Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2495

Analysis of the Principal's Role in Building Institutional Image and Work Professionalism in the Junior High School Education Environment


Analisa Peran Kepala Sekolah Dalam Membangun Citra Lembaga Dan Profesionalisme Kerja Di Lingkungan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Peran Kepala Sekolah Membangun Citra lembaga Profesionalisme Kerja Smp Al-Irsyad Kraksaan

Abstract

This study wants to reveal the answer to the problem of the principal in building the image and professionalism of the work in the educational institution he leads. What did the principal do to maintain the school's image and expertise? This is what encourages researchers to analyze the role of school principals in building the image of the institution and work professionalism in the Al-Irsyad Kraksaan Middle School Education environment. This research is a type of qualitative research. Data collection techniques using interviews and questionnaires that researchers can through telephone and documentation. Which researchers use data analysis techniques Triangulation, namely different data collection techniques to obtain data from the same source. Based on the results of the study indicate that the principal in building the image of educational institutions by planning, curriculum development, manpower management, student services, development of learning facilities and resources, innovative learning, teacher motivation, and the presence of internal factors. The impact of this research is expected to be a motivation for the principal for the development of the school he leads.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan Lembaga sekolah yang memang merupakan lembaga pendidikan dengan kegiatan manajemen menjadi satu kesatuan. Karena sebuah pendidikan sekolah memiliki langkah yang terdapat untuk terfokus pada tujuan sebagai dari akhir dalam sebuah proses. Merupakan dari beberapa faktor keberhasilan pendidikan sekolah bisa mendapat dukungan dengan manajemen kesiswaan untuk membentuk berbagai kegiatan peserta didik sekolah[1]. Pemimpin sekolah adalah tonggak atau kunci sehingga sekolah bisa berjalan lebih baik. Pentingnya permasalahan yang ada pada sekolah ialah bagaimana kepala sekolah menggunakan langkah strategis agar sekolah bisa diterima oleh masyarakat lebih baik dan sekolah-sekolah bersaing melalui citra yang positif. Maka kepemimpinan amat diperlukan untuk mendukung kualitas pendidikan, karena perilaku atau gaya yang disajikan oleh pemimpin akan menggerakkan individu dan memengaruhinya atau sebuah organisasi yang telah dipimpinnya[2]

Dalam rangka mengembangkan citra lembaga pendidikan diperlukan seorang pemimpin yang mempunyai ide mampu untuk memajukan lembaga dengan sangat baik, menganalisis ancaman ataupun peluang yang akan datang. Hal tersebut untuk mengatasi penurunan citra sekolah yang buruk pada sekolah yang selama ini menjadi salah satu masalahnya. Dan kemunduran tersebut akan berdampak kepada kualitas pendidikan di sekolah. Serta diperlukan sebuah tekik, metode, serta upaya-upaya yang strategis agar terwujudnya sebuah sumber daya guru yang bermutu dan citra yang baik dan profesional kerja pemimpin yang mempunyai komitmen tinggi. Yang mana hal tersebut untuk mengatasi kemunduran mutu sumber daya guru yang menjadi salah satu masalah pendidikan di sebuah sekolah.

Adapun penelitian di SMP Al-Irsyad Krakaan belum pernah dilakukan, namun rujukan penelitan yang dilakukan di tempat lain seperti penelitan yang dilakukan oleh Mohammad Thoha dengan judul artikel Public Relation Dan Pembangunan Citra Agamis (Studi Implementasi Manajemen Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan) dengan hasil penelitian masyarakatlah yang akan menilai terhadap segala program yang dicanangkan lembaga[3]. Begitu pula penelitan yang dilakukan oleh Hikmat dan Sandra dengan judul Peran Kepala Sekolah Sma Kemah Indonesia 2 Dalam Upaya Membangun Citra Positif Sekolah, yang mana hasil dari penelitian tersebut adalah kepala sekolah bisa berperan sebagai pemberi nasehat kepada pengurus internal lainnya, namun disatu sisi kepala sekolah juga bisa berperan memberikan keputusan akhir terhadap suatu masalah[4]. Yang mana dari penelitian yang telah dilakukan akan menjadi sebuah rujukna bagi peneliti pada penelitian kali ini.

Adapun fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam membangun citra lembaga pendidikan di lingkungan SMP Al-Irsyad Kraksaan serta bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme kerja di lingkungan SMP Al-Irsyad Kraksaan. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengembangan pengetahuan peneliti sendiri dan agar bermanfaat untuk sekolah tersebut.

Metode Penelitian

Penelitian kualitatif adalah metode yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Peneliti akan menggunakan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami objek yang akan diteliti. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan konsultasi dengan narasumber untuk melakukan wawancara[5]. Yang mana dalam hal ini adalah kepala sekolah SMP Al-Irsyad Kraksaan. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah triangulasi sumber data. Yang mana peneliti akan menggali data dari narasumber sehingga mendapatkan hasil data yang valid. Beberapa pertanyaan yang samanakan diajukan dalam rentan waktu yang berbeda. Yang mana hasil dari wawancara tersebut yang nantinya akan diolah dan menjadi sebuah pembahasan. Sehingga keluarlah hasil yang nantinya akan menjadi kesimpulan pada penelitian ini.

Hasil

Peran Kepala Sekolah

Peran kepala lembaga sekolah untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan sangatlah penting untuk dapat mempengaruhi kesuksesan serta tidaknya pada mutu lembaga pendidikan tersebut. Maka dengan itu, ruang lingkup pada tugas pemimpin lembaga sekolah bisa diklasifikasikan dalam dua sudut pandang, yaitu pekerjaan yang memang berkaitan pada pembinaan keprofesionalan kependidikan, dan pekerjaan pada bidang administrasi lembaga pendidikan. Bagi kebanyakan guru, kesuksesan kepemimpinan lembaga pendidikan sekolah yang utama didasari pada kemampuannya untuk memimpin. Kiat bagi kesuksesan kerja pemimpin lembaga sekolah terdapat pada rasa percaya diri, emosi, dan stabilitas. maka merupakan dasar psikologis dengan memperlakukan anggotanya dengan adil, bertingkah laku, melakukan tugas, dan memberikan teladan saat bersikap. Maka ha ini, pemimpin lembaga sekolah diharuskan untuk menampakkan kemampuannya dalam memajukan partisipasi aktif dari orang tua siswa, serta membina kerja sama pada seluruh anggota dalam kerja terbuka yang memiliki sifat kemitraan.[6]

Maka, kepemimpinan akan senantiasa berjalan dengan lancar jika dikerjakan dengan kreatif dan efesien. Yaitu dengan senantiasa bertanggungjawab, jujur, cerdas, transparan, memotivasi bawahannya, dan segala sifat baik yang ada pada seorang pemimpin. [7] dengan demikian kinerja kepala sekolah akan berjalan dengan lancar. Meskipun seorang kepala sekolah mempunyai tanggungjawab yang begitu banyak, akan tetapi kepala sekolah juga perlu memperhatikan kepemimpinan mengajarnya, karena hal tersebut kepala sekolah sebagai pemimpin pengajaran fasilitator, pelatih, model, serta pembimbing.[8] maksudnya adalah, seorang kepala sekolah harus menjadi supervisi guru-guru kedalam kelas-kelas. Inilah kunci bagi kepala sekolah karena keberhasilan dan kesesuaian tujuan dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah.[9]

Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Yang Profesional

Kepala sekolah adalah salah satu hal yang terpenting dalam meningatkan kualitas pendidikan. Maka seorang pemimpin sekolah haruslah profesional. Dalam keprofesionalan kepala sekolah perlu mempunyai tugas-tugas berikut ini; yang pertama kepala sekolah harus menjadi sarana komunikasi didalam lingkungan sekolahnya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah, kepala sekolah harus mengetahuinya. Kedua, kepala sekolah harus bertanggung jawab penuh pada setiap tindakan bawahan yang dipimpinnya. Baik itu pengajar, murid, ataupun karyawan tata usaha. Ketiga, kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai macam persoalan yang ada. Keempat, kepala sekolah harus memiliki cara dalam memecahkan berbagai masalah yang ada pada lingkungan sekolah. Dan yang kelima, kepala sekolah harus menjadi seorang mediator. Setiap orang di lingkungan sekolah tersebut memiliki berbagai macam latar belakang, maka kepala sekolah harus menjadi penengah jika terjadi sebuah konflik antar karyawan.[10]

Indikator Citra Pendidikan Yang Baik

Dengan berkembangnya zaman, jika sebuah sekolah ingin meningkatkan kualitas pembelajaran perlu adanya perubahan yang dinamis. Karena sebuah lembaga harus melakukan perubahan-perubahan agar sesuai dengan tuntutan masyarakat. Maka perlu adanya 1) bukti fisik, yaitu berupa sarana dan prasarana yang mana harus dimiliki. Yaitu berupa media pendidikan, peralatan pendidikan, perabotan, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan pendidikan. Adapun prasarana yang perlu dimiliki adalah lahan, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang kelas, ruang tata usaha, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang kantin, tempat berolahraga, tempat ibadah, tempat istirahat dan prasarana lainnya untuk menunjang kebutuhan sekolah. 2) keahlian, yaitu memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan cepat dan memuaskan. 3) daya tanggap, yaitu kesediaan guru dalam melayani siswa dan melayani dengan cepat tanggap. 4) jaminan, yaitu kesopanan, kompetensi, pengetahuan, dan respek kepada para siswa.[11] Serta adanya kepercayaan pada fondasi sebuah lembaga pendidikan, sekolah juga perlu ada perbedaan dengan sekolah yang lain serta memiliki kejelasan pada sebuah tujuan sekolah tersebut.

Pembahasan

Dalam perencanaan, Sekolah diberikan wewenang dalam melakukan sebuah perencanaan yang sesuai dengan keadaan kebutuhan. Maka kepala sekolah perlu melakukan peningkatan mutu kerja sekolah maka perlu sebuah perencanaan yang baik. Hal tersebut mengacu pada delapan Standart Nasional Pendidikan sehingga pengembangan sekolah didasari pada data yang sesuai bukan berdasarkan hasil perkiraan. Dalam hal ini dapat dilihat dari visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah dijelaskan diatas.

Dalam hal akademik, SMP Al-Irsyad Kraksaan berupaya untuk menjadikan siswa-siswinya berprestasi, misalnya, lomba dalam bidang studi, olimpiade, memiliki nilai output rata-rata minimal delapan, dan aktif dalam kegiatan belajar di sekolah. Adapun dibidang non akademik, sekolah berupaya mengembangkan potensi diri siswa dengan kegiatan ekstra kulikuler, kegiatan yang dikembangkan adalah Pramuka, Bahasa Ingris Dan Arab, dan Menghafal Al-Qur’an.

Dalam pengembangan kurikulum, Sangat penting peran kepala sekolah untuk melaksanakan kepemimpinannya. Begitu pula di SMP Al-Irsyad Kraksaan. Maka ini merupakan sinergi dengan kemajuan yang akan didapat oleh sekolah jika dipimpin oleh orang yang tepat. Maka fakta membuktikan jika seorang pemimpin yang baik dan hebat, sekolah biasa bisa menjadi sekolah berkualitas dalam waktu yang singkat. Pemimpin yang baik dan berkualitas mampu menciptakan inovasi dan terobosan-terobosan sehingga sebuah sekolah yang dipimpinnya terus maju dan menuju puncak yang dituju.

Dalam pengelolaan ketenagakerjaan, Sejatinya selama pembelajaran normal sebelum covid-19 melanda, SMP Al-Irsyad kraksaan memberikan perhatian kepada setiap guru maupun kepada murid. Dengan memperhatikan absen kelas, memastikan setiap siswa hadir tanpa halangan apapun kecuali jika benar-benar dalam keadaan kurang sehat atau kepentingan yang mendesak. Namun pada saat ini, selama pembelajaran daring, pihak sekolah hanya mampu memantau melalui wali kelas agar seluruh siswa diperhatikan terkait postingan ataupun status pada setiap media sosial yang mereka pakai. Jika ada sebuah postingan yang tidak pantas maka tugas wali kelas untuk menegur siswa tersebut atau memberi tahu kepada wali murid yang bersangkutan untuk menghapus tau mengubahnya.

Dalam pelayanan peserta didik, untuk seluruh siswa, agar selalu aktif mengikuti seluruh pelajaran dengan baik sampai berakhir jam pelajaran usai. Bertanya kepada guru yang bersangkutan jika ada materi yang tidak dimengerti, Serta seluruh siswa diminta untuk terus menjaga nama baik sekolah, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat dengan tidak melakukan hal anarkis maupun melanggar hukum lainnya. Utuk terus mengingatkan atar siswa untuk terus mematuhi tata tertib yang telah disepakati oleh seluruh siswa dan guru. Siswa juga diminta untuk melapor kepada pihak BP jika ada siswa yang sedang bermasalah atau siswa yang memiliki masalah, baik masalah pelajaran, keuangan, maupun masalah keluarga yang mengganggu pelajaranannya.

Dalam pengelolaan sarana dan sumber belajar, Banyak ruang kelas sebanyak 8 ruang banyak rombongan belajar 8. Sistem ventilasi sudah sesuai dengan standart. Sarana ruang kelas yang tersedia seperti meja dan juga kursi sesuai dengan jumlah siswa. Terdapat 1 meja dan kursi guru, lemari, rak Al-Qur’an, papan tulis, penggaris, tempat sampah, jam dinding, soket listrik.

Alat serta sumber belajar di SMP Al-Irsyad Kraksaan menggunakan media pembelajaran konvesional dan multimedia IT. Yaitu 20 unit komputer siswa, 4 proyektor LCD, Peralatan konvensional penunjang pembelajaran IPA.

Dalam profesionalisme kerja kepala sekolah, maka SMP Al-Irsyad Kraksaan bertanggung jawab dalam melakukan berbagai macam hal. Dari memperbaiki infrastruktur sekolah, meningkatkan keahlian guru, memberikan pelayanan kepada wali murid, materi ajar sesuai ketetapan pemerintah, meningkatkan keahlian guru dalam meningkatkan metode pembelajaran, mendatangkan motivator ataupun melakukan pelatihan bagi guru. Begitu pula dengan bekerja dengan efektif, Seluruh masyarakat sekolah, baik itu kepala sekolah, guru, para staf, dan murid adalah masing-masing saling membutuhkan. Ibarat sebuah sekelompok masyarakat, mereka akan saling membutuhkan satu sama lain, saling tolong menolong apabila satu dari mereka memilliki musibah. Begitu pula dengan sebuah lembaga pendidikan. Sekolah akan saling bahu membahu agar sekolah SMP Al-Irsyad akan bertahan kelanggengannya.

Namun meski begitu, hendaknya pemimpin sekolah terus bekerja sama dengan masyarakat dalam menjalankan perannya sebagai kepala sekolah, sehingga bisa terus meningkatkan citra lembaga. Tidak hanya di lingkungan sekolah, namun harus baik di masyarakat. Serta terus mengadakan perbaikan baik untuk guru, staf, dan siswa untuk menciptakan citra yang lebih baik.

Banyak sekali yang bisa kita teliti dari Yayasan Al-Irsyad Kraksaan, terlebih SMP Al-Irsyad Kraksaan untuk peneliti selanjutnya bisa meneliti strategi kepala sekolah dalam mengelola administrasi sekolah ataupun sebagainya.

Kesimpulan

Usah sekolah dalam membangun citalembaga pendidikan harus memperhatikan beberapa hal, seperti Perencanaan yang terdiri visi, misi, dan tujuan sekolah, mengembangkan kurikulum, mengelola ketenagaan dengan memberdayakan para pengajar, melayani peserta didik dengan baik, serta pengelolaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan peraturan mentri. Begitu pula usaha sekolah dalam meningkatkan profesionalisme kerjanya, haruslah bertanggung jawab terhadap serta mampu bekerja dengan efektif dan terpercaya

References

  1. H. khairiansyah, “Strategi Membangun Citra Sekolah Melalui Program Ekstrakurikuler,” vol. 12, p. 244, 2019.
  2. D. E. Putri, A. Imron, and A. Sunandar, “KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBANGUN CITRA PUBLIK,” J. Adm. Dan Manaj. Pendidik., vol. 2, no. 4, pp. 213–221, Nov. 2019, doi: 10.17977/um027v2i42019p213.
  3. M. Thoha and I. N. Jannah, “PUBLIC RELATION DAN PEMBANGUNAN CITRA AGAMIS (Studi Implementasi Manajemen Hubungan Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Citra Religius di SMPN 1 Pamekasan),” Re-JIEM Res. J. Islam. Educ. Manag., vol. 1, no. 2, p. 35, Jan. 2019, doi: 10.19105/rjiem.v1i2.2090.
  4. H. Saepudin and S. Irawaty, “PERAN KEPALA SEKOLAH SMA KEMAH INDONESIA 2 DALAM UPAYA MEMBANGUN CITRA POSITIF SEKOLAH,” vol. 01, no. 01, p. 15, 2020.
  5. . Istibsjaroh, “Peran Kepala Sekolah Dalam Supervisi Pendidikan Agama Islam Pada Kegiatan Belajar Mengajar Di Sma Negeri Bareng Jombang,” vol. 12, 2018.
  6. Muh. Fitrah, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,” J. Penjamin Mutu, pp. 31–42, 2017.
  7. W. Wahyudin, “Optimalisasi Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013,” J. Kependidikan, vol. 6, no. 2, pp. 249–265, Nov. 2018, doi: 10.24090/jk.v6i2.1932.
  8. N. T. Lumban Gaol and P. Siburian, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru,” Kelola J. Manaj. Pendidik., vol. 5, no. 1, pp. 66–73, Jun. 2018, doi: 10.24246/j.jk.2018.v5.i1.p66-73.
  9. D. E. Kharismawati, “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah,” vol. 4, no. 19–28, p. 10, 2019, doi: http://dx.doi.org/10.17977/um027v4i12019p019.
  10. Edi Harapan, “VISI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENGGERAK MUTU PENDIDIKAN,” J. Manaj. Kepemimp. Dan Supervisi Pendidik., vol. 1, no. 2, pp. 133–145, 2016.
  11. E. Sudjiani, S. Subarto, and G. Kusjono, “PENGARUH CITRA DAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH CIKAL HARAPAN,” J. Ilm. FEASIBLE JIF, vol. 1, no. 2, p. 123, Aug. 2019, doi: 10.32493/fb.v1i2.2019.123-137.2970.