Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.3127

Analysis of Teacher's Efforts to Grow Students' Independent Learning Science Materials Source of Energy during Online Learning in Elementary Schools


Analisis Upaya Guru Menumbuhkan Kemandirian Belajar Siswa Materi IPA Sumber Energi Pada Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

kemandirian belajar siswa Materi IPA Pembelajaran daring Sekolah Dasar

Abstract

This study aims to describe Teacher's Efforts to Grow Students' Independent Learning Science Materials Source of Energy during Online Learning in Elementary Schools. The research method uses descriptive qualitative. Data collection techniques were taken through observation, interviews and documentation. The subjects in this study were the teacher and 3 4th grade students of SDN Ketegan 1. The results of the study indicate that there are Teacher's Efforts to Grow Students' Independent Learning Science Materials Source of Energy during Online Learning in Elementary Schools namely through: Planning, in the preparation of RPP and syllabus incorporating elements of independence into the RPP. Implementation, Teacher's Efforts to Grow Students' Independent Learning Science Materials Source of Energy during Online Learning in Elementary Schoolsseen in the initial, core and closing activities. In the initial activity, the teacher reminds students to carry out their duties and responsibilities independently. The core activity, the teacher familiarizes students independently with the use of the media used is video appearances and Power Point. Closing activity, the teacher reminds students of independent learning.Evaluation is carried out continuously and is carried out with 3 domains, namely cognitive, affective and psychomotor.

Pendahuluan

Guru adalah manusia pertama dan paling utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai penggerak utama yang berada di garis terdepan dalam proses belajar mengajar berlangsung,maka didikan-didikan dan bimbingan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik menjadi penentuan awal dalam mengantarkan peserta didik pada kesusksesan dan beriringan pula dengan kesuksesan pendidikan. Dalam proses pembelajaran setiap peserta didik selalu diberi pendampingan agar menjadi peserta didik yang penuh dengan sikap kemandirian, untuk menjadi mandiri suatu individu diharuskan untuk belajar dan terus belajar, sehingga dapat tercapailah suatu kemandirian belajar. Dalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar dan pengalaman diri masing-masing peserta didik. Kemandirian berasal dari kata mandiri yang memiliki arti berdiri dengan tumpuan kaki sendiri, yakni suatu keadaan yang memungkinkan individu terutama peserta didik mengatur dan memfokuskan diri sendiri sesuaiKtingkatKperkembangan serta kemampuannya.

Untuk itu, guru mempunyai peranan ganda sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik. Kedua peran guru tersebut bisa dilihat perbedaannya melaui tulisan, tetapi antara keduanya (pengajar dan pendidik) tidak bisa dijauhkan.Tugas utama guru sebagai pendidik yakni membantu mendewasakan diri peserta didik. Pendewasaan secara psikologis, sosial dan moral. Pendewasaan secara psikologis memiliki arti peserta didik telah bisa berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain yang berada disekitarnya, juga telah mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah dilakukannya dengan kata lain menanggung konsekuensinya, mampu bersikap objektif. Pendewasaan secara sosial berarti telah mampu menjalani hubungan sosial dan bekerjasama dengan orang dewasa lainnya, telah mampu melakukan peran-peran sosial. Pendewasaan secara moral, yaitu telah memiliki seperangkat nilai yang diakui kebenarannya, memegang teguh akan pendirian dan mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi genggamannya.

Seorang guru, kaitan dengan salah satu tugasnya dalam mengawasi atau mengembangkan pembelajaran itulah, maka guru dapat disebut sebagai akar perubahan dan pembaharuan yang berhasil, sebagai pendukung nilai-nilai dalam masyarakat, menciptakan keadaan atau situasi belajar yang baik serta dapat terjamin keberhasilan pendidikannya, maka guru harus meningkatkan kompetensi dan keterampilannya, beberapa kompetensinya yakni kompetensi personal, social, profesional. Kompetensi personal, seperti menjalankan tugasnya terhadap individu atau diri sendiri dengan melakukan tanggung jawab terhadap diri sendiri, sedangkan kompetensi sosial, seperti ada koneksinya dengan kehidupan bersama individu lain untuk dapat lebih mudah bergaul dengan sesama manusia, dituntut adanya kemampuan berinteraksi dan memenuhi berbagai persyaratan, antara lain: menolong orang-orang, menghargaiKseseorang. memiliki tenggang rasa, dan mau membela sesama makhluk. Kompetensi profesional guru seperti seseorang yang bertugas membagikan ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan baru, kecakapan kepada peserta didik yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek pribadi.

Kemandirian merupakan suatu sikap yang diperoleh secara kumulatif melalui proses yang dialami seseorang dalam perkembangannya, dimana dalam proses menuju kemandirian, peserta didik belajar untuk menghadapi berbagai situasi dalam lingkungan sosial sekitarnya sampai peserta didik mampu berpikir dan mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi setiap situasi. Aktivitas bersama-sama (sosial) membantu peserta didik untuk menanamkan cara berfikir dan bersikap baik di masyarakat dan menjadikannya sebagai caranya sendiri. Orang dewasa (teman sebaya yang lebih tua) seharusnya membantu menuntun ke arah proses pembelajaran peserta didik sehingga peserta didik mampu menguasai dan menginternalisasikan secara mandiri .

Dalam melakukan pembentukan kemandirian peserta didik dapat dijalankan pada tiga jalur pendidikan yang telah disebutkan, yakni sesuai dengan tujuan pendidikan nasional di Indonesia yang tercantum dalam UU Sisdiknas Bab II pasal 3 yang salah satunya yakni membangunan fondasi bagi berkembanganya potensi-potensi para peserta didik agar menjadi manusia mandiri.

Berdasarkan uraian tentang kemandirian belajar dan pembelajaran tersebut, peserta didik di Sekolah Dasar diharapkan memiliki kemandirian belajar dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran daring yang terbilang masih awam untuk individu seusianya. Kemandirian belajar yang dimaksud ini merupakan sebuah proses belajar peserta didik yang sadar dari dirinya sendiri (inisiatif) tanpa harus merepotkan orang yang berada disekitarnya meskipun memang manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Untuk melakukan dan mengevaluasi kegiatan belajarnya pada pembelajaran.

Pada era digital seperti ini yang dapat mengandalkan teknologi, pembelajaran dapat dilakukan secara tidak langsung (dalam jaringan) guru tetap bisa memberikan materi-materi pembelajaran untuk peserta didik hanya saja berbeda sedikit dari Pembelajaran biasanya yang dilakukan di Sekolah dengan begitu belajar tidak harus terus menerus dilakukan dalam sebuah ruangan yang bernama kelas. Maka peserta didik belajar melalui rumahnya masing-masing yang mengakibatkan guru tidak dapat mengawasi peserta didiknya seperti halnya pada pembelajaran secara langsung. Biasanya didalam kelas seorang guru akan mengawasi peserta didik secara langsung tanpa henti agar tidak ketinggalan perkembangan dan pencapaian baru peserta didiknya. Mau tidak mau guru sedikit mengurangi pengawasanya kepada peserta didik, namun pekerjaan guru tersebut dapat dibantu oleh orang tua peserta didik. Tak hayal terkadang orang tua peserta didik susah untuk diajak bekerja sama oleh guru dalam memberikan informasi yang sebenar-benarnya mengenai peserta didik padahal tersebut juga demi kebaikan peserta didik agar lebih bisa mengembangkan kemampuannya.

Peneliti menemukan masalah terkait dengan kemandirian belajar materi IPA pada pembelajaran daring di SDN Ketegan 1, hasil observasi menunjukan bahwa Upaya Guru Menumbuhkan Kemandirian Belajar Materi Ipa Sumber Energi Pada Pembelajaran Daring Di SDN Ketegan 1 masih belum optimal. Hal ini terlihat ketika guru menjawab pertanyaan peneliti bahwa dalam mengerjakan tugas siswa tidak serta merta mengerjakan tugasnya secara mandiri namun dibantu oleh orang tua atau saudaranya, ini menjadikan peserta didik tidak memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang seharusnya diselesaikan secara mandiri namun dengan leluasanya siswa tidak melakukannya secara mandiri. Serta orang tua atau saudara yang berada disekitar lingkungan siswa baiknya hanya mengarahkannya saja.

Terutama pada materi IPA yang memberikan pengalaman belajar secara langsung dan dialami sendiri oleh peserta didik, melalui proses ilmiah di antaranya yakni: hipotesis, eksperimen, evaluasi dan kesimpulan . Sehingga pembelajaran bukan lagi sebuah proses pemberian ilmu dari guru ke peserta didik. Titik penekanan yang lain adalah bahwa pembelajaran tidak lagi hanya ditekankan pada perolehan nilai yang tinggi dari segi pengetahuan.

Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang bagaimana Upaya Guru Menumbuhkan Kemandirian Belajar Materi IPA Sumber Energi Pada Pembelajaran Daring. diharapkan upaya guru dapat menumbuhkan kemandirian belajar siswa. Peneliti mengambil jalan untuk melakukan observasi, wawancara dan mendokumentasikannya melalui skripsi yang berjudul “Analisis Upaya Guru Menumbuhkan Kemandirian Belajar Materi IPA Sumber Energi Pada Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar”.

Metode

Jenis Penelitian

Sesuai judul penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan permasalahan, menggali data, menganalisis fenomena, sikap, pemikiran, individu ataupun kelompok mengenai Upaya Guru Menumbuhkan Kemandirian Belajar materi IPA Sumber Energi Pada Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar.

Metode kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada hasil dari lapangan, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono bahwa metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan . Untuk itu penelitian kualitatif dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam, data yang diperoleh bukan berupa angka melainkan mengandung makna mengenai situasi sosial pendidikan yang hendak diteliti.

Definisi Operasional

Beberapa istilah pokok yang tertuang dalam judul penelitian ini diberikan batasan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini. Maka peneliti menjelaskan istilah-istilah tersebut, antara lain:

1. Kemandirian belajar siswa

2. Materi IPA

3. Pembelajaran daring

Subjek dan Setting Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru wali kelas 4 dan siswa kelas 4 yakni masing-masing 1 guru dan 3 siswa di SDN Ketegan 1 dengan fokus penelitian pada Upaya Guru Menumbuhkan Kemandirian Belajar Materi IPA Sumber Energi Pada Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar. Penelitian kualitatif membutuhkan lokasi sosial tertentu sebagai latar alamiah permasalahan guna pijakan dalam memberikan suatu pemahaman atau penggambaran secara menyeluruh. Maka dari itu, penelitian akan dilaksanakan di SDN Ketegan 1 kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo provinsi Jawa Timur karena dari hasil survey awal peneliti di lapangan bahwa di SDN Ketegan 1 masih terdapat kendala dalam Upaya Guru Menumbuhkan Kemandirian Belajar Materi IPA Sumber Energi Pada Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dengan cara :

  1. Uji Credibility
  2. Uji Transferability
  3. Uji Dependability
  4. Uji Confirmability

Teknik Analisis Data

Dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru yakni ketika guru kelas 4 mengajar selama pembelajaran daring melalui zoom meeting dengan 20 aspek pengamatan dan pertanyaan. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui apakah adanya upaya yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa materi IPA sumber energi pada pembelajaran daring serta kendala upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa materi IPA sumber energi pada pembelajaran daring. Hasilnya guru memiliki upaya dan kendala. Pada fokus penelitian upaya guru menumbuhkan kemandirian belajar siswa materi IPA sumber energi pada pembelajaran daring, guru melakukan upaya dengan 3 indikator yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut :

  1. Perencanaan, guru melakukan penjabaran pada semua perencanaan yang telah dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus. Dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus memasukkan unsur-unsur kemandirian ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
  2. Pelaksanaan, upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa pada materi IPA Sumber Energi tampak pada kegiatan pertama (awal), kegiatan tengah (inti) dan kegiatan penutup (akhir) pelajaran. Kegiatan pertama (awal), guru mengingatkan siswa untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan mandiri. Kegiatan inti, guru membiasakan siswa mandiri dengan penggunaan media yang dipergunakan adalah penampilan-penampilan video dan penampilan Power Point(PPT), dengan menggunakan metode tanya jawab dan penugasan, Serta pada kegiatan penutup, guru juga mengingatkan siswa akan kemandirian belajar.
  3. Evaluasi, evaluasi atau biasa disebut dengan penilaian adalah proses perolehan informasi agar mengetahui capaian dari tujuan pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus (Continue) agar guru mengetahui tahapan-tahapan perkembangan yang terjadi oleh siswanya. Karena perkembangan siswa tidak dilihat dari luar (produk) melainkan juga dilihat melalui proses yang telah dilalui oleh siswa itu sendiri. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan 3 ranah, yaitu ranah kognitif (Pengetahuan), ranah afektif (Sikap) dan ranah psikomotorik (Ketrampilan). Ranah kognitif (Pengetahuan) dilakukan dengan memberikan soal pilihan ganda atau essay, ranah afektif (sikap) dilakukan dengan bagaimana sikap siswa ketika pembelajaran daring berlangsung dan mengirimkan kegiatan belajar secara mandiri di rumah masing-masing sedangkan pada ranah psikomotorik (ketrampilan) dilakukan dengan cara siswa membuat dan mengirimkan video praktikum

Pembahasan

Perencanaan, Rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam proses pembelajaran sangat diperlukan oleh para pendidik, yakni gunanya untuk mengontrol hal-hal apa saja yang ingin dicapai dan dilaksanakan pada proses pembelajaran tersebut. Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus guru juga memasukkan unsur-unsur kemandirian ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus serta mempertimbangkan dari segi kemampuan dan karakteristik masing-masing siswa guna mencapai tujuan yang akan diinginkan. Seperti pendapat yang menyatakan bahwa, guru merencanakan pengalaman belajar bagi siswa untuk mengembangkan kemandirian dari penerapan praktis. Terciptanya tingkah laku yang baik, baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk publik . Pendapat lain juga mengatakan bahwa Seorang guru terlebih dahulu harus menyusun materi pembelajaran yang sesuai. Materi diturunkan dari indikator pencapaian kompetensi, sehingga racikan materi yang disajikan oleh guru akan mengimplementasikan standar isi pada kurikulum 2013

Pelaksanaan, upaya guru menumbuhkan kemandirian belajar pada materi Sumber Energi tampak dari kegiatan awal, kegiatan nti dan kegiatan penutup pelajaran. Indikatornya adalah siswa dapat mengerjakan tugasnya tanpa bergantung pada siswa lain. penelitian ini sesuai dengan. Penelitian terdahulu bahwa menumbuhkan kemandirian pada peserta didik dapat dilakukan, mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan di dalam kegiatan sekolah, memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi lingkungan, mendorong peserta didik untuk rasa ingin tahu, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lainnya, menjalin hubungan yang baik dan akrab dengan peserta didik.

Evaluasi, Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik (ketrampilan). Ranah kognitif (Pengetahuan) dilakukan dengan memberikan soal pilihan ganda atau essay, ranah afektif (sikap) dilakukan dengan bagaimana sikap siswa ketika pembelajaran daring berlangsung dan mengirimkan kegiatan belajar secara mandiri di rumah masing-masing sedangkan pada ranah psikomotorik (ketrampilan) dilakukan dengan cara siswa membuat dan mengirimkan video praktikum. Sebanding dengan penelitian terdahulu mengenai menumbuhkan kemandirian belajar siswa dengan cara orang tua siswa mengirimkan foto kegiatan sehari-hari sebagai tanda bukti bahwa siswa telah mengerjakan tugas-tugasnya secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan meliputi membersihkan tempat tidur, mencuci bajunya sendiri, menyiram tanaman, menyapu rumah, mencuci piring dan sebaginya. Maka dalam penelitian ini siswa juga mengirimkan tugas atau kegiatan praktikum IPA berupa video

Dalam hal ini tanggung jawab, motivasi yang tinggi dari siswa sangat diperlukan dalam kemandirian belajar. Lebih jauh lagi, dalam sistem belajar jarak jauh, motivasi memegang peranan sangat penting karena peserta ajar dituntut untuk belajar mandiri .

Kesimpulan

Guru melakukan upaya dengan 3 indikator yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut :

  1. Perencanaan, guru melakukan penjabaran pada semua perencanaan yang telah dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus. Dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus memasukkan unsur-unsur kemandirian ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
  2. Pelaksanaan, upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa pada materi IPA Sumber Energi tampak pada kegiatan pertama (awal), kegiatan tengah (inti) dan kegiatan penutup (akhir) pelajaran. Kegiatan pertama (awal), guru mengingatkan siswa untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan mandiri. Kegiatan inti, guru membiasakan siswa mandiri dengan penggunaan media yang dipergunakan adalah penampilan-penampilan video dan penampilan Power Point(PPT), dengan menggunakan metode tanya jawab dan penugasan, Serta pada kegiatan penutup, guru juga mengingatkan siswa akan kemandirian belajar.
  3. Evaluasi, evaluasi atau biasa disebut dengan penilaian adalah proses perolehan informasi agar mengetahui capaian dari tujuan pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus (Continue) agar guru mengetahui tahapan-tahapan perkembangan yang terjadi oleh siswanya. Karena perkembangan siswa tidak dilihat dari luar (produk) melainkan juga dilihat melalui proses yang telah dilalui oleh siswa itu sendiri. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan 3 ranah, yaitu ranah kognitif (Pengetahuan), ranah afektif (Sikap) dan ranah psikomotorik (Ketrampilan). Ranah kognitif (Pengetahuan) dilakukan dengan memberikan soal pilihan ganda atau essay, ranah afektif (sikap) dilakukan dengan bagaimana sikap siswa ketika pembelajaran daring berlangsung dan mengirimkan kegiatan belajar secara mandiri di rumah masing-masing sedangkan pada ranah psikomotorik (ketrampilan) dilakukan dengan cara siswa membuat dan mengirimkan video praktikum

Sedangkan untuk kendala guru memiliki beberapa kendala yaitu guru tidak dapat mengontrol siswa secara penuh, pola asuh orang tua yang berbeda danSiswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran daring, hasilnya guru memiliki solusi dalam mengatasi kendala tersebut setelah itu pembelajaran daring dapat berjalan dengan baik.

References

  1. Nana, S. S, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
  2. Sa’diyah, R, “Pentingnya Melatih Kemandirian Anak’, Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 2017.
  3. Sulthon, S, Pembelajaran IPA yang Efektif dan Menyenangkan bagi Siswa MI, Elementary: Islamic Teacher Journal, 2017
  4. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013.
  5. Bararah, I, Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Jurnal Mudarrisuna: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 2017.
  6. Paso, C., Chantarasombat, C., & Tirasiravech, Strengthening Teacher’s Learning Management for Self-Reliance of Students in Thai Secondary School, International Education Studies, 2017.
  7. Syarifudin, A. S, Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social Distancing, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua, 2020.
  8. Suid, Syafrina, A., & Tursinawati, Analisis Kemandirian Siswa Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas III Sd Negeri 1 Banda Aceh, Pesona Dasar (Jurnal Pendidikan Dasar dan Humaniora), 2017.
  9. Kusumadewi, R. F., Yustiana, S., & Nasihah, K, Menumbuhkan Kemandirian Siswa Selama Pembelajaran Daring Sebagai Dampak COVID-19 Di SD, JRPD (Jurnal Riset Pendidikan Dasar), 2020.
  10. Rozi, F., & Lana, I. F, Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ) dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa. Fondatia, 2021.