Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.5.2021.2420

The Effect of Misuse of Information Technology and Student Integrity on Academic Fraud Behavior of Students as Prospective Accountants


Pengaruh Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Integritas Mahasiswa Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Sebagai Calon Akuntan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Information Technology Misuse Student Integrity Student Academic Fraud Behavior

Abstract

The purpose of this study was to determine (1) the effect of misuse of information technology on the academic cheating behavior of accounting students as prospective accountants, (2) the effect of student integrity on the academic cheating behavior of accounting students as prospective accountants and (3) the effect of misuse of information technology and student integrity on academic cheating behavior of accounting students as prospective accountants at Muhammadiyah University of Sidoarjo accounting students. In data analysis using tabulation of data obtained from the distribution of questionnaires, from the total number of questionnaires distributed of 100 copies, only 80 were returned and could be processed. The analytical tool used to help manage the data is SPSS software version 18.0. The analytical test used is in the form of normality, validity, and reliability tests. Hypothesis testing was carried out using data analysis tests, namely partial tests and multiple linear regression. The results obtained based on the normality test stated that all data were normal, the results of the validity test of all items in the questionnaire were declared valid because rcount > rtable, all reliability test results were declared reliable. Based on the results of the t test, it can be stated that the misuse of information technology (X1), student integrity (X2), has an effect on (Y) accounting student fraud.

Pendahuluan

Mahasiswa akuntansi merupakan generasi penerus akuntan publik yang akan menggantikan profesinya di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan mengenai perilaku etis akuntan sangat diperlukan sebagai bekal ketika mereka bekerja sebagai akuntan publik akan membentuk persepsi dan mempengaruhi kepribadia nmahasiswa untuk berperilaku baik namun halt ersebut dapat tercapai apabila proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan kaidah, peraturan, maupun norma yang berlaku di dalam lingkungan akademik. Oleh karena itu, sebelum mahasiswa akuntansi berprofesi menjadi seorang akuntan mereka harus diberikan pendidikan tentang nilai moral danetika karena program studi akuntansi ini dipandang sebagai salah satu solusi yangp otensial untuk mengatasi krisis etika profesi.

[1] menyatakan bahwa fakta di lapangan masih banyak ditemukan mahasiswa yang berorientasi padahasil sehingga menyebabkan terjadinya berbagai praktik kecurangan. Perilaku kecurangan akademik merupakan benih-benih praktik kecurangan yang lebih besar di masa yang akan datang, mampu menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pelanggaran etika profesi atau terjadinya tindak kriminal.

[2] dalam penelitiannya menunjukkan bahwa bentuk ketidak jujuran akademik yang muncul pada situasi mengerjakan tugas, ulangan, serta ujian yaitu berperilaku curang, mengcopy dari internet,mengcopy pekerjaan teman, meminjam tugas teman, bertanya pada teman, memberi jawaban teman, berbohong, membuat contekan,membuka internet melalui handphone serta memanfaatkan kesempatan. Banyak faktor yang mempengaruhi mahasiswa melakukan kecurangan akademik. Tidak jarang mahasiswa mendapatkan tekanan dari pihak luar untuk memperoleh nilai yang baik dalam ujian. Tekanan yang dimaksudkan dapat datang dari orang terdekatnya seperti orang tua, saudara, atau teman-temannya [3].

Tidak hanya dari pihak eksternal, tekanan juga bisa berasal dari pihak internal mahasiswa. Pada akhirnya, dari dapat membentuk mahasiswa yang mempunyai keyakinan bahwa nilai adalah segalanya, sehingga mahasiswa akan melakukan berbagai macam cara agar mendapatkan nilai yang bagus dan mencapai target.Tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi menjadi faktor yang mempengaruhi berbagai kecurangan [4]. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa dalam kecurangan akademik juga ditemukan tiga faktor tersebut yang dapat mempengaruhi perilaku kecurangan akademik. Tuntutan mendapatkan nilai yang baik dan pengaruh lingkungan dapat menjadi tekanan tersendiri untuk seorang siswa melakukan kecurangana kademik. Pengawasan dalam ujian yang tidak terlalu ketat dan sanksi pelanggaran kecurangan yang relatif ringan dapat menjadi factor kesempatan yang mendasari siswa melakukan kecurangan akademik. Fenomena yang berkembang bahwa menyontek merupakan hal yang wajar di kalangan siswa dapat pula menjadi rasionalisasi dari siswa untuk tidak takut melakukan kecurangan akademik.

Tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dikenal Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengakui pernah mencontek pada saat ujian karena tidak memahami materi yang diujikan, soal yang diberikan sangat sulit, ragu dengan jawaban sendiri, terpengaruh dengan adanya mahasisw alain yang mencontek, waktu yang diberikan terlalu singkat, membutuhkan jawaban yang real dan biasanya dilakukan dengan membawa contekan kecil, membuka internet melalui handphone dan memanfaatkan sosial media untuk meminta jawaban. Beberapa mahasiswa akuntansi Dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengakui pernah Melakukan copy paste tugas temannya dikarenakan tugas yang diberikan oleh dosen sangat banyak, adanya tugas dari dosen lain yang harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan, tugas yang diberikan cukup sulit karena dosen tidak memberikan pengarahan dan pemahaman yang cukup pada saat memberikan tugas kepada mahasiswanya dan dosen jarang melakukan pengecekan plagiarisme pada tugas sehingga memicu terjadinya kecurangan [5].

Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengakui pernah melakukan kecurangan dalam hal penitipan absen karena beberapa dosen tidak teliti dalam memeriksa kehadiran. Memanipulasi tugas juga pernah terjadi berdasarkan pernyataan beberapa mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dikarenakan dosen jarang merubah pola tugas yang diberikan. Copy paste materi dari internet merupakan salah satu bentuk kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa khususnya ketika para mahasiswa diminta untuk membuat makalah dan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen untuk diselesaikan di luar kegiatan perkuliahan pernyataan ini diakui oleh beberapa mahasiswa dari Universias Muhammadiyah Sidoarjo Disinilah peran penting manajemen disebuah universitas harus mampu mengawasi mahasiswa untuk tidak melakukan kecurangan,apabila aturan dan sanksi yang diberikan kepada mahasiswa yang melakukan kecurangan sepadan dengan yang mereka lakukan, maka mahasiswa pun akan jera dengan kecurangan yang telah mereka lakukan [6].

Dari aspek personal terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kecurangan akademik. Faktor-faktor yang peneliti pilih salah satunya antara lain penyalahgunaan teknologi informasi dan integritas mahasiswa. Semakin canggih teknologi akan memiliki dampak positif dan dampak yang negatif. Bagi akademisi dampak positif dengan canggihnya teknologi segala informasi dapat dengan mudah diakses da nmendukung dalam proses belajar. Tetapi mempunyai dampak negatif yaitu semakin tinggi kesempatan mahasiswa untuk melakukan kecurangan karena informasi semakin mudah diakses tetapi ke mudahan tersebut sering sekali disalahgunakan mahasiswa sebagai contoh yaitu semua mahasiswa pasti mempunyai alat komunikasi berupa smartphone yang merupakan fasilitas yang dapat mendukung kecurangan tersebut terjadi dengan mengakses internet pada saat ujian maka mahasiswa dapa tmengerjakan ujian dengan mudah dan mahasiswa juga dapat dengan mudah memanfaatkan media sosial yang mereka paka iuntuk meminta jawaban dari teman. Kecurangan yang dilakukan mahasiswa juga dipengaruhi oleh integritas mahasiswa itu sendiri. Integritas tersebut berkaitan dengan moralitas mahasiswa, ketaatan mahasiswa terhadap aturan akuntansi, latar belakang mahasiswa dan lain-lain. Kurangnya integritas pada individu di prediksi akan menimbulkan perilaku ketidak jujuran dan kecurangan di masa yang akan datang.

Peningkatan kecurangan kecurangan yang terjadi dalam bidang akademik merupakan indikasi adanya penurunan integritas. Dari pengamatan yang saya lakukan, integritas mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo belum cukup baik karena tindakan kecurangan masih terjadi pada sebagian besar mahasiswa akuntansi. Pihak universitas sudah ada upaya untuk meminimalisir faktor-faktor yang menjadi penyebab kecurangan, akan tetapi upaya tersebut masih sangat minim dan belummaksimal. Kuliah pendidikan karakter sudah dilakukan agar mahasiswa mempunyai integritas yang baik akan tetapi faktor penyebab kecurangan itu sendiri lebih kuat dibandingkan upaya yang dilakukan, ketika mereka masih mahasiswa sudah melakukan tindakan kecurangan maka ketika mahasiswa tersebut tidak lagi menjadi seorang calon akuntan dan sudah menjadi akuntan yang sesungguhnya tidak menutup kemungkinan mahasiswa tersebut juga akan melakukan tindakan kecurangan yang melanggar etika.

Akuntansi adalah proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunannya. Akuntansi itu sendiri terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yaitu input (masukan) yang berupa transaksi, proses sistematis yang terdiri dari fungsi pengidentifikasian transaksi sampai dengan penyusunan informasi keuangan dan yang terakhir yaitu output yang berupa informasi keuangan (Sony Warsono dkk, 2009: 2). Kegiatan akuntansi tidak terlepas dari seorang akuntan dan baik tidaknya suatu laporan keuangan ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu akuntan karena akuntan yang nantinya akan membuat laporan keuangan dari proses akuntansi tersebut. Semua akuntan harus memenuhi standar kode etik yang ada.

Kode etik akuntan Indonesia memuat 8 prinsip etika yaitu (1) tanggung jawab profesi, dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukan, (2) kepentingan publik, setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme, (3) Integritas, integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip, (4) objektivitas, setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, (5) kompetensi dan kehati-hatian professional, setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan professional pada tingkat yang diperlukan, (6) kerahasiaan, setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tesebut tanpa persetujuan, (7) perilaku professional, setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi, (8) standar teknis, setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang relevan [7].

Dari kode etik akuntan yang telah disampaikan maka kode etik tersebut memiliki tujuan pendidikan sesuai dengan undang-undang dasar 1945 yang diluanghkan dalam undang-undang no. 20 tahun 2003. Pasal 3 yang menyebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Teknologi ialah cabang ilmu pada bidang informasi yang berbasis komputerisasi serta perkembangannya sangatlah cepat [6] mengungkapkan revolusi teknologi komunikasi dan informasi adalah menjadi tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan di Indonesia. Teknologi dimulai dengan koversi sumber daya terpengaruh dalam penyalagunaan teknologi. Untuk itu, pemilihan mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sebagai objek penelitian dikarenakan adanya kecenderungan penyalagunaan teknologi informasi dan intergritas mahasiswa terhadap perilaku kecurangan akademik dan kurangnya kepatuan terhadap aturan serta sanksi yang kurang tegas, selan itu mahasiswa akuntansi merupakan calon akuntan yang nantinya dapat menerapkan kode etiknya sebagai seorang akuntan dalam menjalankan profesinya. Pemicu lain dari perkembangan ilmu pengetahuan dan penyebarannya adalah kecepatan dalam berkomunikasi, Sehingga tanpa pengetahuan kita akan tersingkir oleh perubahan zaman.Jadi, penyalahgunaan teknologi informasi adalah perbuatan menyalahgunakan ilmu pengetahuan berbasis komputer yang perkembangannya sangat pesat dan melanggar kode etik yang ada.

Kecurangan akan banyak terjadi apabila akuntan tidak mematuhi kode etik akuntan. Kecurangan ini merupakan suatu tindakan yang sudah berada diluar koridor prinsip akuntansi yang berlaku umum. Biasanya kecurangan mencakup tiga langkah yaitu tindakan/the act., Penyembunyian/theconcealment dan konversi / the conversion. Akuntan harus mempunyai tingkat kejujuran yang tinggi agar laporan keuangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Demikian juga dengan mahasiswa akuntansi harus mempunyai kejujuran yang tinggi pula karena mahasiswa akuntansi merupakan calon akuntan yang nantinya akan membuat laporan keuangan. Ketika mereka masih mahasiswa sudah melakukan tindak kecurangan, maka ketika mahasiswa tersebut tidak lagi menjadi seorang calon akuntan dan sudah tidak menjadi akuntan yang sesungguhnya tidak menutup kemungkinan mahasiswa tersebut juga akan melakukan tindak kecurangan yang melanggar etika.

Kecurangan yang dilakukan mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi muhammdiyah sidoarjo disebabkan oleh banyak hal antara lain keinginan mendapatkan indeks prestasi (IP) yang tinggi, Terkadang orang tua tidak mau mengerti tentang kesulitan yang dihadapi oleh anak-anaknya dalam melakukan studi sehingga anak hanya berpikir untuk mendapatkan nilai yang baik untuk membanggakan orang tuanya walaupun dengan cara yang tidak etis seperti melakukan kecurangan-kecurangan di bidang akademik khususnya. Kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain penyalahgunaan teknologi informasi dan integritas mahasiswa.

Perkembangan teknologi yang maju semakin pesat menjadikan berbagai kemudahan dapat dicapai dan mencari informasi menjadi lebih mudah, akan tetapi kemudahan itu sering sekali disalahgunakan oleh mahasiswa terutama di saat melakukan ujian dan kecurangan dapat dengan mudah dilakukan oleh semua kalangan. Kecurangan yang dilakukan mahasiswa juga dipengaruhi oleh integritas mahasiswa itu sendiri. Integritas yang dimiliki oleh mahasiswa akan menentukan apakah mahasiswa memiliki dorongan untuk melakukan kecurangan atau tidak. Integritas tersebut berkaitan dengan moralitas mahasiswa, ketaatan mahasiswa terhadap aturan akuntansi, latar belakang mahasiswa dan lain-lain.

Integritas adalah faktor utama untuk dapat mengetahui karakter seseorang, sebagai contoh integritas seorang pembuat laporan keuangan akan menentukan tingkat kebenaran laporan keuangan yang dibuat. Begitu juga integritas seorang mahasiswa dapat menggambarkan kejujuran mahasiswa. Indikator integritas mengacu pada KPK adalah: Lingkungan akademik, sistem administrasi, sikap individu mahasiswa. Jusup (2010) mengemukakan integritas merupakan suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan professional. Integritas menuntut adanya kesesuaian antara tindakan dengan prinsip yang telah disepakati. nilai-nilai yang sangat di junjung tinggi dalam integritas akademik ada enam aspek, diantaranya: kepercayaan (trust), kejujuran (honesty), menghargai (respect), keadilan (fairness), tanggung jawab (responsibility), dan rendah hati (humble).Integritas mahasiswa tersebut dapat menjelaskan kemungkinan mahasiswa mengambil keputusan-keputusan yang bersifat kurang etis atau bahkan melanggar hukum.

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah sidoarjo faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa. Sebagai contoh yaitu semua mahasiswa pasti mempunyai alat komunikasi berupa smartphone maupun tablet yang merupakan fasilitas yang dapat mendukung kecurangan tersebut terjadi. Berdasarkan permasalahan di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PENYALAHGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN INTEGRITAS MAHASISWA TERHADAP PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI CALON AKUNTAN (STUDI PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO)”

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah pengaruh penyalahgunaan teknologi informasi terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan?
  2. Apakah pengaruh integritas mahasiswa terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan?

Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian

Pedekatan penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif asosiatif [8] . Penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyalagunaan teknologi informasi (X1) , intergritas mahasiswa (X2) terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa akuntansi (Y), Dalam penelitian ini, unit analisis yang diteliti yakni mahasiswa.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiya Sidoarjo (UMSIDA) yang berlokasi di Jln. Mojopahit 666B Sidoarjo. Melalui penyebaran kuisioner pada Mahasiswa prodi Akuntansi Angkatan 2017-2018.

Indikator Variabel

Berdasarkan definisi operasional yang telah diuraikan diatas, berikut penjabaran kedalam bentuk secara rinci :

Variabel Indikator Jenis variabel skala Sumber
Penyalagunaan teknologi informasi Pengetahuan/ Ketrampilan Tingkat Kecanggihan Teknologi Informasi Lama penggunaan TI Bebas Likert [9]
Intergritas mahasiswa Kesetiaan pada hal-hal kecil.Mampu menemukan kebenaran ketika orang lain setia pada grey area.Memiliki tanggung jawab.Memiliki budaya percaya.Jujur dan rendah hati.Adil Taat standar etika Bebas Likert [10]
Kecurangan akademik mahasiswa Pelanggaran peraturan dalam menyelesaikan tugas atau ujian.Memberikan keuntungan kepada mahasiswa lain didalam ujian atau tugas dengan cara yang tidak jujur.Pengurangan keakuratan yang diharapkan pada performansi mahasiswa. Terikat Likert [11]
Table 1. Indikator Variabel

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan [12]. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi Akuntansi khusunya program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Hukum Dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo angkatan 2017-2018 di Univeritas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) yang kurang lebih berkisar 100 orang.

Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi untuk digunakan dalam penelitian sebagai sumber data [13]. Objek dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Strata-1 prodi Akuntansikhusunya program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Hukum Dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo angkatan 2017-2018 di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan random sampling sebagai metode pengambilan sampelnya. besarnya ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin seperti berikut ini :

Keterangan :

N : ukuran sampel

N :ukuranpopulasi

e : persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Perhitungan Sampel :

N :100

e:5%(0,05)

= 80

Batas kesalahan yang dapat ditolerir dalam peneilitan ini sebesar 5% (Harlan, 2014). Sehingga jumlah sampelnya sebanyak 80 mahasiswa Strata-1 prodi Akuntansi khusunya program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Hukum Dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuisioner. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab [14]. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner tertutup dimana alternatif jawaban sudah ditetapkan,

sehingga responden hanya tinggal memilih dari alternatif jawaban yang telah disediakan. Kuisoner ini diajukan kepada mahasiswa prodi Akuntansi Strata-1 angkatan 2017-2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Jawaban dari responden akan diukur menggunakan skala liker. Skala liker dapat digunakan untuk mengukur persepsi penyalagunaan teknologi dan intergritas mahasiswa mengenai fenomena penelitian. Setiap jawaban memiliki nilai dari sangat setuju dengan skor 5 hingga sangat tidak setuju dengan skor 1. Tabel penelitian kuisioner sebagai berikut:

Jawaban sko r
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Table 2.Skala Likert

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis data kuantitatif yang diolah menggunakan progam Microsoft Excel dan Statitical Package for Social Science (SPSS) versi PSAW statistics 18 sebagai alat dalam pengujian data. Selain itu ada beberapa uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu uji statistik yang memiliki tujuan untuk menganalisis sata dengan cara menggambarkan serta mendeskripsikan data yang telah terkumpul, tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi [15].

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal . Uji ini akan dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikan lebih besar dari α= 0,05. Uji yang digunakan untuk melihat normalitas adalah dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov.

3. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen, suatu alat ukur (kuisioner) disebut valid apablia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur . Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kelayakan dari butir-butir suatu pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Kriteria pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan jika nilai r hitung dibuat perbandingan terhadap r tabel dengan df=n-2 dan menunjukkan signifikan 5%. Suatu pertanyaan dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel .

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan uji untuk memastikan apakah kuisioner penelitian yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel atau tidak . Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan uji statistik menggunakan metode Cronbach’s Alpha(α) dengan ketentuan variabel yang diteliti akan dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha’s diatas 0,60.

5. Pengujian Hipotesis

a) Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda merupakan model pengujian untuk melanjutkan dari regresi linier sederhana. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,..Xn) dengan variabel dependen (Y) . Melalui analisis regresi linier berganda arah hubungan antara variabel independen dan dependen dengan memiliki nilai positif atau negatif dapat dibuktikan beserta naik turunnya nilai variabel independen dan dependen. Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = a + b₁X₁+ b₂X₂ + e

Keterangan : Y = perilaku kecurangan akademik mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan

X₁ = penyalagunaan teknologi informasi

X₂ = intergritas mahasiswa

a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2, = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

e = Error term

b) Nilai koefisien korelasi (R)

Koefisien korelasi merupakan ukuran kuat tidaknya atau besar kecilnya hubungan yang terjadi antar variabel-variabel apabila bentuk hubungan tersebut linier. Nilai koefisien korelasi bisa dikatakan postif jika hubungan antar keduanya variabel bebas variabel terikat semakin mendekati nilai 1 dan berbanding lurus, dan sebaliknya, nilai koefisien korelasi bisa dikatakan negatif jika hubungan antara kedua variabel nilainya semakin mendekati nilai-1 (minus satu) dan berbanding terbalik.

c) Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial, atau menguji ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari variabel independen X1, X2 terhadap variabel dependen (Y) secara individual. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam uji t yaitu 5% dan df= n-k dengan membandingkan thitung atau ttabel. Jika thitung> dari ttabel maka Ho ditolak atau Ha diterima, berarti adanya pengaruh signifikan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen begitupun sebaliknya. Jika dilihat berdasarkan tingkat signifikansi, apabila signifikansi > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak. Berarti tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabe dependen secara individual dan begitupun sebaliknya.

d) Uji r2 atau Koefisien Determinasi

Uji R2 atau koefisien determinasi yaitu pengujian yang dilakukan dengan menentukan ikhtisar yang menyatakan seberapa baik variabel indepeden dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk menyatakan tingkat kekuatan hubungan dalam bentuk persentase (%). Dalam hal ini uji koefisien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar variabel independen (Penyalagunaan Teknologi Informasi , Intergritas Mahasiswa ) menjelaskan variabel dependen (Perilaku Kecurangan Mahasiswa Akuntansi Sebagai Calon Akuntan)

e) Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah secara simultan penyalagunaan teknologi informasi dan intergritas mahasiswa secara dignifikan mempengaruhi kecurangan mahasiswa akuntansi Terdapat beberapa kriteria untuk pengambilan hipotesis terhadap uji F sebagai berikut:

1. Ha diterima, apabila FHitung > FTabel

2. Ha ditolak, apabila FHitung < FTaBEL

Hasil dan Pembahasan

Hasil

1. Analisis Deskriptif

a. Deskripsi Data Penelitian

Keterangan Jumlah Persentase %
Kuisioner yang disebar 100 100%
Kuisioner yang direspon 80 80%
Kuisioner yang tidak direspon 20 20%
Table 3.Tingkat Pengembalian Kuisioner

Berdasarkan tabel 3 dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 80 responden yang mengisi kuisioner dan dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

b. Karakteristik Responden

Jenis tahun mahasiswa Jumlah Persentase %
2017 57 56,1%
2018 23 21,9%
Total 80 100%
Table 4.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis tahun mahasiswa

Dengan mengamati tabel 4.2, diketahui sebagian besar responden adalah mahasiswa tahun 2017 dengan persentase sebesar 56,1%, sedangkan responden mahasiswa tahun 2018 sebesar 22,1%.

c. Deskripsi Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Penyalagunaan teknologi informasi 80 13 22 17,35 2,051
Intergritas mahasiswa 80 33 51 39,89 3,949
Kecurangan mahasiswa 80 11 26 20,43 2,618
Valid N (listwise) 80
Table 5.Hasil Uji Descriptive Statictics

Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif pada tabel 4.3, diketahui bahwa variabel penyalagunaan teknologi informasi jawaban minimum responden berjumlah 13, dengan rata-rata jawabaan sebesar 17,35% dan standar deviasinya adalah 2,051. Pada variabel intergritas mahasiswa minimum responden 33 dengan rata-rata sebesar 39,89 dan standar deviasinya adalah 3,349. Pada variabel kecurangan mahasiswa jawaban responden berjumlah 11 dengan rata-rata total jawaban sebesar 20,43 dan jawaban deviasinya adalah 2,618.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 80
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,23046710
Most Extreme Differences Absolute ,068
Positive ,034
Negative -,068
Kolmogorov-Smirnov Z ,610
Asymp. Sig. (2-tailed) ,851
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Table 6.Hasil Uji Normalitas

Dengan melihat tabel 6. diperoleh hasil bahwa uji normalitas data memiliki nilai sig. (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,851. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebaran data dari kelima variabel tersebut berdistribusi normal dikarenakan nilai Sig > 0,05.

b. Hasil Uji Validitas

Variabel Item r Hitung r Tabel Keterangan
X1 1 ,202 0.1990 Valid
2 ,554 0.1990 Valid
3 ,426 0.1990 Valid
4 ,609 0.1990 Valid
5 ,409 0.1990 Valid
6 ,151 0.1990 Valid
7 ,219 0.1990 Valid
8 ,374 0.1990 Valid
9 ,310 0.1990 Valid
10 ,277 0.1990 Valid
X2 1 ,151 0.1990 Valid
2 ,316 0.1990 Valid
3 ,018 0.1990 Valid
4 ,124 0.1990 Valid
5 ,544 0.1990 Valid
6 ,487 0.1990 Valid
7 ,277 0.1990 Valid
8 ,480 0.1990 Valid
9 ,544 0.1990 Valid
10 ,387 0.1990 Valid
11 ,410 0.1990 Valid
12 ,556 0.1990 Valid
13 ,431 0.1990 Valid
14 ,462 0.1990 Valid
Y 1 ,202 0.1990 Valid
2 ,554 0.1990 Valid
3 ,426 0.1990 Valid
4 ,609 0.1990 Valid
5 ,409 0.1990 Valid
6 ,151 0.1990 Valid
7 ,219 0.1990 Valid
8 ,374 0.1990 Valid
9 ,310 0.1990 Valid
10 ,277 0.1990 Valid
Table 7.Hasil Uji Validitas

Tabel 8. menunjukkan bahwa hasil uji validitas variabel pengaruh penyalagunaan teknologi informasi, intergritas mahasiswa dan kecurangan mahasiswa mempunyai kriteria valid untuk semua item pertayaan dikarenakan pada nilai rhitung pada item memiliki nilai lebih besar dari rtabel pada taraf signifikasi 5% yakni sebesar 0,1990. Berdasarkan hasil uji validitas diatas dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan dalam kuisioner variabel di atas dapat disimpulkan bahwa item pertayaan dalam kuisioner variabel pengaruh penyalagunaan teknologi informasi, intergritas mahasiswa dan kecurangan mahasiswa dapat dikatakan percaya dalam pengambilan penelitian ini.

c. Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’sAlpha Standart Reliabel keterangan
Penyalagunaan teknologi (X1) 0,514 0,60 reliabel
Intergritas mahasiswa (X2) 0,753 0,60 Reliabel
Kecurangan mahasiswa (Y) 0,670 0,60 Reliabel
Table 8.Hasil Uji ReliabilitasData primer yang diolah 2021

Tabel 6 menampilkan bahwa nilai cronbanch’s alpha variabel penyalagunaan teknologi infromasi 0,514, intergritas mahasiswa 0,753, kecurangan mahasiswa 0,670. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel dinyatakan reliabel dikarenakan memiliki cronbach’s alpha >0,60.

Uji Hipotesis

a. Uji t

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 26,562 3,766 7,053 ,000
Penyalagunaan teknologi informasi_X1 ,294 ,127 ,230 2,320 ,023 ,957 1,045
Intergritas mahasiswa_X2 -,282 ,066 -,425 -4,282 ,000 ,957 1,045
a. Dependent Variable: TOTAL_perilaku kecurangan mahasiswa
Table 9.Hasil Uji Parsial (Uji t)

Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 7 dimana untuk melakukan uji ini diperlukan nilai tTabel untuk dibandingkan dengan nilai tHitung. Dalam penelitian ini, df = 78, sehingga diperoleh tTabel sebesar 1,990 Untuk variabel penyalagunaan teknologi informasi (X1) nilai tHitung> tTabel = 2,320 > 1,990 dan nilai signifikan 0,023 < 0,05. Hal ini kecurangan mahasiswa menunjukkan bahwa penyalagunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap perilaku kecurangan mahasiswa. Mahasiswa (X2) nilai tHitung>tTabel=-4,282>1,990 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa intergritas mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku kecurangan mahasiswa.

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 146,214 2 73,107 14,189 ,000b
Residual 401,885 78 5,152
Total 548,099 80
a. Dependent Variable: kecurangan mahasiswa
b. Predictors: (Constant), intergritas mahasiswa, pengaruh penyagunaan teknologi informasi
Table 10.Hasil Uji Simultan (Uji F )

Berdasarkan tabel 8 Dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi F sebesar 14,189. Nilai F tabel sebesar 3,12 sehingga nilai F hitung lebih besar dari F tabel (14,189> 3,12) maka dapat dikatakan bahwa penyalagunaan teknologi informasi dan intergritas mahasiswa memiliki pengaruh secara simultan terhadap kecurangan mahasiswa akuntansi.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dipakai ketika ingin melakukan prediksi pada nilai variabel dependen, jika ada peningkatan atau penurunan pada variabel independen agar arah hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen bisa diketahui. Berdasarkan tabel 4.6 dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 - e

Y = 26,252 + 0,294 X1 - 0,282 X2

Maka :

  1. Nilai konstanta (α) adalah 26,252 yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif penyalagunaan teknologi informasi terhadap intergritas mahasiswa dan perilaku kecurangan mahasiswa
  2. Nilai koefisien regresi (β) variabel penyalagunaan teknologi informasi (X1) bernilai positif yaitu 0,294. Hal tersebut menyatakan bahwa setiap peningkatan variabel (X1), akan mengakibatkan peningkatan pada variabel (Y) sebesar 0,294 satuan dengan asumsi bahwa faktor – faktor yang lain konstan atau tetap.
  3. Nilai koefisien regresi (β) variabel intergritas mahasiswa (X2) bernilai negatif yaitu 0,282. Artinya setiap kenaikan satusatuan variabel audit tenure, akan berdampak pada penurunan variabel opini audit going oonoern sebesar 0,282 dengan asumsi faktor lainnya kosntan atau tetap.

Koefisien korelasi (R)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,516a ,267 ,248 2,26988
a. Predictors: (Constant), intergritas mahasiswa, pengaruh penyagunaan teknologi informasi
Table 11.Hasil uji koefisien korelasi (R)

Pada tabel 9 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,516 atau mendekati 1. Artinya terdapat hubungan yang sangat kuat dan searah antara variabel bebas yang meliputi pengaruh penyalagunaan teknologi informasi(X1), dan intergritas mahasiswa (X2) dengan variabel terikat yaitu kecurangan mahasiswa akuntansi (Y). dan jika variabel bebas yang meliputi penyalagunaan teknologi informasi (X1), dan intergritas mahasiswa (X2) ditingkatkan, maka variabel terikat kecurangan mahahsiswa akuntansi (Y) juga akan meningkat, demikian pula sebaliknya.

Analisis Koefisien Determinasi( R2 )

Model Summary b
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
,524a ,274 ,255 2,259 2,016
a. Predictors: (Constant), TOTAL_X2, TOTAL_X1
b. Dependent Variable: TOTAL_Y
Table 12.Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Tabel 10 menampilkan besarnya Adjusted R Square adalah 0,255. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen (penyalagunaan teknologi, intergritas mahasiswa) dalam menerangkan perubahan variabel dependen (perilaku kecurangan mahasiswa) adalah sebesar 25,1% dan sisanya 26,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi yang dianalisis.

Pembahasan

1. Pengaruh penyalagunaan teknologi informasi terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan.

Berdasarkan hasil hipotesis dari uji t untuk variabel penyalagunaan teknologi informasi nilai tHitung> tTabel = 2,320 > 1,990 dan nilai signifikan 0,023 < 0,05, maka dinyatakan H1 diterima dan H0 ditolak. hal ini menunjukkan bahwa penyalagunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap perilaku kecurangan mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi informasi dapat mengakibatkan mahasiswa semakin mudah melakukan kecurangan, seperti mencari jawaban-jawaban pada saat ujian lebih mudah didapatkan, menghasilkan informasi dalam bentuk laporan, tabel, grafik dan yang lainnya serta mengirim data atau informasi dari satu lokasi ke lokasi lain dan dapat memberi atau menerima jawaban dari teman. Teknologi informasi merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan berbasis komputer yang dirancang sedemikian rupa untuk membantu para pengguna dalam bekerja dan perkembangannya sangat pesat. Kemajuan teknologi yang canggih mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Ketika seseorang menggunakan teknologi informasi yang canggih, maka segala kemudahan dapat dicapai, akan tetapi jika penggunaan tersebut disalah artikan dan berubah menjadi suatu bentuk penyalahgunaan, maka segala bentuk kecurangan pun dapat dilakukan dengan mudah. Ketika penggunaan teknologi informasi semakin kuat disalahgunakan, maka tingkat kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa akan semakin tinggi. Dengan demikian teknologi informasi berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik.

Dapat diketahui dari penelitian ini bahwa mahasiswa prodi akuntansi merasa memiliki kombinasi situasi dan kondisi yang memungkinkan dalam melakukan kecurangan akademik. Hal ini dikarenakan peraturan terkait yang kurang memberikan sanksi yang cukup berat, hal ini juga mengindikasikn bahwa peraturan terkait kecurangan akademik berjalan dengan kurang baik.

Kurangnya pengawasan ujian yang ketat,dosen memeriksa setiap tugas yang diberikan kepada mahasiswa, sehingga tidak memunculkan adanya kesempatan bagi mahasiswa dalam menyalahgunakan teknologi informasi untuk sebagai kejujuran atau kebenaran dari tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai dengan kode etik yang ada. namun dalam kondisi yang seperti ini penyalagunaan teknologi sangat berkaitan dengan perilaku kecurangan akademik seperti halnya pada masa pademi seperti saat ini dengan diadakannya sistem pembelajaran daring yaitu via virtual online tanpa bertatap muka secara langsung banyak mahasiswa yang masih melakukan kecurangan yaitu dengan hanya mengcopy paste ujian atau tugas tanpa mencoba mengerjakannya terlebih dahulu.

Pembelajaran online atau daring menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas. Berdasarkan adanya keputusan pembelajaran secara daring pada lembaga pendidikan, secara tidak langsung akan semakin membuka peluang dengan mudah kepada pelajar maupun mahasiswa dalam melakukan perilaku kecurangan ini. Salah satu faktor yang menyebabkan kemudahan itu sendiri yaitu dari penggunaan sistem teknologi, seperti handphone, laptop, dan lainnya.

Ketika teknologi informasi semakin banyak dimanfaatkan dalam berbagai hal, banyak pihak-pihak yang dengan sengaja maupun tidak sengaja menyalahgunkan teknologi informasi tersebut. Jika mahasiswa mampu menggunakan teknologi informasi dengan benar, maka teknologi informasi akan menghasilkan hasil yang positif dan sangat bermanfaat bagi para penggunanya.

2. Pengaruh intergritas mahasiswa terhadap perilaku kecurangan mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan.

Berdasarkan hasil hipotesis dari uji t untuk variabel kepercayaan nilai tHitung> tTabel = -4,282 > 1,990 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka dinyatakan H2 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa intergrita mahasiswa berpengaruh terhadap perilaku kecurangan mahasiswa. disebabkan karena adanya kedekatan pertemanan seperti meminta memalsukan kehadiran di absensi dan mengikuti ajakan teman dalam berbagai hal bidang akademik, adanya budaya yang membuat contekan dan menganggap remeh pembelajaran yang hanya mengandalkan teman sehingga integritas mahasiswa rendah.

Integritas dapat diartikan sebagai kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab atau kebenaran dari tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai dengan kode etik yang ada. Integritas merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan tipe kepribadian seseorang. Orang yang berintegritas, maka tindakannya tidak akan melenceng dari aturan yang ada. Perilaku- perilaku kecurangan dalam hal akademik pun akan dihindari. Integritas dapat menjadi salah satu faktor untuk mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan mahasiswa. Semakin tinggi integritas yang dimiliki mahasiswa, maka semakin rendah tingkat kecurangan yang dilakukan. Dengan demikian integritas berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik

Integritas mahasiswa dapat diartikan sebagai kejujuran atau kebenaran dari tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai dengan kode etik yang ada. Integritas merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan tipe kepribadian seseorang, demikian juga dengan integritas yang dimiliki mahasiswa. Integritas Mahasiswa akan mempengaruhi Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi sebagai Calon Akuntan, karena dengan adanya integritas mahasiswa yangtinggi diharapkan mampu menurunkan tingkat Kecurangan, sehingga faktor Integritas Mahasiswa secara langsung mempengaruhi Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi sebagai calon akuntan.

Kesimpulan

Simpulan

Penelitian ini dilakukan yakni untuk menganalisa efek persepsi penyalagunaan teknologi informasi (X1), intergritas mahasiswa (X2), terhadap perilaku kecurangan mahasiswa sebagai calon akuntan(Y). Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis pada bab pembahasan, maka dapat disimpulkan :

  1. Penyalagunaan teknologi informasi (X1) memiliki pengaruh secara parsial terhadap perilaku kecuran mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan. Hal tersebut ditunjukkan dari semakin tingginya nilai penyalagunaan teknologi informasi dari perilaku vkecurangan mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan yang banyak dirasakan oleh mahasiswa akuntansi.
  2. Intergritas mahasiswa (X2) berpengaruh secara parsial terhadap perilaku kecurangan mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan. penggunaan e-banking. Hal tersebut ditunjukkan dari semakin tingginya tingkat intergritas/kejujuran yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan.

Keterbatasan Penelitian

Berikut adalah beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yakni meliputi :

  1. Penelitian ini membahas tentang variabel penyalagunaan teknologi informasi , intergritas mahasiswa terhadap perilaku kecurangan mahasiswa sebagai calon akuntan.. Masih berkemungkinan terdapat variabel-variabel lain yang memiliki hubungan dengan variabel dependentersebut.
  2. Penelitian ini hanya dilakukan pada mahasiswa akuntansi universitas muhammadiyah sidoarjo dan sampel yang digunakan sejumlah 80mahasiswa.
  3. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui kuisioner menggunakan google form, sehingga terdapat kemungkinan bahwa karakteristik dan pendapat responden tidak terungkap secara menyeluruh dannyata

Saran

Berikut saran yang diberikan penulis setelah melakukan penelitian ini yaitu :

  1. Setiap mahasiswa harus berani mengungkap kecurangan yang dilakukan mahasiswa lain agar kecurangan tidak terjadi lagi.
  2. Setiap mahasiswa harus mempunyai kesadaran untuk tidak melakukan kecurangan terutama pada saat ujian dan para dosen harus lebih memperhatikan semua mahasiswa pada saat ujian agar mahasiswa tidak mempunyai kesempatan untuk memberi jawaban kepada teman atau tidak saling memberi jawaban.
  3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas jumlah responden ataupun memilih objek yang berbeda, sehingga hasil penelitiannya dapat memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
  4. Peneliti selanjutnya disarankan memiliki dua planning atau lebih pada saat melakukan penyebaran kuisioner. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila ada sesuatu yang tidak diinginkan, seperti situasi saat ini yaitu sedang merebahnya wabah COVID-19 yang mengharuskan kita tetap dirumah sehingga untuk pengambilan data primer tersendat dan harus menyebarnya secara online melalui google form

References

  1. S. Hadijah and Jamaluddin, “PENGARUH PENYALAHGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN INTEGRITAS MAHASISWA TERHADAP PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI CALON AKUNTAN,” J. Econ. Public, Account., 2020.
  2. H. Triastuti, K. Ningsih, and A. O. Simbolon, “Pengaruh Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Integritas Mahasiswa terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi Sebagai Calon Akuntan (Studi kasus Mahasiswa akuntansi Universitas Islam Swasta Di Kota Medan),” JurnalRiset Akunt. Multiparadigma (JRAM, 2019.
  3. S. Hadijah, “Pengaruh Penyalahgunaan Teknologi Informaisi dan Integritas Mahasiswa Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi Sebagai Calon Akuntan (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sulawesi Barat Prodi Akuntansi),” J. Econ. Public, Account., 2020.
  4. M. R. Silvia, “PENGARUH PENYALAHGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN INTEGRITAS MAHASISWA TERHADAP PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI CALON AKUNTAN (Studi Pada Universitas Teknologi Sumbawa),” Skripsi, 2019.
  5. I. . G. J. Wardana, I. N. L. G. E. Sulindawati, and I. E. Sujana, “Pengaruh Motivasi Belajar, Integritas Mahasiswa dan Penyalahgunaan Teknologi Informasi Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik (Studi Kasus Pada Mahawiswa Jurusan Akuntansi Program S1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA),” e-journal S1 Ak Univ. Pendidik. Ganesha, 2017.
  6. P. Ratih Azka, “Pengaruh Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Integritas Mahasiswa Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi Sebagai Calon Akuntan (Studi pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta),” Skripsi, 2015.
  7. R. Melasari, “… MAHASISWA TERHADAP PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI CALON AKUNTAN (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi …,” J. Akunt. dan Keuang., 2019.
  8. I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23, Cetakan VI. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
  9. M. N. Al Jum’ah, “ANALISA KEAMANAN DAN HUKUM UNTUK PELINDUNGAN DATA PRIVASI,” Cyber Secur. dan Forensik Digit., 2019.
  10. M. Fadillah, Alnisa and D. Ruhjatini, “Integritas Diri Dalam Menghindari Tindakan Internet Plagiarism,” J. Ris. Manaj. dan Bisnis, 2019.
  11. O. L. Pramudyastuti, A. N. Fatimah, and D. S. Wilujeng, “Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi: Investigasi Dimensi Fraud Diamond,” J. Econ. Manag. Account. Technol., 2020.
  12. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2016.
  13. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Cv Alfabeta. 2017.
  14. W. Sujarweni, Metodologi penelitian (bisnis & ekonomi). Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015.
  15. S. Hermawan and Amirullah, Metode Penelitian. 2016.