Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.2810

Analysis of the Honesty Character Education of Class II Students During the Covid-19 Pandemic in Elementary Schools


Analisis Pendidikan Karakter Kejujuran Siswa Kelas II Pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Pendidikan Karakter Kejujuran Pandemi Covid-19

Abstract

This research is motivated by the application of honesty character education during the Covid-19 pandemic. Schools are educational institutions that support expertise in the form of knowledge and character values. With character education, especially on honesty in elementary schools, it will create a generation of quality and good character. This thesis aims to determine the application of honesty character education in elementary schools during the Covid-19 pandemic. This study uses a descriptive qualitative approach with case study research methods with data collection techniques in the form of interviews and documentation. The results of this study indicate that teachers have implemented honesty character education for the IISDN Banjarwungu 02 class during the Covid-19 Pandemic. This research is motivated by the application of honesty character education during the Covid-19 pandemic. Schools are educational institutions that support expertise in the form of knowledge and character values. With character education, especially on honesty in elementary schools, it will create a generation of quality and good character. This thesis aims to determine the application of honesty character education in elementary schools during the Covid-19 pandemic. This study uses a descriptive qualitative approach with case study research methods with data collection techniques in the form of interviews and documentation. The results of this study indicate that teachers have implemented honesty character education for class IISDN Banjarwungu 02 during the Covid-19 Pandemic.

Pendahuluan

Pada masa pandemi COVID-19 ini pemerintah mengeluarkan kebijakan baru tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring atau luring. Dimana pembelajaran daring atau luring ini membutuhkan jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet dan sebagainya. Pembelajaran daring atau luring ini dilaksanakan sebagai langkah tepat untuk dapat mencegah penularan virus COVID-19, dengan demikian siswa tidak akan ketinggalan pelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam kurikulum selama satu tahun ajaran. Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan New NormalPada masa pandemi COVID-19 ini pemerintah mengeluarkan kebijakan baru tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring atau luring. Dimana pembelajaran daring atau luring ini membutuhkan jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet dan sebagainya. Pembelajaran daring atau luring ini dilaksanakan sebagai langkah tepat untuk dapat mencegah penularan virus COVID-19, dengan demikian siswa tidak akan ketinggalan pelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam kurikulum selama satu tahun ajaran. Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan New Normal.

Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif. Itu karena pendidikan membangun generasi baru bangsa menjadi lebih baik. sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan mengembangkan kualitas generasi muda bangsa ini dalam berbagai aspek, serta dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. [1]

Karena kurangnya kesadaran orang tua dalam pendidikan karakter untuk anaknya, kesibukan orang tua, dan ketidaktahuan orang tua bagaimana cara membentuk karakter anak yang baik.[2]

Maka dari sinilah orang tua mengambil peran sebagai pendidik karakter yang handal. Pendidikan karakter di lingkungan keluarga juga sangat penting untuk peserta didik dalam masa pandemi COVID-19. Disamping itu juga, sangat diperlukan bantuan guru di sekolah untuk tetap melakukan kolaborasi dengan para orang tua untuk menumbuhkan karakter kejujuran pada peserta didik pada masa pandemi.

Kejujuran mengacu pada aspek karakter dan moral anak, karena kejujuran merupakan perilaku tidak adanya kebohongan, penipuan terhadap siapapun. Selain itu kejujuran merupakan orang yang dapat dipercaya, maka dari itu sifat kejujuran pada anak harus ditanamkan sejak kecil dan disekolah guru juga harus menanamkan perilaku jujur kepada siswa. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter anak (character building).

Pembelajaran jarak jauh ini sebenarnya tidak mudah untuk dilakukan, berbeda hampir 80 derajat dengan pembelajaran tatap muka (face to face). Perbedaan yang paling mendasar tentu peserta didik tidak bisa melakukan interaksi secara langsung dengan guru. [3]

Penanaman nilai kejujuran dan pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk generasi yang tangguh, berlandaskan kejujuran, berakhlak mulia. Para guru dituntut harus bisa menanamkan sifat kejujuran peserta didik mulai dari kelas rendah sampai kelas tinggi. Guru harus mampu membentuk sifat kejujuran pada peserta didik.

Kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan pada perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain. Kejujuran juga merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. [4]

Pendidikan karakter di lingkungan keluarga merupakan pendidikan karakter terbaik yang bisa dilakukan. Namun, selama ini usaha optimalisasi pendidikan karakter di lingkungan keluarga ini kurang maksimal atau belum dikonsep dengan baik [5].

Metode Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak wawancara, diobservasi untuk dimintai memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Pada dasarnya penelitian ini meneliti tentang fenomena yang dilihat dari sudut pandang partisipan dengan cara mendeskripsikannya.Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan karakter kejujuran di SDN Banjarwungu 02 Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo khususnya di kelas II. Peneliti akan memperoleh hasil data melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi terhadap orang-orang ataupun lembaga yang terkait dalam penelitian tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Penerapan Pendidikan Karakter Kejujran Pada Masa Pandemi Covid-19

Karakter seseorang akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. Maka dari itu, pendidikan karakter terutama kejujuran harus diajarkan kepada siswa sedini mungkin agar anak mampu menanamkan karakter yang baik sehingga mereka bisa membawanya hingga usia dewasa. Pendidikan karakter di sekolah dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma-norma perlu dikembangkan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Peran keluarga, guru dan masyarakat sekitar sangatlah penting dalam meningkatkan karakter calon penerus bangsa. Keluarga sebagai tempat utama dan pertama siswa menjalani kehidupan dan pendidikannya. Peran guru di sekolah sebagai rolemodel dalam pandangan siswa sehingga guru menjadi patokan bagi sikap siswa. Guru tidak hanya mengajarkan konsep karakter yang baik, tetapi bagaimana mengarahkan siswa untuk dapat mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari.

Karakter kejujuran menurut Samani ialah, dalam penilitiannya membuktikan pendidikan karakter berdampak positif, baik terhadap pembelajaran, sekolah maupun kehidupan anak-anak pada masa yang akan datang. Pendidikan karakter harus diterapkan pada semua jenjang pendidikan, namun porsi yang lebih besar yaitu pada jenjang SD. Hal itu karena siswa SD masih belum terpengaruhi oleh sifat-sifat yang kurang baik. [6]

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang disajikan berupa kata-kata. Selanjutnya, apabila dilihat dari permasalahan yang diteliti maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian dan hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Melaporkan keadaan objek atau subjek yang teliti sesuai denga napa adanya. [7].

Peneliti dapat menyajikan data secara jelas pada saat mencari sekumpulan inforasi yang diperoleh. Kemudian peneliti dapat menyajian data berdasarkan rumusan masalah mengenai pendidikan karakter terhadap pembentukan kejujuran siswa pada saat pembelajaran daring [8].

Pentingnya Penerapan Karakter Kejujuran Siswa

Karakter siswa berbeda-beda, ada perilakunya yang baik dan ada perilakunya yang kurang baik, namun lebih banyak siswa yang sudah memiliki perilaku yang baik, seperti sudah memiliki karakter jujur, suka menolong, patuh melaksanakan tugas-tugas dan hormat kepada guru. Guru terlebih dahulu harus membentuk kepribadian yang mulia pada dirinya sendiri karena menurut pandangan siswa bahwa segala perbuatan yang dilakukan oleh guru adalah baik, maka siswa menjadikan guru sebagai contoh atau teladan untuk ditiru, siswa meneladani semua sikap, tindakan, dan perilaku gurunya, baik dalam bentuk sifat, perkataan, dan perilakunya. Keteladanan guru kelas sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa. Guru mengajarkan nilai moral pada pelajaran , jujur pada diri sendiri dan terbuka pada kesalahan yang diperbuat, mengajarkan sopan santun kepada siswa dan lain sebagainya. Dan ada juga faktor pendukung dalam pembentukan karakter siswa yaitu dari keluarga, lingkungan dan orangtua. Dana ada juga faktor penghambat dalam pembentukan karakter siswa yaitu dari keluarga yang kurang memperhatikan sikap dan perilaku anaknya dan juga dari teman bermain, lingkungan masyarakat, dan teknologi juga sangan berpengaruh untuk perkembangan karakter siswa. Proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh[9].

Karakter Kejujuran Pembelajaran Daring

Kejujuran harus diterapkan sejak dini, dimana saja dan kapan saja. Guru dapat membuat peraturan yang dapat mengurangu, bahkan meniadakan ketidakjujuran untuk menegakkan kejujuran pada diri siswa di sekolah. Dalam penelitian yang menggunakan kualitatif, yang dilakukan bebagai metode-metode penelitian seperti wawancara, observasi dan dokumentasi, yang memerlukan alat bantu instrumen[10]. Disiplin sekolah sangat penting untuk mendukung pendidikan kejujuran yang ditegakkan. Indikator pencapaian siswa dalam menanamkana kejujuran di sekolah yaitu sebagai berikut:

  1. Menyampaikan sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya.
  2. Bersedia mengakui kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan dirinya.
  3. Tidak suka berbohong.
  4. Tidak memanipulasi fakta/informasi, dan
  5. Berani mengakui kesalahan.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil dan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter kejujuran itu sangat penting untuk siswa, karena kejujuran adalah kunci utama dari perilaku siswa tersebut. Jika siswa sudah memiliki perilaku yang jujur maka siswa tersebut akan terbiasa dengan kejujuran. Maka dari itu, kejujuran harus ditanamkan sejak usia siswa masih kecil. Dan pendidikan karakter juga dilakukan dalam pembelajaran. Pendidikan didalam pembelajaran dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan proses pembelajaran.

Pada saat pandemi Covid-19 orang tua yang sangat berperan penting untuk menumbuhkan perilaku kejujuran kepada anaknya. Selain orang tua memiliki peran tersebut ada juga guru dan masyarakat lingkungan sekitar. Karena pada masa anak usia sekolah dasar sangat rentan akan perilaku terssebut bisa saja tingkah laku menyimpang karena adanya sikap yang tidak baik bisa ditiru oleh siswa tersebut. Maka dari itu, pada saat pandemi orang tua dan guru harus bekerjasama untuk pendidikan karakter siswa.

References

  1. Muhlisin, Pendidikan Karater Menjawab Tantangan Kritis Multdimensional. Jakarta: Bumi aksara. 2010.
  2. Jamal Ma’mur Asmni, (Yogyakarta: diva Press, 2011), Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, hlm. 36-37.