Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.3098

The Effectiveness of Islamic Education Learning Based on Learning Cycle on Learning Outcomes in Junior High School


Efektivitas Pembelajaran PAI Berbasis Learning Cycle Terhadap Hasil Belajar di SMP

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Pendidikan Model Learning Cycle 5E Hasil Belajar

Abstract

Education has the task of creating quality human beings who are able to compete, especially preparing students who are independent, creative and innovative. One of the successes of students in learning can be seen from the suitability of the learning model applied by the teacher. One model of constructivism is the learning cycle, which is a student-centered model. This learning allows students to observe but can also draw conclusions about the concepts being studied. The purpose of this study was to determine the implementation of the Learning Cycle learning model on the subject of the Development of Science in the Abassiyah Period. This research was divided into 2 cycles, namely Cycle I and Cycle II. The type of research is Classroom Action Research. The research design used in this research is action research. The data analysis technique in this research is descriptive statistics. The results of the study indicate the effectiveness of learning using the 5E learning cycle model on student learning outcomes. Cycle II is a very effective cycle when using a supporting instrument in the form of mind maps. The percentage of students reached 97% exceeding the school's minimum passing standard (KKM) of 75. Students became more active, creative, and able to work well together.

Pendahuluan

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bernegara guna untuk menjamin kualitas dan kelangsungan hidup suatu negara. Setiap manusia membutuhkan pendidikan kompeten sehingga mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pendidikan mempunyai tugas dalam mewujudkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing terutama mempersiapkan peserta didik yang mandiri, kreatif dan inovatif dalam masing-masing bidang. Hal ini dimaksudkan sebagai langkah persiapan dalam persaingan global khususnya bidang pendidikan.

Berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat tinggi urgensinya pada zaman sekarang .Hal ini sejalan dengan program pemerintah dengan adanya kurikulum 2013 yang mengubah pola pikir siswa untuk semakin aktif pada saat kegiatan belajar di sekolah. Berpikir kritis dapat membantu siswa dalam mengasah keterampilan belajar dan memberdayakan suatu individu secara inovatif pada profesi masing – masing atas apa yang menjadi pilihannya. Hal ini akan berdampak pada perubahan untuk terus melangkah maju sebagai gerakan perubahan di masyarakat maupun di Negara sendiri.

Pembelajaran dirasa kurang maksimal ketika siswa cenderung pasif dan takut untuk bertanya. Takut bertanya saat mengalami kesulitan dan kurang memahami pembelajaran merupakan masalah yang berat. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti guru mempunyai karakter ketus dan terkesan jahat atau metode yang digunakan terkesan monoton sehingga kurang memacu siswa untuk bertanya. Beberapa guru memilih metode konvensional dan dilajutkan dengan memberi contoh kepada siswa. Metode konvensional menitik beratkan peran guru yang lebih mendominasi saat pembelajaran.

Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya dapat dilihat dari kesesuaian model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Model yang mempunyai paham kontruktivisme adalah learning cycle yakni suatu model berpusat pada siswa. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengamati tetapi juga dapat memberi kesimpulan tentang konsep yang dipelajari. Pada setiap tahapan belajar mencerminkan siswa untuk mengkontruksi pemikiran dan mengembangkan pemahaman suatu konsep.

Melalui pembelajaran menggunakan Leraning cycle dapat meningkatkan minat dan hasil belajar. Tujuan ini tidak terlepas dari mudahnya menyerap dalam berbagai informasi terkait pembelajaran. Pada umumnya guru hanya menjadi satu satunya sumber belajar akan berganti peran menjadi fasilitator dalam membangun pengetahuan melalui tahap 5 E. Tahapa tersebut diantaranya engagement (pembangkitan minat), exploration (eksplorasi), explanation (penjelasan), elaboration (menguraikan) dan evaluation (evaluasi).

Model pembelajaran Learning cycle bukan salah satu model pembelajaran yang banyak dikenal dan diterapkan salah satunya di SMP Azzahro Sukodono. Model pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran Learning cycle. Namun pada kenyataannya hasil siswa belum memenuhi standart kelulusan minimum. Hal tersebut bisa terjadi oleh beberapa faktor diantaranya LKPD yang diberikan, alat dan bahan penunjang, acuan sumber belajar dan pembangunan interaksi yang terjalin antar siswa dengan guru maupun siswa dengan teman sesamanya.

Berbagai faktor tersebut dapat diminimalisir diantaranya pembuatan media belajar dan disertai alat bahan yang menarik. Mind maps bisa dijadikan sebagai salah satu media interaktif antar siswa sehingga nantinya selain pemahaman dan keterampilan siswa juga mendapat pemahaman akan sebuah konsep. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran PAI dan mencapai nilai diatas ketuntasan minimum.

Penelitian ini mempunyai tujuan diantaranya :

  1. Mendeskripsikan implementasi model pembelajaran Learning Cycle pada mata pelajaran Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Bani Abassiyah;
  2. Menganalisis efektivitas penerapan model Learning Cycle terhadap Hasil Belajar baik secara afektif, kognitif, dan psikomotorik Siswa kelas VIII.

Jenis penelitian yang digunakan yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian cenderung bersifat deskriptif dan menggunakan analisis, akan tetapi perhitungan hasil belajar siswa menggunakan rumus yang tertera.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Azzahro Sukodono dengan jumlah peserta didik berjumlah 20 orang Teknik sampilng yang digunakan adalah Cluster Random Sampling, yaitu akan dipilih dua kelas secara acak dari beberapa kelas.

Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan yakni berupa penelitian tindak kelas (Action Research) dengantujuan untuk meningkatkan mutu pelajaran.

Teknik Analisa Data

Setelah semua kegiatan selesai dan data yang diambil cukup dan sesuai maka selanjutnya dilakukan proses analisa data. Tujuannya adalah menjawab permasalahan penelitian yang dirumuskan dan memenuhi dari asumsi dari hipotesa penelitian. Teknik analisa data akan diterapkan ialah statistik deskriptif. Untuk menjelaskan data penelitian, maka perlu analisis sebagai berikut:

Observasi hasil analisis

Observasi hasil analisis adalah analisis yang dilakukan kepada peserta didik dan aktivitas guru selama proses kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, pengelolaan kelas dan menejemen waktu. Observasi yang dilaksanakan dengan melihat secara langsung ke ada kegiatan pembelajaran dilakukan pada kelas VIII SMP AZ Zahro Sukodono baik terhadap pengamatan peserta didik maupun guru.

Aktivitas guru

Observasi data aktivitas guru yang dilakukan pengamat selama proses pelaksanaan tindakan, serta merujuk pada pedoman pada teks lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti

Aktivitas siswa Data yang mengamati siswa selama kegiatan pembelajaran secara langsung dapat dianalisis dengan menggunakan metode presentase yakni :

P=F/N X 100 %

Penjelasan :

P : Presentase yang dicari

F : Jumlah nilai yang diperoleh

N : Number of cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individual)

100%: Nilai konstan

Hasil belajar siswa

Data yang digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa adalah tes yang diberikan pada setiap selesai kegiatan pembelajaran. Hasil dari jawaban akan digunakan untuk melihat keberhasilan dalam belajar

Pembahasan

Implementasi Model Learning cycle Pada Materi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Bani Abassiyah

Model pembelajaran siklus atau sering disebut Learning cycle merupakan suatu rancangan yang didesign pembelaajarannya berpusat pada peserta didik. Aktivitas pembelajaran Learning Cycle 5 E ini lebih banyak mengambil sebuah keputuskan oleh siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif. Dalam proses kegiatan belajar setiap fase bisa dilakukan jika konsep pada fase sebelumnya sudah dipahami. Selanjutnya Setiap tahap yang baru dan sebelumnya saling berhubungan sehingga membuat siswa lebih mudah mencermati dan memahami materi.

Perbedaan yang mendasar antara model pembelajaran Learning Cycle 5 E dengan model pembelajaran konvensional yaitu fase exploration dan explanation. Pada fase exploration, siswa bisa bekerja sama dalam kelompok- kelompok kecil untuk menemukan sebuah informasi dari sumber belajar untuk menemukan konsep suatu materi pembelajaran dengan bantuan soal eksplorasi pada LKS. Siswa dituntut untuk aktif bekerja secara individu dan kelompok, sedangkan peran guru berperan sebagai motivator dan fasilitator sehingga aktivitas pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centered).

Pada fase ini siswa terlibat secara langsung dalam mencari pengetahuan baik dari literatur yang ada, dari percobaan yang dilakukan, ataupun dari hasil diskusi dengan teman sehingga siswa dapat memperoleh jawaban yang benar. Pembelajaran konvensional berpusat pada guru yang lebih banyak bertanya dari pada memberi tahu siswa. Siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran siklus ini mempunyai pengetahuan yang bisa lebih bertahan lama dalam memorinya sebab ilmu pengetahuan bisa dibangun sendiri oleh siswa. Dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang siswanya hanya menerima transfer ilmu dari guru. Dengan kata lain data ingat siswa yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5 E lebih baik dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Model pembelajaran Learning cycle 5E cocok diterapkan pada proses pembelajaran PAI khususnya pada materi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Abassiyah.Mengingat dalam pelaksanaannya peserta didik bisa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dengan memberikan kritik,pendapat, penguatan ataupun sanggahan pada proses kegiatan diskusi berlangsung. Dengan begitu secara tidak langsung peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman materi pelajaran karena peserta didik tidak sekedar mengetahui informasi atau pelajaran dari penjelasan guru di dalam kelas, akan tetapi peserta didik langsung menggali pemahaman dengan aktif mencari dan menemukan sendiri konsep-konsep materi yang diajarkan. Dalam hal ini peserta didik mendapatkan lembar kerja kelas yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar.

Efektivitas Model Learning Cycle 5E Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada penelitian ini menggunakan tindakan sebanyak 2 siklus. Siklus ke II dilakukan untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan yang ada pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat hasil bahwa ada peningkatan hasil belajar pada kegiatan pembelajaran perkembangan ilmu pengetahuan pada masa bani Abbasiyah. Pasa siklus ke satu tahapan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Learning cycle 5E belum penuh dilakukan sesuai dengan rencana . Penyebabnya diantaranya faktor peserta didik, faktor guru dan faktor pendukung lainnya.

Faktor peserta didik yang dimaksukan yakni ketidaktahuan penerapan model siklus 5E dari pembelajaran sebelumnya sehingga siswa merasa bingung dan kurang terarah. Kemudian siswa yang semula pasif dituntut untuk aktif sehingga ada beberapa rentang waktu kelas meenjadi tegang karena kurangnya pembiasaan untuk berani berbicara. Faktor yang keedua yakni guru, guru sebagai fasilitator terkendala dengan pembiasaan guru yang mendominasi pembelajaran. Sehingga pada pembelajaran siklus 5E ada beberapa tahapan yang terlewati dan management waktu yang kurang efisien. Kemudian untuk faktor pendukung, faktor ini meliputi media yang digunakan yang kurang efisien dapat membuat penerapan siklus 5E ini menjadi kurang maksimal. model pembelajaran siklus 5E merupakan salah satu model pembelajaran baru hingga membutuhkan penyesuaian baik secara kondisi dalam kelas dan kesiapan siswa dalam memahami materi.

Pada tahap siklus II terdapat perbaikan-perbaikan dari pelaksanaan yang terjadi sebelumnya,hasil yang dicapai oleh siswa mengalami peningkatan. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, tahap pembelajaran menggunkan model Learning Cycle 5E dapat terlaksana secara keseluruhan. Manajemen waktu juga telah diterapkan dengan sangat baik. Langkah selanjutnya dengan melakukan pendampingan penyelidikan siswa, guru berusaha agar siswa terlibat aktif dan saling berinteraksi telah dilakukan. Hal ini terlihat ketika guru bertanya kembali pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan ini dilontarkan untuk merangsang sejauh mana pengetahuan siswa untuk mengenali masalah yang diberikan. Siswa sangat antusias dan angkat tangan untuk mengemukakan pendapat. Guru tidak segera membenarkan jawaban peserta didik, namun memberi kesempatan peserta didik lain untuk menyempurnakan jawaban.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa penerapan dengan menggunkan model Learning cyccle 5E dapat meningkatkan hasil belajar. Kenaikan presentase dari siklus II mencapai 97% artinya hal ini melebihi target peneliti sebesar 75%. Dari siklus ke II peserta didik secara keseluruhan mendapat nilai test di atas KKM atau 75. Pada kegiatan keterampilan siswa mampu menggambarkan konsep – konsep sesuai dengan permasalahan yang diberikan oleh guru/peneliti dalam bentuk mind maps. Sehingga secara tidak langsung siswa akan berpikir secara kritis dan bekerja sama dengan kelompok untuk memecahkan suatu permasalah.

Pembelajaran learning cycle 5E yang menjadi inti pembelajaran yaitu siswa. Siswa berhak berpendapat sesuai dengan pengalaman belajar mereka masing-masing. Sehingga hal ini membuat suasana tidak menjadi bosan, jenuh, monoton, dan pembelajaran lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kekerlibatan secara langsung dalam proses pembelajaran maka dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman peserta didik akan lebih bertahan lama.

Metode pembelajaran yang sering diterapkan di kelas VII SMP Azzahro Sukodono ialah metode ceramah. Sehingga guru menjadi peran yang dominan dalam pembelajaran di kelas. Peserta didik dapat mendengar dan menulis materi yang disampaikan guru. Sehingga peserta didik akan merasa bosan dan cenderung tidak memperhatikan penjelasan materi dari guru. Dengan menggunakan model ceramah maka melibatan peserta didik dalam pembelajaran menjadi rendah. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi terhadap rendahnya kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik.

Selain model pembelajaran maka kegiatan yang lainnya seperti metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap cara berpikir siswa. Metode pada umumnya sering menggunakan diskusi dan tanya jawab. Namun, pada penelitian ini menggunakan kombinasi metode antara proses diskusi dengan keterampilan dalam mengkonstruk pemilkiran melalui media mind maps. Siswa menjadi lebih antusias sehingga tidak hanya menambah pengetahuan saja tetapi menimbulkan kreatif berpikir. Sehingga pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mampu mencapai target yang ditetapkan oleh guru. Siswa tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga menjadi sumber ilmu bagi teman dikelompok sendiri atau kelompok lainnya melalui kegiatan elaboration.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

  1. Implementasi model pembelajaran Learning cycle 5E dapat merangsang stimulus siswa dalam bekerja sama secara aktif, dan siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas;
  2. Efektivitas model Learning cycle yang paling efektif terjadi pada tahapan siklus II. Penerapan model Learning cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VIII dengan materi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa bani Abassiyah. Presentase pencapaian pada siklus ke II sebesar 97%, sehingga dapat dikatakan model yang diterapkan sangat efektif.

Widyanawati, E, “Keefektifan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Lingkungan Pada Siswa Kelas IV SD Gugus Kartini Jepara” Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA,Universitas Negeri Semarang, 2016.

References

  1. Ariska, H, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle (5e) Dengan Bagan Dikotomi Konsep Terhadap Hasil Belajar Kognitif Dan Afektif Siswa Kelas X Sma Negeri 16 Bandar Lampung”, Skripsi, Pendidikan Biologi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.
  2. Asmuni, “Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran PAI dan budi pekerti di SMA Negeri 1 Selong”, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan., volume 7, nomor 3 :175-185, 2020.
  3. Nidawati, “Belajar Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama”, Jurnal Pionir, volume 1, nomor 1, 2013.
  4. Priado,Wingki, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning cycle Tipe 7E Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas VII Di SMP Adabiyah Palemban”, Skripsi, Pendidikan Agama Islam, UIN Raden Ptah Palembang, 2016.
  5. Putri,J.E, “Penerapan Model Pembelajaran Learning cycle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam Di SMPN 05 Bengkulu Selatan”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2019.
  6. Suharjono, Penelitian Tindakan Kelas dan Tindakan Sekolah, Malang, Cakrawala Indonesia dan IP3UM, 2009.
  7. Utami, KD, “Efektivitas Model learning cycle 5E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI”, Jurnal Atthulab, volume 1 nomor 2, 2016”
  8. Zulfani, A, “Penerapan Model Learning Cycle 7e Dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP Muhammadiyah 6 Palembang” Skripsi, Jurusan Pendidikan Biologi,Universitas PGRI Palembang, 2013.
  9. Widyanawati, E, “Keefektifan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Lingkungan Pada Siswa Kelas IV SD Gugus Kartini Jepara” Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA,Universitas Negeri Semarang, 2016.