Abstract
This study aims to examine the relationship between profitability, liquidity, and capital structure in the food and beverage sub-sector listed on the Indonesia Stock Exchange from 2017 to 2019. Through quantitative analysis, a purposive sample of 12 companies was selected, and data from annual reports were collected. The study utilized the IBM SPSS Statistics 25 program to analyze the data. The findings reveal that profitability has a positive but insignificant impact on capital structure, while liquidity demonstrates a positive and significant effect on capital structure. These results highlight the importance of managing liquidity effectively and optimizing operations to maintain favorable capital structure decisions. The implications of this study contribute to the understanding of financial management strategies within the food and beverage industry, aiding companies in making informed decisions to enhance profitability and meet short-term obligations.
Highlights:
- Profitability and Liquidity: The study examines the relationship between profitability and liquidity in the context of capital structure decisions in food and beverage companies in Indonesia.
- Impact on Capital Structure: The analysis reveals the influence of profitability and liquidity on the capital structure of the selected companies, providing insights into the financial management strategies within the industry.
- Implications for Decision Making: The findings emphasize the significance of effectively managing liquidity and optimizing operations to maintain a favorable capital structure, aiding companies in maximizing profits and meeting short-term obligations.
Keywords: Profitability, Liquidity, Capital Structure, Food and Beverage Companies, Indonesia.
Pendahuluan
Dewasa ini perkembangan teknologi semakin meningkat drastis dan menjamur di semua bidang dalam kehidupan, yang termasuk di dalamnya adalah bidang ekonomi. Ekonomi tidak akan terlepaas dari adanya teknologi, perekonomian harus berjalan beriringan dengan adanya perkembangan tekonologi dan zaman yang semakin modern ini. Banyak ditemui adanya upgrade atau peningkatan dari hulu sampai hilir utamanya dalam hal produksi yang semakin kesini semakin tidak terbendung kecanggihannya. Hal ini terbukti dari banyaknya tenaga manusia yang digantikan oleh tenaga mesin dan atau robot.
Perusahaan dengan jumlah prosduksi besar sangat menghendaki adanya efektifitas dan efisien dalam semua bidang produksinya, karena didalamnya terdapat perputaran uang yang sangat besar dan waktu yang harus dimanfaatkan secara baik sehingga mewujudkan hasil yang efektif dan efisien[1]. Selain hal tersebut, terdapat modal yang sangat besar yang digunakan untuk mendanai peningkatan teknologi.
Pendanaan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan sehingga tidak terbuang sia-sia. Perusahaan juga harus memilih model struktur modal yang sesuai dengan keadaan perusahaan, pendanaan ini terbagi atas pendanaan atau modal internal dan eksternal. Pendanaan internal diperoleh dari keputusan manajemen yang disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan dan pendanaan eksternal merupakan pendanaan yang diperoleh dari pihak ketiga yaitu bank atau lembaga keuangan lainnya. Pendanaan eksternal diibaratkan bagai pisau bermata dua yang sangat menguntungkan jika digunakan semaksimal mungkin untuk operasional perusahaan kemudian menghasilkan laba yang maksimal dan di sisi lain bisa sangat memberatkan perusahaan jika tidak dikelola dengan baik atau tidak sesuai dengan kondisi perusahaan.
Dalam kenyataannya sub sektor food and bevereges merupakan salah satu sub sekto terbesar yang ada pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, pada periode penelitian ini perusahaan sedang mengalami fluktuasi keuangan yang terjadi pada beberapa perusahaan yang bergerak pada bidang food and bevereges salah satu penyebabnya adalah pada kuartal 3 tahun 2019 terjadi pengaruh adanya sentimen pergantian pemerinyah yang berimbas pada industri, misalnya pada PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2019 tidak bertumbuh dengan baik karena mengalami penurunan laba sebesar 0,5% dibandingkan tahun lalu, padahal pendapatan dari penjualan mengalami peningkatan sebesar 11,09%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan besar sekalipun akan mudah untuk mengalami fluktuasi keuangan yang terbentuk dari pergerakan harga dan kondisi keuangan negara. Hal yang semacam ini juga yang mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dalam pengembangan produk. Dengan tujuan akhir perusahaan menjadi sangat likuid karena dapat memenuhi kebutuhan kewajiban jangka pendeknya secara terencana. Dari sini pula perusahaan harus pandai menentukan keputusan pendanaan modal untuk jangka panjangnya dan menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Struktur modal memiliki keterkaitan yang erat dengan struktur keuangan, dimana kesalahan dalam menentukan jenis pendanaan sangat berdampak besar untuk perusahaan sehingga beban perusahaan akan semakin berat[2]. Strukur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang atau kewajiban jangka panjang dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan perusahaan[3].
Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, dalam penelitian ini menggunakan dua faktor diantaranya adalah profitabilitas dan likuiditas, dengan menggunakan objek penelitian perusahaan sub sektor food and bevereges yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemeilihan kedua variabel ini memiliki dasar pemikiran bahwa kedua variabel tersebut berikaitan dengan faktor internal perusahaan dan berkaitan langsung dengan komposisi dan porsi perusahaan dalam menentukan keputusan pendanaan sebagai faktor pendorong dalam kegiatan operasionalnya, serta perbedaan-perbedaan hasil penelitian yang medorong ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian dengan tema tersebut.
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber yang dimiliki perusahaan pada tingkat penjualan, aset dan modal tertentu dari aktivitas perusahaan secara normal dalam kegiatan operasionalnya[4].
Likuditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban utang jangka pendek [5]. Perusahaan dengan likuiditas tinggi menandakan bahwa jumlah aktiva lancar dalam perusahaan tersebut memilki jumlah aktiva lancar yang besar dibandingkan dengan hutang lancarnya.
Metode Penelitian
A. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian oleh penulis adalah di galeri Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, yang terletak di kampus 1 GKB 3 lantai 3 jl. Mojopahit 666 B Sidoarjo.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sub sektor food and baveragesperiode 2017-2019 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), metode yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, sehingga sampel yang diperoleh sebanyak 12 perusahaan sub sektor food and bevereges yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019.
No | Kode | Nama Emiten |
---|---|---|
1 | MYOR | PT. Mayora Indah Tbk |
2 | CEKA | PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk |
3 | DLTA | PT. Delta Djakarta Tbk |
4 | ICPB | PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk |
5 | INDF | PT. Indofood Sukses Makmur Tbk |
6 | MLBI | PT. Multi Bintang Indonesia Tbk |
7 | PSDN | PT. Prashida Aneka Niaga Tbk |
8 | ROTI | PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk |
9 | SKBM | PT. Sekar Bumi Tbk |
10 | SKLT | PT. Sekar Laut Tbk |
11 | STTP | PT. Siantar Top Tbk |
12 | ULTJ | PT. Ultra Jaya Industry & Trading Company Tbk |
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder dari laporan kuengan tahunan perusahaan food and baverages tahun 2017-2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memenuhi syarat penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data melalui dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat, meneliti, dan menyalin informasi yang telah diperoleh dan berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Data-data tersebut kemudian dikumpulkan dan diseleksi sesuai dengan kriteria peneliti untuk diolah dalam penelitian.
E. Kerangka Konseptual
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang merupakan praduga karena masih harus diuji kebenarannya[6]. Dan dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.
H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal
H2 : Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal
Hasil dan Pembahasan
Analisa Data
1. Deskriptif Statistik
Anlisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah profitabilitas, likuiditas dan struktur modal. Dari data yang diolah menghasilkan statistik deskriptif sesuai gambaran berikut :
N | Minimum | Maximum | Mean | Std. Deviation | |
Statistic | Statistic | Statistic | Statistic | Statistic | |
ROA | 36 | -.07 | .53 | .1166 | .12384 |
CR | 36 | .73 | 8.64 | 2.6819 | 2.02761 |
DER | 36 | .16 | 3.34 | .7981 | .61985 |
Valid N (listwise) | 36 |
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil dari 36 sampel data perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019 yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Variabel profitabiltas (ROA) memiliki nilai maksimum sebesar 0,53 diperoleh pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) pada tahun 2017. Sedangkan nilai minimum sebesar -0,07 diperoleh PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. (PSDN) pada tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) dari variabel petumbuhan penjualan adalah sebesar 0.1166 dengan standar deviasi sebesar 0.12384
- Variabel likuiditas (CR) memiliki nilai maksimum sebesar 8.64 diperoleh pada PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) pada tahun 2017. Sedangkan nilai minimum sebesar -0,73 diperoleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) pada tahun 2019. Nilai rata-rata (mean) dari variabel petumbuhan penjualan adalah sebesar 2,6819 dengan standar deviasi sebesar 2,02761.
- Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu struktur modal yang di proksikan dengan Debt to Equity Ratio. Nilai maksimum sebesar 3,34 diperoleh PT. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. (PSDN) pada tahun 2019. Sedangkan nilai minimum sebesar 0,16 diperoleh PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) pada tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) dari variabel struktur modal adalah sebesar 0,7961 dengan standar deviasi sebesar 0,61985.
2. Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
Uji normalitas betujuan untuk mengetahui hasil uji apakah variabel dependen dan independen terdistribusi normal atau tidak normal. Data yang terdistribusi secara tidak normal maka akan menghasilakn bias dalam sebuah hasil penelitian, sehingga model yang baik adalah data yang terdistribusi secara normal. Berikut adalah hasil uji normalitas dalam penelitian ini :
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui pola titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini berarti variabel pengganggu atau residual keduanya mempunyai distribusi normal karena pola titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut.
B. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan yang sempurna atau sangat tinggi antar variabel independen dalam sebuah model regresi. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini :
Model | Collinearity Statistics | ||
Tolerance | VIF | ||
1 | (Constant) | ||
ROA | .972 | 1.029 | |
CR | .972 | 1.029 | |
a. Dependent Variable: DER |
Dari tabel diatas diketahui nilai dari tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 sehingga model regresi ini bebas dari problem multikolinearitas.
C. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan periode sebelumnya. Berikut hasil uji Autokorelasi dalam penelitian ini :
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | .623a | .388 | .351 | .49950 | 2.158 |
a. Predictors: (Constant), CR, ROA | |||||
b. Dependent Variable: DER |
Berdasarkan hasil diatas didapatkan nilai d hitung, d hitung digunakan untuk menentukan batas atas (du) dan batas bawah (dl) sesuai kriteria pengambilan keputusan adanya gejala autokorelasi. Nilai du dan dl didapatkan dari tabel Durbin-Watson dengan kriteria sampel yang digunakan sejumlah n=36 dan 2 variabel independent (k=2). Diperoleh hasil tabel distribusi nilai tabel Durbin-Watson yaitu sebesar 1,654.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan uji Durbin-Watson, hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif diterima karena nilai d terletak pada kriteria du < d < 4-du = 1,654 < 2,158 < 2,346. Dengan hasil ini disimpulkan bahwa penelitian ini tidak mengalami gejala autokorelasi positif maupun negatif.
D. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini digunkan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengematan model regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas yaitu yang memiliki kesamaan varian, selain itu variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain harus tetap. Jika mengalami perbedaan maka terjadi Heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil uji hetersokedastisitas dalam penelitian ini :
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, dan tidak tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian ini terbebas dari gejala Heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel bebas dan terikat, yaitu profitabilitas dan likuiditas terhadap struktur modal. Hasil regresinya adalah sebagai berikut:
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 1.294 | .152 | 8.496 | .000 | |
ROA | .157 | .692 | .031 | .227 | .821 | |
CR | -.192 | .042 | -.627 | -4.539 | .000 | |
a. Dependent Variable: DER |
Berdasarkan tabel diatas diperoleh model regresi sebagai berikut :
Y = 1,294 + 0,157 X1 – 0,192 X2
Dimana :
Y= Struktur modal
X1= Profitabilitas
X2= Likuiditas
Dari persamaan regresi tersebut maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
- Nilai konstanta struktur modal (Y) sebesar 1,294 yang menyatakan bahwa jika variabel X1 dan X2 sama dengan nol yaitu proftabilitas (X1) dan likuditas (X2) adalah sebesar 1,294
- Koefisien X1 sebesar 0,157 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel X1 (profitabilitas) sebesar 1% maka profitabilitas meningkat sebesar 0,157.
- Koefisien X2 sebesar -0,192 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel X2 (likuiditas) sebesar 1% maka liukuiditas menurun sebesar -0,192.
4. Uji Hipotesis
1. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah profitabilitas dan likuiditas secara individual memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Pengujian ini dilakukan untuk mencari pengaruh paling besar diantara variabel indepen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal
H2: Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal
Sehingga bentuk pengujiannya adalah sebagi berikut :
- Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H1 ditolak, artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal
- Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H2 diterima, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 1.294 | .152 | 8.496 | .000 | |
ROA | .157 | .692 | .031 | .227 | .821 | |
CR | -.192 | .042 | -.627 | -4.539 | .000 | |
a. Dependent Variable: DER |
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Diketahui nilai Signifikansi (Sig) dari variabel profitabilitas adalah sebesar 0,821, karena nilai Sig. 0,821 > 0,05. maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak. Artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal
- Diketahui nilai Signifikansi (Sig) dari variabel likuiditas adalah sebesar 0,000, karena nilai Sig. 0.000 < 0,05. maka dapat disimpulkan bahwa H2diterima. Artinya likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui kontribusi dari seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji koefisien determinasi :
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .623a | .388 | .351 | .49950 |
a. Predictors: (Constant), CR, ROA | ||||
b. Dependent Variable: DER |
Dari tabel diatas diperoleh hasil koefisien determinasi sebesar 0,351. Hal ini mengindikasikan bahwa 35,1% struktur modal dipengaruhi oleh 2 variabel yang diteliti yaitu profitabilitas dan likuiditas. Sedangkan 64,9% struktur modal dipengaruhi oleh variabel yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
Pembahasan
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Variabel profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Return On Asset. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019, seperti yang ditunjukkan oleh hasil nilai signifikansi sebesar 0,821, yang berarti nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dapat diartikan bahwa profitabilitas sebesar 1 satuan akan memberikan dampak kenaikan terhadap struktur modal sebesar 0,821. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa perusahaan lebih memprioritaskan adanya pendanaan luar karena untuk meghasilkan laba yang besar perusahaan harus memiliki modal yang besar pula, sehingga dapat mencapai keuntungan yang maksimal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [7] yang mengatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktru modal dikatakan bahwa keuntungan perusahaan tidak digunakan untuk dikelola sebagai pendanaan tambahan dalam perusahaan melainkan untuk dibagikan kepada para pemegang saham, inilah yang mengakibatkan perusahaan harus memilih alternatif lain dengan menggunakan pendanaan luar atau pendanaan asing berupa utang sehingga memperbesar nilai struktur modalnya.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh [8]yang mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal, dikatakan bahwa tingkat keuntungan yang tinggi akan mengurangi ketergantungan pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaannya yang dihasilkan dari laba ditahan sebelum menggunakan sumber dana eksternal seperti hutang.
2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Variabel likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Current Ratio. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019, seperti yang ditunjukkan oleh hasil nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000, yang berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dapat diartikan bahwa likuiditas sebesar 1 satuan akan memberikan dampak kenaikan terhadap struktur modal sebesar 0,000. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa perusahaan lebih memprioritaskan pendanaan laur karena nilai dan jumlahnya pasti sehingga tidak perlu lagi memandang perusahaan untuk mendukung operasional perusahaan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [9] yang mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal, dengan asumsi bahwa perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi memiliki dan internal yang besar sehingga perusahaan akan lebih memilih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal (hutang).
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh [10]yang mengatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dikatakan bahwa semakin besar likuiditas perusahaan maka struktur modalnya akan semakin berkurang karena perusahaan yang mempunyai aktiva lancar yang besar yang memiliki kemampuan untuk membayar hutangnya lebih besar.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
- Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa perusahaan lebih memprioritaskan adanya pendanaan luar karena untuk meghasilkan laba yang besar perusahaan harus memiliki modal yang besar pula, sehingga dapat mencapai keuntungan yang maksimal.
- Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa perusahaan lebih memprioritaskan pendanaan dari pihak ketiga karena nilai dan jumlahnya pasti sehingga tidak perlu lagi memandang hasil dari perusahaan untuk mendukung operasional perusahaan.
References
- V. S. Hidayat and D. Debbianita, “THE EFFECT OF PROFITABILITY AND LIQUIDITY TOWARDS THE CAPITAL STRUCTURE ON RETAIL COMPANIES THAT ARE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE IN THE PERIOD OF 2014 – 2015,” Compet. J. Akunt. dan Keuang., 2020, doi: 10.31000/c.v4i1.2362.
- R. Wulandari, A. Wijayanti, and E. M. W, “Pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, likuiditas dan rasio utang terhadap struktur modal pada perusahaan farmasi di bei,” J. Akunt. dan Sist. Teknol. Inf., 2018.
- M. Z. Hakim and A. Dinda, “EFFECT OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, SALES GROWTH, BUSINESS RISK, AND ASSET STRUCTURE ON CAPITAL STRUCTURE,” J. Akad. Akunt., vol. 3, pp. 224–243, 20AD.
- R. Dewi, M. Suci, and A. N. Y. M. Mahardika, “PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE DI BEI,” Prospek J. Manaj. dan Bisnis, 2020, doi: 10.23887/pjmb.v1i2.23155.
- Kasmir, Pengantar Manajemen keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2010.
- P. D. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2016.
- N. Prabowo, D. S. P. A. Harimurti, and F. Harimurti, “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Likuiditas, Struktur Aktiva, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal,” J. Akunt. dan Sist. Teknol. Inf., 2018.
- Thomas Firdaus Hutahean; Dewita Purba, “Pengaruh Struktur Aset, Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Subsektor Perdagangan Besar Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015,” J. Bus. Econ. Res., vol. Vol 1, No., pp. 254–257, 2020.
- A. S. Rahmayanti, Sev; Nugroho, “The Effect Of Probability And Liquidity Against Capital Structure (Case Study In Registered Property and Real Estate Sector Companies On The Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2014-2018),” J. Ekon. dan Bisnis, 2020.
- I. A. N. Sari, Ni Luh Putu Ayu Yunia; Sumarsih, Ni Made; Yuliastuti, “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Likuditas Terhadap Struktur Modal,” J. Ekon., 2019.