lima dimensi yang dikenal dengan the Big Five. [8]
Melalui penelitian ini peneliti mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan pada PKL Buah di Sidoarjo”.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam proposal ini yaitu penelitian kuantitatif. Menurut (Sugiyono 2017), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positifme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelititan ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (bebas) yaitu Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan dan Kepribadian terhadap variabel dependen (terikat) yaitu Perilaku Manajemen Keuangan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat usaha mikro kecil yaitu Pedagang Kaki Lima (pedagang buah) di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur lebih tepatnya di pusat kota yaitu di daerah Taman Pinang Indah. Dimana datanya diambil secara langsung dari responden.
C. Populasi dan Sampel
Sugiyono (2017:80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penentuan populasi merupakan tahapan penting dalam penelitian. keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang memiliki ciri dan sifat yang sama [9]. Populasi dalam penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima di wilayah Taman Pinang Sidoarjo yang seluruhnya berjumlah 90 PKL yang di dapat dari perhitungan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Juni 2021 sampai dengan bulan September 2021.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Data kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu data diskrit dan data kontinum. Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung. Sedangkan data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Sedangkan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer atau data yang langsung diperoleh secara langsung dari responden [10]. Pada penelitian ini data yang diambil adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada para pelaku PKL Buah yang berada di Taman Pinang Indah Sidoarjo.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ialah menggunakan media penyebaran kuesioner. Menurut (Sugiyono 2017) kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun kelapangan guna mendapatkan jawaban responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Kuisioner pada penelitian ini menggunakan skala likert. [11]
F. Teknik Pengukuran Data
Data penelitian menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data menggunakan media penyebaran kuesioner yang menggunakan skala interval berupa skala Likert yang menghasilkan jawaban sangat setuju hingga jawaban sangat tidak setuju dengan rentang nilai 1 – 5 (Sugiyono, 2018) [12].
Keterangan | Skor |
Sangat Setuju (SS) | 1 |
Setuju (S) | 2 |
Ragu-Ragu (R) | 3 |
Tidak Setuju (TS) | 4 |
Sangat Tidak Setuju (STS) | 5 |
Keterangan | Skor |
Tidak Pernah (TP) | 1 |
Kadang – Kadang (KK) | 2 |
Sering (S) | 3 |
Sangat Sering (SS) | 4 |
G. Teknik Analisis Data
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak maka perlu untuk dilakukan analisis laporan keuangan [13]. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sugiyono 2017). Selain itu, peneliti juga menggunakan salah satu aplikasi untuk mengolah data yaitu PLS (Partial Least Square). Penelitian ini menggunakan teknik analisa jalur (path analysis). [14]
H. Hipotesis
- Pengetahuan Keuangan dapat mempengaruhi Perilaku Manajemen Keuangan pada PKL Buah di Sidoarjo.
- Sikap Keuangan dapat mempengaruhi Perilaku Manajemen Keuangan pada PKL Buah di Sidoarjo.
- Kepribadian dapat mempengaruhi Perilaku Manajemen Keuangan pada PKL Buah di Sidoarjo.
Hasil dan Pembahasan
A. Analisis Data
1. Outer Model
Supplementary Files
Gambar 1. Outer Model
Pada skema diatas menspesifikasikan hubungan antar variabel laten dan indikatornya. Dengan kata lain outer.model menjelaskan bagaimana setiap variabel berhubungan dengan variabel lainnya. Pada outer model uji yang dilakukan diantaranya :
a. Uji Validitas
i. Convergent Validity
Guna untuk menguji convergent validity digunakan nilai outer loading atau loading factor. Suatu indikator dinyatakan memenuhi convergent validity dalam kategori baik apabila nilai outer loading >0,7.
Supplementary Files
Gambar 2. Tabel 3 Outer Loading
Sumber : Output SmartPLS, data diolah 2021.
Berdasarkan data dalam tabel 4.6.diatas, menunjukkan bahwa masing-masing indikator variabel banyak yang memiliki nilai outer loading >0,7. Tetapi masih terdapat beberapa indikator yang memiliki nilai outer loading <0,7. Nilai outer loading antara 0.5-0.6 sudah cukup untuk memenuhi syarat convergent validity.
ii. Descriminant Validity
Uji discriminant validity ini menggunakan nilai cross loading. Apabila nilai cross loading pada indikator variabelnya terbesar dibandingkan variabel lainnya dapat artikan indikator itu telah memenuhi syarat discriminant validity.
Indikator | ||||
Pengetahuan Keuangan | Sikap Keuangan | Kepribadian | Perilaku Manajemen Keuangan | |
X1.1 | 0.745 | 0.615 | 0.483 | 0.542 |
X1.2 | 0.641 | 0.638 | 0.478 | 0.512 |
X1.3 | 0.729 | 0.622 | 0.515 | 0.528 |
X1.4 | 0.761 | 0.588 | 0.572 | 0.606 |
X1.5 | 0.729 | 0.529 | 0.759 | 0.568 |
X2.1 | 0.534 | 0.697 | 0.481 | 0.537 |
X2.2 | 0.680 | 0.742 | 0.510 | 0.533 |
X2.3 | 0.631 | 0.758 | 0.504 | 0.588 |
X2.4 | 0.592 | 0.749 | 0.412 | 0.638 |
X3.1 | 0.543 | 0.454 | 0.800 | 0.547 |
X3.2 | 0.567 | 0.513 | 0.816 | 0.600 |
X3.3 | 0.615 | 0.524 | 0.766 | 0.562 |
X3.4 | 0.729 | 0.529 | 0.759 | 0.568 |
Y.1 | 0.495 | 0.563 | 0.537 | 0.722 |
Y.2 | 0.502 | 0.524 | 0.459 | 0.726 |
Y.3 | 0.651 | 0.572 | 0.540 | 0.650 |
Y.4 | 0.504 | 0.517 | 0.468 | 0.693 |
Y.5 | 0.522 | 0.563 | 0.532 | 0.723 |
Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing indikator pada setiap variabel mempunyai nilai cross loading terbesar pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading pada variabel yang lain, dari hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator yang digunakan pada penelitian ini sudah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun variabelnya masing-masing.
b. Uji Reabilitas
i. Uji Composite Reability
Menurut Chin (dalam Ghozali 2014) Composite reliability digunakan untuk menguji nilai reliabilitas indikator pada setiap variabel, suatu varibael dapat dikatakan telah memenuhi syarat composite reliability apabila memiliki nilai >0.6. Berikut adalah nilai composite reability dari masing-masing variabel dalam penelitian ini :
Variabel | Composite Reablity |
Pengetahuan Keuangan | 0.845 |
Sikap Keuangan | 0.826 |
Kepribadian | 0.866 |
Perilaku Manajemen Keuangan | 0.830 |
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai composite reliability semua variabel dalam penelitian ini adalah >0.6 hal ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi syarat composite reliability sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki nilai reliabilitas yang baik.
ii. Uji Average Variance Extracted (AVE)
Konstruk model dapat dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika AVE memiliki nilai diatas 0,50. JikaaAVE >0,50 maka dapat diartikan reliabel [7]. Berikut ini ialah tabel nilai AVE dari seluruh variabel :
Variabel | AVE |
Pengetahuan Keuangan | 0.522 |
Sikap Keuangan | 0.543 |
Kepribadian | 0.617 |
Perilaku Manajemen Keuangan | 0.495 |
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa nilai AVE untuk semua variabel bebas yakni >0.50 yang berarti bahwa semua variabel dapat dinyatakan reliabel. Sedangkan untuk nilai AVE pada variabel terikat yakni <0.50 yang berarti bahwa variabel dinyatakan tidak reliabel.
2, Pengujian Hipotesis
Berdasarkan olah data yang sudah dilakukan penulis, maka hasil yang diperoleh digunakan untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini. Uji dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai dari koefisien, jika nilai koefisien negatif maka hipotesis dapat dinyatakan adanya hubungan yang positif, serta hipotesis penelitian ini dapat dinyatakan diterima secara signifikan apabila nilai dari P-Values <0,05 dan t-statistik >1,96. Berikut ini merupakan hasil uji hipotesis yang diperoleh dalam penelitian ini :
Variabel | Sampel Asli (O) | Sample Mean (M) | Standar Devi asi (STDEV) | T -statistik (|O/STDEV|) | P - Values |
X1→Y | 0.115 | 0.109 | 0.130 | 0.888 | 0.375 |
X2→Y | 0.475 | 0.490 | 0.103 | 4.602 | 0.000 |
X3→Y | 0.330 | 0.326 | 0.102 | 3.231 | 0.001 |
Hasil dari pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hubungan variabel Pengetahuan Keuangan (X1) dengan Perilaku Manajemen Keuangan (Y) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0.115 dengan nilai t-statistik sebesar 0.888 < t-tabel (1.960) dan P-values sebesar 0.375 > 0.05. Hasil pengujian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa memiliki hubungan yang negatif dan tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap perilaku manajemen keuangan yang memiliki arti hipotesis 1 dapat ditolak. Hasil dari pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel Sikap Keuangan (X2) dengan Perilaku Manajemen Keuangan (Y) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0.475 dengan nilai t-statistik sebesar 4.602 > t-tabel (1.960) dan P-values sebesar 0.000 < 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku manajemen keuangan yang memiliki arti hipotesis 2 dapat diterima. Hasil dari pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hubungan variabel Kepribadian (X3) dengan Perilaku Manajemen Keuangan (Y) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0.330 dengan nilai t-statistik sebesar 3.231 > t-tabel (1.960) dan P-values sebesar 0.001 < 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku manajemen keuangan yang memiliki arti hipotesis 3 dapat diterima.
B. Pembahasan
a. Pengaruh Pengetahuan Keuangan terhadap Perilaku Manajemen Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Financial Knowledge (Pengetahuan Keuangan) X1 tidak berpengaruh terhadap perilaku manajemen keuangan pada pedagang kaki lima. Dilihat dari hasil pengujian bahwa hubungan variabel Pengetahuan Keuangan (X1) dengan Perilaku Manajemen Keuangan (Y) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0.115 dengan nilai t-statistik sebesar 0.888 < t- tabel (1.960) dan P-values sebesar 0.375 > 0.05. Berarti keputusannya variabel Financial Knowledge (Pengetahuan Keuangan) tidak berpengaruh positif terhadap perilaku manajemen keuangan pada pedagang kaki lima. Hal ini tidak sesuai dengan teori dan hipotesis yang dibuat.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Annora (2017) [16], bahwa Financial Knowledge (Pengetahuan Keuangan) tidak berpengaruh positif terhadap perkembangan usaha UMKM. Hal ini dikarenakan mayoritas responden (80%) adalah pedagang yang memiliki usia antara 20-30 tahun dan mayoritas hanya lulusan SMA/sederajat sehingga pengetahuan mereka akan edukasi tentang pentingnya keuangan masih kurang. Faktor lainpun juga ada yaitu dari sisi internal pribadinya, mereka menganggap bahwa berdagang itu hanya untuk menyambung hidup dan tidak adanya kemauan untuk belajar tentang perencanaan pengelolaan keuangan guna keberlangsungan usaha mereka. Chen dan Volpe (2016:232), pemahaman yang berkaitan dengan pengetahuan dasar keuangan yaitu pengetahuan umum keuangan, tabungan dan pinjaman, asuransi dan investasi. [15]
b. Pengaruh Sikap Keuangan terhadap Perilaku Manajemen Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Sikap Keuangan X2 berpengaruh terhadap perilaku manajemen keuangan pada pedagang kaki lima. Dilihat dari hasil dari pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel Sikap Keuangan (X2) dengan Perilaku Manajemen Keuangan (Y) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0.475 dengan nilai t-statistik sebesar 4.602 > t-tabel (1.960) dan P-values sebesar 0.000 < 0.05. Berarti keputusannya variabel Sikap Keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku manajeme keuangan pada pedagang kaki lima. Hal ini sesuai dengan teori dan hipotesis yang dibuat.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rustiaria (2017) [16], yang menyatakan bahwa sikap keuangan (financial attitude) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Dalam penenlitian ini telah membuktikan bahwa sikap keuangan (financial attitude) berpengaruh positif terhadap perkembangan usaha mikro pada pedagang kaki lima.
c. Pengaruh Kepribadian terhadap Perilaku Manajemen Keuangan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Kepribadian (X3) berpengaruh terhadap perilaku manajemen keuangan pada pedagang kaki lima. Dilihat dari hasil dari pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hubungan variabel Kepribadian (X3) dengan Perilaku Manajemen Keuangan (Y) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0.330 dengan nilai t-statistik sebesar 3.231 > t-tabel (1.960) dan P-values sebesar 0.001 < 0.05. Berarti keputusannya variabel Kepribadian berpengaruh positif terhadap perilaku manajemen keuangan pada pedagang kaki lima. Hal ini sesuai dengan teori dan hipotesis yang dibuat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sina (2014) bahwa aspek kepribadian merupakan salah satu indikator yang signifikan mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam mengelola keuangannya. Selain itu, menurut Lown (2008) yang menemukan bahwa terjadi perbedaan kepribadian antara perempuan terkait tabungan pensiun dan juga tolerasnsi risiko.
Hal ini menyebabkan perilaku keuangan pun menjadi berbeda sehingga secara keseluruhan hasil penelitian menemukan bahwa perempuan membutuhkan pendidikan tentang risiko, dampak dari waktu terhadap nilai uang dan yang signifikan yaitu membutuhkan pembuatan tujuan keuangan yang benar. Dipertajam lagi oleh Ika (2011) [8] bahwa faktor psikologi sering dipertimbangkan sebagai kunci dalam proses keputusan keuangan keluarga. Menggunakan tipe big five ternyata mempengaruhi bagaimana membuat rencana keuangan kelaurga dan juga bagaimana mengaplikasi dengan benar. Selanjutnya, aspek kepribadian sering mempengaruhi manajemen keuangan keluarga karena menjadi penyebab manajemen yang buruk.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, dan Kepribadian pada Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
- Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada variabel Financial knowledge diperoleh angka P-value sebesar 0,375 yang lebih besar dari 0,05 (α) atau hasil uji nilai thitung sebesar 0,888 dan nilai ttabel pada alpha 5% yaitu 1,960 (0,888 < 1,960) berarti bahwa Financial knowledge (pengetahuan keuanagan) berpengaruh negatif terhadap perilaku manajemen keuangan pedagang kaki lima di Kabupaten Sidoarjo.
- Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada variabel sikap keuangan diperoleh angka P-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α) atau hasil uji nilai thitung sebesar 4,602 dan nilai t tabel pada alpha 5% yaitu 1,960 (4,602 > 1,960) berarti bahwa sikap keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku manejemen keuangan pedagang.
- Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada variabel kepribadian diperoleh angka P-value sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 (α) atau hasil uji nilai thitung sebesar 3,231 dan nilai ttabel pada alpha 5% yaitu 1,960 (3,231 > 1,960) berarti bahwa kepribadian berpengaruh positif terhadap perilaku manejemen keuangan pedagang kaki lima di Kabupaten Sidoarjo.
References
- N. Al Kholilah and R. Iramani, “Studi Financial Management Behavior Pada Masyarakat Surabaya,” J. Bus. Bank., vol. 3, no. 1, p. 69, 2013, doi: 10.14414/jbb.v3i1.255.
- I. Herdjiono and L. A. Damanik, “Pengaruh Financial Attitude,Financial Knowledge, Parental Income Terhadap Financial Management Behavior,” J. Manaj. Teor. dan Ter. J. Theory Appl. Manag., vol. 9, no. 3, pp. 226–241, 2016, doi: 10.20473/jmtt.v9i3.3077.
- L. Devi, “Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi),” vol. 01, pp. 55–64, 2020, [Online]. Available: https://ojs.stiesa.ac.id/index.php/prisma.
- L. G. Djou, “Analisis Pengaruh Literasi Keuangan, Sikap Keuangan dan Kepribadian Terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan UMKM di Kabupaten Ende,” J. Magisma, vol. 7, no. 2, pp. 1–12, 2019, [Online]. Available: http://jurnal.stiebankbpdjateng.ac.id.
- C. Y. Ida dan Dwinta, “‘Pengaruh Locus Of Control, Financial Knowledge, dan Income Terhadap Financial Management Behavior,’” J. Bisnis Dan Akunt., vol. Vol.12, no. No.3, pp. 131–144, 2010.
- Mardahleni, “‘Pengaruh Pengetahuan Keuangan dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan (Studi Pada Rumah Tangga di Nagari Persiapan Anam Koto Utara Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat,’” E-Jurnal Apresiasi Ekon., vol. Vol. 8, no. No. 3, pp. 511–520, 2020.
- Januardin, “‘Pengaruh Pengetahuan dan Perilaku Keuangan Terhadap Perkembangan UMKM Di Provinsi Sumatera Utara,’” J. Ekon. Bisnis Manaj. Prima, vol. Vol 1, no. No. 1-II, 2019.
- E. P. Estuti, I. Rosyada, and F. Faidah, “Analisis Pengetahuan Keuangan, Kepribadian dan SIkap Keuangan terhadap Perilaku Manajemen Keuangan,” J. Cap. Kebijak. Ekon. Manaj. Akunt., vol. 4, no. 1, pp. 1–14, 2021.
- F. K. Nisa, M. A. Salim, and A. A. Priyono, “Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, Dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Pada Pelaku UMKM Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kuliner Kabupaten Malang,” e – J. Ris. Manaj., vol. 9, no. 7, pp. 93–106, 2020.
- Humaira Iklima. Sagoro Murti Endra., “‘Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Pada Pelaku UMKM Sentra Kerajinan Batik Kabupaten Bantul,’” JurnalNominal, vol. Vol VII, no. No. 1, 2018.
- F. K. Dayanti, J. Susyanti, and M. K. A. B. S, “Pengaruh Literasi Keuangan, Pengetahuan Keuangan Dan Sikap Keuangan Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Pada Pelaku Usaha UMKM Fashion Di Kabupaten Malang Oleh:,” J. Ris. Manaj. Fak. Ekon. Unisma, pp. 160–174, 2020.
- T. E. Pradiningtyas and F. Lukiastuti, “Pengaruh Pengetahuan Keuangan dan Sikap Keuangan terhadap Locus of Control dan Perilaku Pengelolaan Keuangan Mahasiswa Ekonomi,” J. Minds Manaj. Ide dan Inspirasi, vol. 6, no. 1, p. 96, 2019, doi: 10.24252/minds.v6i1.9274.
- M. Hariasih, “Method ( Rbbr ) Study on State Owned Commercial Bank Listed on the Stock Exchange,” Pros. Semin. Nas. Ekon. dan Bisnis Call Pap. FEB UMSIDA, pp. 305–321, 2016.
- P. D. & D. D. R. Prof. Mahfud Sholihin, Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 7.0-Untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis, Edisi 1. Yogyakarta, 2020.
- S. C. U. Muhidia, “PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN, SIKAP KEUANGAN, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU KEUANGAN MAHASISWA PRODI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK,” pp. 5–65, 2006.
- Silvy Mellyza dan Rustiaria Paramitha Annora, “‘Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan dan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Keluarga,’” E-Jurnal Ris. Manaj. Prodi Manaj., 2019.