Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2523

The Effect of STAD Application on Student Learning Outcomes in English Class V ICP English at Elementary School


Pengaruh Penerapan STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas V ICP di SD

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Student Teams Achievement Division Hasil Belajar Bahasa Inggris

Abstract

This study aims the problems experienced by the fifth grade ICP students of SD Muhammadiyah 3 Ikrom regarding the relatively low learning outcomes of English. This is due to the lack of motivation during learning and the boredom felt by students. Researchers chose the STAD learning model because it can keep up with the times, namely by using online learning media in the form of the Zoom application. The researcher did a Breakout Zoom to divide the group. This research uses experimental quantitative research methods. The T-test on the SPSS program was also carried out to analyze whether there was an influence and how much influence the student learning outcomes had after the implementation of the Student Teams Achievement Division learning model. The results of the study indicate that there is a significant influence from the application of the STAD learning model. There was a significant increase in the average score from Pre-Test to Post-Test. Meanwhile, the magnitude of the effect of the application of the STAD learning model can be seen in the results of the T-test analysis with T-count > T-table, which means H0 is rejected and Ha is accepted.

Pendahuluan

Bahasa asing yang telah dianggap sangat penting untuk tujuan dari ilmu pengetahuan, seni budaya serta teknologi ialah Bahasa Inggris. Begitu banyak negara yang sudah menggunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa kedua setelah Bahasa dari negara tersebut. Tidak hanya itu Bahasa Inggris ini menjadikan antar bangsa di dunia saling berkembang. Maka dari itulah Bahasa Inggris dimasukan sebagai salah satu mata pelajaran yang dilaksankan sebagai muatan lokal. Dalam hal ini yang dimaksud Bahasa Inggris berupa muatan lokal yaitu memberi kompetensi untuk dapat memahami keterangan tulisan, lisan serta ungkapan yang sederhana.[1] Bahasa Inggris selama ini sudah digunakan sebagai bahasa yang bertujuan untuk menjadi jembatan seseorang untuk berkomunikasi antar Negara atau bangsa secara global, tentunya hal demikian pada zaman modern membuat Bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan untuk meningkatkan kebutuhan hidup terutama pendidikan.[2]

Pada mata pelajaran Bahasa Inggris terdapat beberapa komponen keterampilan berbahasa yang diharuskan untuk mampu dikuasai masing-masing siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di SD/MI. Keterampilan-keterampilan Bahasa Inggris itu diantaranya yaitu meliputi keterampilan mendengarkan atau menyimak, membaca, menulis, serta berbicara. Ada beberapa hal cukup begitu mendasar sehingga menjadi sebuah komponen utama untuk belajar bahasa Inggris diantaranya ialah penguasaan kosa kata atau vocabulary, pengucapan atau pronounciation, percakapan sederhana atau simple grammar, serta gramatikal atau grammar.[3]

Sebagian besar siswa sejak tingkat Taman Kanak-kanak secara formal telah mempelajari Bahasa Inggris, namun masih terbilang kurang efektif. Pada nilai mata pelajaran Bahasa Inggris para siswa yang kenyataannya masih terbilang rendah pada saat ujian nasional serta rendahnya frekuensi terhadap penggunaan Bahasa Inggris itu sendiri untuk di kalangan para siswa maupun lingkungan sekitar. Selama ini secara umum pelajaran Bahasa Inggris diajarkan dengan cara yang monoton dan kurangnya penerapan dengan metode yang lebih kreatif dan aktif sehingga kurangnya minat belajar dari siswa. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris diperlukan keterampilan menulis yang baik. Namun Keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris mayoritas masih kurang.[4]

Menurut hasil data yang diperoleh dari English First - English Proficiency Index atau EF EPI, hasil data membuktikan bahwa Indonesia menempati urutan ke-28 dari 63 negara di dunia dalam hal indeks kemampuan berbahasa Inggris. Survei tersebut telah melibatkan 750.000 responden. Penduduk Indonesia memiliki kemampuan bahasa Inggris dengan kategori masih rata-rata dengan fakta menunjukkan bahwa 52.74%. Sedangkan, pada negara tetangga seperti Malaysia di urutan 12 (59.73%) dan Singapura berada di urutan 13 (59.8%) dengan kemampuan berbahasa Inggris pada kategori tinggi.[5]

Keberadaan International Class Program (ICP) di SD Muhammadiyah 3 Ikrom menjadi pusat perhatian bagi para orang tua. International Class Program (ICP) ini merupakan program unggulan yang tidak diwajibkan bagi seluruh siswa. Akan tetapi program tersebut diciptakan khusus bagi orang tua yang berminat saja. Oleh karena itu pada sebuah pembelajaran tidak hanya ketuntasan materi saja yang diperhatikan, akan tetetapi bagaimana sebuah pembelajaran itu bisa memberikan keteladanan dan menumbuhkan motivasi serta mengembangkan kreativitas siswa sehubungan dengan hasil belajar yang baik.

International Class Program merupakan salah 1 kelas unggulan yang ada di SD Muhammadiyah 3 Ikrom. Kelas yang bertaraf internasional ini, menuntut siswa untuk mampu mengikuti kurikulum luar negeri. Sehingga dibutuhkannya strategi dan metode-metode khusus guna untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar Bahasa Inggris. Sebagaimana yang telah dinyatakan dengan Keller dalam nashar bahwa sebuah prestasi belajar hal ini bisa dilihat dari adanya perubahan hasil pada siswa berupa harapan dan motivasi untuk berhasil.[6]

Berdasarkan dari hasil observasi peneliti kepada guru kelas International Class Program di SD Muhammadiyah 3 Ikrom. Didapat informasi bahwa metode pengajaran didominasi oleh aktifitas guru sehingga pembelajaran masih bersifat teoritis sehingga berdampak pada motivasi dan keaktifan siswa. Selain itu, pada kelas ICP (International Class Program) diharuskan menggunakan Bahasa nggris selama proses belajar mengajar. Sehingga menyulitkan siswa untuk memahami dan menerjemahkan penjelasan maupun pelajaran yang disampaikan. Guru masih ragu dalam menggunakan metode diskusi kelompok dengan asumsi bahwa siswa lebih sulit dikondisikan jika dibentuk dalam kelompok. Hal ini dikarenakan siswa hanya bercanda dengan temannya dan hanya menyita waktu belajar. Hal tersebut terlihat ketika guru menjelaskan mata pelajaran yang lebih menekankan pada pemberian materi secara langsung sehingga mempengaruhi dengan hasil belajar yang kurang sesuai dengan harapan.

Guru masih ragu dalam menggunakan metode diskusi kelompok dengan asumsi bahwa siswa lebih sulit dikondisikan jika dibentuk dalam kelompok. Hal ini dikarenakan siswa hanya bercanda dengan temannya dan hanya menyita waktu belajar. Hal tersebut terlihat ketika guru menjelaskan mata pelajaran yang lebih menekankan pada pemberian materi secara langsung. Hal ini mempengaruhi dengan hasil belajar yang kurang sesuai dengan harapan. Kenyataan pada lapangan, ada beberapa siswa yang harus dipindah kelasnya ke kelas regular dikarenakan hasil belajar yang kurang baik dan sesuai. Kenyataan pada lapangan, ada beberapa siswa yang harus dipindah kelasnya ke kelas regular dikarenakan hasil belajar yang kurang baik dan sesuai. Agar mencapai tujuan sebuah pembelajaran, diperlukan analisis strategi, metode, pendekatan, dan teknik tertentu. Dengan kata lain, keberhasilan proses pembelajaran juga dapat bergantung pada bagaimana suatu bahan ajar itu disampaikan atau bagaimana cara pengajaran yang diberikan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan minat belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif STAD. Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.[7] Dalam penerapanya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda.[8]

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membuat siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk mencari penyelesaian masalah, serta interaksi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD secara berkelompok menjadikan guru menciptakan suasana belajar yang mendorong anak-anak untuk saling membutuhkan dan saling berbagi pengetahuan yang telah dimilikinya kepada siswa yang lain, sehingga para siswa menjadi mampu menguasai materi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.[9] Peneliti memutuskan untuk memilih dan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dikarenakan dengan diterapkannya model pembelajaran STAD ini dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keaktivan berdiskusi, kemampuan untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan secara mufakad serta melatih kekompakan. Siswa dapat mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.[10]

Diberlakukannya STAD dalam penelitian ini adalah untuk menunjang hasil belajar siswa yang terbilang rendah. Khusus pada kondisi saat ini, ditengah wabah covid-19 pemerintah menghimbau agar seluruh pembelajaran dilakukan secara daring. Penerapan kebijakan pemerintah untuk social distancing, physical distancing, dan lockdown berdampak signifikan terhadap pendidikan.[11] Jika adanya pembelajaran tatap muka secara virtual menggunakan zoom, guru cenderung lebih banyak menggunakan metode ceramah yakni dengan guru sebagai Center of Interest.

Stigma yang terbangun selama ini bahwa pembelajaran online (jarak jauh) sangat sulit bahkan cenderung tidak bisa diterapkan apabila menerapkan pembelajaran secara berkelompok. Realitanya seiring perkembangan zaman bersamaan dengan pesatnya teknologi, sistem pendidikan jarak jauh sesungguhnya bisa berbentuk jadi suatu pembelajaran yang interaktif dengan penggunaan kelompok-kelompok (STAD) yang bisa dikontrol dengan baik.[12] Maka dari itu peneliti memilih model pembelajaran STAD dikarenakan model pembelajaran ini dapat mengikuti perkembangan zaman yaitu dengan menggunakan media pembelajaran online berupa aplikasi Zoom. Peneliti melakukan Breakout Zoom dan menjadikan 4 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 3 siswa, karena peneliti hanya mengambil sampel 12 siswa kelas V ICP yang telah disesuaikan dengan kondisi ditengah wabah Covid-19. Menggunakan Breakout Zoom siswa akan dapat saling berdiskusi untuk saling bertukar pemahaman, sehingga akan mempengaruhi dari hasil belajar.

Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V International Class Program di SD Muhammadiyah 3 Ikrom dan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh penerapan Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V International Class Program di SD Muhammadiyah 3 Ikrom.

Penelitian terkait Student Teams Achievement Division pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu Zaini Rafik dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Aspek Pemahaman Bacaan Pada Pokok Bahasan Cerpen Melalui Model Cooperative Learning Teknik STAD Pada Siswa Kelas VI Semester II di MI Khr Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013”. Dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunan Pembelajaran kooperatif teknik STAD telah terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris dan meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa dengan baik. Penelitian lain juga dilakukan oleh Isnani dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Pada Materi Reading Recount Text Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas VIII/B SMP Negeri 9 Banjarmasin”. Dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan keaktivan siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk “One Group Pre Test – Post Test Design”, dikenal juga dengan sebutan eksperimen semu. Penelitian akan mengadakan pengamatan langsung terhadap satu kelompok subjek dengan dua kondisi observasi yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding, sehingga setiap subjek merupakan kelas kontrol atas dirinya sendiri.[13] Adapun peneliti sudah menyiapkan langkah-langkah pembelajaran STAD secara umum Peneliti mengkombinasi teori STAD dengan pedoman dari teori Isjoni dan Aqib kemudian disesuaikan berdasarkan dengan kondisi dan keadaan siswa disekolah. Sehingga pembelajaran STAD dapat diterima dengan lebih baik. Berikut adalah sintak STAD yang telah dikembangkan oleh peneliti : Pembentukan Kelompok, Penyajian Materi, Kerja Kelompok, Tes Individu, Pengembangan Skor dan Perkembangan Individu, Penghargaan dan Evaluasi.

Teknik sampel yang diambil peneliti yakni menggunakan teknik Purposive Samplingyakni merupakan teknik sampling non random. Tidak ada pemberian kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel penelitian.[14] Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan pemberian soal Pre-Test dan Post-Test dengan jumlah soal esay sebanyak 15 butir soal dari materi Chapter 6 pada buku Bahasa Inggris ICP dengan materi Fable dan Conjunction. Setelah pengumpulan sampel dan mendapatkan hasil belajar siswa, peneliti melakukan uji normalitas untuk mengetahui bahwa sampel berdistribusi normal. Proses pengujian dan analisa data peneliti menggunakan SPSS.

Hasil dan Pembahasan

Peneliti melakukan penelitian tersebut dengan tujuan menganalisis adakah pengaruh penerapan Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V International Class Program di SD Muhammadiyah 3 Ikrom dan menganalisis seberapa besar pengaruh penerapan Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V International Class Program di SD Muhammadiyah 3 Ikrom. Model pembelajaran STAD dipilih oleh peneliti karena dapat mengikuti perkembangan zaman dengan baik. Terutama pada saat ini kondisi ditengah wabah covid-19 yang mengharuskan pembelajaran secara online. Model pembelajaran STAD dapat diaplikasikan saat pembelajaran online menggunakan zoom dengan cara breakout zoom menjadi beberapa room zoom. Siswa tetap dapat berdiskusi secara online dan tetap dalam kondisi yang kondusif.

Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis, hasil penelitian dapat dilihat dari berikut ini :

  1. Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh oleh peneliti menunjukan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) membawa pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V ICP di SD Muhammadiyah 3 Ikrom pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Dapat dilihat dari 3 aspek hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada aspek kognitif saat diberlakukannya model pembelajaran Student Teams Achievement Student selama pembelajaran Bahasa Inggri, siswa mampu memahami materi dan mampu menjawab soal yang diberikan secara berkelompok dengan baik dan kompak. Nilai terendah sebelum diberlakukannya STAD ialah 69, sedangkan sesudah diberlakukannya STAD yaitu 82, terdapat selisih sebesar 13. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dari penerapan Student Teams Achievement Division terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas V International Class Program di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage.
  2. Pada aspek afektif setelah diberlakukannya model pembelajaran Student Teams Achievement Student (STAD) pada siswa selama pembelajaran Bahasa Inggris, siswa begitu antusias mengikuti proses pembelajaran. Siswa tampak ceria dan bersemangat sejak awal pembukaan pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Sebagaimana yang telah dikemukakan dari hasil penelitian terdahulu Zaini Rafiq bahwa penerapan STAD membuat siswa menjadi lebih aktiv dalam pembelajaran. Pada aspek psikomotorik dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal Post-Test yang diberikan dengan tepat waktu.
  3. Besarnya pengaruh dari penerapan Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas V International Class Program di SD Muhammadiyah 3 Ikrom dapat dilihat dari table dibawah ini :

Berdasarkan hasil perhitungan Uji T diatas maka diperoleh nilai rata-rata nilai Pre-Test sebesar 81,58 dan nilai Post-Test sebesar 93,00. Hasil diatas juga memperoleh T-hitung sebesar 3,957. Sedangkan T-tabel sebesar 2,201, df 11 dan P .002. Berdasarkan pemaparan tabel diatas, diperoleh T-hitung sebesar 3,957 dan T-tabel sebesar 2,201. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan metode Student Teams Achievement Student (STAD) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Sehingga T-hitung lebih besar daripada T-tabel (3,957 >2,201) yang berarti H0 yang berbunyi tidak adanya pengaruh penerapan metode STAD untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas V ICP SD Muhammadiyah 3 Ikrom berhasil ditolak. Maka dengan demikian Ha yang berbunyi adanya pengaruh penerapan metode STAD untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas V ICP SD Muhammadiyah 3 Ikrom dapat diterima (H0 ditolak dan Ha diterima).

Hal ini juga ditunjukan dari hasil yang telah diperoleh oleh peneliti berdasarkan nilai rata-rata Pre-Test sebesar 81,583 dan sedangkan untuk nilai rata-rata Post-Test sebesar 93,000. Perbandingan yang signifikan dari hasil rata-rata nilai Pre-Test (81,58)dan Post-Test(93,00) sebesar 11,42. Maka diperoleh presentase berikut :

= 0,14 x 100%

= 14%

Berdasarkan hasil perhitungan presentase diatas maka ditemukan adanya kenaikan nilai rata-rata yang signifikan sebesar 14% dari nilai rata-rata Pre-Test ke nilai rata-rata Post-Test. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dari penerapan metode Student Teams Achievement Division (STAD) pada pembelajaran Bahasa Inggris di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage.

Kesimpulan

Hasil kesimpulan penelitian ini yaitu adanya pengaruh yang signifikan sebesar 14% terhadap hasil belajar siswa sebelum diterapkannya STAD (Pre-Test) dan setelah diterapkannya STAD (Post-Test) dengan nilai rata-rata Pre-Test sebesar 81,58 dan nilai rata-rata Post-Test sebesar 93,00.

Besarnya pengaruh sebelum dan sesudahnya diterapkannya STAD terhadap hasil belajar siswa ditunjukkan pada hasil Uji T Test perhitungan T-hitung lebih besar dari T-tabel (3,957 > 2,201) sehingga terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan metode Student Teams Achievement Student (STAD) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

References

  1. Didi Sudrajat. 2015. Studi Tentang Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Inggris di SD Kota Tenggarong , Jurnal Cendekia, Vol. 9 No. 1, Universitas Kutai Kartanegara, hal 13.
  2. Zulfah, Moh. Mudzakkir. “Rasionalitas Orang Tua Memilih International Class Program (ICP) Bagi Siswa SD Khadijah II Surabaya”. Jurnal Paradigma, Volume 03, Nomer 02, Tahun 2015. Hal 1
  3. M. Yamin. 2017. Metode Pembelajaran Bahasa Inggris di Tingkat Dasar , Jurnal Pesona Dasar, Vol. 1 No. 5, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala, 1.
  4. Jalal, Fasli. (2008). "Mahasiswa Indonesia Kurang Pede Berbahasa Inggris." . tempointeraktif.com
  5. Ni Kadek Ayu Wirawati, “The Effect Of Process And Product Approaches On The Students’ Competency In Writing Different Types Of Texts”. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Volume 1 Tahun 2013). Hal 2.
  6. Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Della Press. Hal 3
  7. Robert E. Slavin. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. (Bandung: Nusa Media). Cet. Ke- IV. Hal. 35-36.
  8. Isjoni. (2012). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta) hal 49
  9. Mulyono Abdurrahman. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta). hal. 88.
  10. Donni Juni Priansa. (2017). Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran Inovatif, Kreatif, dan Prestatif dalam memahami peserta didik. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal 329.
  11. Kartini, “Analisis Pembelajaran Online Anak Usia Dini Masa Pandemi COVID-19 Kota dan Pedalaman”. Jurnal Obsesi, Volume 6 Issue 2, 15 Juli 2021. Hal 810.
  12. Ashabul Kahfi, “Tantangan dan Harapan Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid-19”. Dirasah, Vol. 03 No.2 – Agustus 2020. Hal 138.
  13. Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 85
  14. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta CV. Hal 82