Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.3140

Online Learning Using Audio Visual Media Through WhatsApp Class I Students Elementary School


Pembelajaran Daring Menggunakan Media Audio Visual Melalui WhatsApp Siswa Kelas I MI

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Pembelajaran Daring Media Audio Visual WhatsApp

Abstract

During the current COVID-19 pandemic, learning that is carried out in elementary schools and madrasas iftidaiyah is online learning. The purpose of this research is to find out how the implementation of online learning using audio-visual media through WhatsApp Class I MI Nurul Huda Ngampelsari and to find out what obstacles occur in online learning Class I MI Nurul Huda Ngampelsari. This research method uses descriptive qualitative method with the main data sources and supporting data. The main data sources as research subjects were first grade teachers, madrasa principals, parents, and grade I students at MI Nurul Huda Ngampesari. Data collection techniques by conducting observations, interviews and documentation. While the data analysis and interpretation techniques used data collection techniques, data reduction, data presentation, and conclusions and data verification. From the research conducted, it was found that the learning carried out in Class I MI Nurul Huda Ngampelsari was carried out online. As well as the use of audio-visual media for online learning such as: learning videos made by class teachers or those taken by YouTube, voice messages or voice notes and using WhatsApp to send materials and assignments. In addition to using WhatsApp, the teacher also uses several kinds of applications, lesson plans, and written assignments in the form of worksheets that are collected once a month to see student activity in doing assignments. There are several obstacles in online learning, including data packages for students, the lack of enthusiasm of students in participating in online learning, and the lack of parental roles in assisting children in participating in online learning.

Pendahuluan

Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan merebaknya virus yang disebut Corona atau Covid-19 (Corona Virus Deseases-19). Virus ini berawal di Cina dan menyebar ke seluruh dunia, tanpa terkecuali di Indonesia.Wabah Covid-19 sangat berdampak besar di beberapa sektor, mulai dari ekonomi, sosial, hingga pendidikan. Pada sektor pendidikan di Indonesia sangat mempengaruhi proses pembelajaran, dimana Indonesia baru dalam hal melakukan pembelajaran daring. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Dengan kebijakan ini diharapkan kegiatan pembelajaran dilakukan dirumah sehingga memperkecil penularan virus ini.

Perkembangan pembelajaran sangat penting dalam mengajar, terutama bagi siswa. Oleh sebab itu, proses pembelajaran perlu diperhatikan lebih cermat. Apalagi pada saat pandemi seperti sekarang ini, yang mengharuskan proses pembelajaran tanpa tatap muka. Tentu saja ini ntidak mudah bagi guru dan siswa, tetapi sebagai pengajar guru harus memahami tentang berbagai macam media pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.

Dalam pembelajaran daring, guru diharapkan dapat merancang dan mempersiapkan pembelajaran yang kreatif dan atraktif dalam meyampaikan materi pembelajaran. Apalagi untuk anak di Madrasah Ibtidaiyah (MI) karena proses pembelajaran online ini baru pertama kali diterapkan di sekolah. Dalam pembelajaran daring peran orang tua sangat berpengaruh terhadap cara belajar anak, karena untuk pengawasan belajar peran orang tua sangat membantu guru.

Seiring dengan perkembangan pendidikan, media yang digunakan semakin bervariasi. Salah satunya adalah media video yang merupakan jenis dari media audio visual. Dimana media ini dapat dilihat menggunakan indera penglihatan dan pendengaran. Untuk media pembelajaran media audio visual ini sangat efektif apabila digunakan secara individual, kelompok, maupun massal

Berdasarkan hasil observasi di MI Nurul Huda Ngampelsari, faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran daring adalah siswa kelas 1 MI Nurul Huda masih membutuhkan bimbingan yang aktif dari guru khususnya dalam belajar membaca dan menulis. Sedangkan dalam masa pandemi saat ini tidak memungkinkan bagi guru untuk meberikan arahan secara langsung kepada siswa, sehingga peran guru digantikan oleh orang tua. Tidak semua orang tua memahami materi ataupun mempunyai keterampilan mengajar seperti guru, selain masalah diatas masih banyak kendala yang dihadapi wali murid seperti kurangnya pemahaman terhadap teknologi dan mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli paketan internet dan orang tua yang bekerja. Untuk mengatasi hal tersebut guru dituntut agar dapat merancang media pembelajaran online yang atraktif dan mudah diikuti oleh orang tua agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, salah satunya dengan menggunakan WhatsApp melalui metode pembelajaran audio visual yang dinilai sesuai digunakan untuk siswa kelas 1 di MI Nurul Huda Ngampelsari.

Diharapkan dengan penerapan metode ini dapat mempermudah siswa mengikuti pembelajaran daring. Dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran daring diharapkan materi pelajaran dapat tersampaikan dan siswa mempunyai pengalaman belajar yang berkesan serta dapat menarik perhatian dan pemahaman siswa yang hanya belajar dirumah.

Berdasarkan pemaparan diatas menjadi dasar pemikiran untuk melakukan penilitian dengan menggunakan media pembelajaran audio visual, maka dari itu penulis mengambil judul “Pembelajaran Daring Menggunakan Media Audio Visual Melalui WhatsApp Siswa Kelas 1 MI Nurul Huda Ngampelsari”.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah “penelitian yang memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Penetian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep sensivitas pada masalah yang dihadapi, menjelaskan kenyataan yang terkait dengan teori dan mengembangkannya menjadi satu pemahaman atau lebih. Adapun langkah-langkah penelitian kualitatif, yaitu : 1) Menentukan bahan bacaan, 2) Melakukan wawancara ke lapangan, 3) Mengumpulkan data, serta 4) Memeriksa laporan sementara. Penelitian ini dilakukan untuk siswa kelas I MI Nurul Huda Ngampelsari yang dilaksanakan pada saat semester genap.

Sumber data yang diambil adalah sumber data utama dan pendukung. Sumber data utama, merupakan data yang dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumber utama. Adapun yang menjadi sumber data utama dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 Ibu Nanda Faiqoh, S.Pd, kepala madrasah Drs. H. Moch. Imron, orang tua siswa, dan siswa kelas 1 MI Nurul Huda Ngampelsari. Sumber data pendukung, merupakan data yang dikumpulkan peneliti sebagai penunjang dari sumber yang utama. Dalam penelitian ini data pendukung diperoleh dari catatan lapangan, dokumentasi (tangkap layar penugasan siswa), dan hasil wawancara (kutipan wawancara).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dengan cara masuk kedalam grup WhatsApp kelas, wawancara dengan menginterview guru kelas secara mendalam, dan dokumentasi pendukung sebagai bukti yang menguatkan observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan analisis data kualitatif deskriptif, yaitu dengan teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Teknik analisis data kualitatif adalah proses mencari data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, serta menyusunnya secara sistematis, data disusun kemudian mendeskripsikannya, mengelompokkannya, memilih, dan mengambil kesimpilan agar mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Hasil dan Pembahasan

Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Daring Kelas 1 MI Nurul Huda Ngampelsari

Pembelajaran yang dilakukan di kelas I MI Nurul Huda Ngampelsari pada pandemi covid-19 ini dilakukan dengan pembelajaran daring. Pembelajaran daring untuk saat ini memang yang paling tepat dilakukan sekolah, karena untuk mencegah penularan virus covid-19. Sesuai dengan himbauan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Adapun media yang digunakan pada pembelajaran daring adalah metode yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman siswa. serta pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak belajar. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Nanda Faiqoh sebagai guru kelas 1 MI Nurul Huda Ngampelsari.

“Selama pandemi covid-19 ini dilakukan pembelajaran secara daring di kelas I MI Nurul Huda Ngampelsari. Pembelajaran daring yang digunakan adalah audio atau rekaman suara dari guru yang menuntun siswa untuk mengerjakan penugasan tertulis, video dari guru maupun video pembelajaran yang diambil dari youtube sebagai penjelasan materi yang akan disampaikan dan untuk praktek biasanya siswa ditugaskan untuk merekam hasil karya siswa yang kemudian dikirimkan ke guru kelas melalui WhatsApp”.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Bapak Drs. H. Moh. Imron selaku Kepala Madrasah MI Nurul Huda Ngampelsari bahwa:

“Pembelajaran yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini adalah melakukan pembelajaran daring, sedangkan untuk media yang digunakan sangat sederhana sesuai dengan pemahaman siswa dan kemampuan guru kelas”.

Media pembelajaran dengan menggunakan media audio visual yang dilakukan di MI Nurul Huda Ngampelsari dirasa cukup efektif, karena guru menggunakan video pembelajaran, voice note untuk menuntun siswa mengerjakan tugas, serta penugasan secara tertulis yang diambil dari LKS serta buku paket dan praktik dengan memanfaatkan aplikasi whatsapp untuk mengirim materi dan tugas. Berikut pemaparan guru kelas I MI Nurul Huda Ngampelsari:

“Pembelajaran daring yang dilakukan dengan media audio visual berupa video pembelajaran, voice note atau rekaman suara guru, penugasan tertulis, serta praktik dan memanfaatkan whatsapp untuk menyampaikan serta mengirim materi dan tugas”.

Untuk mendukung pembuatan media pembelajaran guru memerlukan bantuan aplikasi dalam membuat video pembelajaran seperti aplikasi Kine Master, Photo Gird, Google excel, dan Google Form. Selain itu guru juga harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada saat pembelajaran online ini RPP yang digunakan oleh guru adalah RPP satu lembar yang lebih ringkasdan sesuai dengananjuran pemerintah. Pada pembelajaran online guru setiap hari mengirim video pembelajaran baik itu di bikin sendiri ataupun mengambil dari youtube yang kemudian kirim melalui whatsapp. Kemudian guru memberi tugas dan menuntun siswa dalam mengerjakan tugas melalui pesan suara atau voice note. Seperti yang di katakan guru kelas I dalam wawancaranya sebagai berikut:

“Aplikasi yang digunakan guru kelas I MI Nurul Huda Ngampelsari untuk menunjang dalam proses pembelajaran online antara lain, Whatapp yang digunakan untuk menyampaikan materi , video, sekaligus tugas siswa, Power Excel, Kine Master, Photo Gird juga digunakan untuk membuat materi pembelajaran, dan Google Form yang digunakan untuk ulangan harian”.

Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran harus efektif dan efisien, dalam hal ini video pembelajaran yang di buat guru harus mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Selain video yang dibuat oleh guru sendiri, guru juga dapat mengakses video pembelajaran yang ada di youtube. Tetapi untuk video pembelajaran dari youtube sebaiknya juga yang dibuat oleh guru agar siswa merasa senang dengan penjelasan dari gurunya langsung. Untuk membantu guru membuat media audio visual dalam bentuk video pembelajaran sebaiknya guru mengikuti pelatihan karena masih banyak guru yang kurang memahami penggunaan teknologi. Penggunaan media audio visual sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Karena siswa kelas I lebih membutuhkan perhatian khusus dalam belajar membaca dan menulis, dalam hal ini bimbingan langsung dari guru melalui video maupun pesan suara atau voice note sangat diperlukan. Riyana yang mengatakan bahwa agar menghasilkan video pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan efektifitas penggunanya maka pengembangannya harus memperhatikan kriteria, antara lain: kejelasan pesan, berdiri sendiri, bersahabat dengan penggunanya, representasi isi, digunakan secara individual maupun klasikal, visualisasi dengan media, dan menggunakan kualitas resolusi yang tinggi.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penilaian, dimana penilaian merupakan bentuk dari tingkat keberhasilan pencapaian materi yang telah disampaikan oleh guru. Untuk penilaian pembelajaran daring yang dilakukan diMI Nurul Huda tidak jauh berbeda pada saat penilaian yang dilakukan secara tatap muka. Penilaian dilakukan dengan cara mengirimkan tugas kepada siswa baik itu tertulis maupun berbentuk video dan hasil tugas di kirim lewat whatsapp seperti yang telah dipaparkan dalam wawancara antara peneliti dengan guru kelas sebagai berikut:

“Penilaian yang dilakukan saat pembelajaran daring dilakukan tidak jauh berbeda dengan penilaian saat pembelajaran tatap muka. Tugas tertulis maupun video yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran akan diselesaikan hari itu juga oleh siswa, kemudian akan dikirimkan ke guru lewat whatsapp dan guru langsung mengoreksi dan memberi nilai”.

Penilaian yang dilakukan guru kelas I di MI Nurul Huda Ngampelsari juga dilakukan pengumpulan tugas secara langsung ke guru kelas yang didampingi orang tua setiap satu bulan sekali. Jadi tugas-tugas yang telah diserahkan kepada guru selama pembelajaran online dikumpulkan kembali sebagai bukti fisik bahwa siswa telah menyelesaikan tugas yang diberikan. Dari beberapa penilaian yang dilakukan oleh guru kelas I sudah cukup efektif dimana penilaian tidak hanya dilakukan berdasarkan pada pengetahuan tetatpi juga berdasarkan keterampilan siswa, keaktifan siswa, kreatifitas siswa, bedasarkan materi yang diberikan.

Penilaian menurut Darto dan Zein merupakan suatu proses mulai dari mengumpulkan informasi, menganalisis, kemudian menginterprestasikan informasi yang telah didapat digunakan untuk membuat keputusan . Adapun fungsi dari penilaian menurut Suharsimi Arikunto sebagai berikut : 1). Selektif, artinya penilaian yang dilakukan oleh guru mempunyai cara tersendiri terhadap siswa, 2). Diagnotik, artinya ketika guru melakukan penilaian dengan menggunakan alat yang dinilai memenuhi persyaratan maka akan terlihat dari hasilnya sehingga guru dapat mengetahui kelemahan siswa dan penyebabnya, 3). Sebagai penempatan, artinya guru harus dapat menempatkan siswa pada kelompok belajar yang sesuai dengan tingkat pemahaman, 4). Pengukuran keberhasilan, artinya guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai dengan program yang telah diterapkan.

Gambar 1

Proses Pembelajaran Daring Dengan Menggunakan Media Audio Visual Yang Disampaikan Melalui WhatsApp

Gambar 2

Hasil Pembelajaran Daring Siswa Kelas 1 MI Nurul Huda Ngampelsari

Faktor Yang Menjadi Kendala Dalam Pembelajaran Online di Kelas I MI Nurul Huda Ngampelsari

Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas I MI Nurul Huda Ngampelsari, peneliti masuk kedalam grup WhatsApp kelas I dimana peneliti mengamati penyampaian pembelajaran daring yang dilaksanakan di kelas I. Adapun pembelajaran daring yang dilaksanakan di kelas I dengan mengirimkan video dan pesan suara serta penggunaan LKS untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran daring kelas I, tentunya terdapat beberapa kendala yang dihadapi baik itu dari guru maupun siswa karena ini merupakan hal yang pertama kali dilakukan di MI Nurul Huda Ngampelsari.

Faktor yang menjadi kendala dalam pembelajaran daring di kelas I MI Nurul Huda antara lain, peran orang tua yang mendampingi anak masih kurang terutama orang tua yang bekerja di luar rumah sehingga guru harus menyesuaikan untuk memberi penilaian. Selain itu paket data juga sangat berpengaruh bagi siswa, meskipun siswa pernah mendapatkan bantuan paketan data tetapi dirasa tidak cukup sehingga siswa harus memiliki paket data sendiri. Seperti pemaparan yang di sampaikan guru kelas I Ibu Nanda Faiqoh S, Pd. sebagai berikut :

“Kendala dalam pembelajaran daring untuk guru sendiri tidak ada karena dari sekolah menyediakan wifi dan komputer serta laptop untuk membuat materi, tetapi untuk siswa terkendala dengan paket data dan orang tua yang tidak bisa mendampingi anaknya belajar karena bekerja di luar rumah, sehingga pengiriman tugas dilakukan malam hari dan baru dikoreksi keesokan harinya”.

Sama halnya dengan yang dikatakn salah satu orang tua siswa kelas 1 MI Nurul huda Ngampelsari Ibu Rini yang tidak dapat menemani anaknya belajar dirumah karena iya harus bekerja, berikut ungkapan wawancaranya:

“saya tidak bisa mendampingi anak saya selama pembelajaran daring dirumah karena saya harus bekerja”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan betapa pentingnya peran orang tua terhadap pembelajaran daring yang dilakukan dirumah, sebagai guru sebaiknya dapat menyesuaikan keadaan setiap siswa karena tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran daring dengan baik.

Faktor kendala yang lainnya yaitu kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran daring, untuk itu guru biasanya memberikan semangat dengan mengirim video dan voice note atau rekaman suara dari guru kelas I MI Nurul Huda. Berikut pemaparan wawancaranya bersama Ibu Nanda Faiqoh S,Pd selaku wali kelas 1:

“Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran daring kurang, sehingga ini berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Untuk memberikan semangat kepada siswa diberikan motivasi berupa video dan voice note”.

Sama halnya dengan yang diungkapkan ananda Raisa Ayu selaku siswa kelas 1 Cempaka MI Nurul Huda, berikut ungkapan wawancaranya:

“Tidak suka sekolah daring karena belum kenal sama Ibu guru dan teman-teman”.

Selain itu sebagai orang tua ibu Erna juga mengatakan hal yang sependapat dengan anaknya, berikut ungkapan wawancaranya:

“Iya anak saya biasanya suka menunda-nunda untuk melihat video yang dikirim oleh guru, begitu juga dalam mengerjakan tugas yang diberikan”.

Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran daring ini dapat disebabkan oleh media pembelajaran yang kurang menarik dalam hal ini media audio visual / video. Media pembelajaran sebaiknya dibuat langsung oleh guru, agar siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran. Untuk itu dalam membuat video pembelajaran guru harus lebih kreatif dan inovatif agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru bertanggung jawab dan memiliki kewajiban untuk melaksanakan pembelajaran meskipun itu dilakukan secara daring. Meskipun banyak kendala yang dihadapi oleh guru maupun siswa. dalam hal ini pembelajaran daring dilaksanakan dengan menggunakan media yang dianggap sesuai dan tidak mempersulit siswa dan orang tua.

Kendala lainnya yang dirasakan guru adalah dalam pembuatan video pembelajaran terkait dengan materi yang akan diajarkan, guru yang telah membuat video pembelajaran tidak tahu apakah video tersebut langsung dilihat atau diabaikan oleh siswa karena guru tidak memantau secara langsung.

Untuk mengatasi hal ini peran orang tua sangat diperlukan dalam kesuksesan suatu pembelajaran daring. Dimana komunikasi harus terjalin antara orang tua siswa dengan guru kelas, karena selama pembelajaran online berlangsung diharapkan orang tua dapat mendampingi siswa terutama untuk siswa kelas I yang masih baru beradaptasi dengan guru dan sekolah yang baru. Pada pembelajaran daring seperti saat ini, selain siswa tidak dapat bertatap muka langsung dengan guru siswa juga membutuhkan orang tua sebagai guru utama di rumah. Beberapa orang tua ada yang bekerja sehingga ini menjadi salah satu kendala dalam pembelajaran online, sehingga orang tua tidak dapat mendampingi anak pada saat pembelajaran daring. Ini akan sangat berdampak pada efektifitas dan efisiensi guru. Guru harus menyesuaikan keadaan orang tua siswa, sehingga sering terjadi keterlambatan dalam mengirim tugas. Tugas yang seharusnya sudah selesai namun ditunda kembali, sedangkan guru juga harus sudah siap membuat materi pembelajaran selanjutnya. Hal ini menjadi beban yang harus dirasakan oleh guru.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sangat diperlukan agar guru dapat menyusun pembelajaran yang akan disampaikan, dalam pembelajaran daring sebaiknya RPP disusun secara terstruktur sehingga dapat menciptakan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran daring akan berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.

Dari beberapa kendala diatas dapat diartikan bahwa betapa pentingnya pembelajaran yang dilakukan secara terstuktur. Dengan kata lain guru harus mempersiapkan langkah-langkah persiapan dalam pelaksanaan pembelajaran seperti yang pada saat pembelajaran tatap muka. Terkait RPP yang digunakan pada pembelajaran daring tidak sama dengan pembelajaran tatap muka. Guru harus menyesuaikan RRP yang dibuat dengan waktu pembelajaran. Untuk meningkatkan minat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran daring, guru bisa membuat video sendiri dan menyampaikan pesan yang memotivasi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran daring.

Kesimpulan

Pembelajaran yang diterapkan selama pandemi covid-19 siswa kelas I di MI Nurul Huda Ngampesari adalah pembelajaran secara daring. Dalam pembelajaran daring ini guru kelas I menggunakan media audio visual yang berupa video pembelajaran, pesan suara, serta berbagai macam penugasan yang diberikan baik itu tugas tertulis maupun praktik. Untuk pengumpulan LKS di lakukan setiap satu bulan sekali. Aplikasi Whatsapp digunakan sebagai wadah untuk menyampaikan materi dari guru dan pengiriman tugas oleh siswa. Selain menggunakan aplikasi Whatsapp guru kelas I juga menggunakan aplikasi lain seperti Kine Master, Photo Gird, Power Excel,dan Google Form.

Kendala yang dihadapi selama pembelajaran daring antara lain paket data bagi siswa, dimana orang tua siswa merasa terbebani jika harus membeli paket pulsa tambahan untuk internet yang dirasa memberatkan, sedangkan pembelajaran daring membutuhkan kuota yang banyak. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran daring yang berdampak terhadap pemahaman siswa pada materi pembelajaran, serta pentingnya peran orang tua dalam menuntun anaknya untuk mengikuti pembelajaran daring. Keterbatasan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif dan menarik untuk siswa, sehingga siswa merasa jenuh dalam belajar yang cenderung statis dan kurang menarik.

References

  1. Surat Edaran Nomor 4 Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2020.
  2. D. Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran, Yogyakarta: Diva Press, 2011.
  3. Daryanto, Media Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media, 2018.
  4. Hartono dan dkk, Pembelajaran aktif, Inovatif, Kreatif, efektif dan Menyenangkan, Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2009.
  5. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011.
  6. I. Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.
  7. L. J. Moelong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
  8. G. K. I. M. N. Huda, Interviewee, Pembelajaran Daring dengan Menggunakan Media Audio Visual Melalui WhatsApp Kelas I MI Nurul Huda Ngampelsari. [Wawancara]. 25-31 Juli 2021.
  9. Riyana dan Cheppy, Pedoman Pengembangan Media Video, Jakarta: P3AI UPI, 2007.
  10. M. Zein dan Darto, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Pekanbaru: Daulat Riau, 2012.