Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2400

Analysis of Beginning Reading Ability in Elementary School


Analisis Kemampuan Membaca Permulaan di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

kemampuan membaca permulaan sekolah dasar

Abstract

This research was motivated by the fact that in the first grade of SDN Keret Krembung there were students who experienced the ability to read early. Therefore, the researcher wants to analyze the abilities experienced by students in beginning reading. The purpose of this research is to find out what is being faced by class I students so that they experience early reading skills. This study uses a qualitative research approach, this research has a special approach in the field, this study uses 2 student subjects. Data was collected using observation, interviews, and documentation. Test the validity of the data is done by triangulation techniques or methods. The results showed that the abilities experienced by first-class students in reading the beginning of SDN Keret Krembung were: (1) they could pronounce the letters of the alphabet, (2) they could identify letters, (3) they could recognize vowels, (4) they could distinguish between letters and letters. letter.

Pendahuluan

Salah satu permasalahan ketrampilan berbahasa yang diajarkan kepada peserta didik dikelas I sekolah dasar adalah kemampuan membaca permulaan. Didukung dengan argumen Tarigan, H.G mengatakan bahwa pembelajaran membaca permulaan merupakan dua aspek kemampuan berbahasa yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Pada waktu guru melakukan pembelajaran kepada peserta didik kelas I disekolah dasar guru mengenalkan menulis, oleh karena itu peserta didik akan membaca tulisannya. Menulis merupakan sebagai salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Kemampuan membaca permulaan akan diperlukan oleh setiap peserta didik agar peserta didik dapat menjadikan generasi yang aktif. Hal ini sejalan dengan argumen Anderson dalam Dalman mengatakan pembelajaran membaca permulaan sangat digunakan hendaknya yang memberikan untuk kesempatan kepada peserta didik untuk mengatasai sebuah kendala dalam kesulitan belajar membaca permulaan. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar membaca permulaan peserta didik harus memperoleh perhatiaan yang cukup. Oleh sebab itu banyak peserta didik di sekolah dasar belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh peserta didik. Didukung dengan argumen Rusyana mengatakan hal ini menunjukkan bahwa peserta didik belum mampu dalam pembelajaran kemampuan membaca permulaan.

Pendidik harus mengupayakan dan membimbing peserta didik dalam berbagai pengalaman belajar membaca permulaan agar peserta didik mampu untuk mengembangkan dan menerima sikap berbahasa. Memperoleh pengamalan belajar membaca dapat memengaruhi kemampuan membaca permulaan peserta didik. Hal ini sejalan dengan argumen Faris mengatakan kemampuan membaca permulaan peserta didik akan memengaruhi pada proses pembelajaran. Peserta didik yang kemampuan membaca permulaannya baik akan memengaruhi dalam membaca lanjut. Kemampuan membaca permulaan akan menentukan tingkat kesulitan peserta didik dalam pembelajaran.

Membaca adalah salah satu kemampuan membaca permulaan yang dipelajari pada usia sekolah. Hal ini sejaln dengan argumen Abidin dalam mengatakan membaca merupakan suatu kegiatan untuk memahami sebuah isi baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam suatu bacaan. Minat kemampuan membaca permulaan peserta didik sangat penting dalam memperoleh kemampuan membaca permulaan yang baik. Rendahnya minat membaca permulaan karena pembelajaran membaca permulaan hanya dengan menggunakan buku tematik yang disediakan oleh pemerintah. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran menjadi salah satu faktor utamanya. Didukung dengan argumen Cox mengatakan pendidik harus berkreatif dalam menggunakan media sebagai bahan pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran membaca (termasuk kemampuan membaca permulaan) dapat menggunakan sastra anak- anak atau tulisan anak-anak.

Dari proses penjelasan pembelajaran kemampuan membaca permulaan bahwa diketahui pendidik harus memiliki ide yang sangat penting dalam pembelajaran kemampuan membaca permulaan disekolah dasar. Pertama pendidik ini sebagai demonstrator artinya pendidik harus membantu peserta didik dalam proses pembelajaran kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media konkret yang ada di sekolah dasar yang dibuat untuk menjelaskan materi. Kedua pendidik sebagai pengelola yaitu pendidik harus mengatur jalannya pembelajaran kemampuan membaca permulaan sehingga pembelajaran terarah dan sesuai dengan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran membaca permulaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti melakukan penelitian untuk menganalisis bagaimana cara mengatasi dan kendala apa saja dalam pembelajaran kemampuan membaca permulaan SDN Keret Krembung. Dengan ini peneliti mengambil judul “Analisis Kemampuan Membaca Permulan di SDN Keret Krembung.”

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuannya adalah untuk melihat kemampuan membaca siswa kelas II di SDN Pandean. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas ii, teknik pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Dikarenakan dalam penelitian ini pengambilan data melalui kriteria tertentu, yaitu siswa kelas ii yang sudah mampu membaca, membaca sedang dan belum mampu membaca. Data diambil dengan melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi berupa test kemampuan membaca. Observasi dilakukan kepada siswa kelas ii dan wawancara dilakukan kepada siswa kelas ii & guru wali kelas. instrument yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan lembar observasi, lembar wawancara dan lembar dokumentasi.

Subjek penelitian berfungsi sebagai informan yang artinya orang padalatar penelitianyang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, subjek dari penelitian ini adalah pendidik yang mengajar di SDN Keret Krembung dan peserta didik. Peneliti mengambil beberapa sampel responden dalam penelitian ini. Untuk menentukan sample berikut peneliti menggunakan teknik yaitu secara Non Probability Sample (Purposive sampling) yang dimana sampel dipilih sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel mewakili karakteristik yang diinginkan. Sampel tersebut yaitu meliputi pendidik yang mengajar di SDN Keret Krembung yang ada disekolah dasar dan peserta didik dikelas I.

Teknik analisis dalam penelitian kualitatif analisis data dilakuakan sebelum peneliti terjun ke lapangan. Analisis data dimulai sejak peneliti menentukan fokus penelitian sampai dengan pembuatan laporan penelitian selesai. Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,angket dsb. Sehingga dapat dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain. Terdapat empat aktivitas dalam analisis data yang meliputi :

Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam kegiatan penelitian ini. Peneliti mengumpulkan data yang sudah ditentukan pada sub bab teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan kajian teori dan kajian empiris.

Kondensasi Data

Dalam kondensasi data terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan yaitu dengan pemilihan pemfokusan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data dari pengumpulan data yang teah dilakukan. Sehingga peneliti akan lebih mudah dalam merinci apakah ada data yang kurang atau belum dikumpulkan.

Penyajian Data

Dengan penyajian data akan memudahkan apa yang terjadi selama penelitian berlangsung. Dalam penyajian data penelitian kualitatif biasanya menggunakan teks secara naratif. Selain itu dapat juga menggunakan uraian singkat,bagan, dan sejenisnya.

Penarikan Kesimpulan

Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam penelitian, dimana peneliti dapat menemukan fokus penelitian yang sudah dirancang sejak awal penelitian. Ada kalanya kesimpulan yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk menjawab permasalahan. Hal ini sesuai dengan jenis penelitian kualitatif itu sendiri bahwa masalah yang timbul dalam penelitian kualitatif sifatnya masih sementara dan dapat berkembang setelah peneliti terjun ke lapangan.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian kemampuan membaca peserta didik kelas I dilaksanakan di SDN Keret Krembung. Proses penelitian dilakukan pada bulan Agustus. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan. Tahapan tersebut yaitu observasi, wawancara dengan guru, dan wawancara dengan peserta didik.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan membaca peserta didik kelas I menujukkan bahwa subyek 1 sudah mampu membaca dengan lancar oleh karenanya peserta didik sudah mampu memenuhi seluruh aspek kemampuan membaca, subyek 2 belum mampu membaca dengan lancar dikarenakan peserta didik hanya mampu memenuhi sebagian aspek kemampuan membaca.

Hasil wawancara kepada guru kelas I menunjukkan hasil bahwa subyek 1 sudah mampu membaca dengan lancar dikarenakan peserta didik mampu memenuhi seluruh aspek kemampuan membaca, pada subyek 2 guru berpendapat bahwa peserta didik hanya mampu membaca dengan terbata-bata oleh karenanya peserta didik hanya mampu memenuhi beberapa aspek kemampuan membaca.

Kemudian wawancara pada peserta didik kelas I menunjukkan hasil bahwa subyek 1 mampu memenuhi aspek dikarenakan dalam proses belajarnya peserta didik selalu didampingi orangtuanya begitu juga dengan subyek 2 bahwa peserta didik belum mampu membaca dikarenakan peserta didik belajar tidak didampingi oleh orangtuanya. Sementara hasil nilai peserta didik juga menunjukkan hasil subyek 1 dan subyek 2 mendapatkan nilai diatas rata-rata.

Diperoleh data bahwa subyek 1 memiliki kemampuan membaca yang baik, hal tersebut terlihat pada hasil observasi yang melihat bahwa subyek 1 mampu dikategorikan memenuhi standart aspek dalam observasi, Subyek 1 juga menunjukkan sikap yang kooperatif selama pembelajaran berlangsung, selain itu nilai rata-rata Subyek 1 yaitu 91,9 termasuk kedalam kategori sangat baik, dan didukung oleh hasil wawancara guru & peserta didik yang menyatakan pendapat bahwa subyek 1 sudah mampu menguasai segala aspek dalam kemampuan membaca, aspek tersebut didukung oleh pernyataan peserta didik bahwa proses belajarnya dirumah selalu didampingi orangtuanya.

Pada data subyek 2 peserta didik memiliki kemampuan membaca yang tidak baik, hal tersebut terlihat dalam hasil observasi bahwa peserta didik tidak memenuhi aspek secara menyeluruh, peserta didik belum mampu membaca dengan lancar, peserta didik juga belum mampu menghafal huruf secara keseluruhan.Hal tersebut didukung oleh nilai hasil test kemampuan membaca peserta didik dengan rata-rata 64,2 yang menunjukkan nilai rata-rata kemampuan peserta didik dengan kategori cukup, hal tersebut dikarenakan peserta didik tidak memiliki semagat untuk belajar. Maka pada hasil wawancara guru & peserta didik menyatakan bahwa kedua orangtua peserta didik memiliki tingkat kepedulian yang rendah terhadap subyek 2. Pernyataan itu juga diperkuat oleh peserta didik bahwa selama proses pembelajaran dirumah peserta didik tidak didampingi oleh orangtuanya, karena subyek 2 tinggal bersama neneknya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kemampuan membaca permulaan dapat disimpulkan bahwa keefektifan membaca permulaan yang dialami siswa kelas 1 di SDN Keret Krembung Sidoarjo ini mengalami kekurangan keefektifan dalam membaca permulaan yang berbeda-beda antara subyek 1 dan subyek 2. Pada subyek 1 ini sudah mampu dalam membaca namun ketika menjumpai kalimat panjang subyek 1 ini masih kurang memahami dalam membaca contohnya saat menemui kata gabungan di dalam tema. Pada subyek 2 ini masih terlihat jelas bahwa subyek 2 ini banyak sekali mengalami kekurangan ketika membaca, contohnya pada subyek 2 ini ketika membaca masih terbata-bata dalam membacanya, mengalami kekurangan ketika menemui huruf yang bentuknya hampir sama, ketika menjumpai kalimat panjang masih mengalami kekurangan dalam membacanya.

Jadi kesimpulan dan penelitian jenis kemampuan membaca permulaan yang dihadapi siswa kelas 1 SDN Keret Krembung ini yaitu (1) sudah mengenal huruf abjad, (2) memiliki kekurangan dalam membaca seperti terbata-bata, (3) kurang memperhatikan tanda baca, (4) masih kurang menguasai kata gabungan seperti “prapen”.

References

  1. B. d. Bryant, "Metode Fonik Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Bahasa Inggris Anak Usia Dini," Jurnal , p. 26, 2019.
  2. Anderson, "Penerapan Media Aplikasi Education Games Berbasis Budaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak di Taman Kanak-Kanak," Jurnal, p. 483, 2017.
  3. D. Z. d. Budiasih, "Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Cooperat ive Learning di Kelas I I SDN Inpr es Sidoharjo Kecamatan Moi long Kabupaten Banggai," Jurnal, p. 202, 2016.
  4. d. Kartono, "Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Suku Kata," Dengan Model Pembelajaran Scramble Di Kelas I SD Negeri 16 Juli, p. 58, 2019.
  5. Abidin, "Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Strategi Question Answer Relationships (QAR) Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar," Jurnal Aan , p. 162, 2016.
  6. Sudiana, "Pengembangan Media Big Book Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan di Kelas 1 Sekolah Dasar," 2019, p. 2560.
  7. Tampubolon, "Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Dan Kemampuan Berpikir Analitik Dengan Metode Gist (Generating Interaction Schemata And Text) Melalui Pendekatan Saintifik," 2016, p. 141.
  8. Wulan, "Analisis Kemampuan Membaca Siswa Kelas II C Sekolah Dasar Negeri Gisikdrono 02 Semarang," p. 70, 2020.
  9. Slamet, Keefektifan Metode Eja Dan Metode SAS Berdasarkan Minat Belajar dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Dan Menulis Permulaan Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar, 2016 : 178.
  10. S. Akhadiah, Study Deskeiptif Proses Membaca Permulaan Anak Usia Dini, Adharina Dian Pertiwi, 2016 : 761.