Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.3074

Work Family Conflict, Work Environment, and Workload: Impact on Employee Work Stress


Dampak Konflik Kerja-Keluarga, Lingkungan Kerja, dan Beban Kerja terhadap Stres Kerja Karyawan: Analisis Kuantitatif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Work Family Conflict Work Environment Workload Employee Work Stress Quantitative Analysis

Abstract

This study aimed to examine the relationships between work family conflict, work environment, workload, and employee work stress in a specific organization. The research utilized a quantitative approach with hypothesis testing, involving a sample of 70 employees from a manufacturing company. Multiple linear regression analysis, coefficient determinants (R2), multiple correlation coefficient (R), f test, t test, and classical assumption tests were employed as analytical tools using SPSS version 18. Primary data were collected through questionnaires using a Likert scale, which underwent validity and reliability tests. The findings demonstrated significant effects of work family conflict, work environment, and workload on employee work stress. These outcomes contribute to our understanding of the factors influencing employee well-being in the workplace. The implications of this research may inform organizational interventions aimed at reducing work stress and improving overall employee performance and satisfaction.

Highlights:

  • The study examines the impact of work family conflict, work environment, and workload on employee work stress.
  • Multiple linear regression analysis and statistical tests were employed for hypothesis testing.
  • The findings demonstrate significant relationships between these factors and employee work stress.

Keywords: Work Family Conflict, Work Environment, Workload, Employee Work Stress, Quantitative Analysis

Pendahuluan

Perubahan lingkungan ekonomi yang begitu cepat yang ditandai dengan berbagai macam teknologi yang canggih, seperti yang kita ketahui kemajuan informasi merupakan salah satu kemajuan yang sangat pesat di lingkungan global saat ini. Perusahaan harus siap merespon berbagai macam perubahan yang terjadi di era global, agar tetap mampu bersaing di lingkungan pasar global.

Menurut De Vries (2011) work family conflict sering timbul karena pekerjaan yang memiliki jam kerja tidak fleksibel, tidak teratur, jam kerja yang panjang, serta beban kerja yang tinggi, stres pekerjaan yang dialami, konflik personal di tempat kerja, perjalanan dinas, perubahan karir, atau atasan organisasi yang tidak supportif dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan tanggung jawab terhadap keluarga.’’ [1]

lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1982 : 183).’’[2]

Munandar (2001), setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.’’[3]

Mengingat pentingnya sumber daya manusia yang yang meliputi peran, pengelolaan, dan pemanfaatan karyawan, maka perlu untuk merangsang semangat kerja karyawan, perusahaan harus memenuhi beberapa kriteria melalui penerapan konsep dan teknik manajemen sumber daya manusia yang tepat.’’ [4].

Hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah memahami karakteristik karyawan yang ada dan lebih tangkas dalam menganalisa permasalahan perusahaan karena ketika perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang baik dan dapat mengelolanya dengan baik maka perusahaan akan lebih mudah mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. keuntungan, namun pada kenyataannya terdapat beberapa permasalahan yang terjadi, salah satunya adalah stres kerja karyawan yang terjadi akibat work family conflictpekerjaan dan keluarga tidak dapat disejajarkan, lingkungan kerja yang tidak mendukung dan beban kerja yang semakin berat.[5]

Hal ini dapat dianalisa pada tingkat ketidakhadiran karyawan dalam beberapa bulan terakhir, yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kelancaran perusahaan dalam proses produksi.

Bulan Jumlah Karyawan Jumlah ketidakhadiran karyawan Hari Kerja Tingkat Absensi (%)
Alfa Ijin Sakit
Januari 181 3 3 3 25 4.9 %
Febuari 180 4 3 3 24 5.5 %
Maret 177 4 2 4 25 5,6 %
April 172 5 1 4 23 5.8 %
Mei 165 4 3 3 24 6,0 %
Juni 164 4 3 3 19 6.1 %
Juli 150 5 2 5 24 8,0 %
Agustus 147 4 3 4 25 7.4 %
September 147 5 3 4 24 8.1 %
Oktober 142 4 4 4 25 8,4 %
November 142 5 5 5 24 10,5 %
Desember 138 6 4 7 23 12,3 %
Jumlah Rata – Rata Ketidakhadiran 7.3 %
Table 1.Tingkat Absensi PT. Surya Timur Artara Jasa Tahun 2017

Dari data tabel diatas menunjukan bahwa tingkat absensi dari bulan januari sampai bulan desember 2017 setiap bulanya hampir mengalami peningkatan absensi ketidakhadiran yang cukup banyak dengan hasil rata-rata tingkat absensi ketidakhadiran karyawan PT. Surya Timur Arta Rajasa adalah 7,3 %. Sangatlah cukup banyak yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Maka hal tersebut dapat dijadikan salah satu indikator bahwa adanya stres kerja yang terjadi dalam perusahaan .

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja, dan Beban kerja terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PT. Surya Timur Artha Rajasa di Sido kare Sidoarjo”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut :

  1. Adakah pengaruh work family conflict, lingkungan kerja dan beban kerja secara parsial terhadap stres kerja karyawan?
  2. Adakah pengaruh work family conflict, lingkungan kerja dan beban kerja secara simultan terhadap stres kerja karyawan?
  3. Manakah diantara variabel work family conflict, lingkungan kerja, dan beban kerja yang pengaruhnya paling signifikan terhadap stres kerja karyawan ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui dan mendapatkan kajian tentang pengaruh work family conflict, lingkungan kerja, dan beban kerja secara parsial terhadap stres kerja karyawan
  2. Untuk mengetahui dan mendapatkan kajian tentang pengaruh work family conflict, lingkungan kerja, dan beban kerja secara simultan terhadap stres kerja karyawan
  3. Untuk mengetahui manakah diantara variabel work family conflict, lingkungan kerja dan beban kerja yang pengaruhnya paling signifikan terhadap stres kerja karyawan

Metode Penelitian

A. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Surya Timur Arta Rajasa berlokasi di Jalan Kapasan No 17 RT 21 Rw 05 Sidokare Kecamatan sidoarjo, kabupaten sidoarjo, jawa timur 61214. Tlp (031) 8960000.

B. Populasi dan Sampel

Sampel : Penelitian ini menggunakan probability sampling dan teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak yaitu sebanyak 75 karyawan dari jmlah populasi karyawan 132.

C. Jenis dan Sumber Data

  1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung peneliti dari pihak pertama Sugiyono, (2011:137). Pada penelitian ini, data primer berupa hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden.’’[6]
  2. Data sekunder, Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data sekunder karena pengumpulan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain. (Sugiyono:137).data skunder dalam penelitian ini berupa dokumen PT. Surya Timur Artha Rajasa

D. Defenisi Operasional

Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

  1. stres kerja menurut ( Luthans; 2006 ) adalah suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses pesikologis.’[7]’’
  2. menurut Soeharto, (2010) Work family conflict adalah bentuk dari interrole conflict ketika peran yang dituntut dalam pekerjaan dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.[8]
  3. Menurut Sedarmayanti lingkungan kerja (2009:183) adalah keseluruhan alat perkakas, bahan yang dihadapi, lingkungan, metode kerja yang berada disekitar pekerja serta pengaturan kerjanya baik sebagai individu maupun kelompok”[9]
  4. Menurut moekijiat, (2004) beban kerja adalah volume dari hasil kerja atau catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat menunjukan volume yang dihasilkan oleh sejumlah pegawai dalam suatu pekerjaan tertentu. [10]

E. Indikator

Berikut ini merupakan indikator penelitian dan tingkat pengukurannya :

Variabel Indikator Butir pertanyaan Tingkat pengukuran
(1) (2) (3) (4)
Work family conflict(X1)Greenhouse & beutell, (1985) Behavior-Based Conflict ( kebiasaan )Strain-Based Conflict ( ketegangan )Behavior-Based Conflict ( kebiasaan )Waktu dengan keluarga Sulit membagi waktu antara kelurga dengan pekerjaanWaktu pekerjaan sangat menggangu waktu untuk keluargaKetegangan pekerjaan mengangu keharmonisan keluargaKetegangan keluarga menganggu keberlangsungan kerja.Permasalahan keluarga dibawah ke pekerjaanMasalah pekerjaan dibawah ke keluargaTerbatasntya waktu keluarga
Lingkungan Kerja(X2)Sedermayanti, (2004:46) Perlengkapan yang mndukung pekerjaanperhatian dan dukungan pemimpin tanggung jawab4. kerja sama antar Kelompok5. Komunikasi Sarana dan prasarana pekerjaan hubungan pemimpin dengan bawahantanggung jawab akan tugas yang diberikantanggung jawab akan kedisiplinan area kerjabekerja dengan timsaling menjaga nama baik antar rekan kerjakonflik individuberselisih faham
Beban Kerja(X3)Soleman, (2011:85) tanggung jawab pekerjaan berat beban pekerjaan yang diterimakompleksitas pekerjaansystem kerja yang tidak jelaswaktu bekerja Sikap menangapi pekerjaanKuantitas produksi yang dicapaiTinggi atau rendanya suatu tugas yg di pegangKetidakjelasan peran dalam bekerjaLamanya waktu bekerja
Stres Kerja(Y1)Robin,(2003:577) tuntutan tugastuntutan peranuntutan antar pribadistruktur organisasikepemimpinan organisasi target produksitanngung jawab tugas yang diberikanWewenangtanggung jawabkonflik antar rekan kerjaketidakharmonisan dalam teamwewenang yang tidak jelasketidakjelasan perangaya kepemimpinanpemimpin yang tegas
Table 2.Indikator

F. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data yang digunakan oleh peneliti menggunakan kuesioner atau angket.

G. Pengujian Hipotesis

  1. Uji Parsial (Uji t)
  2. Uji Simultan (Uji F)
  3. Koefisien Korelasi Berganda (R)
  4. Koefisien Determinan (R2)

H. Kerangka Konseptual

Figure 1.Kerangka Konseptual

I. Hipotesis

H1:Work Family Conflict (X1)berpengaruh terhadap Stres Kerja (Y)

H2:Lingkungan kerja(X2) berpengaruh terhadap Stres Kerja (Y)

H3 :Beban Kerja (X3) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)

H4 :Work Family Conflict, Lingkungan kerja, dan Beban Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Stres Kerja (Y).

Hasil dan Pembahasan

Hasil

A. Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.978 3.481 5.453 .000
Work family conflict .195 .085 .229 2.291 .025
Lingkungan kerja -.320 .121 -.196 -2.650 .010
Beban kerja .905 .168 .549 5.394 .000
a. Dependent Variable: Stres Kerja
Table 3.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil dari pengolahan SPSS maka dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y= a+ b 1 X 1 +b 2 X 2 + b 3 X 3 +e

Y = 1 8,978 + 0. 195 X 1 + (- 0. 320 X 2 ) + 0. 905 X 3

Berikut penjelasan dari persamaan yang diperoleh:

  1. Nilai konstanta 18.978Artinya, menyatakan bahwa nilai positif menunjukan pengaruh Work Family Conflict (X1), Lingkungan kerja (X2), dan Beban kerja (X3) maka nilai variabel terikat Stres kerja (y) tetap konstanta sebesar 18.978
  2. Nilai koefisien variabel Work Family Conflict (X1) sebesar 0,195 dengan nilai positif. Artinya setiap kenaikan satu satuan variabel Work Family Conflict (X1) akan berdampak pada kenaikan variabel stres kerja(y) sebesar 0,195dengan asumsi faktor lainnya konstan atau tetap.
  3. Nilai koefisien variabel Lingkungan kerja (X2)sebesar (-0,320)dengan nilai negatif. Artinya setiap pengurangan satu satuan variabel Lingkungan kerja (X2) akan berdampak pada kenaikan variabel stres kerja(y) sebesar (-0,320) dengan asumsi faktor lainnya konstan atau tetap.
  4. Nilai koefisien variabel beban kerja sebesar 0.905dengan nilai positif. Artinya setiap kenaikan satu satuan variabel beban kerja akan berdampak pada kenaikan variabel stres kerja sebesar 0,905 dengan asumsi faktor lainnya konstan atau tetap.

B. Pengujian Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji t)

Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, dimana dapat dinyatakan berpengaruh parsial apabila nilai signifikansi dari thitung < 0,05. Berikut hasil uji parsial (uji t) dalam penelitian ini:

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.978 3.481 5.453 .000
Work Family Conflict .195 .085 .229 2.291 .025
Lingkungan kerja -.320 .121 -.196 -2.650 .010
beban kerja .905 .168 .549 5.394 .000
Dependent Variable : stres kerjaSumber: Hasil Output SPSS (2018)
Table 4.Hasil Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Variabel Work Family Conflict memperoleh nilai thitung = 2,291 dengan signifikansi sebesar 0,025 < 0,05. Artinya variabel Work Family Conflict secara parsial berpengaruh terhadap variabel stres kerja.
  2. Variabel Lingkungan kerja memperoleh thitung = - 2,650 dengan signifikansi 0,010 < 0,05. Artinya variabel Lingkungan kerja secara parsial berpengaruh terhadap variabel stres kerja.
  3. Variabel beban kerja memperoleh thitung = 5.384 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya variabel beban kerja secara parsial berpengaruh terhadap variabel stres kerja.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, dimana dapat dinyatakan berpengaruh parsial apabila nilai signifikansi dari Fhitung < 0,05. Berikut hasil uji simultan (Uji F) dalam penelitian ini:

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1129.153 3 376.384 41.149 .000a
Residual 649.434 71 9.147
Total 1778.587 74
a. Dependent Variable: Variabel Stres Kerja
b. Predictors: (Constant), Work Family Conflict, LIngkungan Kerja, Beban Kerja
Table 5.Hasil Uji Simultan (Uji F)Hasil Output SPSS (2018)

Berdasarkan tabel 4.26 di atas, diketahui nilai F yang diperoleh sebesar 41,149 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya variabel Work Family Conflict, LIngkungan Kerja, Beban Kerjasecara simultan berpengaruh terhadap variabel Stres Kerja.

3. Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)

Uji R bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara varabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R berkisar 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati 1 maka variabel bebas memiliki hubungan yang sangat erat terhadap variabel terikat. Berikut hasil uji koefisien korelasi berganda (R):

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .787a .619 .603 3.091 .619 38.396 3 .787a .619 .603
a. Predictors: (Constant), Work Family Conflict, LIngkungan Kerja, Beban Kerja
b. Dependent Variable: Variabel Stres Kerja
Table 6.Hasil Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)Hasil Output SPSS (2018)

Berdasarkan tabel 4.27 di atas, diperoleh nilai R sebesar 0787 atau mendekati 1 Artinya terdapat hubungan yang kuat dan searah antar variabel bebas Work Family Conflict ( X1 ), Lingkungan Kerja ( X2 ), dan Beban kerja ( X3 ) terhadap variabel terikat Stres Kerja ( Y ) adalah semakin kuat.

4. Pengujian R2

Uji R2 bertujuan untuk mengetahui kemempuan model dalam menafsirkan pengaruh kedua variabel. Nilai R2 berkisar 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati 1 maka variabel bebas besar penafsiran variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hasil uji koefisien determinasi berganda dapat dilihat pada tabel 4.27. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,619 atau 61,9%. Artinya sehingga variabel Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja dapat menjelaskan adanya Stres Kerja dan sisanya 38.1% di jelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui seberapa besar pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja , dan Beban Kerja terhadap Stres Kerja dengan menggunakan aplikasi pengolah data SPSS statictis 18.0, dari uji hipotesis yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka sesuai hipotesis pada Bab sebelumnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hipotesis Pertama : Ada pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja secara parsial terhadap Stres Kerja Karyawan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Work Family Conflict berpengaruh parsial terhadap stres kerja. Adanya hubungan konflik dimana konflik keluarga dan konflik pekerjaan memberikan tekanan secara bersamaan yang menyebabkan pekerjaan tidak fokus. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara work-to-family conflict dan family-to-work conflict pada semua karakteristik. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul Imani Kurniawati, dkk, (2018). Analisis Pengaruh Work Family Conflict dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Dalam Mempengaruhi Turnover Intention (Studi Pada Karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Wilayah Semarang. Hasil pengujian pengaruh work family conflict terhadap stres kerja dapat disimpulkan bahwa konflik pekerjaan keluarga berpengaruh secara parsial dan parsial signifikan terhadap stres kerja.

Pengaruh parsial lingkungan kerja terhadap stres kerja. Dari hasil pengolahan data diperoleh informasi bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap stres kerja karyawan. Lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikologis sangat mempengaruhi semangat kerja karyawan. Ketika fasilitas yang ada tidak memenuhinya di tempat kerja. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Rizki, dkk., (2016). ) Distribusi Wilayah Pelayanan Jawa Timur Malang) Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik (X1) secara parsial mempengaruhi stres kerja (Y) pada karyawan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Wilayah Layanan Malang. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi pencahayaan, kebersihan, dan kerapihan yang kurang baik sehingga mempengaruhi stres

.Pemenuhan target kerja mengharuskan karyawan menyelesaikan pekerjaan di luar jam operasional perusahaan. Dengan jam kerja yang berlebihan, kondisi dan energi karyawan akan berkurang. Sehingga dapat menimbulkan tekanan yang dirasakan karyawan dan dapat memicu stres kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori (Sunyoto, (2012:21017)) bahwa beban kerja yang terlalu banyak dapat menimbulkan ketegangan pada diri seseorang sehingga menimbulkan stres.

2. Hipotesis kedua : Ada pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja secara simultan terhadap Stres Kerja Karyawan

Pada penelitian ini diketahui ada pengaruh antar variabel pengaruh work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja secara simultan terhadap Stres Kerja Karyawan PT. Surya Timur Artara Jasa. Hal tersebut dikarenakan adanya masalah work Family Conflict yang mempengaruhi konsentrasi dalam bekerja akibat tekana peran ganda, di keluarga dan di pekarjaan. Serta lingkungan kerja yang kurang baik baik lingkungan kerja fisik yang berupa pencahayaan yang kurang, sirkulasi udara yang kurang baik sertasuara kebisingan mesin yang dikarenakan perawatanya kurang baik. Lingkungan kerja non fisik juga ikut mempengaruhi dalam hal tersebut karna keketidak serasian antar teman, ketidak kompakan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga tidak dapat terselesaikan dengan waktu yang ditentukan perusahaan. Kenyamanan lingkungan kerja fisik maupun non fisik dalam perusahaan juga mempengaruhi tekanan mental karyawan yang menyebabkan timbulnya tidak semangat dalam bekerja dan berdampak pada stres kerja. tanggung jawab akan tugas yang diberikan perusahaan yang cukup banyak dan harus di selesaikan dalam waktu yang telah di tentukan perusahaan bahkan sampai di luar jam oprasional perusahaan. Tentunya menmbutuhkan banyak energi dan ketahanan tubuh yang kuat. Hal tersebut tentunya menjadi beban bagi karyawan dan menimbulnkan stres kerja. Ketiga variabel tersebut mempengaruhi Stres kerja secara simultanHasil penelitian ini di perkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh A izzatul a’yun, Abd. Khodir Djaelani dkk. pada tahun (2010) Penelitian yang berjudul Pengaruh Konflik Keluarga, Konflik Kerja dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Pegawai (Universitas Islam Malang). Berdasarkan hasil analisa yang dihasilkan menunjukkan bahwa dimensi pada penelitian ini dari variabel konflik keluarga, konflik kerja, beban kerja terhadap stres kerja memiliki pengaruh secara simultan terhadap stres kerja

3. Diantara Work Family Conflict , Lingkungan Kerja dan Beban Kerja Variabel Beban Kerja Berpengaruh Paling Signifikan Terhadap Stres Kerja Karyawan

Berdasarkan uji analisis yang telah dilakukan, variabel beban kerja yang paling berpengaruh signifikan terhadap stres kerja karyawan PT. Surya Timur Artara Jasa, karena memiliki nilai thitung terbesar dan nilai signifikan terkecil. Sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin banyak beban dan tugas yang harus diselesaikan oleh karyawan dalam waktu yang telah ditentukan, tentunya membutuhkan kondisi imun yang baik, mental yang baik dan kondisi sosial yang baik. Ketika daya tahan tubuh sudah mulai menurun, mental juga menurun disertai dengan lingkungan sosial yang kurang mendukung karena terlalu banyak tugas. Semakin mudah seseorang mengalami stres kerja.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hj. Wahidah Abdullah, S.Ag., M.Ag. (2015) dengan Judul Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat, Sektor Pembangkitan Bekaru, Pusat Ketenagalistrikan Bekaru. dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel beban kerja berpengaruh paling signifikan terhadap stres kerja karyawan.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Ada pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja secara simultan terhadap Stres Kerja Karyawan PT. Surya Timur Arta Rajasa. Hal ini terlihat dari Work Family Conflict peran ganda, konflik yang terjadi dikeluarga dan di bawah ke pekerjaan, lingkungan kerja fisik dan non fisik juga mempengaruhi dalam melakukan pekerjaan. Beban kerja, Pemenuhan target yang mengharuskan pekerjaan tersebut dikerjakan diluar jam oprasional kerja. Ketiga variabel Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja brpengaruh bersama – sama secara simultan terhadap Stres Kerja
  2. Ada pengaruh Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja brpengaruh secara parsial terhadap Stres Kerja PT. Surya Timur Arta Rajasa. Hal tersebut dikarenakan Work Family Conflict konflik yang terjadi dikeluarga yang dibawah kepekerjan yang mengakibatkat tidak bisa berkonsentrasi dalam peerjaan yang semakin lama menjadikan stres kerja. Serta Lingkungan kerja yang kurang mendukung dalam bekerja sehingga karyawan merasakan bosan dan tidak semangat dalam bekerja dan berujung pada timbulnya stress kerja. Beban kerja yang berlebihan mengharuskan selesai pada waktu yang ditentukan. tidak sebanding dengan ketahan tubuh karyawan yang semakin hari senakin banyak sehingga menjadikan kelelahan dalam bekerja dan berujung pada stres kerja karyawan. Dapat disimpulkan Ketiga variabel Work Family Conflict, Lingkungan Kerja dan Beban Kerja brpengaruh secara parsial terhadap Stres Kerja PT. Surya Timur Arta Rajasa

References

  1. Apriyanti, T (2010) Pengaruh Konflik Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PT Indo Citra Mandiri Bandar Lampung
  2. Afina Murtiningrum, S. (2005). Analisis Pengaruh Konflik Pekerjaan- Keluarga Terhadap Stress Kerja Dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Guru Kelas 3 Smp Negeri Di Kabupaten Kendal ).
  3. Agung, I. G., Krisna, G., & Rahyuda, A. G. (2016) Pengaruh Work Family Conflict Terhadap Stres Kerja Dan Komitmen Organisasional Pegawai Kontrak Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(11),6994-7021
  4. Ahmadun, M. (2017). Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Stres Kerja Di Puskesmas Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
  5. A’izzatul A’yun, Djaelani*, A. K., & Slamet, Iafi R. (N.D.). Pengaruh Konflik Keluarga, Konflik Kerja, Dan Beban Kerja Terhadap Stress Kerja Pegawai
  6. Haryani, T. (2008). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stress Kerja Pada pegawai di rumah sakit islamsurakarta
  7. Noordiansah, P. (1993). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja perawat study pada runah sakit muhammadiyah jombang
  8. Online, http//work family conflict. Pengaruh Job Involvment Dan Locus Of Control Internal Terhadap Work Family Conflict, (1964), 12–38.
  9. Puspitasari, A. (2012). Pengaruh Konflik Pekerjaan-Keluarga Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Kepuasan kerja 5.73-81
  10. Riadi, M. (2018). Pengertian, Dimensi dan Pengukuran Beban Kerja. http:// pengukuran beban kerja. dikunjunggiRabu, 10 Januari 2018
  11. Riani, N. L. T., & Made Surya Putra. (2017). Kerja Non Fisik Terhadap Turnover Intention Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, Bali,Indonesia Email:, 6(11), 5970-5998
  12. Rizki, M., Hamid, D., & Mayowan, Y. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Malang) (Vol. 35, Pp . 104-113
  13. Sirait, H. (2013). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan KerjaKaryawan Pada Hotel Angkasa Pekanbaru, 11-34
  14. Sugiyono, (2011). Metode Penelitihan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
  15. Wagiu, C. F., Kolibu, F. K., & Asrifuddin, A. (2012). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada PerawatDi Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hermana Lembean, 1-6
  16. Zulkarnain, Rahayu H. Akili, P. A. T. K. (2016). Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Kerja Dengan Stres Kerja Karyawan Di Cv. Sumber Rejeki KotaKotamobagu,1-8
  17. Wibiono ec. Pengaruh beban kerja mental dengan mengunakan metode nasa task load index (TLX) terhadap stres kerja. Institut yogyakarta