Abstract
This study examines the empowerment of rice farmers in Kematan Tarik, in the agricultural process it is not uncommon to have several obstacles that often occur such as crop failure due to planthoppers and rats which often result in losses experienced by farmers. Therefore, there is a need for innovation related to the problems that occur in Tarik District. The purpose of this study is to determine the role of the Department of Food and Agriculture in providing innovation related to the problems that occur. This study uses a qualitative method of data obtained through observation, interviews. Data analysis techniques in this study are data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing.
Pendahuluan
Berdasarkan pada pembukaan UUD 1945 alenian ke-4 tentang peran pemerintah yaitu tentang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Memberikan makna bahwa pemerintah mempunyai peran sentral dalam pembangunan nasional dalam kesejahteraan masyarakatnya.Melihat kondisi masyarakat Indonesia yang sebagian adalah masyarakat agaris maka sumbangsi yang berprofensi besar dalam pembangunan Nasional adalah bidang pertanian, ditunjukkan dari sebagian besar pendapatan mereka berasal dari produk pertanian seperti tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kenyataan yang harus diakui bahwa sektor pertanian di Indonesia sebagian besar dibangun oleh petani dengan skala usaha yang relative kecil.
Dalam rangaka untuk meningkatkan produktivitas pertanian, cara yang banyak dipilih adalah melalui perubahan dan pembaruan dalam bidang usaha tani. Sistem yang sering dilakukan untuk melakukan perubahan pertanian adalah memperkenalkan inovasi baru, ide-ide baru, dan cara kerja baru di bidang pertanian. Sebagai salah satu contoh, inovasi yang dilakukan oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo dalam memberikan inovasi kepada para petani padi yang ada di Kecamatan Tarik.Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 pasal 1 ayat 2 pemberdayaan petani adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan petani untuk melaksanakan usaha tani yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan, pengembangan sistem dan saranan prasarana hasil pertanian, konsilidasi dan jaminan luasan lahan pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, serta penguatan kapasitas dalam kelembagaan.
Kendati demikian bahwa dalam pelaksanaan pemberdayaan petani yang telah tersalurkan di masyarakat masih mengalami permasalahan yang begitu kompleks di lapangan. Hal ini dapat dilihat bahwa harapan dan kenyataan jauh berbanding terbalik apa yang diharapkan dimana petani juga sering mengalami kegagalan panen akibat serangan hama wereng dan hama tikus yang mengakibatkan penurunan hasil produksi padi, kegagalan panen panen tersebut juga mengakibatkan petani sering mengalami kerugian yang cukup besar.
NO. | D E S A | P A D I | |||
LUAS (HA) | PRODUKSI (TON) | ||||
TANAM | PANEN | PER.Ha | TOTAL | ||
1. | Tarik | 178,2 | 178,2 | 6,2 | 1104,84 |
2. | Kedinding | 120 | 120 | 6,1 | 732,00 |
3. | Kemuning | 359 | 359 | 6,8 | 2441,20 |
4. | Segodobancang | 254 | 254 | 6,3 | 1600,20 |
5. | Janti | 334 | 334 | 6,3 | 2104,20 |
6. | Balongmacekan | 147,1 | 147,1 | 6,3 | 926,73 |
7. | Mergobener | 174,3 | 174,3 | 6,3 | 1098,09 |
8. | Klantingsari | 173 | 173 | 6,1 | 1055,30 |
9. | Kendalsewu | 92 | 92 | 6,3 | 579,60 |
10. | Kalimati | 126 | 126 | 6,8 | 856,80 |
11. | Gempolklutuk | 87,1 | 87,1 | 6,4 | 557,44 |
12. | Banjarwungu | 187 | 187 | 6,2 | 1159,40 |
13. | Mergosari | 189,6 | 189,6 | 6,4 | 1213,44 |
14. | Singogalih | 163 | 163 | 6,2 | 1010,60 |
15. | Kedungbocok | 210,7 | 210,7 | 6,5 | 1369,55 |
16. | Gampingrowo | 154 | 154 | 6,2 | 954,80 |
17. | Mindugading | 199 | 199 | 6,3 | 1253,70 |
18. | Sebani | 110 | 110 | 6,3 | 693,00 |
19. | Mliriprowo | 113 | 113 | 6,3 | 711,90 |
20. | Kramattemenggung | 20 | 20 | 6,2 | 124,00 |
Jumlah/Rata-rata | 3391 | 3391 | 6,33 | 21546,79 |
Dalam tabel 1.1 tersebut bisa di dilihat bahwa hasil panen padi tahun 2019 di Kecamatan Tarik sangat besar, hal ini dikarenan luas lahan pertanian juga sangat memadahi untuk menghasilkan produksi padi. Kecamatan Tarik adalah Kecamatan yang menyumbang produksi padi terbesar di Kabupaten Sidoarjo, sedangkan di tahun 2020 jumlah hasil produksi padi di Kecamatan Tarik mengalami penurunan di karenakan serangan hama wereng dan hama tikus yang mengakibatkan kegagalan penen para petani padi.
NO. | D E S A | P A D I | |||
LUAS (HA) | PRODUKSI (TON) | ||||
TANAM | PANEN | PER.Ha | TOTAL | ||
1. | Tarik | 178,2 | 178,2 | 6,2 | 1104,84 |
2. | Kedinding | 120 | 120 | 6,1 | 732,00 |
3. | Kemuning | 359 | 359 | 6,8 | 2441,20 |
4. | Segodobancang | 254 | 254 | 6,3 | 1600,20 |
5. | Janti | 334 | 324 | 6,2 | 2104,20 |
6. | Balongmacekan | 147,1 | 147,1 | 6,3 | 926,73 |
7. | Mergobener | 174,3 | 174,3 | 6,3 | 1098,09 |
8. | Klantingsari | 173 | 170 | 6,1 | 1055,00 |
9. | Kendalsewu | 92 | 92 | 6,3 | 579,60 |
10. | Kalimati | 126 | 120 | 6,5 | 830,55 |
11. | Gempolklutuk | 87,1 | 87,1 | 6,4 | 557,54 |
12. | Banjarwungu | 187 | 187 | 6,2 | 1159,40 |
13. | Mergosari | 189,6 | 189,6 | 6,2 | 1135,44 |
14. | Singogalih | 163 | 163 | 6,2 | 1010,60 |
15. | Kedungbocok | 210,7 | 210,7 | 6,5 | 1369,55 |
16. | Gampingrowo | 154 | 154 | 6,5 | 928,70 |
17. | Mindugading | 199 | 199 | 6,3 | 1253,70 |
18. | Sebani | 110 | 100 | 6,2 | 690,00 |
19. | Mliriprowo | 113 | 113 | 6,3 | 711,90 |
20. | Kramattemenggung | 20 | 20 | 6,2 | 124,00 |
Jumlah/Rata-rata | 3391 | 3371 | 6,29 | 21413,24 |
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi awal dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya penurunan hasil produksi padi di karenakan kegagalan panen akibat serangan hama wereng dan hama tikus yang menyerang lahan pertanian padi di Kecamatan Tarik. Jika permasalahan hama yang tidak segera diatasi maka kegagalan panen dan menurunnya hasil prosuksi pertanian akan terus terjadi yang akan mengakibatkan kerugihan besar yang di alami oleh para petani padi di Kecamatan Tarik. Maka dalam hal ini perlunya bantuan dari Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo untuk mengatasi permasalahan hama dan menemukan inovasi yang tepat untuk mengatasi kegagalan panen akibat serangan hama wereng dan hama tikus, dan melakukan pemberdayaan petani padi di Kecamatan Tarik agar lebih mempunyai wawasan yang luas dan mempunyai keterampilan di bidang pertanian.
Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan memiliki makna dorongan atau motivasi, bimbingan, atau pendampingan dalam meningkatkan kemampuan individu atau masyarakat untuk mampu mandiri. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses di mana masyaraat, terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan kelompok yang terabaikan lainya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraan secara mandiri [1] . Jadi pemberdayaan pada hakekatnya adalah upaya pemberian daya atau peningkatan keberdayaan. Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memandirikan masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek pembangunan.
[2] Peran yang berkaitan dengan pemerintah sebagai berikut. Pembangunan biasanya didefinisikan sebagai “upaya yang secara sadar dilaksanakan oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan nasional melalui pertumbuhan dan perubahan secara terencana menuju masyarakat modern” dari definisi tersebut terlihat bahwa tida ada suatu negara yang akan mencapai tujual nasionalnya tanpa melakukan berbagai jenis kegiatan pembangunan harus terus berlanjut karena tingkat kemakmuran, keadilan dan tingkat kesejahteraan rakyat bersifat relative dan tidak akan pernah dicapai secara absolut.
Peran selaku inovator ialah dimana dalam memainkan peranan selaku innovator tersebut, pemerintah sebagai keseluruhan harus menjadi sumber dari hal-hal baru. Disamping keabsahan, ada tiga hal lain yang mutlak perlu mendapatkan perhatian serius.
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini untuk mempelajari mutu atau bobot suatu benda ataupun dari suatu keadaan sosial yang sulit diukur dengan angka.[3] Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang bisa diamati.
Teknik yang digunakan untuk menentukan informan mengunbakan teknik sampling bertujuan (Purporsive Sampling) Karna anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian [4]. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah obeservasi, wawancara, dan dokumentasi (Husnaini, 2009:52). Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. [5]
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan dengan tujuan penelitian ini yang tercantum pada bab sebelumnya, yaitu Mengetahui Peran Dinas Pangan dan Pertanian Dalam Pemberdayaan Petani Padi Di Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo.Kemiskinan merupakan masalah yang menarik untuk dikaji, sebab hal ini hamper terjadi pada setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Kendala yang sering dihadapai dalam melaksanakan pembangunan di pedesaan pada umumnya adalah masih rendanya tingkat pendapatan dan tingkat kesejahteraan penduduk, factor dan kendala yang dihadapi masyarakat pedesaan yaitu petani pada khususnya adalah pola piker dan tingkat pendudukan yang dimiliki masyarakat tani rata-rata masih rendah. [6]
Permasalahan yang dihadapi petani dalam melaksanakan aktivitas pertanian meyakinkan pemerintah untuk turut serta mengatasi segala permasalahan yang dihadapi petani, dengan berbagai upaya perbaikan kelembagaan pertanian agar diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Upaya perbaikan itu mulai terlihat dengan adanya pelaksanaan pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah di tiap-tiap penjuru masyarakat desa, agar masalah-masalah yang kompleks dapat ditangani dengan baik. [7]
Kecamatan Tarik merupakan kecamatan dengan luas lahan pertanian yang masih luas dari pada kecamatan lain yang ada di Kabupaten Sidoarjo, dimana Kecamatan Tarik masih memiliki sumber daya alam yang mewadahi untuk memproduksi padi lebih unggul dari pada kecamatan lain yang ada di Kabupaten Sidoarjo, dimana di Kecamatan Tarik masyarakatnya masih mayoritas bermata pencarihan sebagai petani padi. [8]
Indikator Peran Pemerintah adalah sebagai Inovator dimana Dinas Pangan dan Pertanian menciptakan kondisi yang kondusif dalam mengatasi permasalahan yang ada di Kecamatan Tarik. Inovator adalah orang yang memberikan ide-ide baru, gagasan baru, dan memberikan temuan baru yang dapat membuat orang lebih maju dan berkembang lebih baik lagi. Dimana tujuan dari inovasi tersebut bisa mengatasi permasalahan pertanian yang ada di Kecamatan Tarik[9]
Pemerintah dalam pembangunan memiliki peran salah satunya selaku inovator. Ditinjau dari segi administrasi pembangunan, inovasi berarti temuan baru, metode baru, sistem baru, dan yang terpenting adalah cara berfikir baru. Dengan demikian sebagai inovator, pemerintah secara keseluruhan harus dapat menjadi sumber dari hal-hal baru tersebut (temuan, metode, sistem, cara berfikikir. Dalam hal ini dinas dituntut untuk memberikan inovasi dalam kendala yang dihadapi para petani di lapangan, dalam melakukan pemberdayaan petani dinas sudah mengupayakan beberapa inovasi yang terkait dengan cara pengendalian permasalahan yang ada dilapangan. Dalam melakukan pemberdayaan kepada petani dinas sudah berupaya sebisa mungkin untuk memberikan edukasi kepada para petani yang ada di Kecamatan Tarik dimana inovasi ini akan membantu para petani dalam mengelolah lahan mereka. Hal tersebut disampaikan oleh Kordinator BPP Kecamatan Tarik.
“Peran Balai Penyuluhan Pertanian dari segi inovasi ini sudah kita coba memberikan inovasi dalam menangani dan mengatasi permasalahan yang ada di Kecamatan Tarik yaitu permasalahan tentang hama tikus dan hama wereng yang sering menyerang lahan pertanian, kita sudah memberikan inovasi dengan menanam bunga sekar bunga sekar ini bisa menarik perhatian wereng agar tidak hinggap di batang padi tetapi hinggap di batang bunga sekar tersebut mbak, dan bunga sekar tersebut bisa menjadi pemasukan tambahan untuk petani karena bunganya bisa dijual setiap malam kamis untuk kebutuhan ziarah kubur masyarakat sekitar mbak. Hal ini sudah dilakukan di desa janti dan desa kalimati kalimati tetapi memang tidak semua karena sifatnnya masih uji coba jika berhasil dan mampu mengatasi hama wereng ini maka kita akan menghimbau kepada para petani padi lainya untuk ikut menanam bunga sekar tersebut mbak.” (Sumber wawancara 26 Juli 2021 di BPP Kec. Tarik).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Dinas Pangan dan Pertanian berusaha untuk memberikan inovasi-inovasi terbaru dalam menanggulangi serangan hama tikus dan hama wereng yang sering membuat kegagalan panen di Kecamatan Tarik. Dalam hal in inovasi yang sudah dilakukan dengan menggunakan bunga sekar/bunga pacar china dimana bunga tersebut mampu menarik perhatian hama wereng dimana hama tersebut menempel pada batang padi dan menghisap sari batang padi tersebut. [10]
Bunga Sekar Untuk Menarik Perhatian Hama Wereng
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Dengan Inovasi penanaman bunga sekar tersebut para petani juga mendapatkan mata pencarian baru dimana bunga sekar tersebut bisa di jual setiap malam jum’at untuk kepentingan berziarah kubur, hal ini bisa menjadikan pendapatan penghasilan baru diluar penghasilan produksi padi . Inovasi tersebut di upayakan oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo untuk daapat membantu menaikan taraf kehidupan petani agar lebih meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Inovasi yang sudah dilakukan juga penyemprotan forensa untuk mengangulangi serangan hama tikus yang sering mengakibatkan ke gagalan panen.
Penyemprotan Forensa Ke Lahan Pertanian Padi
Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Dalam melakukan perannya sebagai inovator Dinas Pangan dan Pertanian juga terus berupaya memberikan inovasi dan trobosan terbaru dalam mengatasi permasalahan hama tikus, inovasi yang dilakukan ialah penyemprotan Forensa, dimana bahan utama dari forensa adalah urine sapi yang sudah di fermentasi. Penyemprotan Forensa di klaim bisa mengatasi hama tikus di karenakan bau yang menyengat dari forensa tersebut tidak di sukai oleh tikus, dan kelebihan dari forensa ialah bisa menyuburkan unsur hara tanam karena bahan dari forensa mengunakan bahan organik.
Balai Penyuluhan Pertanian belum bisa memberikan inovasi yang tepat dalam permasalahan yang di hadapai oleh petani padi yang ada di Kecamatan Tarik, hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya petani yang masih mengeluh tentang kegagalan panen akibat serangan hama wareng dan tikus yang mengakibatkan penurunan hasil produksi padi yang mengakibatkan kerugian material para petani padi. Bantuan yang sudah diberikan oleh Dinas Pangan dan Pertanian berupa pupuk subsidi non organik tetapi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) menginginkan para petani padi menggunakan pupuk organik dikarenakan lebih ramah lingkungan dan lebih berdampak panjang bagi kesuburan tanah di lahan pertanian. Maka dari itu perlunya mengkaji ulang tentang inovasi yang kurang berdampak kepada petani. Maka perlunya Balai Penyuluhan Pertanian harus bisa mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada dan memberikan ide gagasan yang bisa berdampak baik kepada kemajuan pertanian yang ada di Kecamatan Tarik.
Simpulan
Dinas Pangan dan Pertanian sudah berupaya melakukan pemberdayaan ke pada para petani padi yang ada di Kecamatan Tarik dengan memberikan ilmu dan dorongan untuk lebih meningkatkan hasil produksi padi yang ada di Kecamatan Tarik tersebut, Dinas Pangan dan Pertanian juga memberikan inovasi terbaru dalam mengatasi permasalahan hama wereng dan hama tikus yang sering mengakibatkan kegagalan panen dan kerugian materil yang di rasakan oleh para petani. Dalam inovasi tersebut Dinas Pangan dan Pertanian mengharapkan petani mempunyai tekad dan dorongan yang kuat untuk lebih belajar dalam mengatasi permasalahan yang ada, dengan penanaman bunga sekar dan penyemprotan forensa bisa mengatasi serangan hama tanpa bahan kimia juga akan berdapak baik bagi kesuburan tanah dan unsur hara tanah terjaga dengan baik. Maka perlunya pemberdayaan ini untuk memajuhkan kinerja para petani dan membekali petani dengan ilmu dan wawasan yang lebih baik lagi.
References
- Mardikanto, Tatok dan Poerwoko Soebianto, . (2013). Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan. Bandung: Alfabeta Bandung
- Siagian. Sondang P, S. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
- Moleong, Lexy. (2010). Metode Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
- Husaini, 2009:45).5] Ahmar, D. (2016). Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Petani Padi Di Desa Parumpanai Kecamatan
- Andi T, N, D. (2019). Strategi Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani.
- Anwas, O. M. (2014). Pemberdayaan Masyarakat di era global. Bandung: Alfabeta.
- Hendrawati, H. (2018). Peran Pemerintah Dearah Dalam Pemberdayaan Petani Padi Di Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan Institute Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Sulawesi Utara. Ejournal.ymbz, Vol 1 No.3.
- Mardiasmo. (2006). Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu
- Moehar. (2001). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara .