Abstract
This study aims to examine the influence of good corporate governance, profitability, and dividend policy on earnings management in manufacturing companies within the consumption sector during the period 2015-2019. Employing a quantitative approach, the study used purposive sampling to select a sample of nine manufacturing companies, resulting in the analysis of 45 financial statements. The data was analyzed using multiple linear regression through the SPSS version 25 program. The findings reveal that good corporate governance does not significantly affect earnings management, while profitability exhibits a significant impact. Moreover, dividend policy does not have a significant effect on earnings management. However, collectively, good corporate governance, profitability, and dividend policy significantly influence earnings management. These results contribute to the existing literature on corporate governance and provide implications for stakeholders, including regulators, investors, and management, in their efforts to enhance financial performance and minimize earnings management practices in manufacturing companies.
Highlights:
- The study examines the influence of corporate governance, profitability, and dividend policy on earnings management in manufacturing companies.
- Profitability demonstrates a significant impact on earnings management.
- Good corporate governance and dividend policy do not individually have a significant effect on earnings management, but collectively they show a significant influence.
Keywords: Corporate Governance, Profitability, Dividend Policy, Earnings Management, Manufacturing Companies.
Pendahuluan
Sumber Perusahaan harus mampu mengelolah laporan keuangan atau yang disebut financial statement yang biasanya dilakukan untuk memberikan informasi selama periode yang di tentukan kepada para investor dalam mengambil keputusan atau kebijakan yang tepat. Hal ini ditunjukkan dalam laporan laba rugi di mana laporan laba rugi ini dapat digunakan untuk menjelaskan kinerja keuangan suatu perusahaan dalam satu periode [1].
Manajemen laba diartikan sebagai pengelolahan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh yang di tuangkan dalam laporan keuangan. Menurut [2] manajemen laba merupakan suatu bentuk langkah manajemen yang dapat berpengaruh terhadap nilai laba yang akan dilaporkan. Wujud manajemen laba salah satunya dijelaskan pada penghitungan laba rugi. Manajemen laba dapat dapat memprediksi kenaikan laba, penurunan laba, atau meratakan laba [3].
Peningkatan atau penurunan manajemen laba di tentukan berdasarkan kinerja perusahaan yang dilihat melalui Good Corporate Governance (GCG) di mana digunakan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan pemegang saham yang diterapkan dengan metode transpanasi, tanggung jawab, kepercayaan serta menentukan system pengelolahan perusahaan yang mendorong suatu perusahaan dapat tetap survive. [4] menjelaskan good corporate governance bahwa pedoman yang digunakan untuk mengontrol dan mengendalikan perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada para shareholder. Hal ini tidak luput dari campur tangan dewan komisaris independen untuk dapat mengontrol dan menekan konflik yang ada antar pemegang saham dengan perusahaan [5].
Konflik ini pun dapat dinetralisi dengan adanya nilai profitabilitas yang mempu menghasilkan dan mengelolah laba bagi pemengang saham disebut dengan profitabilitas. Alat ukur kinerja keuangan yang dilakukan oleh para manajer untuk mengetahui manajemen mengelola kekayaan perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan disebut profitabilitas [6] Ketika perusahaan memiliki nilai profitabilitas positif dan meningkat maka perusahaan mampu menjalankan usahanya, sebaliknya jika nilai profitabilitas yang diperoleh menurun maka perusahaan dalam mempertahankan saham dan investor yang telah menanamkan saham pada perusahaan mereka maka cara yang dapat dilakukan adalah meningkatkan laba dan pendapatan[7].
Mempertahankan saham dan investor ini diperlukan suatu kebijakan deviden. Menurut [8] Kebijakan deviden sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan deviden dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Kebijakan deviden diartikan suatu keputusan yang dapat diterima oleh pemegang saham dalam bentuk laba yang telah dibagikan oleh perusahaan yang ditentukan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Munculnya kebijakan deviden menjadi perhatian para investor dan pemegang saham hal ini dijelaskan bahwa dengan adanya pembagian untuk meningkatkan kepercayaan kepada perusahaan.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis berniat untuk melakukan penelitian skripsi di PT. Lisa Concrete Indonesia dengan mengangkat judul “PengaruhvGood Corporate Governance, Profitabilitasgdan Kebijakan Deviden Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2015-2019”.
Metode Penelitian
A. Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi dalam melakukan penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dibidang konsumsi. Data yang diambil secara tidak langsung dari perusahaan melainkan dari BEI yang didirikan oleh kampus di Jl. Mojopahit No.666 B, Sidowayah, Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Jadi peneliti ini dilakukan di BEI kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi pada penelitian ini berjumlah 16 perusahaan manufaktur di sektor konsumsi yang dilihat dari tahun 2015-2019.
2. pada penelitian ini menggunakan metode nonprobability sampling dengan menggunakan sampling purposive di mana teknik pengambilan sampel menggunakan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan kriteria peneliti. berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka sampel yanag akan digunakan sebanyak 9 perusahaan manufaktur dengan laporan lengkap periode 2015-2019.
C. Jenis Sumber Data
- Pada penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif di mana jenis data kuantitatif merupakan jenis data yang berwujud suatu angka diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur di sektor konsumsi yang listing di BEI tahun 2015-2019.
- Sumber data dibagai menjadi dua yaitu sumber data sekunder [9]. Sumber data primer dari penelitian ini diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan manufaktur di sektor konsumsi yang listing di BEI tahun 2015-2019, melalui jurnal Online, dan Buku..
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi data yang akurat. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi dan riset internet. Metode dokumentasi dengan cara mengumpulkan data-data pendukung seperti mempelajari dokumen-dokumen serta catatan-catatan yang dianggap sesuai dengan permasalahan yang diteliti. selanjutnya pada Riset Internet (Online Research) Pengumpulan data diperoleh dari situs-situs yang dianggap berhubungan dengan beragam informasi yang dibutuhkan pada penelitianmengenai laporan keuangan.
E. Teknik Analis Data
Pada penelitian ini agar dapat menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah maka teknik analisis yang digunakan adalah regresi data panel yang ditunjang dengan data kuantitatif yang ada. Data diolah dengan menggunakan perhitungan spss.
F. Kerangka Konseptual
Supplementary Files
Gambar 1. Kerangka Konseptual
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya, dimana anggapan sementaranya adalah diduga sebagai berikut
H1 = Good Corporate Governance berpengaruh terhadap manajmen laba.
H2 = Profitabilitas berpengaruh terhadap manajmen laba.
H3 =Kebijakan Deviden berpengaruh terhadap manajmen laba.
Hasil dan Pembahasan
A. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh Konflik Kerja (X1), Stres Kerja (X2), dan Kompensasi (X3) , terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) baik secara parsial maupun simultan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Science) versi 25.
Coefficients a
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | .102 | .113 | .902 | .372 | |
GCG | -.089 | .070 | -.171 | -1.271 | .211 | |
Profitabilitas | .560 | .121 | .630 | 4.647 | .000 | |
Kebijakan Dividen | -.028 | .026 | -.133 | -1.044 | .303 | |
a. Dependent Variable: Manajemen Laba |
Pada tabel 1 diatas, berdasarkan ketentuan persamaan regresi linier berganda yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Y= a + b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +e
Y= 0.102 + -0.089X1 +0.560X2 + -0.028X3
- Nilai konstanta sebesar 0,102 dengan nilai positif. Artinya tanpa adanya pengaruh dari variabel good corporate governance, profitabilitas dan kebijakan dividen, nilai dari variabel manajemen laba sebesar 0,102 satuan.
- Nilai koefisien variabel good corporate governance sebesar 0,089 dengan nilai negatif. Artinya setiap kenaikan satu satuan pada variabel good corporate governance, akann berdampak padampenurunan variabel manajemen laba sebesar 0,089 satuan.
- Nilaibkoefisien variabel profitabilitas sebesar 0,560 denganknilaikpositif. Artinyasetiap kenaikanrsatuan variabel profitabilitas, akankberdampak pada kenaikan variabel manajemen laba sebesar 0,560 satuan, dengan asumsilfaktor lainnyastetap.
- Nilaidkoefisien variabel kebijakan dividen sebesara 0,028 dengananilai negatif. Artinya setiapdkenaikan satuasatuan variabel kebijakan dividen, akan berdampak pada penurunan variabel manajemen laba sebesar 0,028 satuan, dengansasumsi faktorplainnya tetap.
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat secara individu. Uji parsial dalam penelitian ini Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5% (α= 0,05), maka dapat dinyatakan berpengaruh parsial jika nilai signifikansi < 0,05.
Coefficients a
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | T | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | .102 | .113 | .902 | .372 | |
GCG | -.089 | .070 | -.171 | -1.271 | .211 | |
Profitabilitas | .560 | .121 | .630 | 4.647 | .000 | |
Kebijakan Dividen | -.028 | .026 | -.133 | -1.044 | .303 | |
a. Dependent Variable: Manajemen Laba |
Dari hasil uji t (parsial) pada tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Variabel good corporate governance memperoleh nilai sigifikansi sebesar 0,211 > 0,05. Artinya secara parsial variabel good corporate governance tidak berpengaruhLsignifikanKterhadapSvariabel manajemen laba.
- Variabel profitabilitas memperoleh nilai signifikansiHsebesar 0,000 < 0,05. Artinya secaraNparsial variabel profitabilitas berpengaruhe signifikan terhadapkvariabel manajemen laba.
- Variabel kebijakan dividen memperolehmnilai sigifikansi sebesar 0,303 > 0,05. Artinya secarazparsial variabel kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikanpterhadap variabel manajemen laba.
3. Uji Simultan (Uji f)
Uji simultan digunkan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variable bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, di mana dapat dinyatakan berpengaruh parsial apabila nilai signifikansi < 0,05. Berikut hasil uji simultan dalam penelitian ini:
ANOVA
Model | Sum of Squares | Df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | .336 | 3 | .112 | 7.294 | .000b |
Residual | .629 | 41 | .015 | |||
Total | .965 | 44 | ||||
a. Dependent Variable: Manajemen Laba | ||||||
b. Predictors: (Constant), Kebijakan Dividen, GCG, Profitabilitas |
4. Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Menurut Suyono (2018:84), uji R2 digunakan untuk mengetahui kemampuan model dalam menjelasakan variabel terikat atau dependen. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .590a | .348 | .300 | .1238919 | .348 |
a. Predictors: (Constant), Kebijakan Dividen, GCG, Profitabilitas | |||||
b. Dependent Variable: Manajemen Laba |
Berdasarkan pada tabel Model Summaryb menunjukkan bahwa nilai R-Square (R2) sebesar 0.369, hal ini menunjukkan bahwa besar koefisien determinasi sebesar 36.9% yang memiliki makna bahwa besar kontribusi pengaruh variabel Konflik Kerja, Stres Kerja, dan Kompensasi terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan sebesar 36.9%, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari model regresi.
5. Pembahasan
Pada bagian ini akan dijelaskan terkait pembahasan hasil analisis yang telah dilakukan. Pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen akan dijelaskan sebagai berikut :
a. H1: Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa good corporate governance terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi, sehingga H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa baik tidaknya penerapan tata kelola perusahaan yang baik, masih belum mencerminkan pada ada tidaknya praktik manajemen laba pada perusahaan sektor konsumsi. Tidak berpengaruhnya GCG terhadap manajemen laba dapat disebabkan karena masih ada perusahaan yang tidak konsisten dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, seperti PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang tidak memiliki komite audit selama periode 2018 dan 2019.
Selaras dengan hasil studi yang dilakukan [5], yang membuktikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik atau GCG tidak memiliki kontribusi pada praktik manajemen laba perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perusahaan memiliki tata kelola yang profesional, tidak menjamin perusahaan tersebut tidak melakukan praktik manajemen laba. Mengingat tujuan utama dari penerapan GCG yaitu agar perusahaan mampu memanfaatkan aset yang dimiliki dengan efektif dan efisien [10].
Hasil didukung dengan studi yang dilakukan [11], di mana GCG yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, board size, ukuran komite audit dan proporsi komisaris independen, terbukti tidak memiliki kontribusi signifikan terhadap manajemen laba perusahaan. Setiap manajemen perusahaan memiliki pertimbangan dalam pengambilan keputusan masing-masing. Pihak pemilik (principal) terdorong mengadakan kontrak untuk mensejahterahkan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan manajer (agent) terdorong untuk mengoptimalkan pemenuhan ekonomi serta psikologinya, antara lain dalam hal mendapatkan investasi, pinjaman, ataupun kontrak kompensasi. Tingkat liabilitas perusahaan yang tinggi dapat diartikan perusahaan sedang mengalami konflik agensi, sebab pinjaman merupakan salah satu cara manajemen untuk mengoptimalkan keuntungan pribadi serta memenuhi keinginan principal.
b. H2 : Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa profitabilitas terbukti berpengaruh terhadap manjemen laba pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi di BEI, sehingga H2 diterima. Artinya naik turunnya pencapaian profit perusahaan, akan mencerminkan pada nilai manajemen laba perusahaan. Manajemen melakukan praktik manajemen laba bertujuan untuk memperoleh kepercayaan publik khususnya investor. Profitabilitas yang tinggi maka, praktik manajemen laba cenderung tinggi. Di mana maksud dan tujuan manajemen melakukan manajemen laba agar pada periode-periode yang akan datang yang masih belum diprediksi, perusahaan memiliki perolehan laba yang stabil.
Penelitian ini sesuia dengan penelitian yang dilakukan [1], yang membuktikan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROA terbukti berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Profitabilitas yang baik menunjukkan kemampuan manajer dalam mengelola aset perusahaan yang baik, sehingga menghasilkan profit. Perusahaan dengan profitabilitas yang rendah pada periode tertentu akan memicu manajemen melakukan manajemen laba denga cara meningkatkan pendapatan yang diperoleh, sehingga akan memperlibatkan saham serta dapat mempertahanka investor yang ada.
Didukung dengan penelitian yang dilakukan [12], yang memperoleh hasil bahwa dengan tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan, akan berdampak pada praktik manajemen laba. Perusahaan dengan profit yang besar juga berdampak pada besaran pajak yang harus dibayarkan, sehingga memicu praktik manajemen laba dengan cara income minimization atau menimisasi laba dengan maksud agar pajak yang dibayarkan juga berkurang. Adapun praktik manajemen laba dengan cara income maximization atau maksimisasi laba dilakukan dengan tujuan agar bonus yang diperoleh manajer lebih banyak, dan meningkatkan kinerja perusahaan sehingga perusahaan masih dapat kepercayaan dari pihak investor..
c. H3 : Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi di BEI, sehingga H3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemilik saham, tidak memiliki kontribusi pada terjadi atau tidaknya praktik manajemen laba perusahaan. Tidak berpengaruhnya kebijakan dividen terhadap manajemen laba, dapat disebabkan karena masih ada beberapa perusahaan yang tidak melakukan pembagian dividen karena beberapa faktor, salah satunya perusahaan mengalami kerugian.
Selaras dengan studi yang dilakukan [13], yang memperoleh hasil bahwa kebijakan dividen tidak terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba. Artinya tinggi rendahnya nila kebijakan dividen perusahana yang diukur dengan dividend payout ratio, tidak memiliki kontribusi pada tinggi rendahnya nilai praktik manajemen laba. Manajemen laba dilakukan manajemen dengan maksud dan tujuan untuk memperoleh kepercayaan investor. Kebijakan dividen berkaitan dengan dengan keputusan manajemen untuk membagikan atau menahan laba yang diperoleh.
Didukung dengan studi yang dilakukan [14], yang memperoleh hasil bahwa kebijakan dividen tidak memiliki dampak signifikan pada praktik manajemen laba. Hal ini dapat disebabkan karena kebijakan dividen merupakan kebijakan yang melibatkan kedua belah pihak yaitu manajemen dan pemegang saham tergantung dari keputusan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Sehingga tidak memiliki dampak pada praktik manajemen laba. Sebagian besar perusahaan melakukan manajemen laba bertujuan untuk memperkecil jumlah kewajiban pajak, serta menjaga stabilitas kinerja perusahaan agar tetap memperoleh kepercayaan dari pihak investor.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Good corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba .
2. Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba.
3. Kebijakan dividen tidak berpe ngaruh terhadap manajemen laba.
References
- K. C. Lestari and S. O. Wulandari, “Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba,” J. Akad. Akunt., vol. 2, no. 1, pp. 20–35, 2019, doi: 10.22219/jaa.v2i1.7878.
- H. L. Fachrony, “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Kualitas Audit,” J. Inov. Manaj. Ekon. Dan Akuntasi, vol. 1, no. 1, pp. 1–14, 2018, doi: http://103.75.102.195/index.php/jimea/article/view/950/617.
- D. Febria, “Pengaruh Leverage, Profitabilitas Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba,” SEIKO J. Manag. Bus., vol. 3, no. 2, p. 65, 2020, doi: 10.37531/sejaman.v3i2.568.
- N. K. S. Dahayani, I. K. Budiartha, and I. M. S. Suardikha, “Pengaruh Kebijakan Dividen Pada Manajemen Laba Dengan Good Corporate Governance Sebagai Moderasi,” E-Jurnal Ekon. dan Bisnis Univ. Udayana, vol. 6, no. 4, pp. 1395–1424, 2017.
- I. G. A. M. A. D. Putri, “Pengaruh Kebijakan Dividen Dan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba,” Bul. Stud. Ekon., vol. 17, no. 2, pp. 157–171, 2012.
- A. Rianto and V. Herawaty, “Peran Diversifikasi Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Riil,” Pros. Semin. Nas. Cendekiawan, p. 2, 2019, doi: 10.25105/semnas.v0i0.5838.
- P. Rahayu, “KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA ( Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2017 ),” Univ. Muhammadiyah Surakarta, pp. 1–12, 2019.
- U. Mardiyati, G. N. Ahmad, and R. Putri, “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017,” J. EMBA J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis dan Akunt., vol. 8, no. 4, pp. 1–17, 2020, doi: 10.35794/emba.v8i4.30859.
- Sugiyono, P. D. (2015). Metode Penelitian Bisnis. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. In Alfabeta. Bandung
- Hery.(2010). Potret Profesi Audit Internal (Di Perusahaan Swasta & BUMN Terkemuka). Bandung: Alfabet.
- F. Asitalia and I. Triisnawati, “Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap Manajemen Laba,” J. Ris. Mhs. Akunt. STIE Trisakti, vol. 19, no. 1, pp. 109–119, 2017, doi: http://jurnaltsm.id/index.php/JBA.
- D. Purnama, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba,” J. Ris. Keuang. Dan Akunt., vol. 3, no. 1, pp. 1–14, 2017, doi: 10.25134/jrka.v3i1.676.
- H. HANESWAN, “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kualitas Audit, dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014),” J. Akunt., vol. 5, no. 1, p. 31, 2017.
- Y. M. Pratama, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Institusional Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba,” JOMFekom, vol. 4, no. 1, p. 11, 2016, [Online]. Available: https://media.neliti.com/media/publications/125589-ID-analisis-dampak-pemekaran-daerah-ditinja.pdf.