Abstract
This article was created for the results of research on the effectiveness of online learning in PAI subjects at MTsN Tembelang Jombang. Research Methods This article uses a qualitative method with a case study approach with the type of domain analysis with analytical techniques. Qualitative research is research conducted directly in the field to find all activities or direct phenomena that occur in an object under study. And for the type of analysis domain, it describes a broad and general analysis, but it is not detailed yet and is still comprehensive. The subjects in this study were class VII D students, which amounted to approximately 30 students, during this pandemic they carried out learning with whatsapp and google classroom media where the application requires a strong and stable signal so that learning can be carried out properly. Based on the discussion, it can be concluded that online online learning can be said to be quite effective.
Pendahuluan
Dorongan-dorongan inovatif ini juga telah memasuki dunia pengajaran, melahirkan berbagai model pembelajaran untuk dikoordinasikan guna memanfaatkan inovasi secara unggul, dengan kepercayaan untuk memperluas hasil belajar yang lebih sukses. Salah satu pemanfaatan inovasi ini adalah Google Classroom sebagai media pembelajaran dengan memanfaatkan Internet untuk mendapatkannya. Tidak dapat disangkal bahwa saat ini pelanggan telepon pintar, baik dari kalangan pelajar maupun mahasiswa, berkembang pesat sehingga mudah bagi siapa saja untuk mengaksesnya, di mana saja dan kapan saja.[2]
Penggunaan media pembelajaran sangat mempengaruhi reaksi siswa, dengan media pembelajaran persiapan pembelajaran akan lebih aktif, dinamis dan inventif serta dapat menumbuhkan minat dan inspirasi siswa untuk menghafal. Selanjutnya, peran seorang pengajar saat ini sangat dibutuhkan, bukan karena cakap dan kompeten di bidangnya tetapi mampu memperluas informasi, menguasai dan menciptakan media pembelajaran, serta mampu membuat langkah pencapaian pembelajaran dalam pemahaman dengan tolok ukur kompetensi, kompetensi dan petunjuk penting. Selain penggunaan Google Classroom di tengah merebaknya COVID-19, ada juga aplikasi WhatsApp yang juga bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran online . [3]
Dalam pengaturan latihan pembelajaran, penting untuk mempertimbangkan kelangsungan hidup, yang berarti sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai seperti yang diantisipasi. Ciri-ciri kecukupan suatu program pembelajaran adalah berhasil mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan pedoman yang telah ditetapkan, memberikan pengalaman belajar yang menarik, secara efektif mengikutsertakan siswa untuk mendukung pencapaian tujuan arahan dan memiliki kantor yang mendukung penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran..
Kelangsungan program pembelajaran tidak dilihat dari tingkat pencapaian pembelajarannya, tetapi juga harus disurvei dari segi bentuk dan sarana penunjangnya. Kecukupan metode pembelajaran dapat berupa derajat yang berkaitan dengan tingkat keberhasilan suatu pegangan pembelajaran. Kecukupan dapat diukur dengan melihat siswa tertarik pada latihan-latihan pembelajaran. Artikel ini akan menganalisis isu kelangsungan pembelajaran online di tengah Meluasnya Covid-19.[4]
Metode Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran melalui Teknologi Daring pada Mapel PAI di MTsN Tembelang Jombang” penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jenis penelitian kualitatif merupakan penilitian yang mengharuskan peneliti berangkat kelapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan ilmiah. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siwa-siswi kelas VIII D di MTSN Tembelang Jombang, karena menurut peneliti para siswa-siswi yang masih duduk dikelas SMP/MTS mereka baru saja mengenal sistem pembelajaran daring.[5]
Teknik pengumpulan data dalam jenis penelitian kualitatif ini menggunakan observasi dan wawancara.Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik domain analisis. Pengkajian atas munculnya pemikiran ini adalah karena difokuskan untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari protes yang sedang dipertimbangkan, tanpa harus merinci secara rinci komponen-komponen yang ada dalam kecerdasan penyelidikan proses tersebut..[6]
Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran daring ialah sebuah pendidikan formal yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan gambaran lokasi antara murid dan guru berbeda, misal sama-sama di rumah sendiri intinya tidak langsung bertatap muka antara guru dan murid. Jadi pembelajaran daring ini memerlukan alat komunikasi berupa media yang dapat menghubungkan antara keduanya. Pembelajaran model seperti ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.[7]
Pembelajaran daring ini telah dilaksanakan di MTsN Tembelang sejak awal pandemi COVID-19 ini. Untuk pembelajaran daring pada mata pelajaran PAI ini, bahwasanya guru dan siswa menggunakan media berupa whatsapp dan google form yang disepakati oleh pihak sekolah sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan informasi seputar pelajaran PAI. Ada juga manfaat untuk aplikasi whatsapp sendiri ialah dapat saling memberikan informasi antara murid dan guru dalam bentuk file teks, suara, gambar, atau bahkan file berbentuk video. Sementara untuk aplikasi google form bermanfaat untuk membantu para guru guna sebagai penilaian siswa dan masih banyak lagi kegunaannya.[8]
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dan narasumber, disimpulkan bahwasanya dikarenakan terjadi pandemi COVID-19 ini dan aturan dari dinas pendidikan maka pembelajaran tatap muka yang biasanya dilakukan dilingkungan sekolah sementara sampai saat ini diganti dengan pembelajaran daring yang dilakukan dirumah masing-masing. Pembelajaran daring ini dimulai pada sekitar bulan Maret 2020.
Dengan adanya pembelajaran daring ini, semua guru tentunya berfikiran akan terjadi suatu masalah atau kendala yang dihadapi oleh guru maupun siswanya, dikarenakan ada banyak guru dan siswa yang belum mengetahui bagaimana cara kerja sistem pembelajaran daring ini dilakukan. Masalah seperti ini harus dianggap serius oleh pihak sekolah dan memberi keringanan atau kemudahan untuk para guru agar memperbolehkan memakai media pembelajaran berbentuk apa saja yang telah disepakati oleh pihak sekolah. Dengan begitu, guru akan lebih mudah untuk memberikan materi pelajaran kepada siswanya tanpa kendala yang dialami.[9]
Dilihat dari wawancara tentang media daring, guru dan para siswa setuju kalau pembelajaran daring ini menggunakan media berupa whatsapp dan google form karena dianggap media yang paling efektif digunakan dimasa pandemi seperti ini. Cara untuk menggunakan media seperti ini yaitu, guru akan memberikan perintah langsung kepada ketua kelas kelas tersebut melalui chat personal atau chat grup whatsapp, baik itu berupa teks, voice note, video pembelajaran maiupun berbentuk gambar. Lalu siswa akan melaksanakan perintah yang diberikan oleh guru yang bersangkutan tersebut. Seperti pengumpulam tugas harian yang berupa gambar, file pdf, bahkan rekaman video. Guru dan siswa menggunakan aplikasi whatsapp ini karena dianggap aplikasi yang sudah umum digunakan oleh masyarakat dan tentunya sudah tidak asing lagi.
Dan untuk aplikasi google form ini digunakan oleh guru untuk mengabsen siswanya, memberikan ulangan harian maupun ulangan semester. Google form ini merupakan fitur yang disediakan oleh google dan fitur ini dijadikan oleh sekolah MTsN Tembelang menjadi salah satu media pembelajaran daring pada mata pelajaran PAI. Akan tetapi fitur ini terdapat kendala yang dialami oleh para guru dan siswa pada awal penggunaan fitur ini untuk pembelajaran daring yang dilaksanakan.[10]
Sehingga salah satu guru mata pelajaran PAI mengatakan bahwasanya ada banyak sekali keluhan yang dialami siswa akan penggunaan fitur google form tersebut dikarenakan mereka yang biasanya melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung tiba-tiba diubah menjadi pembelajaran online menggunakan aplikasi yang belum pernah mereka operasikan. Dan ditambah lagi mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli paket data agar bisa terhubung ke jaringan internet. Dan ada pula kendala yang dialami para siswa yang rumahnya jauh dari tower signal, terkadang mereka kesusahan untuk mendapatkan signal yang stabil agar bisa mengikuti pembelajaran online tersebut.[11]
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan bantuan para narasumber dan pembahasan dari pengumpulam data yang menjadi fokus dalam penelitian yang bertemakan keefektifan pembelajaran daring dalam masa pandemi ini tampak terpapar jelas pada bab-bab diatas bahwasanya pembelajaran daring ini terdapat banyak manfaat bagi para siswa dan guru, namun juga terdapat kendala yang dialami. Disini terdapat dua kesimpulan sebagai berikut;
- Dalam pembelajaran daring di MTsN Tembelang ini para siswa dan semua guru menggunakan media online yaitu media Classroom dan WhatsApp. Untuk awal mula pembelajaran menggunakan media tersebut, para guru dan siswa mengalami kesulitan dikarenakan baru mengenal media classroom. Akan tetapi setelah melewati beberapa proses pembelajaran online, akhirnya semua guru mampu mengoperasikan media tersebut dengan mudah. Siswa pun juga mampu melakukan pembelajaran melalui media tersebut.
- Dilihat dari semua sisi masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, model pembelajaran daring tersebut masih sangat kurang efektif karena membuat guru dan siswa merasa kesulitan akibat masih banyak yang belum tahu tentang bagaimana cara kerja pembelajaran daring ini. Pembelajaran daring seperti ini harus terus ditingkatkan dan lebih diperhatikan pada cara kerja guru maupun siswa. Seperti halnya yang diharapkan oleh guru pengampu mata pelajaran PAI bahwasanya masih banyak media online yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran daring, seperti zoom meeting, google clashroom, bahkan juga ada E-learning yang bisa digunakan agar kemampuan guru dan siswa mengenai pembelajaran daring terus meningkat.
References
- Febrianti, Ima. Implementasi Penggunaan Google Classroom Pada Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelas VI Dasar. Skripsi (2021). hlm,. 7.
- Afifatu Rohmawati, “Efektivitas Pembelajaran: dalam Jurnal Pendidikan Usia Dini, (Jakarta: dan Penerbit Universitas Negri Jakarta), No. 9/Edisi 1, April 2015. Hal. 17.
- Hendra Pranajaya dan Wicaksono, Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp (WA) di Kalangan Pelajar: Studi Kasus di Mts Al Muddatsiriyah dan Mts Jakarta Pusat, Universitas YARSI, ORBITH VOL. 14 NO. 1 Maret 2018, hlm. 59 – 67.
- Fauzia Nureza, Dampak Covid-19 Terhadap Efektivitas Pembelajaran Daring Pendidikan Islam, Jurnal Al-Mau’izhoh, Vol. 2, No. 2, November,2020
- Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2013), Edisi Revisi, cet 31, h. 26.
- Musfiqon, Panduan Lengkap Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2012), 120.
- Ali Muhson “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi” (Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2010), hlm.2.
- Ennoch Sindang “MAnfaat Media Sosial dalam Ranah Pendidikan Dan Pelatihan” (Jakarta: Pusdiklat Knpk, 2013), hlm.1
- Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 19, Nomor 1, Maret 2018, 19-30.
- Jumiatmoko, “Whatsapp Messenger dalam Tinjauan Manfaat dan Adab” (Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial, Vol. 3 No. 1, April 2016). hlm.52
- Jurnal Pendidikan Islam Volume 11, Nomor 2, November 2020