Abstract
This study aims to determine the Effect of Institutional Ownership, Company Size, Research And Development (R&D) on Extent Intellectual Capital Disclosure (Studies on High IC Intensive manufacturing companies listed on the IDX in 2015-2018). The sampling method used is purposive sampling method. The number of companies sampled in this study are 12 High IC Intensive Manufacturing Companies Listed on the IDX for the 2015-2018 period. The data used is secondary data. The data analysis method used in this research is Multiple Linear Regression. The results of this study indicate that institutional ownership has an effect on Extent Intellectual Capital Disclosure. Firm size has an effect on Extent Intellectual Capital Disclosure. Influential R&D Extent Intellectual Capital Disclosure. Institutional ownership, company size, research and development affect the Extent Intellectual Capital Disclosure.
Pendahuluan
Modal intelektual atau disebut intellectual capital merupakan aset tidak berwujud berupa sumber daya informasi serta pengetahuan. [1], Intellectual Capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Sedangkan [2], Intellectual Capital adalah ilmu pengetahuan atau daya pikir yang dimiliki oleh perusahaan, tidak memiliki bentuk fisik (tidak berwujud), dan dengan adanya modal intelektual tersebut, perusahaan akan mendapatkan tambahan keuntungan atau kemapanan proses usaha serta memberikan perusahaan suatu nilai lebih dibanding dengan competitor atau perusahaan lain.
Pengungkapan Modal Intelektual bersifat penting dilakukan saat ini, karena telah menjadi salah satu pertimbangan bagi investor dalam keputusan investasinya. Di Indonesia saat ini belum ada standart untuk menetapkan item-item apa saja yang dapat dikelompokkan ke dalam intangible assets (aset tak berwujud)yang harus dilaporkan perusahaan. Hal ini menyebabkan tidak adanya kewajiban bagi perusahaan untuk melaporkan informasi yang berkaitan dengan modal intelektual [3]. Berdasarkan penelitian terdahulu, faktor struktur kepemilikan perusahaan dan R&D diyakini dapat mempengaruhi luas pengungkapan modal intelektual [4]. Komposisi struktur kepemilikan pada perusahaan akan mempengaruhi luas pemerikasaan informasi pada laporan tahunan, termasuk informasi yang berhubungan dengan modal intelektual. Begitu juga dengan Karakteristik perusahaan, dimana variabel ini juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure. Salah satu item dari karakteristik perusahaan adalah ukuran perusahaan. Dalam [5] perusahaan yang memiliki ukuran yang besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang.
Struktur kepemilikan ada berbagai macam diantaranya kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, kepemilikan pemerintah dan kepemilikan institusional. Berdasarkan beberapa jenis struktur kepemilikan yang ada, adapun kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis struktur kepemilikan yang dapat mempengaruhi investor dalam keputusan berinvestasinya. Menurut [6] pengaruh kepemilikan manajerial terhadap modal intelektual cenderung pada aktivitas penciptaan nilai yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif jangka panjang bagi perusahaan, karena mereka merasa memiliki tanggug jawab terhadap perusahaan. Salah satu upaya yang dilakukan guna meningkatkan nilai perusahaan yaitu dengan melakukan pengungkapan yang lebih luas mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan pada laporan tahunannya.
Pengaruh kepemilikan asing terhadap luas pengungkapan modal intelektual [7] perusahaan asing didukung karena memiliki skill karyawan yang mumpuni dan teknologi yang modern. Sedangkan pengaruh kepemilikan pemrintah atau saham oleh pemerintah dalam struktur modal perusahaan menyebabkan pengolahan bisnis perusahaan harus diselaraskan dengan kepentingan pemerintah [8]. Dan struktur kepemilikan institusional, marupakan satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict. Adanya tingkat kepemilikan institusional yang tinggi maka akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opurtunistik yang dilakukan oleh pihak manajer serta dapat meminimalisir tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang akan menurunkan nilai perusahaan. Menurut [9] kepemilikan institusional merupakan saham yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (asuransi, dana pensiun atau perusahaan lain).
Penelitian [10] menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap intellectual capital disclosure, karena semakin besar ukuran perusahaan akan menghadapi tuntutan kebutuhan dalam pengungkapan termasuk dalam pengungkapan modal intellectual. Hasil ini didukung oleh penelitian [11] yang menunjukkan bahwa intellectual capital disclosure dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Begitu juga dengan umur perusahaan menjadi salah satu karakteristik perusahaan yang berpengaruh dalam pengungkapan modal intellectual. semakin panjang umur perusahaan akan memberikan pengungkapan informsi keuangan yang lebih luas dibandingkan dengan perusahaan lain yang umurnya lebih pendek. Umur perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perekonomian. Dengan mengetahui umur perusahaan, maka akan diketahui pula sejauh mana perusahaan tersebut survive.
Sedangkan R&D (Riset and Development) merupakan faktor penting dalam penciptaan modal intellectual (intellectual capital disclosure), Banyak perusahaan mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk penelitian dan pengembangan guna menciptakan produk atau proses baru, memperbaiki produk yang ada, dan menemukan pengetahuan baru yang dapat bermanfaat dimasa depan. R&D dalam hal ini memiliki makna luas, tidak terbatas hanya pada pengembangan dan penemuan produk akan tetapi dapat dilakukan pada sector-sector lain yang membutuhkan inovasi atau peningkatan efektivitas seperti riset pemasaran dan pengembangan SDM. Dengan demikian investasi perusahaan dalam bidang R&D akan berdampak dalam penciptaan nilai jangka panjang.
Penelitian mengenai masalah ini sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh para peneliti-peneliti terdahulu. Yang membedakan penelitian mereka adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dan subjek penelitiannya. Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI baik yang bergerak disektor perbankan maupun sektor manufaktur. Dalam penelitian ini saya menitikberatkan kepada perusahaan Manufaktur High Ic Intensive yang terdaftar di BEI sebagi sampelnya, karena menurut saya sektor seperti inilah yang sering menggunakan faktor-faktor diatas.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
- Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure diperusahaan Manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2018?
- Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure diperusahaan Manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2018?
- Apakah Riset and Development berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure diperusahaan Manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2018?
- Apakah kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, riset and development berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure diperusahaan Manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2018?
Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif dengan pendekatan yang bertujuan memberikan gambaran secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari satu populasi. Penelitian deskrptif dilakukan dengan cara meneskripsikan masalah yang telah diidentifikasi dan terbatas untk mengungkap suatu masalah dan keadaan seabagai adanya, sehingga merupakan fakta-fakta yang ada.
Pengukuran Variabel
1. Variable Dependen
Variable dependen adalah variable yang dipengaruhi oleh variabl lain. Pada penelitian ini variabek dependen yang digunakan adalah pengungkapan modal intelektual. Menurut [12] luas pengungkapan modal intelektual (EICD) diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
EICD = TADS / MRDI X 100%
Dimana :
- EICD (Extent of Intellectual Capital Disclosure Score) = Luas pengungkapan modal intellectual perusahaan.
- TADS (Total Acual Disclosure Score) = jumlah item pengungkapan yang ada pada laporan tahunan perusahaan j, 1 jika suatu item dungkapkan dalam laporan tahunan, 0 jika suatu item tidak diungkapkan dalam lapoaran tahunan.
- MEDI (Maksimum Relevant Disclosure Items) = jumlah malsimal item yang relevan diungkapkan perusahaan j (78 item).
Item dalam Intellectual Capital Disclosure index yang berjumlah 78 item dikembangkan oleh [13].
2. Variabel Independen
Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan oleh institusi, yaitu LSM, perusahaan swasta, perusahaan investigasi, bank perusahaan efek, maupun lembaga lain seperti dana pensiun. Kepemilikan institusional diukur dengan menghitung rasio antara jumlah saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah seluruh lembar saham beredar perusahaan. Dengan rumus seperti dibawah ini:
INSOWN = Jumlah saham yang dimiliki institusi x 100%
Jumlah saham berdar
Ukuran Perusahaan
Size atau ukuran perusahaan dapat diukur dengan jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur Dengan rumus seperti dibawah ini :
SIZE log (Total Assets)
Riset and Development (R&D)
Aktivitas penelitian dan pengembangan merupakan faktor penting dalam penciptaan modal intelektual. Dalam penelitian ini R&D merupakan dichotomous variabel yang diukur dengan cara pemberian kode yaitu kode (1) untuk perusahaan yang melaporkan pengeluaran penelitian dan pengembangan di dalam laporan keuangan dank ode (0) jika perusahaan tidak melaporkan pengeluaran R&D dalam laporan keuangan perusahaan.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan high IC intensive sebanyak 12 kategori perusahaan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling [14]. Metode non probability sampling yang digunakan yaitu purposive sampling di mana sampel yang dijadikan objek penelitian ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang ditetapkan untuk mengambil sampel dalam penelitian adalah:
- Perusahaan terdaftar di BEI periode 2015-2018 dengan kategori perusahaan manufaktur high IC intensive.
- Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam bentuk mata uang rupiah tidak dimasukkan kedalam sampel.
- Laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan pada tahun 2015-2018.
- Perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan yaitu pada tahun 2015-2018.
- Bila ada ketidaktersediaan data dari salah satu variabel pada perusahaan tertentu maka emiten tersebut tidak digunakan sebagai sampel.
Pengelompokan perusahaan tersebut berdasarkan pada Global Industry Classification Standard (GCIS) terdapat 12 kategori perusahaan. Berdasarkan 12 kategori perusahaan ini dipilih dua kelompok perusahaan high IC intensive dengan kategori perusahaan manufaktur di BEI.
Berdasarkan kriteria di atas, perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah perusahaan Automobile and Components, dan Pharmaceutical and Biotechnology. Adapun nama-nama perusahaan di bawah ini :
Tabel 2. Sampel Perusahaan
Pada penelitian ini, sektor keuangan tidak dimasukkan pada kelompok industri yang diteliti. Karena di sektor keuangan merupakan perusahaan ”old economy” yang aktivitasnya selalu menggunakan aktiva keuangan.
Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistic Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian secara statistic agar mudah dipahami, yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum dan standart deviasi . Uji Statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan program SPSS 19.
2. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot serta uji statistic dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1 – Sampel K-S).
Berikut ini dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probability plot adalah :
- Jika titik menyebar disekitar garis diagdonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresu tidak memenuhi asumsi normalitas.
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji statistic dengan Kolmogov- Smirnov Z (1-Sample K-S) adalah :
- Jika nilai Asymp. Sig. [2-tailed] kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti data residual memiliki distribusi yang tidak normal.
- Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 maka Hoditerima. Hal ini berarti data residual memiliki distribusi yang normal.
b) Uji Multikolineritas
Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), sehingga uji jenis ini hanya digunakan apabila variabel independen dalam penelitian lebih dari satu. Multikolineritas dapat dilihat dengan cara menganalisis nilai VIF (Varianace Inflation Factor) dan nilai tolerance. Suatu model regresi menunjukkan adanya Multikolineritas jika: (1) Nilai Tolerance <0,10, atau (2) Nilai VIF > 10. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antara variabel independen.
c) Uji Heterokedastisitas
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Yadalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar analisis:
- Jika ada pola tertentu, seperti titik – tititk yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Waston, Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
- Nilai DW < 1,10 : ada autokorelasi
- Nilai DW antara 1,10 s.d 1,54 : tanpa kesimpulan
- Nilai DW antara 1,55 s.d 2,46 : tidak ada autokorelasi
- Nilai DW antara 2,46 s.d 2,90 : tanpa kesimpulan
- Nilai DW > 2,91 : ada autokorelasi
3. Analisis Regresi
Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
EICD = α + β1 INSOWN + β2 SIZE + β3 R&D + e
Keterangan :
- EICD = Extent Intellectual Capital Disclosure (luas pengungkapan modal intellectual perusahaan)
- α= Konstanta
- β1, β2,….. β = Koefisien regresi
- INSOWN = Kepemilikan institusi perusahaan
- Size = Ukuran perusahaan
- R&D= Research and Development
- e= error
3. Uji Hipotesis
Ghozali (2009) mengatakan bahwa ketepatan fungsi regresi sampel dalam menafsir nilai actual dapat diukur dari Goodness of Fit. Secara statistic Goodness of Fit setidaknya dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistic F, dan nilai Statistik t dengan tingkat signifikan 5%.
Uji koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengukur sejauh mana model mampu menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Dari nilai R2 akan diketahui seberapa besar variable dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, apabila nilai R2 mendekati satu berarti variabel-variabel inependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen.
Uji F (Simultan)
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
- Bila nilai signifikansi f < 0.05, maka H0 doitolak, artinya semua variabel independen berengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
- Apabila nilai signifikansi f > 0,05, maka H0 diterima, artinya semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Kriteria untuk menerimaan atau menolak hipotesis adalah sebagai berikut:
- Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
- Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
1. Analisis Statistik Deskriptif
Adapun hasil olahan statistic deskriptif data yang menjadi variabel penelitian dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science ) versi 18 ditunjukkan dalam table berikut:
N | Minimum | Maximum | Mean | Std. Deviation | |
Kepemilikan Institusional | 48 | .01 | 7.24 | 10.8048 | 1.00119 |
Ukuran Perusahaan | 48 | 21.16 | 30.61 | 28.5065 | 1.81529 |
R&D | 48 | 0 | 1 | 10.33 | .476 |
EICD | 48 | .17 | .41 | 20.3130 | .08858 |
Valid N (listwise) | 48 |
Berdasarkan hasil perhitungan pada table 4.1 tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengamatan dalam penelitian ini ada 12 Perusahaan Manufaktur High IC Intensive yang menjadi sample dimana 12 perusahaan tersebut dikalikan periode tahun pengamatan (4 tahun), sehingga observasi dalam penelitian ini sebanyak 48 observasi (12 x 4 = 48). Berdasarkan perolehan data diketahui hasil sebagai berikut:
a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional mempunyai nilaiminimumsebesar 0,01 , dengan nilai maksimum sebesar 7,24 , sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 10,8048 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,00119 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Kepemilikan Institusional sudah normal.
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan mempunyai nilaiminimumsebesar 21,16 , dengan nilai maksimum sebesar 30,61 , sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 28,5065 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,81529 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Ukuran Perusahaan sudah normal.
c.
mempunyai nilaiminimumsebesar 0 , dengan nilai maksimum sebesar 1 , sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 10,33 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,476 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel sudah normal.
d. Extent Intellectual Capital Disclosure
Extent Intellectual Capital Disclosure mempunyai nilaiminimumsebesar 0,17 , dengan nilai maksimum sebesar 0,41 , sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 20,3130 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,08858 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Extent Intellectual Capital Disclosure sudah normal.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan pertama sebelum dilakukan perhitungan regresi untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen.
a. Uji Normalitas
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji statistic dengan Kolmogov- Smirnov Z (1-Sample K-S) adalah sebagai berikut :
Tabel 4 . Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||
Unstandardized Residual | ||
N | 48 | |
Normal Parametersa,b | Mean | .0000000 |
Std. Deviation | 1.98862230 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .199 |
Positive | .199 | |
Negative | -.127 | |
Kolmogorov-Smirnov Z | 1.379 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .444 | |
a. Test distribution is Normal. | ||
b. Calculated from data. |
Berdasarkan hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testdiketahui bahwa angka signifikan setiap variabel menunjukkan angka lebih besar dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas dan dapat di lanjutkan ke pengujian selanjutnya.
Uji Multikolinieritas
Model | Collinearity Statistics | ||
Tolerance | VIF | ||
1 | (Constant) | ||
Kepemilikan Internasional | .953 | 1.050 | |
Ukuran Perusahaan | .688 | 1.453 | |
R&D | .662 | 1.510 | |
a. Dependent Variable: EICD |
Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa hasil uji multikolinieritas, nilai tolerance masing-maisng variabel independen > 0,10 sedangkan nilai VIF < 10. Dengan demikian, hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi | ||||||||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson | |||||||
1 | .588a | .346 | .301 | 2.05530 | 1.891 | |||||||
a. Predictors: (Constant), R&D, Kepemilikan Internasional, Ukuran Perusahaan |
Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai Durbin-Watson sebesar 1,891. Sehingga nilai DW antara 1,55 s/d 2,46. Hal ini menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Perhitungan dilaksanakan dengan program SPSS versi 18 dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 17.677 | 5.597 | 3.158 | .003 | |
Kepemilikan Institusional | 2.039 | .528 | .483 | 3.865 | .000 | |
Ukuran Perusahaan | 8.641 | .199 | .473 | 3.219 | .002 | |
R&D | 1.582 | .773 | .307 | 2.046 | .047 | |
Dependent Variable: EICD |
Pada table tersebut mengenai hasil pengolahan SPSS, maka dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan bahwa :
- Konstanta adalah sebesar 17,677. Hal ini berarti jika tidak dipengaruhi Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, R&D maka besarnya EICD sebesar 17,677.
- Koefisien variabel Kepemilikan Institusional sebesar 2,039. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan Kepemilikan Institusional sebesar satu satuan maka EICD juga mengalami peningkatan sebesar 2,039 dengan asumsi variabel lain konstan atau tetap
- Koefisien variabel Ukuran Perusahaan sebesar 8,641. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan UK sebesar satu satuan maka EICD juga mengalami peningkatan sebesar 8,641 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap
- Koefisien variabel R&D sebesar 1,582. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan R&D sebesar satu satuan maka EICD juga mengalami penurunan sebesar 1,582 dengan asumsi variabel lain konstan
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Hasil penghitungan SPSS mengenai analisisnya ditujukan oleh tabel di bawah ini :
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson | ||||||
1 | .588a | .346 | .301 | 2.05530 | 1.891 | ||||||
a. Predictors: (Constant), R&D, Kepemilikan Internasional, Ukuran Perusahaan |
Pada table diatas diketahui bahwa nilai koefisien korelasi R adalah 0,588 atau mendekati 1. Artinya terdapat hubungan (korelasi) yang kuat antara variabel bebas yang meliputi Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, R&D terhadap variabel terikat yaitu EICD.
Adapun analisis determinasi berganda, dari tabel diatas diketahui presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditujukan oleh nilai R square adalah 0,346 maka koefisien determinasi berganda 0,346 x 100%= 34,6% dan sisanya 100%-34,6%= 66,4%. Hal ini berarti naik turunnya variabel terikat yaitu EICD dipengaruhi oleh veriabel bebas yaitu Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, R&D sebesar 34,6%. Sedangkan sisanya sebesar 66,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
b. Uji simultan (Uji F)
Tabel 9. Hasil Uji Simultan (Uji F) | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 98.145 | 3 | 32.715 | 7.745 | .000a |
Residual | 185.867 | 44 | 4.224 | |||
Total | 284.012 | 47 | ||||
a. Predictors: (Constant), R&D, Kepemilikan Internasional, Ukuran Perusahaan | ||||||
b. Dependent Variable: EICD |
Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa besar F signifikansi adalah 0,000 yang berarti angka ini jauh lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai f hitung 7,745 dan f tabel 2,82. Karena nilai f hitung lebih besar dari f tabel yaitu 7,745 > 2,82 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 sehingga simpulan yang dapat diambil adalah bahwa Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, R&D secara bersama-sama berpengaruh terhadap EICD pada perusahaan Manufaktur High IC intensive.
c. Uji t (Uji parsial)
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 17.677 | 5.597 | 3.158 | .003 | |
Kepemilikan Institusional | 2.039 | .528 | .483 | 3.865 | .000 | |
Ukuran Perusahaan | 8.641 | .199 | .473 | 3.219 | .002 | |
R&D | 1.582 | .773 | .307 | 2.046 | .047 | |
Dependent Variable: EICD |
Dengan demikian, hasil uji dapat disimpulkan bahwa :
- Pengujian dengan menggunakan Uji t pada hipotesa pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap EICD menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 3,865 dan t tabel 1,68023. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,865 > 1,68023 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 sehingga H1 yang menyatakan bahwa variabel Kepemilikan Institusional secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap EICD diterima.
- Pengujian dengan menggunakan Uji t pada hipotesa pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap EICD menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 3,219 dan t tabel 1,68023. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,219 >1,68023 dengan tingkat signifikan 0,002 < 0,05 sehingga H2 yang menyatakan bahwa variabel Ukuran Perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap EICD diterima.
- Pengujian dengan menggunakan Uji t pada hipotesa pengaruh R&D terhadap EICD menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,047, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 2,046 dan t tabel 1,68023. Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 2,046 < 1,68023 dengan tingkat signifikan 0,047 < 0,05 sehingga H3 yang menyatakan bahwa variabel R&D secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap EICD diterima.
Pembahasan
1. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure.
Hasil pengujian Uji t Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure pada perusahaan manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan pengungkapan Extent Intellectual Capital Disclosure. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
Kepemilikan institusional adalah proporsi saham yang dimiliki oleh institusi dan kepemilikannya paling sedikit 5% atas saham perusahaan. pemegang saham potensial diharapkan mempunyai kekuasaan yang lebih besar dalam mengawasi manajemen. keberadaan investor institusional yang relatif kecil dalam struktur kepemilikan dan rendahnya persentase saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menurut agency theory dapat menurunkan luas pengungkapan karena manajer tidak memiliki insentif yang kuat untuk meyakinkan stakeholders tentang kinerja optimal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kepemilikan institusional yang tinggi maka para manajer akan termotivasi untuk mengungkapkan intellectual capital secara luas serta. investor institusional mempunyai insentif yang kuat untuk mengawasi praktik pengungkapan perusahaan. Jadi diharapkan dengan meningkatnya kepemilikan institusional, maka pengungkapan sukarela akan meningkat.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure.
Hasil pengujian Uji t Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure pada perusahaan manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,002 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan pengungkapan Extent Intellectual Capital Disclosure. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
Size adalah ukuran perusahaan, dimana semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap keterbukaan informasi dibanding perusahaan yang lebih kecil. Dengan mengungkapkan informasi yang lebih banyak, perusahaan mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen perusahaan yang baik.
Semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi intellectual capital dalam annual report. Hal ini disebabkan karena semakin besar perusahaan semakin besar pula perhatian atau sorotan stakeholder. Perhatian para pemangku kepentingan teresbut akan semakin tinggi dengan semakin besarnya perusahaan karena dampak maupun pengaruh ekonomis, sosial maupun aspek lainnya terhadap lingkungannya. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk semakin banyak melaporkan informasi termasuk intellectual capital disclosure. Semakin besar perusahaan semakin besar pula perhatian atau sorotan stakeholder, oleh karena itu perusahaan akan semakin banyak melaporkan informasi intellectual capital disclosure.
3. R&D berpengaruh Extent Intellectual Capital Disclosure.
Hasil pengujian Uji t R & D berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure pada perusahaan manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,047 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis R & D berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan pengungkapan Extent Intellectual Capital Disclosure. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
Dalam era ekonomi baru berbasis pengetahuan, penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan faktor yang penting dalam penciptaan modal intelektual dan dapat dipandang sebagai ukuran ekonomik (economic measure) modal intektual . Banyak perusahaan mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk penelitian dan pengembangan guna menciptakan produk atau proses baru, memperbaiki produk yang ada, dan menemukan pengetahuan baru yang dapat bermanfaat dimasa depan. R&D dalam hal ini memiliki makna yang luas, tidak hanya terbatas pada pengembangan dan penemuan produk baru, akan tetapi R&D dapat dilakukan pada sektor-sektor lain yang membutuhkan inovasi atau peningkatan efektivitas seperti riset pemasaran dan pengembangan SDM. Dengan demikian investasi perusahaan dalam bidang R&D akan berdampak dalam penciptaan nilai jangka panjang.
Menurut signalling theory, pengungkapan beberapa informasi diharapkan mampu memberikan sinyal positif kepada pasar bahwa perusahaan telah menerapkan raktek-praktek industri yang baik. Kegiatan R&D dapat menjadi sinyal bagi investor bahwa perusahaan telah mengelola modal intelektualnya dengan baik guna menciptakan nilai jangka panjang perusahaan sehingga akan mempengaruhi keputusan investasinya. Dengan adanya R&D maka memungkinkan perusahaan untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas terutama berkaitan dengan penelitian dan pengembangan.
Hasil penelitian ini mungkin berhubungan dengan kebijakan pemberian insentif pajak bagi industri atau investor yang melakukan proses penelitian dan pengembangan (R&D) di Indonesia seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 769 / KMK.04 / 1990 (KMK-769). Penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan R&D memberikan pengungkapan sukarela lebih luas berkaitan dengan kegiatan penelitian dan pengembangannya yang merupakan unsur internal capital. Selain itu, perusahaan yang menerapkan R&D mungkin memiliki sumberdaya dan teknologi yang lebih unggul sehingga memungkinkan untuk melakukan pengungkapan intellectual capital yang lebih banyak dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan R&D dalam kegiatan usahanya.
4. Kepemilikan institusional, Ukuran perusahaan , Riset and Development berpengaruh terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure.
Hasil pengujian Uji f Kepemilikan institusional, Ukuran perusahaan , Riset and Development berpengaruh secara simultan terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure pada perusahaan manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,047 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Kepemilikan institusional, Ukuran perusahaan , Riset and Development berpengaruh secara simultan terhadap Extent Intellectual Capital Disclosure diterima dan mempengaruhi perusahaan dalam meningkatkan pengungkapan Extent Intellectual Capital Disclosure. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
Kepemilikan institusional ditunjukkan melalui proposi saham yang dimiliki oleh perusahaan investasi dan blockholders. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam mengawasi manajemen perusahaan guna untuk mengurangi konflik keagenan dalam suatu perusahaan. Dengan kepemilikan saham institusional pada perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan oleh institusi-institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja dari manajer . pengawasan yang dilakukan institusi mampu mensubtitusi biaya keagenan yang lain (hutang, deviden, dan kepemilikan manajerial) sehingga biaya keagenan menurun dan nilai perusahaan meningkat. Oleh sebab itu, kepemilikan institusional sangat berperan dalam mengawasi perilaku dari manajer agar berhati-hati dalam pengambilan keputusan serta untuk mengurangi perilaku oportunistik dari manajer.
Menurut signalling theory, pengungkapan beberapa informasi diharapkan mampu memberikan sinyal positif kepada pasar bahwa perusahaan telah menerapkan raktek-praktek industri yang baik. Kegiatan R&D dapat menjadi sinyal bagi investor bahwa perusahaan telah mengelola modal intelektualnya dengan baik guna menciptakan nilai jangka panjang perusahaan sehingga akan mempengaruhi keputusan investasinya. Dengan adanya R&D maka memungkinkan perusahaan untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas terutama berkaitan dengan penelitian dan pengembangan.
Kesimpulan
Simpulan
Penelitian ini meneliti tentang Extent Intellectual Capital Disclosure yang dipengaruhi oleh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Riset And Development (R&D). Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS 18. Data sampel penelitian sebanyak 12 perusahaan perusahaan manufaktur High IC Intensive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2018. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah
- Sampel penelitian hanya terbatas pada perusahaan manufaktur High IC Intensive saja sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat di generalisasikan ke perusahaan lainPenelitian ini hanya menggunakan 3 variabel Independen dan 1 variabel dependen
- Penelitian ini hanya mengambil 4 periode saja dari tahun 2015-2018, dan
- Penelitian ini hanya menggunakan objek 1 negara yaitu Indonesia
Saran
Adapun saran yang dapat di berikan oleh peneliti untuk penelitian dimasa mendatang adalah
- Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel dengan mengikut sertakan industri-industri LQ45, manufaktur, Perbankan Syariah, perbankana konvensional, Farmasi dan sector lainnya , sehingga kesimpulan penelitian lebih dapat digeneralisasi,
- Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan menggunakan variabel independen lain yang mungkin mempengaruhi Extent Intellectual Capital Disclosure,
- Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang sehingga menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi
- Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan objek lebih dari 1 negara
References
- V. Mehrotra and A. K. Malhotra, “Extent and gaps in intellectual capital disclosure in the Indian industry,” Int. J. Learn. Intellect. Cap., 2019.
- G. H. Mardini and F. E. Lahyani, “Impact of firm performance and corporate governance mechanisms on intellectual capital disclosures in CEO statements,” J. Intellect. Cap., 2020.
- P. L. Joshi, T. H. Min, A. Deshmukh, and N. B. Jaffar, “Extent and determinants of intellectual capital disclosures by top listed companies in Malaysia,” Indian J. Financ., 2016.
- S. M. Taliyang and M. Jusop, “Intellectual Capital Disclosure and Corporate Governance Structure: Evidence in Malaysia,” Int. J. Bus. Manag., 2011.
- G. White, A. Lee, Y. Yuningsih, C. Nielsen, and P. N. Bukh, “The nature and extent of voluntary intellectual capital disclosures by Australian and UK biotechnology companies,” J. Intellect. Cap., 2010.
- W. Widarjo, Rahmawati, Bandi, and A. K. Widagdo, “Underwriter reputation, intellectual capital disclosure, and underpricing,” Int. J. Bus. Soc., 2017.
- “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN R&D TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL,” Diponegoro J. Account., 2014.
- B. SOLIKHAH, A. WAHYUDIN, and A. A. Wara RAHMAYANTI, “The Extent of Intellectual Capital Disclosure and Corporate Governance Mechanism to Increase Market Value,” J. Asian Financ. Econ. Bus., 2020.
- V. Mehrotra and A. K. Malhotra, “Extent and gaps in intellectual capital disclosure in the Indian industry,” Int. J. Learn. Intellect. Cap., 2019.
- S. B. Rezki, “Determinan Faktor Pengungkapan Modal Intelektual dan Tingkat Pengungkapan Per Industrinya pada Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Kompartemen J. Ilm. Akunt., 2018.
- B. SOLIKHAH, A. WAHYUDIN, and A. A. W. RAHMAYANTI, “The Extent of Intellectual Capital Disclosure and Corporate Governance Mechanism to Increase Market Value,” J. Asian Financ. Econ. Bus., 2020.
- M. Bhatia and B. Agarwal, “Intellectual Capital Disclosures in IPO Prospectuses of Indian Companies,” Int. J. Soc. Sci. Manag., 2015.
- I. Ulum and P. Fitri Wijayanti, “Intellectual Capital Disclosure of Muhammadiyah Universities: Evidence from 4ICU 2018,” J. Account. Invest., vol. 20, no. 1, 2018.
- Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2016.