Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2537

Improve Reading Skills through the Medium of Clever Box on the Age 4-5 Years in Kindergarten


Meningkatan Kemampuan Membaca Melalui Media Clever Box Pada Usia 4-5 Tahun di KB-TK

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Kemampuan Membaca Melalui Media Clever Box

Abstract

Ability to read has a role which is important for a child's life early because introduce letters to children is the initial step son is able to read and to make a word. This research aims to know the application and the results of the media “Clever Box” against the enhancement of reading in a child group A. This research uses the Research Action Class as one approach to improve the ability to read the child. Implemented in a 2-cycle is divided into three levels namely prasiklus, cycle I and cycle II to get the result with the expected. In the pre cycle yields the value of the prosentase range of actions is as big as 39,66% whereas in cycle I prosentase increased by 61,15% until acquired prosentase value to be 60,34 which means no avail. Then research further by giving the action in cycle II, after having done research on the cycle II of this value prosentase kecapain action be 84,49%, up from the procurement value prosentase in cycle I and cycle II experienced an increase as large as 23,34%. With this can be seen from the comparison between cycle I and II for the research progresses. From the results obtained there is an increase that proves that with the use of the media “Clever Box” can improve the ability of the child's reading.

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini adalah suatu jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan” dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur, non formal, dan informal.[1]

Karena adanya pendidikan anak usia dini memiliki peran yang penting bagi tumbuh kembangnya ketika dewasa didalam pendidikan perlu mengembangkan enam aspek perkembangan yaitu Sosial Emosional, Kognitif, Nilai Moral Agama, Seni, Fisik Motorik, Bahasa. Dari keenam aspek tersebut yang harus di kembangkan dalam dunia pendidikan anak usia dini adalah salah satunya perkembangan” bahasa. [2] Dalam aspek perkembangan anak harus memiliki 6 aspek pada ruang lingkup anak usia dini.

Salah satu perkembangan bahasa yakni membaca. Membaca merupakan “keterampilan bahasa tulis yang bersifat resepetif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan jadi kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan” seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi maknanya serta “menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Proses yang di alami adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan di mulai dari mengenal huruf, kata ungkapan, frase, kalimat, dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan” maknanya. “Bahkan lebih jauh dari itu dalam kegiatan membaca, pembaca menghubungkannya dengan maksud penulis berdasarkan” pengalamannya. [3] Dalam perkembangan bahasa anak dapat mengenali huruf dan kata-kata dihubungkan dengan adanya bunyi, dan menyusun kata.

Salah satu pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar di Taman Kanak-kanak adalah pengembangan bahasa, bahasa digunakan untuk berkomunikasi dan berfikir. [4] Tahap membaca anak usia 4-5 tahun yaitu pada tahap membaca peralihan” dan tahapan membaca lanjut, tahap membaca peralihan mulai terlihat pada anak usia 4 tahun, di sini anak mulai mengingat huruf atau kata yang ia sering temui dan anak mulai tertarik dengan jenis-jenis huruf dan ukuran besar. Pada tahap anak usia 5 tahun yaitu tahap “membaca lanjut di sini anak mulai sadar akan fungsi bacaan dan cara membacanya, anak tertarik dengan berbagai bacaan yang ada gambarnya mulai mengeja dan membaca kata. [5]

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data bahwa kemampuan membaca anak kelompok TK A1 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Candi Ajaran 2019/2020 terlihat masih rendah. Hal ini terlihat masih banyaknya peserta” didik yang masih belum berkembang dalam kemampuan membaca. Dari 11 anak yang sudah berkembang membacanya ada 4 anak, dan yang belum berkembang membacanya ada 7 anak. Oleh karena itu sebagai peneliti di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Candi, peneliti membentuk kebiasaan dan kegemaran membaca melalui media yang peneliti terapkan dengan tujuan anak dapat tertarik minat membaca sejak dini, media tersebut adalah media Clever Box”

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif ini menggunakan model Kemmis dan Mc Tanggart. Berikut merupakan siklus model penelitian menurut Kemmis dan MC Tanggart tersebut.

Metode”Penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelas. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskritif sebab menggambarkan suatu” teknik pembeljaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diingkan untuk dicapai.Penelitian Tindakan Kelas secara partisipatif adalah”kegiatan dengan adanya keterlibatan pihak lain di luar peneliti dalam melakukan”penelitian. [6]

Prosedur Penelitian

Prosedur PTK menguraikan berbagai metode dan prosedur yang akan di lakikan, Adapun model PTK yang dimaksud menggambarkan adanya empat langkah/tahap menurut Kemmis dan Mc.taggrat adalah

  1. “Tahap 1 : menyusun rancangan tindakan (perencanaan yang menjeaskan tentang apa, mengapa, dan kapan dan dmana oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan”
  2. “Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi rancangan”
  3. “Tahap 3 : Pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat”
  4. “Tahap 4 : Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi”

“Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti sikus-siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral, Prosedur PTK biasanya meliput beberapa siklus sesuai dengan tingkat masalah yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan” ditingkatkan [7]

Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan data atau dilakukan pada anak usia 4-5 tahun, kelompok A di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 1, dimana anak tersebut berjumlah 11 anak, sementara 4 anak belum mampu membaca sesuai” usianya.

Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam suatu penelitian. Sedangkan instrumen penelitian merupakan alat ataupun fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap serta distematis sehingga mudah” diolah. [8]

Teknik Pengumpulan Data

Untuk”mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu Observasi, Wawancara, Dokumentas”.

“Observasi dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu dari tahap awal sampai tahap akhir. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipatif, dimana peneliti ikut turut serta mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui lembar pengamatan aktivitas siswa. Observasi juga dilakukan peneliti dalam hal ini untuk mengamati guru mata pelajaran selama pembelajaran berlangsung melalui lembar” pengamatan”guru.

“Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran. Data ini diperoleh melalui proses tanya jawab, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang kaitannya dengan” kondisi siswa dalam melaksanakan pembelajaran untuk menemukan kesulitan apa saja yang dialami baik guru maupun siswa saat proses”pembelajaran.

  1. Observasi
  2. Wawancara
  3. Dokumentasi

“Dokumentasi catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar atau hasil karya dari seseorang. Adapun dokumen yang berbentuk tulisan seperti catatan harian anak, buku perkembangan anak dan lembar penilaian anak. Dan adapun dokumen yang berbentuk seperti foto kegiatan anak, hasil karya anak dan video untuk memperkuat hasil penelitian dalam meningkatkan kemampuan membaca melalui media clever” box. [9]

Analisis Data

“Analisis data hasil tes belajar secara deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa. Data ini” diperoleh.

P = 100%

Keterangan :

P : Angka Presentase

F : Frekuensi yang sedang dicari pesentasenya

N : Jumlah Anak dalam satu kelas [10]

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil kemampuan meningkatkan kemampuan membaca pada clever box terdapat pada siklus I dan siklus II terlihat sangat meningkat. Peneliti berhasil mencapai target untuk peningkatan kemampuan membaca pada kelompok A pada setiap anak. Pada siklus II rata-rata anak mendapatkan skor 3 dan 4 daripada siklus I hanya mendapat skor 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mengenal huruf kelompok A meningkat, sehingga dapat” “disimpulkan bahwa dengan melalui “Kotak Pintar” mampu meningkatkan kemampuan mengenal huruf konsonan pada anak di kelompok A hasil penerapan yang dilakukan oleh peneliti” menunjukkan bahwa kemampuan mengenal huruf konsonan dari mulai prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang bertahap. “Dari awal prasiklus yang mendapatkan 39,66% meningkat menjadi 61,15% dan sampai pada siklus II mengalami peningkatan sebesar” 84,49%. Hal ini dibuktikan bahwa dengan adanya media “Kotak Pintar” meningkatkan kemampuan mengenal huruf konsonan anak kelompok A

Indikator Prasiklus Siklus I Siklus II
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mengenal Bunyi Huruf 54,54% 36,36% 9,10% - 9.10% 63,63% 27,27% - - 18,18% 54,54% 27,28%
Menghubungkan Kata dan Makna 45,45% 54,54% - - - 54,54% 45,46% - - 18,18% 54,54% 27,28%
Sintaksis 27,72% 27,28% - - 9,10% 27,22% 18,18% - - - 27,27% 27,28%
Table 1.Hasil Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Mengenal

“Pada tabel dapat diatas dapat dilihat bahwa sebelum diterapkan media “Clever Box” terdapat beberapa anak kelompok A yang masih belum mampu dalam membaca. Pada siklus I rata-rata anak masih memperoleh prosentase 61,15% anak yang mampu mengenal bunyi huruf dengan baik. Kemudian pada siklus II prosentase yang diperoleh telah terjadi peningkatan yaitu menjadi 84,29% anak yang mampu membaca dengan baik dan” benar.

“Pada indikator 1 pada prasiklus masih banyak anak yang belum bisa mengenal bunyi huruf dengan prosentase 9,10% pada nilai 1 dan 2 sedangkan pada indicator 2 anak mendapat prosentase 54,54% pada nilai 1 dan pada indikator 3 anak belum bisa untuk membaca sintaksis aturan kata atau kalimat masih banyak anak yang mendapat prosentase 9,10% pada nilai 1. Sedangkan pada siklus 1 pada” indicator 1 masih ada anak yang bisa mengenal bunyi huruf tetapi belum sempurna dengan prosentase 27,27% pada nilai 3 sedangkan indikator 2 ada juga yang belum bisa menghubungkan “kata dan makna dengan baik dengan prosentase 45,46% pada nilai 3 dan pada indicator 3 anak belum bisa membaca sintaksis aturan kata dan kalimat dengan prosentase 72,72% pada nilai 2 dan 3. Pada siklus 2 anak sudah ada kenaikan dalam indicator 1 yaitu mengenal bunyi huruf dengan prosentase 18,18% pada nilai 4 dan menghubungkan kata dan makna prosentase 27,28% pada nilai” 4 dan “yang terakhir membaca sintaksis aturan kata dan kalimat dengan prosentase 54,54% pada nilai” 3 .

Diagram 1.

Diagram Hasil Nilai Ketuntasan Peningkatan Kemampuan Membaca Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Dari hasil diagram diatas dijelaskan bahwa adanya peningkatan secara signifikan mulai Prasiklus, Siklus I, Siklus II, terbukti adanya peningkatan kemampuan membaca pada prasiklus sebesar 39,66%. Dan setelah diberikan perlakuan pada siklus I mencapai hasil ketuntasan belajar sebesar 61,15% Namun” dari hasil pencapaian ini dinyatakan tidak berhasil, maka diberikan perlakuan “kembali pada tahap siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu sebesar 84,29%. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa media “Clever Box” dapat meningkatkan kemampuan membaca pada” TK A.

Kesimpulan

Penerapan media “Clever Box” mampu dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak di KB-TK AISYIYAH 1 CANDI yaitu dilakukan dengan cara mengajak anak yaitu yang pertama mengajak untuk mengambil 1 huruf dalam clver box lalu anak membunyikan huruf tersebut yaitu huruf “b”, yang kedua yaitu mengajak anak untuk menyebutkan gambar apa yang telah diambil bu guru yaitu gambar buah sawo, dan yang ketiga anak menyusun kata dan kalimat” sesuai dengan contoh.

Hasil penerapan media “clever box” untuk meingkatkan kemampuan membaca anak pada usia 4-5 tahun di KB-TK AISYIYAH BUSANUL ATHFAL 1 CANDI menunjukkan bahwa kemampuan membaca pada anak dari hasil prasiklus sebesar 39,66% siklus 1 sebesar 61,15%, siklus 2 sebesar 84,29% hal ini membuktikan adanya peningkatan kemampuan mebaca pada anak” setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan kegiatan media “clever box” dalam penyampaian pembelajaran.

Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas ini, penelitian menggunakan beberapa saran sebagai” berikut.

Bagi Sekolah

Media “Clever Box” dapat digunakan sebagai alternatif serta bervariasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca.

Bagi Guru

“Perlunya kreativitas dalam melakukan kegiatan pembelajaran, terutama kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca. Dan juga dapat memanfaatkan fasilitas sekolah dengan baik agar pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton” saja.

Bagi Peneliti Selanjutnya

“Hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi bagi penelitian lain yang terkait dengan peningkatan kemampuan membaca pada anak TK” selanjutnya.

References

  1. Danar Santi, Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teori Dan Praktek, (Jakarta; Indeks, 2009), hal 30
  2. Rini Hildayani, dkk. Psikologi Perkembangan Anak (Universitas Terbuka Januari 2013), hal 2.3
  3. Nurbiana Dhieni , dkk. Metode Pengembangan Bahasa (Universitas Terbuka 2007), hal 5.5
  4. Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Kharisma Putra Utama 2009) Hal 19
  5. Suyanto. Konsep Dasar Anak Usia Dini (Jakarta:Dapartemen Pendidikan Nasional, 2005)hal 168
  6. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta. 2010) Hal 4
  7. Suharsimi Suharsimi Arikunto, dkk Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara 2015) hal143-144
  8. Zainal Aqib, Penelitian Tindak Kelas TK/RA-SLB/SDLB, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017) hal 239
  9. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000) hal 2-3
  10. Siti Nur Kholifah Roshita Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Media Kotak Baba (Jurnal, Universitas Negri Surabaya 2013)