Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.2914

The Effect of Visual Auditory Kinesthetic Learning Model on Arabic Learning Achievement in Grade VII Junior High School


Pengaruh Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Kelas VII SMP

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

learning model visual auditory kinesthetic learning achievement

Abstract

This research aimed to Knowing the effect of using visual, auditory, and kinesthetic learning models on the Arabic learning achievement in class VII students of SMP Muhammadiyah 3 Waru. This type of research is field research, the nature of the research is correlation, with a quantitative approach. Data were collected using questionnaire techniques, observation and documentation, and also from the list of students' scores. After the data is analyzed using the product moment formula, The results obtained from the correlation coefficient between variable X and variable Y are 0.7187, or 51.65%. From these results, the visual, auditory, and kinesthetic learning models have a great influence on the learning achievement of Arabic for class VII SMP Muhammadiyah 3 Waru.

Pendahuluan

Pendidikan adalah cara untuk mengubah cara pandang dan perilaku individu atau kumpulan individu dalam mengembangkan manusia melalui upaya mendidik. Pendidikan begitu berarti bagi manusia, pendidikan juga merupakan salah satu faktor kemajuan suatu negara. Sifat pendidikan suatu negara dapat dilihat dari pencapaian kemajuan hasil belajar siswa. Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam siswa itu sendiri maupun dari luar.[1] Salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar adalah pendidik atau guru.[2] Seorang pendidik dalam menyampaikan pembelajaran harus menggunakan model pembelajaran dan strategi agar tujuan pembelajaran tersampaikan kepada siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh Soekamto, model pembelajaran adalah suatu struktur yang menggambarkan suatu metodologi yang sistematis dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, model pembelajaran sangat membantu pendidik dalam merencanakan pembelajaran.[3] Model Pembelajaran mempunyai empat ciri diantaranya: rasional teoritis logis yang sudah di susun oleh pengembangnya, landasan pemikiran terkait tujuan pembelajaran, tingkah laku yang sesuai agar model pembelajaran tersebut berjalan dengan baik, tersedia lingkungan belajar yang mendukung.

Menurut Nurdyansyah dan Eni Fariyatul F. terdapat tujuh model pembelajaran kreatif antara lain: model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran E-Learning, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran PAKEM dan model pembelajaran VCT.[4] Sedangkan menurut Aris Shoimin ada 68 model pembelajaran yang inovatif dalam kurikulum 2013 diantaranya: model pembelajaran active debat, auditory intellectualy repetiton (AIR), bamboo dancing, complete sentence, concept sentence, connecting organizing reflecting extending, jigsaw, quantum, role playing, artikulasi, simulasi, snowball throwing, superitem, circuit learning, talking stick, time token, treffinger, student teams acievement division, survey question read reflect recite review, cooperative learning, outbond, visualization auditory kinestetic dan lain sebagainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.[5]

Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran visual, auditory dan kinestetik tergolong model pembelajaran yang imajinatif dan inovatif. Ciri dari model ini adalah memanfaatkan alat indera yang dimiliki siswa dalam belajar. Serta memanfaatkan gaya belajar setiap siswa dengan tujuan agar semua kebiasaan belajar siswa akan terpenuhi. Seperti yang kita tahu bahwa gaya belajar seseorang adalah cara untuk menciptakan eksekusi di tempat sekolah, di tempat kerja dan dalam situasi relasional. Pelopor dalam bidang gaya belajar telah menemukan banyak faktor yang mempengaruhi gaya belajar seseorang yaitu fisik, emosional, sosiologis dan ekologis.

Sedangkan kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil, apabila prestasi belajar peserta didik bagus dan baik, bagus dan baiknya bisa dilihat dari pemahaman siswa, penerapan peserta didik dalam kehidupan dan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Winkel mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil paling maksimal yang telah dicapai siswa setelah berupaya dan dapat diukur dengan alat penilaian khususnya tes penilaian pembelajaran.[6] Sedangkan menurut Djamarah dalam bukunya prestasi belajar dan kompetensi guru: “Prestasi belajar adalah ujian instruktif tentang kemajuan siswa dalam semua bidang yang dipelajarinya di sekolah baik akademik maupun non akademik”.[7]

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari banyak sisi dan aspek, menurut Abdul Hamid jenis tes bahasa ada beberapa macam salah satunya yakni Tes hasil belajar (ikhtibaar al-tahshil) yang bertujuan untuk Bertujuan untuk mengetahui ukuran hasil belajar siswa yang berhasil dicapainya dalam suatu mata pelajaran.[8]

Pada abad ini banyak lembaga pendidikan di indonesia sudah menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran, begitu juga model pembelajaran visual auditori kinestetik, bayak lembaga pendidikan yang sudah menerapkan pembelajaran terutama dalam pembelajaran Bahasa Arab, salah satu lembaga pendidikan yang sudah menerapkannya adalah SMP Muhammadiyah 3 Waru Sidoarjo. Siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran dan tak lupa memanfaatkan potensi yang dimiliki siswa. Alasan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan besar pengaruh Model Pembelajaran Visual Auditory dan Kinestetik terhadap prestasi belajar bahasa Arab kelas VII di SMP Muhammadiyah 3 Waru.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Penelitian Lapangan adalah penelitian yang sumber data dan proses penelitiannya dilakukan di lapangan atau lokasi tertentu.[9] Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan sifat penelitiannya adalah penelitian korelasi, yaitu teknik statistika untuk menetapkan hubungan antara pasangan variabel.[10] Dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel X (pengaruh model pembelajaran visual auditori kinestetik), dan variabel Y (prestasi belajar). Penelitian ini berusaha menghubungkan antara pengaruh Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik terhadap Prestasi Belajar bahasa Arab kelas VII di SMP Muhammadiyah 3 Waru Sidoarjo.

Seluruh siswa-siswi kelas VII SMP Muhammadiyah 3 waru merupakan populasi dalam penelitian ini, sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh siswa siswi kelas VIIB SMP Muhammadiyah 3 waru. Jenis Sampel pada penelitian ini adalah Purposive Sampling, pengertian purposive sampling adalah metode yang digunakan dalam menetapkan responden dalam suatu penelitian berdasarkan kriteria tertentu.[11] Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik kuesioner, observasi dan dokumentasi saat pembelajaran berlangsung, dan daftar nilai PTS bahasa arab siswa.

Pengambilan data terkait penggunaan model pembelajaran visual auditori kinestetik, peneliti menggunakan kuesioner, Adapun isi dari kuesioner meliputi tiga aspek yakni Visual, Auditori dan Kinestetik. Sedangkan pilihan jawaban yang diberikan peneliti menggunakan skala linkert, yang terdiri dari 5 poin untuk SS, 4 poin untuk S, 3 poin untuk K, 2 poin untuk TS dan 1 poin untuk STS.

Berikut pernyataan pembelajaran visual auditori kinestetik dalam kuesioner, pernyataan pembelajaran visual diantaranya:

  1. Guru bahasa arab mengajar menggunakan buku
  2. Guru bahasa arab menggunakan gambar dan sejenisnya saat mengajar
  3. Cara belajar seperti ini, menjadikan saya semangat dalam belajar
  4. Cara belajar seperti ini, menjadikan saya senang
  5. Saya sangat senang membaca buku

Sedangkan pernyataan pembelajaran auditori dalam kuesioner adalah sebagai berikut

  1. Guru bahasa arab mengajar menggunakan musik
  2. Guru bahasa arab mengajar menggunakan power point
  3. Saya senang mendengarkan guru mengajar menggunakan bahasa arab
  4. Cara belajar seperti ini menjadikan saya semangat dalam belajar
  5. Saya lebih mudah memahami materi yang diajarkan

Sedangkan isi pernyataan pembelajaran kinestetik dalam kuesioner adalah sebagai berikut:

  1. Guru bahasa arab mengajar menggunakan gerakan
  2. Guru bahasa arab mengajar sambil mengkolaborasikan dengan permainan
  3. Saya senang bermain peran dalam pembelajaran bahasa arab
  4. Saya senang menjawab kuis bahasa arab
  5. Cara belajar seperti ini membuat saya berani mengajukan pertanyaan pada guru.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial, teknik analisis deskriptif menggunakan Rumus Persentase menurut Sudjono yaitu:

Keterangan:

P = Angka Persentase, f = Frekuensi Jawaban Responden dan N = Jumlah Responden.[12]

Sedangkan analisis inferensial peneliti menggunakan rumus produck moment dan koefisien determinasi,

Keterangan:

Rxy yakni kofisien korelasi, x yakni nilai variabel X, y yakni nilai variabel Y, n yakni jumlah data.[13] Interpretasi nilai r dari Sugiyono, yaitu: sangat rendah (0.00-0.199), rendah (0.20-0.399), sedang (0.40-0.599), kuat (0.60-0.799), sangat kuat (0.80-1.000).[14]

Koefisien Determinasi untuk mencari besarnya kontribusi variabel model pembelajaran visual, auditori, kinestetik terhadap variabel prestasi belajar bahasa arab, penulis menggunakan rumus:

KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD yakni Kontribusi variabel X terhadap Y, r2yakni Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y.[15]

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Penggunaan model pembelajaran merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang perlu di perhatikan, karena salah satu faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. SMP Muhammadiyah 3 Waru adalah salah satu sekolah di sidoarjo yang sangat memperhatikan hal tersebut. Peneliti menganalisis data kuesioner penggunaan model pembelajaran visual auditori kinestetik di SMP Muhammadiyah 3 Waru menggunakan rumus prosentase sudjono yang hasilnya sebagai berikut:

Visual

Belajar dengan mengingat, siswa menggunakan penglihatan mereka untuk memahami materi belajar. Diantara media visual seperti, buku pelajaran, gambar, modul, power point dalam proses pembelajaran. Sebagai indikator model pembelajaran, model pembelajaran visual berada pada kategori sangat baik dengan hasil persentase 82,37%.

Auditori

Belajar dengan cara mendengar, melalui indra pendengaran mereka belajar memahami pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Diantara media auditori seperti, musik, radio, tape recorder, power point dalam proses pembelajaran. Hasil indikator model pembelajaran ini adalah baik dengan persentase 75,56%.

Kinestetik

Belajar dari gerakan maupun emosi yang mereka ciptakan sendiri maupun mereka ingat. Dari gerakan, irama, koordinasi, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Indikator model pembelajaran kinestetik memperoleh kategori baik dengan persentase 70,37%.

Berikut data perolehan kuesioner terkait model pembelajaran visual, auditori kinestetik (variabel X) tiap siswa sebagai berikut:

No. Absen X No. Absen X No. Absen X
1 67 11 57 21 39
2 69 12 60 22 47
3 56 13 60 23 59
`4 60 14 62 24 61
5 59 15 61 25 64
6 55 16 37 26 37
7 66 17 60 27 62
8 66 18 54
9 59 19 54
10 57 20 55
Table 1.Hasil Kuesioner Kelas VIIB

Sedangkan data prestasi belajar peserta didik (variabel Y) sebagai berikut:

No. Absen Y No. Absen Y No. Absen Y
1 98 11 89 21 90
2 97 12 96 22 75
3 97 13 99 23 90
4 98 14 87 24 89
5 92 15 89 25 77
6 80 16 40 26 25
7 95 17 95 27 95
8 90 18 80
9 90 19 55
10 89 20 95
Table 2.Nilai PTS Bahasa Arab Kelas VIIB

Selanjutkan menghitung nilai r menggunakan rumus person produck moment

Dari hasil perhitungan rumus product momet tersebut didapatkan nilai koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y yakni sebesar 0.7187. sedangkan Koefisien Determinasi dari nilai r tersebut yakni 51.65%.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara model pembelajaran visual, auditori dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa-siswi kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Waru berada pada kategori kuat. Terdapat hubungan korelasional yang positif antara model pembelajaran dengan prestasi belajar. Dalam menerapkan model pembelajaran visual, Auditori dan kinestetik, guru menggunakan media dan alat beragam untuk menunjang pembelajaran. Diantaranya: visual (buku paket, gambar, model power point, kamus dll), audio (music, radio, tape recorder, power point), kinestetik (menggunakan Gerakan, bermain tebak-tebakan kosakata, berlatih peran, dll). Hal tersebut memiliki harapan supaya memudahkan siswa-siswi memahami materi yang diajarkan, sehingga mereka paham dan bisa memperoleh hasil yang baik. Hal ini berarti di SMP Muhammadiyah 3 Waru sudah berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas pembelajaran untuk pendidikan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, di peroleh hasil bahwa model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar dan didapatkan adanya pengaruh variabel model pembelajaran visual, auditory dan kinestetik terhadap variabel prestasi belajar bahasa arab yakni sebanyak 51,65%. Model pembelajaran ini juga bisa meningkatkan prestasi belajar siswa jika dilaksanakan dengan baik.

Kesimpulan

Hasil analisis dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan adanya pengaruh model pembelajaran visual auditori kinestetik terhadap prestasi belajar Bahasa arab kelas VII SMP Muhammadiyah 3 waru, dilihat dari nilai r yang di hasilkan dari perhitungan rumus product moment yakni 0.7187. atau 51,65% dan dari hasil itu juga di peroleh adanya pengaruh yang kuat antara model pembelajaran visual auditori kinestetik terhadap prestasi belajar Bahasa arab siswa siswi kelas VII SMP Muhammadiyah 3 waru. Karena dari hasil r tersebut, dalam table interpretasi nilai r yang di sampaikan oleh sugiono, bahwa nilai 0.7187 tergolong kuat.

References

  1. Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  2. Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
  3. Aris, Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  4. Nurdyansyah, Eni Fariyarul F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 (Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
  5. Winkel. (1993). “Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar”. Yogyakarta: FIP. Sanata Dharma.
  6. Syaifudin, Bahri Djamarah. (1999). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
  7. Abdul, Hamid. (2013). Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki Press.
  8. Musfiqon. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
  9. Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif (dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual & SPSS). Jakarta: Kencana.
  10. Sudjono. (1994). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
  11. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.