Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2650

Online Learning Strategy for PAI Mapel during the Covid-19 Pandemic at Senior High School


Strategi Pembelajaran Daring Mapel PAI pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Menengah Pertama

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Strategi Pembelajaran Pembelajaran Daring SMA Negeri 1 Sidoarjo

Abstract

Online Learning Strategy is a learning system planning that is not done face-to-face but uses a platform that can help the teaching and learning process even though it is distanced that is systematically arranged to achieve success and success in achieving its goals. during the current Covid-19 Pandemic in order to provide easy access for students to seek knowledge even though they are at home. This study aims to (1) determine the online learning strategy for PAI subjects during the Covid-19 pandemic at SMAN 1 Sidoarjo. The type of research used in this study is a qualitative research with students of SMAN 1 Sidoarjo, PAI teachers at SMAN 1 Sidoarjo and principals of SMAN 1 Sidoarjo, using a phenomenological approach, types and sources of qualitative and quantitative data. The data collection technique is (1) interview (2) observation (3) documentation. The data analysis technique used descriptive qualitative data analysis techniques and the research results were described in words so as to obtain conclusions. Based on the research that has been done, there are several research results, namely: (1) PAI learning strategies during the normal period at SMAN 1 Sidoarjo using contextual, cooperative and independent learning strategies

Pendahuluan

Pendidikan dalam sejarah dunia merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena melalui pendidikan, terbentuklah jembatan belajar dalam hal keilmuan ataupun nilai-nilai moral, yang diharapkan akan ada sebuah perubahan dalam diri setiap orang yang berproses didalamnya.[1]

Dalam UU Sisdiknas dinyatakan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kompetensi, membentuk karakter peradaban bangsa serta mengembangkan keahlian diri pada peserta didik, agar menjadi seseorang yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan berilmu.[2] UU Sisdiknas tersebut menjelaskan bahwa pendidikan nasional ingin membentuk peserta didik yang beriman serta memiliki kepribadian yang dapat mewujudkan kemandirian serta kekreatifan untuk peradaban bangsa yang berkemajuan. Untuk membuat itu menjadi terealisasikan maka diperlukan suatu usaha terus menerus dan sadar pada setiap individu, hal tersebut diperoleh melalui pendidikan.

Dalam pendidikan Indonesia terdapat mata pelajaran yang wajib salah satunya adalah Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam diajarkan dan dipelajari di semua lembaga pendidikan di dalam sekolah umum, sedangkan yang diajarkan di Madrasah terdiri dari pelajaran Akidah Akhlak, Al Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, serta Bahasa Arab.[3] Hal tersebut dikarenakan agar peserta didik memiliki akhlakul karimah dalam kehidupannya, agar dapat menggali potensi mereka dalam bidang agama, dan bagi lembaga pendidikan melaksanakan UU Sisdiknas Tujuan Pendidikan Nasional.

Muhaimin berpendapat dalam bukunya bahwa Pendidikan Agama Islam mengupayakan didikan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilai di dalamnya agar menjadi sebuah pedoman hidup seseorang.[4] Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan diperuntukkan kepada manusia sepenuhnya mencakup rohani jasmaninya, akal hatinya serta akhlak maupun keterampilannya.[5] Pembelajaran PAI diarahkan kepada tujuan untuk meningkatkan keyakinan dalam beragama Islam, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam untuk membentuk kualitas diri anak didik. Permasalahan yang dijumpai biasanya bagaimana menggunakan cara menyajikan materi kepada anak didik secara baik dan sistematis, perhatian guru PAI terhadap variasi dalam menggunakan strategi pembelajaran dalam mengajar guna memperoleh hasil yang efektif serta efisien.

Keberhasilan dalam mencapai tujuan PAI tersebut diantaranya disebabkan oleh kemampuan dan pengetahuan seorang guru dalam melakukan inovasi dalam strategi pembelajaran, diantaranya metode yang disampaikan, model pembelajaran, teknik penyampaian serta pendekatan yang disusun secara sistematis [6] Pada proses pembelajaran, pembelajaran luring selama ini mendukung dalam setiap kegiatan belajar di sekolah.

Tetapi, saat ini dunia dilanda suatu wabah menimpa kehidupan manusia berupa pandemi Covid-19 yang disebar oleh virus SARS-CoV-2, WHO (World Health Organization) atau bisa disebut Badan Kesehatan Dunia secara resmi mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi pada tanggal 9 bulan maret tahun 2020.[7] Pandemi ini membuat banyak permasalahan dalam sektor di berbagai negara seperti sektor ekonomi, budaya, sosial dan tak terkecuali sektor pendidikan. Dalam sektor pendidikan dijumpai permasalahan di dalam setiap mata pelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam yang melibatkan konsep berpikir dan praktik dalam beberapa materinya.[8]

Untuk melakukan pembelajaran pada masa pandemi tidak memungkinkan menggunakan pembelajaran luring melainkan diganti dengan pembelajaran daring mengikuti Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 dari Mendikbud mengenai Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19. [9] mengatakan bahwa Pembelajaran daring atau jarak jauh difokuskan pada peningkatan pemahaman siswa mengenai virus korona dan wabah Covid-19. Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam hal kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.

SMAN 1 Sidoarjo adalah sekolah favorit di wilayah Kabupaten Sidoarjo yang mengikuti Surat Edaran Mendikbud mengenai pembelajaran daring dirumah disaat pandemi melanda dari bulan Maret 2020 sampai sekarang. SMAN 1 Sidoarjo terutama Guru Mapel PAI menggunakan sistem pembelajaran daring dengan aktif memanfaatkan aplikasi internet learning seperti Zoom, Google Meet, dan aplikasi lainnya. Berdasarkan pengamatan peneliti, penerapan sistem pembelajaran daring yang aktif di SMAN 1 Sidoarjo memudahkan guru PAI dan siswa mudah dalam melakukan pembelajaran walaupun tidak bertatap muka. Guru PAI menggunakan strategi pembelajaran daring yang inovatif, lalu melakukan penilaian menggunakan cara mengumpulkan tugas, ulangan harian, PTS PAS, dan untuk pembelajaran praktikum guru PAI SMAN 1 Sidoarjo menggunakan cara membuat video bagi siswa serta membentuk kelompok yang sudah ditentukan. Lalu, pengaksesan wadah untuk mengumpulkan tugas dan pengerjaan ulangan harian PTS PAS disediakan SMAN 1 Sidoarjo dan inisiatif dari Guru PAI itu sendiri seperti Google Classroom, E-Learning, dan Whatsapp.

Melalui penjelasan pendahuluan diatas, penulis tertarik memaparkan gambaran mengenai strategi pembelajaran daring mapel PAI di masa pandemi dengan judul “Strategi Pembelajaran Daring Mapel PAI pada Masa Pandemi Covid-19 di SMAN 1 Sidoarjo”

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Sidoarjo untuk mengetahui dan memaparkan strategi pembelajaran daring mapel PAI di masa pandemi. Yang mana penelitian ini melibatkan siswa, guru mata pelajaran PAI, dan Kepala Sekolah.

Dilihat dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yaitu penelitian yang memfokuskan pada pengukuran dan analisis sebab-akibat, bermacam-macan variabel sehingga penyelidikan dipandang dalam kerangka bebas nilai..[10] Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Paritsipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. [11] Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan berbagai macam strategi yang bersifat interaktif seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknikteknik pelengkap. Penelitian kualitatif memiliki dua tujuan utama yaitu untuk menggambarkan dan mengungkapkan (to describe and explore) dan tujuan yang kedua yaitu menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).[12] sehingga dalam pengumpulan data menggunakan prosedur-prosedur sebagai berikut :

  1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dipilih secara purposive yang artinya peneliti menunjuk langsung siapa yang akan menjadi subyek dalam penelitian tetapi pemilihannya mempertimbangkan pada pengetahuan dan informasi subyek penelitian tersebut. Akhirnya dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah Guru PAI di SMAN 1Sidoarjo, Siswa SMAN 1 Sidoarjo dan Kepala Sekolah SMAN 1 Sidoarjo.

Data kualitatif dan data kuantitatif yang akan digunakan di dalam penelitian ini sebagai berikut.

1.Data kualitatif meliputi letak geografis, sejarah singkat berdirinya SMAN 1 Sidoarjo, visi dan misi SMAN 1 Sidoarjo, Profil Sekolah SMAN 1 Sidoarjo , kegiatan ekstrakulikuler di SMAN 1 Sidoarjo., deskripsi keadaan guru SMAN 1 Sidoarjo dan siswa SMAN 1 Sidoarjo, deskripsi kondisi sarana prasarana SMAN 1Sidoarjo, hasil wawancara, deskripsi program kegiatan yang ada di SMAN 1 Sidoarjo, deskripsi strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Sidoarjo pada masa normal, , deskripsi proses pembelajaran pada masa normal deskripsi strategi pembelajaran PAI pada masa Pandemi Covid-19 di SMAN 1Sidoarjo, deskripsi proses pembelajaran di aplikasi daring

2.Data kuantitatif meliputi jumlah siswa, guru, sebaran jam pelajaran kurikulum yang diterapkan di SMAN 1 Sidoarjo, program akademik, data prestasi SMAN 1 Sidoarjo dan jumlah dari sarana serta prasarana di SMAN 1 Sidoarjo.

Jenis sumber data yang didapatkan oleh peneliti adalah berupa dokumen yang memuat tentang permasalahan yang akan penulis teliti. Jenis data yang dipergunakan adalah data kualitatif, yang data tersebut berupa teks, foto, serta suara.

  1. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian pun terdapat 2 sumber data sebagai berikut :

a.Sumber data primer merupakan sumber data menjadi acuan paling utama dalam melaksanakan penelitian.Data primer didapat dan dikumpulkan secra langsung saat berada di lapangan. Data primer juga didapat dari sumber yang berasal dari seorang individu dan berupa hasil wawancara, hasil observe, hasil lainnya. Data primer pada penelitian ini antara lain:

1)Hasil teks wawancara dengan subjek penelitian atau informan.

2)Hasil pengamatan observasi yang dapat berupa foto maupun vidio di kancah penelitian.

b.Sumber data sekunder berupa sumber data yang didapat dan dikumpulkan dari sumber yang telah ada seperti bahan pustaka, literatur, buku, penelitian terdahulu yang dapat digunakan untuk mendukung sebuah penelitian ini antara lain adalah jurnal, artikel yang bersumber dari internet yang dijadikan peneliti sebagai bahan referensi sesuai dengan judul penelitiannya.

  1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif akan menghasilkan data secara detail, karena sifatnya yang detail maka waktu yang digunakan pun relative lama. Teknik pengumpulan data juga menjadi bagian yang paling strategis dalam melakukan penelitian karena sesuai dengan tujuan utama dalam penelitian yaitu untuk memperoleh data. Berdasarkan pemaparan diatas maka teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data antara lain :

1.Wawancara

Fontana dan James Frey memberikan definisi wawancara yaitu sebuah bentuk perbincangan, dalam perbincangan tersebut diselingi seni bertanya dan mendengar. . Wawancara bukanlah sebuah perangkat netral dalam memproduksi realitas sebab banyak peluang berbagai jawaban yang mungkin diutarakan. Sederhananya wawancara dapat dipahami sebagai alat atau perangkat untuk memproduksi pemahaman situasional (situated understandings) yang berasal dari episode-episode interaksional khusus antara pewawancara dengan yang diwawancarai.

Adapun dalam penelitian ini yang akan diwawancarai adalah Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Sidoarjo, Siswa SMAN 1 Sidoarjo, dan Kepala Sekolah SMAN 1 Sidoarjo. Wawancara dilakukan dengan menggunakan petunjuk wawancara yang berisi pertanyaan pokok dari peneliti kemudian ditanyakan kepada guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo, Siswa SMAN 1 Sidoarjo dan Kepala Sekolah SMAN 1 Sidoarjo. Tujuan dilakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dan jawaban tentang apa saja dan bagaimana strategi yang digunakan guru dalam melakukan pembelajaran PAI pada Masa Pandemi Covid-19 di SMAN 1 Sidoarjo.

2.Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati kemudian mencatat apa saja petunjuk maupun gejala yang terlihat, dengan bantuan instrument-instrument dan merekamnya dengan tujuan ilmiah maupun tujuan lain. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan terlibat langsung dengan guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo guna mengamati dan mendengarkan jawaban wawancara bagaimana strategi pembelajaran daring mapel PAI selama pandemi covid-19 di SMAN 1 Sidoarjo.

3.Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data tambahan yang di dapatkan saat wawancara dan observasi. Data bisa berupa dokumen sekolah, suara hasil wawancara dengan guru PAI, dan lain-lain. Dengan demikian peneliti akan mendapatkan tambahan informasi yang tidak sempat ditulis saat melakukan wawancara maupun observasi. Sehingga penelitian akan diperkuat dengan dokumentasi-dokumentasi yang akurat.

  1. Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Penelitian menggunakan teknik analisis data interaktif Milles and Huberman. Teknik analisis data interaktif Milles and Huberman dilakukan secara continu dan interaktif, sehingga data yang diperoleh jenuh, jenuh disini diartikan sebagai tegas dan jelas. Teknik analisis yang digunakan ialah dengan kualitatif deskriptif dan hasil penelitian digambarkan dalam kata-kata sehingga memperoleh kesimpulan. Adapun tahapan dalam analisis data antara lain :

1.Pengumpulan data

Data didapat dari proses wawancara dan observasi, data yang didapat berupa tulisan maupun tidak tertulis. Data tertulis bisa berupa dokumen yang diberikan sekolah sedangkan data tidak tertulis dapat berupa foto, video, atau rekaman suara selama peneliti berada dilokasi.

2.Reduksi data

Reduksi data dimaksudkan sebagai proses memilah kemudian memilih, mengelompokkan, menyederhanakan kemudian melakukan editing terhadap beberapa jawaban yang dinilai melanggar privasi, menyalahi etika, kurang sopan dan kasar selama dilokasi penelitian, sehingga hasil jawaban bisa di pertimbangkan kelayakannya, bisa atau tidak dimasukkan kedalam laporan.

3.Penyajian data

Setelah melakukan reduksi data, peneliti dapat melihat hasil data yang telah dihimpun untuk kemudian diambil kesimpulan kedepannya. Adapun data yang disajikan dapat berupa narasi, bagan, dan matrik jaringan.

4.Penarikan kesimpulan dan verifikasi data

Setalah data direduksi, data akan dianalisis terlebih dahulu sebelum disajikan dan disimpulkan. Dalam tahap ini peneliti dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan tujuan awal penelitian, sehingga semua data yang telah dipilah akan dipilih untuk diambil kesimpulan mana yang sesuai dengan focus dan tujuan awal penelitianhhhhh.

Hasil dan Pembahasan

Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Sidoarjo dengan menggunakan metode observasi,

dokumentasi dan wawancara dapat dipaparkan temuan penelitian sebagai berikut :

1. Data terkait strategi pembelajaran daring mapel PAI pada masa pandemi Covid-19 di SMAN 1Sidoarjo

Pada masa pandemi ini terjadi penyebaran virus Covid-19 yang tidak biasa dirasakan oleh dunia, berawal dari negara China bertepatan di kota Wuhan yang mengakibatkan berbagai sektor bidang seluruh dunia merasakan dampak dari pandemi ini, begitu pula dalam bidang pendidikan yang mengharuskan untuk melakukan daring di rumah masing-masing, strategi pembelajaran daring tak luput dari suatu hal yang penting untuk guru mata pelajaran, terkhusus mata pelajaran PAI.

Peneliti pun melakukan wawancara tanggal 12/04/21 pukul 12.35 terhadap kepala sekolah SMAN 1 Sidoarjo pak Eko Redjo Sunariyanto mengenai bagaimana pembelajaran pada masa pandemi, berikut pernyataan yang dijelaskan beliau :

“Pada masa pandemi ini, dunia pendidikan dibuat kewalahan karena pendidikan terbiasa harus bertatap muka untuk transfer ilmu, sedangkan apa yang terjadi sekarang siswa siswi dibuat belajar dirumah selama 1 tahun lamanya, dengan inovasi baru menggunakan pembelajaran daring yang merupakan tantangan besar bagi saya dan para guru untuk menggunakan e-learning, Google Meet yang sebelumnya kami tidak begitu memperhatikan atau menggunakan aplikasi tersebut, akhirnya saya memberi instruksi kepada pihak pihak bersangkutan di SMAN 1 Sidoarjo , kami sepakat untuk mengedukasi seluruh guru untuk mengoperasikan aplikasi daring yang sudah tersedia, bagaimana menginput tugas, bagaimana menyusun UH di Google Classroom, bagaimana menggunakan Google Meet, bagaimana menggunakan E-Learning untuk menyusun PTS maupun PAS, kami pun menginstruksikan untuk membuat grup kelas setiap guru agar memudahkan guru mapel dan wali kelas serta siswa siswi saling berkomunikasi layaknya bertatap muka. Dalam pembelajaran daring pada masa pandemi kami mengubah waktu jam belajar menjadi berkurang 15 menit agar siswa siswi ketika dirumah tidak mengalami kepenatan. Lalu, untuk pengelolaan bagaimana guru menggunakan strateginya dalam pembelajaran, saya pasrahkan bagaimana mau dikelola seperti apa, karena guru SMAN 1 Sidoarjo punya kompetensi sesuai standart kompetensi guru yang berlaku di SMAN 1 Sidoarjo, yang nantinya akan di evaluasi berdasarkan penilaian akhir pembelajaran per semester.

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara terhadap guru PAI di SMA Negeri 1 Sidoarjo tentang strategi pembelajaran daring mapel PAI pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 1 Sidoarjo yang berkaitan dengan pembahasan mengenai kegiatan pendahuluan, metode pembelajaran, media pembelajaran, alokasi waktu, kegiatan penutup, evaluasi pembelajaran.

Dalam kesempatannya tanggal 12/04/21 pukul 11.22 Bapak Andri Anto, Guru PAI SMA Negeri 1 Sidoarjo menjelaskan strategi pembelajaran mapel PAI pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 1 Sidoarjo :

a.Kegiatan pendahuluan pembelajaran daring di masa pandemi

Kegiatan pendahuluan di masa pandemi pada saat ini berbeda dengan pada masa normal, berikut penjelasan Pak Andri Anto mengenai kegiatan pendahuluan yang dilakukan pada masa pandemi dalam pembelajaran daring :

“ketika pembelajaran daring berbeda dengan pada masa normal, ketika masa normal kita melakukan kegiatan wajib tadarrus menyanyikan lagu nasional dan terkhusus saya di kelas memimpin untuk mengawali membaca surat al fatihah, lain hal lagi dengan pembelajaran daring saya hanya melakukan pendahuluan mengucapkan salam, hamdalah karena kita masih diberikan kesehatan dsbnya, lalu dengan membaca al fatihah bersama-sama setelah itu masuk ke materi yang akan dibahas”

Berdasarkan wawancara tersebut, kegiatan pendahuluan di masa pandemi dalam pembelajaran daring yang direncanakan Pak Andri Anto ketika berlangsungnya kegiatan belajar adalah salam diikuti dengan mengucap hamdalah bersyukur atas segala rahmat Allah, selanjutnya membaca Al Fatihah yang dipimpin oleh Pak Andri Anto, dibaca bersamaan bersama anak didik. Lalu, masuk ke pembahasan materi yang akan dibahas.

Selanjutnya uraian kegiatan pendahuluan pada masa pandemi yang dilakukan Pak Sony Anggrajaya sebagai guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo :

“Idem (masa normal) dan selalu menghimbau prokes selama pandemi.”

b.Metode pembelajaran daring di masa pandemi

Metode pembelajaran adalah hal yg utama dalam kegiatan belajar terutama inovasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran di masa pandemi dalam pembelajaran daring, berikut pernyataan Pak Andri Anto mengenai metode pembelajaran daring :

“metode yang saya gunakan adalah metode ceramah dan diskusi, ketika diskusi pun menurut saya boros waktu karena menunggu mereka merespon, akhirnya materi selesai bisa 4x pertemuan, dan saya dominan metode ceramah agar memaksimalkan waktu”

Berdasarkan wawancara tersebut, Pak Andri Anto selaku guru PAI menerapkan metode pembelajaran daring yaitu dengan metode ceramah dan diskusi, namun yang dirasakan oleh Pak Andri Anto metode diskusi kurang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran daring, karena butuh waktu lama untuk memantik anak didik agar merespon disaat berdiskusi, untuk menanggulangi tidak efektifnya metode tersebut, Pak Andri Anto menggunakan metode ceramah agar lebih efektif dan tidak banyak membuang waktu.

Selanjutnya uraian metode pembelajaran pada masa pandemi yang dilakukan Pak Sony Anggrajaya sebagai guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo:

“Idem sama seperti masa normal, dengan tambahan video pembelajaran yang sudah kami buat pada sosial media.”

c.Media aplikasi pembelajaran daring di masa pandemi

Media pembelajaran merupakan kebutuhan penting untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar, namun media pembelajaran daring menggunakan kecanggihan aplikasi masa kini yang akan diperjelas oleh Pak Andri Anto sebagai berikut :

“ Melalui whatsapp, google classrom, google meet,kalau saya pribadi untuk melakukan variasi media aplikasi daring didalam pembelajaran, saya tidak menggunakan meet setiap saat melainkan dengan menugaskan mereka untuk membaca literasi dan setelah itu disimpulkan, dikumpulkan ke Whatsapp ataupun google classroom, jika saya tidak bisa mengisi pertemuan di hari itu maka saya tugaskan untuk tadarrus dirumah masing-masing lalu siapa yang sudah membaca bisa mengisi list di Whatsapp grup kelas masing-masing.”

Berdasarkan wawancara tersebut, media pembelajaran daring yang digunakan pada masa pandemi menggunakan aplikasi yang sesuai dan efektif agar anak didik bisa melangsungkan pembelajaran walaupun tidak dengan tatap muka. Lalu, untuk variasi media aplikasi yang diterapkan dalam pembelajaran daring, Pak Andri Anto tidak berfokus pada Google Meet saja tetapi menggunakan WhatsApp dan Google Classroom agar anak didik tidak merasa bosan.

Selanjutnya uraian media aplikasi pada masa pandemi yang dilakukan Pak Sony Anggrajaya sebagai guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo :

“saya menggunakan aplikasi Zoom, Google classroom, youtube, quiziz”

d.Pengelolaan kelas disaat pembelajaran daring

Pengelolaan kelas pembelajaran daring sangat diperlukan agar keefektifan saat kegiatan belajar dapat maksimal sesuai dengan yang diinginkan, berikut penjelasan Pak Andri Anto mengenai pengelolaan kelas disaat pembelajaran daring berlangsung :

“disaat menggunakan meet memang aturannya harus menyalakan camera, melihat anak didik siap atau tidak menerima materi yang saya ajar, namun PAI yang saya ajar, lebih mengedepankan absen dan tugas mereka sudah mengumpulkan atau belum, on maupun off camera di Google Meet, saya tidak mempermasalahkan yang penting 2 hal saja dia sudah absen mengikuti pertemuan di Google Meet dan berperan aktif mengumpulkan tugas.”

Berdasarkan wawancara tersebut, aturan pembelajaran daring disaat menggunakan Google Meet di SMAN 1 Sidoarjo harus menyalakan camera namun Pak Andri dalam melakukan pengelolaan kelas di pembelajaran daring pada masa pandemi tidak mementingkan on camera, melainkan fokus pada absen mengikuti pertemuan di Google Meet dan berperan aktif mengumpulkan tugas.

Selanjutnya uraian pengelolaan kelas di aplkasi daring pada masa pandemi yang dilakukan Pak Sony Anggrajaya sebagai guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo :

“Peserta didik harus pro aktif, tampilkan diri dan on camera Zoom meeting, menyimak sampai proses pembelajaran selesai.”

e.Alokasi waktu pembelajaran daring

Alokasi waktu pada saat pembelajaran daring diperlukan untuk membantu mentargetkan waktu sesuai dengan yang direncanakan, berikut penjelasan pak Andri Anto mengenai alokasi waktu disaat pembelajaran daring berlangsung :

“ketika kita sudah menggunakan Googel Meet, alokasi waktu sama seperti pada masa normal, cuman dikurangi waktu nya 15 menit dari masa normal, jadi 1 materi bisa 3 pertemuan (6x30 menit) 1 pertemuan 2x30 menit, ketika bertemu online, waktu berjalan sangat cepat sekali untuk waktu 2x30 menit, 5 menit saya membuka, 40 menit selanjutnya menjelaskan materi, 10 menit diskusi dan tanya jawab, 5 menit terakhir kegiatan penutup, jika pembahasan materi belum habis akan dilanjutkan di pertemuan selanjutnya.”

Berdasarkan wawancara tersebut, alokasi waktu yang digunakan hanya 30 menit dalam 1 pertemuan, 5 menit kegiatan pendahuluan, 20 menit berikutnya memaparkan materi lalu diskusi tanya jawab, selanjutnya 5 menit digunakan sebagai kegiatan penutup beserta kesimpulan dari materi yang sudah dijelaskan. Jikalau pembahasan materi tidak selesai di pertemuan kala itu maka akan dilanjutkan di pertemuan selanjutnya.

Selanjutnya uraian memaksimalkan alokasi waktu pada masa pandemi yang dilakukan Pak Sony Anggrajaya sebagai guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo :

“Kondisional, selama 60 menit kita manage sampai materi tersampaiakan semua. Apabila materi sudah tersampaikan walau waktu masih tinggal beberapa menit, kita cukupkan. Mengingat paket data internet setiap murid berbeda”

f.Kegiatan penutup pembelajaran daring pada masa pandemi

Kegiatan penutup pembelajaran daring merupakan hal penting untuk mengakhiri pembelajaran disusun dengan sistematis agar kesan baik tersampaikan kepada anak didik, berikut pernyataan yang diberikan Pak Andri Anto mengenai kegiatan penutup pembelajaran daring di Google Meet :

“kegiatan penutup ini saya akan mengabsensi anak didik siapa saja yang ikut sampai akhir pembelajaran disaat daring lalu saya mengucapkan terimakasih atas partisipasi dari anak-anak telah mengikuti materi yang saya sampaikan, doa kafaratul majelis terakhir tak lupa dengan salam”

Berdasarkan wawancara tersebut isi dari kegiatan penutup pembelajaran daring tak jauh beda dengan kegiatan penutup pembelajaran tatap muka yang menjadi pembeda adalah penggunaan media aplikasi Google Meet untuk mengadakan pertemuan secara online.

Selanjutnya uraian kegiatan penutup di pembelajaran daring mapel PAI pada masa pandemi yang dilakukan Pak Sony Anggrajaya sebagai guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo :

“Penguatan materi pasti. Di tambah selalu memberi motivasi belajar selama pandemi.

Dimanapun kapanpun sikond itu, kita harus setiap saat belajar. Walau secara daring.”

g.Evaluasi pembelajaran daring pada masa pandemi

Evaluasi pembelajaran daring diperlukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, berikut adalah pernyataan yang disampaikan oleh Pak Andri Anto selaku guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo :

“evaluasi kita lakukan dengan UH dengan menggunakan WhatsApp, atau saya berikan Word, lalu google classroom atau e-learning PTS maupun PAS, untuk tindak lanjut dalam evaluasi sebetulnya pembelajaran daring ini Guru tidak memahami betul apakah anak anak sudah atau belum mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan karena tidak ada pertemuan secara tatap muka. Tapi poin pentingnya penilaian adalah anak didik yang aktif bertanya itu yang saya nilai sempurna , sejauh ini anak didik yang saya ajar, saya rasa memahami dan mencapai tujuan pembelajaran, karena dari penilaian dan tugas mereka mendapatkan nilai yang bagi saya cukup memuaskan, memuaskan, sangat memuaskan. Jika ada anak kurang aktif dan saya akan menghubungi ketua kelas masing-masing, jika problem tidak terselesaikan saya akan menghubungi Wali Kelas anak tersebut, barulah saya bisa mengambil sikap bagaimana cara menangani anak tersebut.”

Berdasarkan wawancara tersebut, evaluasi pembelajaran daring pada masa pandemi yang dilakukan pak Andri Anto memiliki ciri khas yang signifikan dengan cara memanfaatkan fasilitas teknologi digital yang sudah berkembang dengan menggunakan sebuah aplikasi untuk mengevaluasi anak didiknya seperti WhatsApp digunakan untuk mengumpulkan UH berbentuk Word atau ketikan langsung dari Pak Andri Anto dikirim langsung ke grup kelas masing-masing, lalu Google Classroom dan E-Learning digunakan untuk PTS serta PAS selanjutnya untuk menindaklanjuti hasil evaluasi, bila ada anak kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka tindakan Pak Andri Anto selaku guru PAI dinilai terstruktur sesuai dengan alur tindak lanjut guru pada umumnya dengan menghubungi ketua kelas lalu jika belum terselesaikan Pak Andri Anto akan menghubungi Wali Kelas anak kelas tersebut, akhirnya Pak Andri dapat mengambil solusi bagaimana cara menangani anak yang kurang aktif di kelas yang beliau ajar.

Selanjutnya uraian evaluasi pembelajaran daring mapel PAI pada masa pandemi yang dilakukan Pak Sony Anggrajaya sebagai guru PAI di SMAN 1 Sidoarjo :

“Selama Pandemi Meminimalisir tugas dan waktu pembelajaran. Kita manage proses pembelajaran dg tepat, lalu sebagai evaluasi ada tugas project PAI (Membuat video tema pembelajaran hati itu)”

Peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu Siswa SMAN 1 Sidoarjo mengenai proses pembelajaran daring selama pandemi berlangsung di SMAN 1 Sidoarjo, dalam kesempatan nya salah satu Siswa SMAN 1 Sidoarjo menguraikan pendapatnya sebagai berikut :

“Proses pembelajaran daring pada masa pandemi sungguh membosankan kak, namun usaha dan inisiatif guru dalam pembelajaran Mapel PAI tidak menyulitkan saya dalam belajar materi Pendidikan Agama Islam, bahkan dimudahkan ketika kami sekelas bosan menggunakan aplikasi Zoom atau Google Classroom, ditugaskan membuat video berkelompok sekreatif mungkin, terkadang setor hafalan atau kami diberikan untuk belajar mandiri dengan catatan mengumpulkan hasil dari bacaan kami selama belajar mandiri”

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian kualitatif dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 1 Sidoarjo tentang Strategi Pembelajaran Daring Mapel PAI pada masa Pandemi Covid-19 di SMAN 1 Sidoarjo diperoleh kesimpulan bahwasanya :

1.Strategi Pembelajaran Daring Mapel PAI pada Masa Pandmei Covid-19 di SMAN 1 Sidoarjo sama seperti halnya strategi dalam masa normal tetapi tidak bertatap muka secara langsung seperti dikelas, kegiatan belajar dilakukan semua secara virtual dengan alokasi waktu 1 materi 3 pertemuan 6x30 menit, menggunakan media aplikasi daring Google Meet, Google Classroom, E-Learning dan WhatsApp. Evaluasi pembelajaran daring mapel PAI menilai berdasarkan keaktifan, tugas, UH, PTS, PAS. Maka, strategi pembelajaran daring mapel PAI pada masa Pandemi Covid-19 di SMAN 1 Sidoarjo adalah strategi pembelajaran kooperatif dan kontekstual serta mandiri.

References

  1. Miftahudin, “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smp Negeri 2 Pekuncen Banyumas”. (Skripsi S-1, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2016), 1
  2. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, pasal 3
  3. Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 198.
  4. Mahmudi. “Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi, Isi, Dan Materi”, Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2, No. 1,( Mei 2019.) , 92.
  5. Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Cet. 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002), h. 5.
  6. Aswan, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), 5-6.
  7. https://covid19.go.id/tanya-jawab?search=Apa%20yang%20dimaksud%20dengan%20pandemi diakses 6 Agustus 2021.
  8. Giyarsi, “Strategi Alternatif Dalam Pembelajaran Daring Pendidikan Agama Islam Pada Masa Pandemi Covid 19”, Ghaitsa: Islamic Education Journal Vol 1 Issue 3 (2020), 227.
  9. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud-terbitkan-se-tentang-pelaksanaan-pendidikan-dalam-masa-darurat-covid19 diakses 6 Agustus 2021.
  10. Denzin K. Norman dan Lincolin S Yvonna.Handbook of qualitative research. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009) , 6.
  11. Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing) 2015, 11.
  12. Ibid, 12.