Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2693

The Relationship Between Academic Regulation And Academic Flow In Junior High School Students


Hubungan Antara Regulasi Akademik Dengan Flow Akademik Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

academic self-regulation academic flow junior high school students mathematics subjects

Abstract

Students of SMP Negeri 2 Dawarblandong have problems in academic flow, namely students feel unable to concentrate fully and do not enjoy learning and doing math assignments. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between academic self-regulation and academic flow in students of SMP Negeri 2 Dawarblandong in Mathematics. This study uses correlational quantitative methods, the population is all students of SMP Negeri 2 Dawarblandong from grades 7-9 with a total of 510. And the sample is 224 students. The data collection technique used was the academic self-regulation scale with a reliability value of 0.923 and the academic flow scale adapted the flow inventory for students scale with a reliability value of 0.765. The data analysis method uses Spearman's rho correlation with r value = 0.549 and p value = < .001, it can be interpreted that there is a significant relationship between academic self-regulation variables and academic flow. The magnitude of the effect of academic self-regulation on academic flow is quite large (0.549).

Pendahuluan

Sekolah merupakan kebutuhan dan hal yang penting bagi setiap orang [1]. Pendidikan pada umumnya dipisahkan di berbagai tingkatan, seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan kemudian kuliah atau magang di perusahaan [2]. Lewat pendidikan, dalam sehari - hari kehidupan siswa tidak lepas dari aktivitas akademik misalnya mengerjakan tugas dari pagi hingga sore bahkan sekitar waktu malam. Menurut Prihandrijani [3] kecenderungan dalam belajar ini sering membuat siswa kurang nyaman, lelah, dan kehilangan inspirasi.

Masa remaja memiliki makna yang luas termasuk dalam perkembangan mental, emosional, fisik. Menurut Santrock [4] masa remaja atau pra-dewasa merupakan kemajuan dari masa remaja ke masa, yang membentuk perubahan - perubahan secara kognitif, biologis, sampai dengan sosioemosionalnya. Siswa sekolah menengah pertama mereka berusia 12 sampai 15 tahun. Siswa saat ini berada pada masa remaja, dimana terjadi kemajuan dan peningkatan pada diri manusia baik secara fisik, mental, maupun sosial [5], [6].

Siswa SMP adalah remaja dalam tahap negatife. Secara umum, karakteristik ini negative untuk kinerja fisik dan psikologis, dan juga negative untuk lingkungan sosial, baik dalam hal menghindari lingkungan atau dalam hal agresivitas terhadap lingkungan [7]. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi siswa sekolah menengah adalah terkait dengan pembelajaran matematika, salah satu mata pelajaran yang wajib yang diajarkan dalam sistem pendidikan, dan mata pelajaran penting untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan di sekolah, keluarga, dan pekerjaan. Menghitung akan mengajarkan seseorang untuk berpikir logis dan membantu siswa memecahkan masalah dalam mata pelajaran yang lain [8].

Dalam dunia pendidikan, sudah menjadi hal yang lumrah ketika siswa seringkali tidak percaya dengan kemampuannya atau hanya bergantung pada nasibnya saja [9]. Padahal untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan akademik dengan hasil yang maksimal, setiap individu harus dapat fokus dan menikmati kegiatan akademik. situasi ini disebut dengan flow akademik [10]. Menurut Csikzentmihalyi [3] kondisi flow yang terjadi selama kegiatan akademik disebut dengan flow akademik. Flow akademik adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat berkonsentrasi dan menikmati kegiatan akademik[1].

Flow akademik yang dimaksud yaitu di mana siswa dapat menikmati setip kegiatannya dengan rasa senang, memusatkan perhatian pada hal yang sedang dilakukannya, merasa nyaman saat melakukan kegiatanya, memiliki motivasi besar yang datang dari diri mereka sendiri, dan merasa bahwa waktu akan segera berlalu saat melakukan kegiatannya [11]. Ciri - ciri ketika seseorang mengalami kondisi flow akademik seperti, merasa senang dan berpartisipasi penuh dalam menyelesaikan suatu tugas. Ini membuat individu merasa tugas lebih mudah dan sederhana [1]. Menurut Bakker [1] terdapat tiga aspek dalam flow yaitu absorption, mengarah kepada konsentrasi penuh terhadap semua perhatian, kewaspadaan, dan focus pada apa yang sedang berlangsung hingga tidak memperdulikan kejadian di sekitarnya. Enjoyment muncul saat melakukan kegiatannya, dan individu bisa terlibat di dalam kegiatan atau aktivitas tersebut untuk waktu yang lama. Intrinsic motivation mengarah pada tindakan yang mengarah pada tindakan yang mengacu pada kesenangan dan rasa puas dalam tindakan yang mereka lakukan saat ini.

Flow akademik diketahui sangat mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran siswa. mengingat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shernoff [12] menunjukkan bahwa siswa yang menjalani proses pembelajaran lebih siap untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, meningkatkan proses pembelajaran , dan memiliki lebih banyak semangat untuk tugas-tugas yang menantang, dan siswa yang lebih baik dalam pemahaman cenderung lebih termotivasi, emosional dan memperhatikan prestasi akademiknya dari siswa lainnya. Hasil penelitian terdahulu sebagian besar siswa SMA Adabiah Padang sudah memiliki flow akademik yang tergolong sedang, yakni 50% [11].

Namun, tidak semua siswa memiliki flow akademik yang baik berdasarkan angket yang dibagikan peneliti, terdapat fenomena flow akademik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dawarblandong dalam pelajaran matematika. Posisi tertinggi sebanyak 70% responden yang berada pada absorption yang mana siswa kurang bisa berkonsentrasi saat belajar dan mengerjakan tugas matematika. Posisi yang kedua berada pada Intrinsic motivation yang mana siswa merasa kurang adanya semangat untuk mengerjakan tugas atau belajar matematika tanpa adanya dorongan dari guru atau orang sekitar. Posisi terakhir berada pada Enjoyment siswa merasa senang dan kurang senang saat belajar dan mengerjakan tugas matematika. Dari ketiga aspek tersebut terdapat dua aspek yang menandakan adanya fenomena flow akademik di SMP Negeri 2 Dawarblandong yaitu dari aspek absorption dan Intrinsic motivation yang mana siswa kurang bisa berkonsentrasi dan bersemangat saat belajar dan mengerjakan tugas matematika.

Selain data yang diperoleh dari angket tersebut, penulis juga melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana fenomena flow akademik yang terjadi pada siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong. Berikut adalah hasil dari wawancara yang dilakukan penulis :

Fenomena Flow Akademik juga terjadi di SMP Negeri 2 Dawarblandong. Berdasarkan wawancara dari salah satu murid kelas VII menuturkan:

“aku itu mbak kurang suka pelajaran matematika karena materinya susah dipahami mbak, jadinya kalau belajar itu sering gak bisa konsen mbak. Apalagi kalau mengerjakan PR sendiri suka pusing mbak ngerjakannya kalau udah gitu biasanya tak tinggal hpan mbak sambal nunggu temenku yang sudah selesai baru aku minta di jelasin.”

Kutipan dari hasil wawancara dari siswa lainnya :

sebenernya belajar matematika itu gak susah kak cuman aku itu sering susah untuk fokus belajar kak, jadinya aku susah buat memahami materinya kak. Kayak barusan aja ya kak aku habis belajar matematika sangking susah materinya masuk ke otak akhirnya aku belajar sambil nangis kak”

Berdasarkan hasil kedua wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa yang dialami siswa SMP adanya indikasi kurangnya flow akademik pada pelajaran matematika. Hal ini yang kemudian tergambar melalui tidak dapat berkonsentrasi penuh dan tidak enjoy dalam pelajarannya sehingga dia memilih untuk mengobrol dengan temannya, selain itu dia juga tidak memperoleh kesenangan saat melakukan aktivitasnya. Hal ini sesuai dengan tiga aspek flow akademik yaitu enjoyment dimana individu dapat melakukan kegiatannya dalam waktu yang lama dan konsentrasi (Absorption) konsentrasi berpusat pada apa yang dilakukannya, sehingga mengakibatkan individu tidak menyadari apa yang ada disekitarnya, dan Intrinsic motivation dimana sesorang perlu melakukan tindakan untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari aktivias yang dilakukan.

Csikszentmihalyi [13] menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan seseorang mengalami flow akademik, yaitu : faktor dari individu dan faktor dari lingkungan. Faktor dari individu (person factor), yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas. Faktor dari lingkungan (environtment factor), yaitu berkaitan dengan kompleksitas tugas yang dibebankan kepada seseorang. Faktor lain yang berhubungan dengan flow akademik meliputi student engagement, motivasi berprestasi, regulasi diri akademik, dukungan sosial, stress akademik, self esteem, self efficacy [13].

Regulasi diri didefinisikan sebagai metode yang digunakan setiap orang untuk mencapai tujuan. Ada dua stategi yang terkait, yaitu assessment dan locomotion [14]. Menurut Woolfolk [15] regulasi diri (self-regulation) adalah proses pengaturan diri dimana setiap orang mengatur pikiran, perilaku dan perasaan untuk mencapai tujuan. Jika asumsi itu menyangkut dengan pembelajaran, maka itu merupakan regulasi diri akademik (self regulated learning).

Aspek – aspek regulasi diri akademik menurut Zimmerman [16] adalah sebagai berikut : 1) Metakognitif. Metakognitif bagi orang yang mengalami regulasi diri adalah orang yang dapat merancang, mengatur, mengukur, dan melatih sesuatu dengan kebutuhannya sendiri. Misalnya, fokus dalam hal belajar. 2) Motivasi. Motivasi ialah komponen kebutuhan pengendalian yang berhubungan dengan kemampuan. 3) Perilaku. Perilaku adalah upaya yang dilakukan individu untuk menegdalikan dirinya, memilih, dan menggunakan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitasnya.

Setiap siswa dengan regulasi diri akademik yang baik memiliki tujuan belajar, dan dapat mengendalikan waktu dan tenaganya dalam mengerjakan tugasnya, dan juga mau menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan [16]. Menurut hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa selayaknya setiap siswa harus memiliki regulasi diri akademik sebagai pengendali untuk mencapai kondisi flow akademik. Setiap siswa dapat memenuhi kondisi flow akademik, tetapi pencapaianya bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya [11]. Dengan ini membantu kita untuk mengingat adanya hubungan antara regulasi diri akademik dan flow akademik pada siswa. Jadi keterkaitan antara Regulasi diri akademik dengan Flow akademik adalah jika Regulasi diri akademik yang tinggi maka Flow akademik juga akan tinggi. Karena siswa yang dapat mengendalikan diri atau dapat menyusun strategi untuk pembelajarannya, maka itu dapat berpengaruh pada apa yang yang akan dikerjakannya. Siswa akan lebih bisa mengikuti atau lebih fokus dalam pembelajaran, serta adanya dorongan dari dalam dirinya untuk menyelesaikan tugas - tugasnya.

Melihat hasil yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti ingin memahami dan mempelajari Hubungan Antara Regulasi Diri Akademik Dengan Flow Akademik Pada Siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong Dalam Pelajaran Matematika.

Metode Penelitian

Metode pada penelitan ini menggunakan kuantitatif, ialah sebuah metode untuk mengalisis populasi dan sampel tertentu, menggunakan alat penelitian untuk mengumpulkan data, analisis kuantitatif atau statistic untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan [17]. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk menguji sejauh mana perubahan suatu variabel terkait dengan perubahan penggunaan satu ataupun lebih variabel berdasarkan pada [18]. Desain penelitian ini bukan eksperimental karena menggunakan analisis statistik untuk mengintepretasikan hasil setiap pengukuran dan tidak memberikan tugas khusus bagi peserta penelitian tersebut.

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong dengan populasi sebanyak 510 siswa dan sampel yang didapatkan dengan tabel slovin sebanyak 224 siswa. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampelnya menggunakan probability sampling dengan jenis stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala psikologis untuk mengukur dua variabel, model skala yang digunakan peneliti adalah model skala likert. Model skala likert digunakan untuk mengukr sikap, pendapat dan persepsi individu atau kelompok terhadap fenomena sosial. Penelitian ini menggunakan metode korelasi product moment spearman’s rho untuk menguji hipotesis, dengan menggunakan JASP (Jeffrey’s Amazing Statistics Program).

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data menggunakan uji asumsi terhadap data penelitian kedua variabel. Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas dan uji linieritas. Selain itu, peneliti juga menganalisis data untuk menguji hpotesis pada dua variabel.

Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sebaran normal pada masing – masing variabel [19]. Uji normalitas dihitung dengan bantuan SPSS 25 for windows menggunanakan model One-Sampel Kolmogorov-Smirnov. Dang menggunkan pedoman jika nilai sig p < 0.05 maka berdistribusi tidak normal dan jika nilai sig p > 0,05 maka berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 224
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 3,27559899
Most Extreme Differences Absolute ,076
Positive ,076
Negative -,048
Test Statistic ,076
Asymp. Sig. (2-tailed) ,003c
Table 1.Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov diatas, maka diketahui nilai signifikasi variabel regulasi dari akademik dengan flow akademik sebesar 0,003 < 0,05. Sehingga dapat diartikan bahwa kedua variabel berdistribusi tidak normal.

Uji Linieritas

Uji linieritas ialah pengujian pada garis regresi antara variabel bebas dan variabel tergantung. Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah garis lurus dapat ditarik dari sebaran data variabel - variabel penelitian [9]. Uji linieritas menggunakan bantuan SPSS 25 for windows dengan mengacu pada nilai Signifikansi Deviation from Linierity. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linier jika sig > 0,05, dan hubungan kedua variabel dikatakan tidak linier jika sig < 0,05.

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Flow Akademik * Regulasi Diri Akademik Between Groups (Combined) 2012,992 53 37,981 3,935 ,000
Linearity 1261,311 1 1261,311 130,665 ,000
Deviation from Linearity 751,681 52 14,455 1,498 ,029
Within Groups 1641,008 170 9,653
Total 3654,000 223
Table 2.Hasil Uji Linieritas

Berdasarkan hasil uji linieritas diatas nilai Sig. Deviation from Linearity sebesar 0,029. Dapat diartikan bahwa nilai Sig. Deviation from Linearity lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier antara data regulasi diri akademik dengan flow akademik. Uji Analisis data berdasarkan hasil uji asumsi diatas dapat diperoleh bahwa data regulasi diri akademik dengan flow akademik berdistribusi tidak normal dan memiliki hubungan yang linier. Sehingga peneliti dapat melakukan tahap selajutnya, yaitu melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode korelasi product moment Spearman's rho dengan bantuan JASP (Jeffrey's Amazing Statistics Program) versi 0.13.1.0 for windows. Hipotesis yang diajukan yaitu terdapat hubungan positif antara regulasi diri akademik dengan flow akademik pada siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong dalam pelajaran matematika.

Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji asumsi dengan menggunakan uji normalitas dan uji linieritas pada kedua variabel, selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis untuk mengetahui hubungan positif antara regulasi diri akademik dengan flow akademik pada siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong dalam pelajaran matematika dengan menggunakan bantuan JASP (Jeffrey's Amazing Statistics Program). Berikut adalah hasil uji hipotesis yang telah dilakukan :

Spearman's Correlations
Spearman's rho p
Regulasi Diri - Flow 0.549 *** < .001
* p < .05, ** p < .01, *** p < .001
Table 3.Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel diatas diketahui nilai r = 0.549 dan nilai p = < .001 dimana nilai tersebut < 0.05 sehingga dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan antara antara variabel regulasi diri akademik dengan flow akademik. Diketahui nilai r sebesar 0.549*** dan bernilai positif, maka arah hubungan antara regulasi diri akademik dengan flow akademik positif. Sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan positif antara regulasi diri akademik dengan flow akademik dalam pembelajaran matematika pada siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong. Semakin tinggi regulasi diri akademik pada siswa maka tingkat flow akademik siswa semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah regulasi diri akademik siswa maka tingkat flow akademik siswa semakin rendah juga. Diketahui juga nilai besaran efeknya tergolong besar (0.549) berdasarkan tabel besaran efek dari Dr Mark Goss-Sampson [20].

Kategorisasi

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Regulasi Diri Akademik 224 75,00 148,00 110,1920 11,88411
Flow Akademik 224 19,00 40,00 29,7500 4,04792
Valid N (listwise) 224
Table 4.Standart Deviasi dan Mean

Berdasarkan tabel diatas hasil mean teoritik (µ) pada variabel regulasi diri akademik sebesar 110,19 dengan standart deviasi (σ) sebesar 11,8. Pada variabel flow akademik hasil mean teoritik (µ) sebesar 27,7 dan standart deviasi (σ) sebesar 4,04. Berikut adalah norma yang digunakan untuk mengkategorisasikan variabel regulasi diri akademik flow akademik yang dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Kategori Norma Skor
Regulasi Diri Akademik Flow Akademik
Rendah X < µ – 1 σ < 98 < 26
Sedang µ – 1 σ < X < µ + σ 98 - 122 26 - 34
Tinggi µ + 1 σ < X > 122 > 34
Table 5.Kategori Skor Regulasi Diri Akademik Dengan Flow Akademik

Berdasarkan tabel kategori skor diatas, maka berikut ini adalah kategori skor subjek pada masing – masing variabel :

Kategori Skor Subjek
Regulasi Diri Akademik Flow Akademik
Siswa % Siswa %
Rendah 38 16,9% 33 14,7%
Sedang 146 65,3% 158 70,6%
Tinggi 40 17,8% 33 14,7%
Jumlah 233 100% 233 100%
Table 6.Kategori Skor Subjek

Berdasarkan tabel kategori skor subjek diatas dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong memiliki tingkat regulasi diri akademik dan flow akademik yang relatif sedang. Mengenai skala regulasi diri akademik terdapat 38 siswa yang berda pada kategori rendah, 146 siswa pada kategori sedang, dan 40 siswa pada kategori tinggi. Pada skala flow akademik terdapat 33 siswa yang berada pada posisi rendah, 158 siswa dengan kategori sedang dan 33 siswa dengan kategori tinggi.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diatas maka hasil uji analisi data berdasarkan hasil uji asumsi diatas dapat diperoleh bahwa data regulasi diri akademik dengan flow akademik dalam pelajaran matematika berdistribusi tidak normal dan memiliki hubungan yang linier. Sehingga peneliti dapat melakukan tahap selajutnya, yaitu melakukan uji hipotesis dengan menggunakan korelasi product moment Spearman's rho, hasilyang diperoleh menunjukkan hasil dari koefisien korelasi product moment Spearman's rho sebesar r = 0.549 dan nilai p = < .001 dimana nilai tersebut < 0.05 sehingga dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan antara antara variabel regulasi diri akademik dengan flow akademik dalam pelajaran matematika. Diketahui nilai r sebesar 0.549*** dan bernilai positif, maka arah hubungan antara regulasi diri akademik dengan flow akademik dalam pelajaran matematika positif. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, karena hasil analisis koefisien korelasi diatas mendukung hipotesis yang di ajukan pemelitian ini, yaitu terdapat hubungan positif antara regulasi diri akademik dengan flow akademik pada siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong dalam pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [11] terdapat hubungan positif antara self regulated learning (regulasi diri akademik) dengan flow akademik siswa yang artinya, siswa yang memiliki self regulated learning yang tinggi maka flow akademik siswa juga tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika self regulated learning siswa rendah maka flow akademik siswa juga rendah. Hasil tersebut memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shernoff [12] menunjukkan bahwa siswa yang mengalami flow akademik lebih mau untuk terlibat di dalam proses belajar, mengalami peningkatan performa akademik, lebih merasa bersemangat saat mendapat tugas yang cukup menantang. Menurut hasil wawancara yang dilakukan pada peneliti ini siswa tidak dapat berkonsentrasi penuh dan tidak enjoy dalam pelajarannya sehingga dia memilih untuk mengobrol dengan temannya, selain itu dia juga tidak memperoleh kesenangan saat melakukan aktivitasnya. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan kondisi flow akademik yang mana menikmati setiap aktivitasnya dengan perasaan senang, fokus terhadap apa yang dikerjakan [11].

Csikszentmihalyi [13] menyebutkan ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengalami flow, yaitu : faktor dari individu dan faktor dari lingkungan. Faktor dari individu (person factor), yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh individu dalam melakukan suatu aktivitas. Faktor dari lingkungan (environtment factor), yaitu terkait seberapa besar tantangan tugas yang diberikan kepada individu. Faktor - faktor lain yang ditemukan memiliki korelasi dengan flow akademik adalah student engagement, motivasi berprestasi, regulasi diri akademik, dukungan sosial, stress akademik, self esteem, self efficacy [13].

Seorang siswa yang memiliki regulasi diri yang baik, memiliki tujuan dalam belajar dan mampu mengontrol waktu dan memiliki usaha dalam menyelesaikan tugas, serta mampu untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan [16]. Setiap siswa harus memiliki regulasi diri akademik sebagai pengendali untuk mencapai kondisi flow akademik. Setiap siswa mampu mencapai kondisi flow akademik, hanya saja pencapaiannya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Hal ini mengingat adanya hubungan antara regulasi diri akademik dengan flow akademik pada siswa dalam pelajaran matematika. Jika siswa memiliki regulasi diri akademik yang tinggi maka flow akademik dalam pelajaran matematikanya juga akan tinggi, karena siswa yang dapat mengendalikan diri atau dapat menyusun strategi untuk pembelajaran matematikanya itu dapat berpengaruh pada apa yang akan dipelajarinya. Siswa akan lebih bisa mengikuti atau lebih fokus dalam pembelajaran matematika, serta adanya dorongan dari dalam dirinya untuk menyelesaikan tugas – tugasnya dalam pelajaran matematika.

Siswa yang memiliki kemampuan untuk bisa memotivasi diri agar bisa lebih meningkatkan kepercayaan dirinya dalam belajar pelajaran matematika siswa akan bisa mencapai kepuasan saat berhasil dalam mengerjakan tugas – tugas pelajaran matematika, siswa juga akan lebih bisa merasa nyaman dan menikmati aktivitas dalam pelajaran matematika. Karena, siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan bisa mencapai kepuasannya dalam mengerjakan tugas atau belajar pelajaran matematika siswa akan mampu dan bisa lebih menikmati proses pelajaran matematika tersebut. Selain itu, siswa yang bisa menantang dirinya untuk mengatur dan menciptakan lingkungan yang mendukung pada saat belajar pelajaran matematika, siswa akan mengalami kondisi senang dan puas dalam belajar matematika. Apabila seorang individu merasa puas dan menyenangkan dalam belajar pelajaran matematika tersebut, maka siswa akan lebih mudah memahami materi – materi yang disampaikan dan itu akan berdampak besar pada kelancaran proses belajar pelajaran matematikanya.

Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diaatas menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara regulasi diri akademik dengan flow akademik pada siswa SMP Negeri 2 Dawarblandong dalam pelajaran matematika. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diatas maka hasil uji analisi data berdasarkan hasil uji asumsi diatas dapat diperoleh bahwa data regulasi diri akademik dengan flow akademik berdistribusi tidak normal dan memiliki hubungan yang linier. uji hipotesis dengan menggunakan korelasi product moment Spearman's rho, hasilyang diperoleh menunjukkan hasil dari koefisien korelasi product moment Spearman's rho sebesar r = 0.549 dan nilai p = < .001 dimana nilai tersebut < 0.05 sehingga dapat peneliti mengartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan variabel regulasi diri akademik dengan flow akademik. Diketahui nilai r sebesar 0.549*** dan bernilai positif, maka arah hubungan antara regulasi diri akademik dengan flow positif. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Diketahui juga nilai besaran efeknya tergolong besar (0.549) berdasarkan tabel besaran efek dari Dr Mark Goss-Sampson [20].

Saran

Bagi Guru

Guru diharapkan bisa mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif, agar dapat mengatasi kesulitan belajar, dan dapat mengembangkan cara belajar yang efektif sehingga mencapai hasil belajar yang optimal, atau membantu peserta didik sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan, dan selalu memberikan umpan balik yang positif kepada siswa. Sehingga, dapat membantu siswa untuk mencapai regulasi diri akademik yang tinggi dan siswa mampu mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki menciptakan lingkungan belajar.

Bagi Siswa

Diharapkan siswa siswi SMP Negeri 2 Dawarblandong dapat meningkatkan regulasi diri akademiknya dengan baik agar mampu mengendalikan dirinya selama bersekolah. Seperti, memperbanyak bertanya dengan orang yang lebih memahami materi pelajaan tersebut seperti guru, orang tua, atau dengan saudara. Bisa juga dengan memperbanyak waktu banyak belajarnya dengan mengikuti les – les yang ada disekolah maupun dirumah, mencatat hal – hal yang penting dalam pelajaran sehingga lebih mudah untuk menghafalkannya. Dengan menerapkan ini siswa bisa lebih mandiri dan aktif menggunakan kognitifnya, dan kemampuan siswa untuk membangkitkan pikiran, perasaan, strategi dan tingkah lakunya yang ditujukan untuk mencapai tujuannya.

Bagi Orang Tua

Bagi orang tua diharapkan agar bisa lebih menerapkan regulasi diri pada anak sejak kecil karena bisa memungkinkan anak untuk bisa mencapai flow akademik yang tinggi , dengan upaya yang dapat diterapkan adalah memberikan dampingan dan berperan aktif dalam belajar anak, membangun komunikasi yang bagus dengan anak serta menciptakan suasana yang nyaman saat belajar dengan anak.

Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melihat faktor lain yang dapat mempengaruhi flow akademik, yaitu student engagement, motivasi berprestasi, dukungan social, stress akademik, self esteem, self efficacy, serta disarankan pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel penelitian juga dapat membandingkan sekolah satu dengan sekolah lain sehingga dapat mengetahui flow akademik dan regulasi diri akademik secara keseluruhan pada siswa SMP ataupun SMA.

References

  1. E. Purwati and M. Akmaliyah, “Hubungan antara self efficacy dengan flow akademik pada siswa akselerasi smpn 1 sidoarjo,” Psympathic J. Ilm. Psikol., vol. 3, no. 2, pp. 249–260, 2016, doi: 10.15575/psy.v3i2.1113.
  2. S. Bahri, “Implementasi pendidikan karakter dalam mengatasi krisis moral di sekolah,” Ta’allum J. Pendidik. Islam, vol. 3, no. 1, pp. 57–76, 2015, doi: 10.21274/taalum.2015.3.1.57-76.
  3. E. Kemala, J. Safitri, and R. V. Zwagery, “Pengasuhan dengan grit pada peserta didik kelas sembilan smpn 1 banjarbaru The relationship between perception of fathers involvement in parenting with grit on 9 th grade,” J. Kognisia, vol. 1, no. 2, pp. 70–76, 2018, [Online]. Available: http://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/kog/article/view/1548.
  4. A. A. A. Dewi and T. D. Valentina, “Hubungan kelekatan orangtua-remaja dengan kemandirian pada remaja di smkn 1 denpasar,” J. Psikol. Udayana, vol. 1, no. 1, pp. 181–189, 2013, doi: 10.24843/jpu.2013.v01.i01.p18.
  5. U. Rahma and E. W. Rahayu, “Peran dukungan sosial keluarga dalam membentuk kematangan karier siswa smp,” J. Ilmu Kel. dan Konsum., vol. 11, no. 3, pp. 194–205, 2018, doi: 10.24156/jikk.2018.11.3.194.
  6. Baharuddin, “Pentingnya pola komunikasi orang tua terhadap perkembangan pubertas remaja,” J. Stud. Gend. dan Anak, vol. 12, no. 1, pp. 610–621, 2019, doi: 10.30994/10.30994/vol1iss1pp16.
  7. W. N. Wendari, A. Badrujaman, and A. Sismiati S., “Profil Permasalahan Siswa Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kota Bogor,” Insight J. Bimbing. Konseling, vol. 5, no. 1, p. 134, 2016, doi: 10.21009/insight.051.19.
  8. W. H. Hastuti and N. H. Yoenanto, “Pengaruh Self-Regulated Learning, Kecemasan Matematika, Dukungan Sosial Guru Matematika, dan Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri ‘X’ Surabaya,” J. Psikol. Integr., vol. 6, no. 2, pp. 116–130, 2018, doi: 10.14421/jpsi.v6i2.1524.
  9. P. Kusumawati and B. H. Cahyani, “Peran Efikasi Diri Terhadap Regulasi Diri Pada Pelajaran Matematika Ditinjau Dari Jenis Kelamin,” J. Spirits, vol. 4, no. 1, p. 54, 2017, doi: 10.30738/spirits.v4i1.1032.
  10. L. Yuwanto, “The Nature of Flow,” Nat. Flow, pp. 1–8, 2013.
  11. Firman and S. Wati, “Hubungan Self Regulated Learning dengan Flow Akademik Siswa,” J. Neo Konseling, vol. 00, no. 00, pp. 1–6, 2018, doi: 10.31227/osf.io/h3a6v.
  12. A. Alfarabi, P. Saraswati, and T. Dayakisni, “Religiusitas dengan flow akademik pada siswa,” Psikis J. Psikol. Islam., vol. 3, no. 2, pp. 145–154, 2017, doi: 10.19109/psikis.v3i2.1759.
  13. A. Gatari, “Hubungan stres akademik dengan flow akademik pada mahasiswa,” Cognicia, vol. 8, no. 1, pp. 79–89, 2020, [Online]. Available: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/cognicia/article/download/11739/pdf.
  14. E. Wardati Maryam, G. Affandi, and V. Rezania, “Sense of community dan self-regulated learning sebagai prediktor pada prokrastinasi akademik mahasiswa,” J. An-Nafs Kaji. Penelit. Psikol., vol. 4, no. 2, pp. 182–200, 2019, doi: 10.33367/psi.v4i2.867.
  15. K. Kusaeri and U. N. Mulhamah, “Kemampuan regulasi diri siswa dan dampaknya terhadap prestasi belajar matematika,” J. Rev. Pembelajaran Mat., vol. 1, no. 1, pp. 31–42, 2016, doi: 10.15642/jrpm.2016.1.1.31-42.
  16. I. Alfina, “Hubungan self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik pada siswa akselerasi,” eJournal Psikol., vol. 2, no. 1, pp. 60–66, 2014, [Online]. Available: http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/3575.
  17. Azwar, Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
  18. P. Saraswati, Self-Regulated Learning dan Kecerdasan Emosi Sebagai Prediktor Prokrastinasi Akademik, no. August. 2020.
  19. M. A. Goss-Sampson, Analisis Statistik Menggunakan JASP: Buku Paduan Untuk Mahasiswa. 2019.